Anda di halaman 1dari 24

PEDOMAN PELAKSANAAN

PENGEMBANGAN BUDIDAYA KELINCI


TAHUN 2016

DIREKTORAT PERBIBITAN DAN PRODUKSI TERNAK


DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2016
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan peternakan merupakan bagian dari suatu totalitas kinerja
agribisnis, khususnya subsistem usaha tani ternak dengan keluaran berupa
produksi primer ternak.
Pengembangan ketahanan pangan dalam arti luas harus terus diperkokoh,
bukan saja pada swasembada beras, namun juga penyediaan protein asal
hewan sebagai salah satu unsur penting bagi peningkatan kualitas
sumberdaya manusia.

Guna mendukung penyediaan protein hewani, ternak kelinci merupakan


salah satu alternatif penyedia daging namun sampai saat ini masih
menemui banyak kendala, karena daging dari ternak ini belum populer dan
belum diterima oleh sebagian masyarakat. Disamping itu dalam
pengembangan budidaya kelinci di lapangan permasalahan yang terjadi
adalah tidak tersedianya bibit yang berkualitas, kurangnya suplai untuk bibit
terutama untuk kelinci pedaging, pemeliharaan masih bersifat individu,
pengetahuan teknologi produksi dan pemasaran kurang memadai.
Peran para pelaku yang meliputi Peneliti, Akademisi, Peternak/Swasta dan
Pemerintah harus lebih bersinergi bersatu padu mencari solusi dan jalan
keluar untuk mengatasi segala permasalahan. usaha promosi, telah
beberapa kali diadakan seperti pameran, workshop, rabbit show dan lain-
lain, tetapi masih belum banyak kemajuan.
Guna mendorong pengembangan usaha budidaya kelinci, Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan pada tahun 2016 memfasilitasi
kegiatan Pengembangan Usaha Budidaya Kelinci pada Kelompok Peternak
dengan menggunakan alokasi anggaran APBN Dekonsentrasi Tugas
Pembantuan (TP) Provinsi dan TP Kab/Kota melalui akun Belanja Barang.

Dalam rangka mendukung kegiatan Pengembangan Usaha Budidaya


Kelinci karena ternak kelinci punya banyak keunggulan yaitu kelinci
merupakan ternak yang tumbuh dan ber reproduksi cepat (bersifat prolific),
produknya dapat meningkatkan nilai tambah dengan adanya pengolahan
hasil dan kandungan gizi yang rendah kolesterol dan tinggi protein.
Keunggulan tersebut pada sisi lain dapat meningkatkan pendapatan dan
menyerap tenaga kerja di pedesaan.

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016 -1-


Selanjutnya, dalam upaya memfasilitasi pelaksanaan kegiatan
pengembangan budidaya aneka ternak khususnya pengembangan usaha
budidaya kelinci, Direktorat Budidaya Ternak, Ditjen PKH pada tahun 2016
menyusun Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Usaha Budidaya Kelinci.

B. Maksud, Tujuan dan Sasaran

1. Maksud
Maksud penyusunan Pedoman Pelaksanaan Pengembangan
Budidaya Kelinci adalah untuk menyediakan acuan yang dapat
dijadikan pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan baik di
Pusat & daerah (Dinas yang membidangi fungsi Peternakan &
Kesehatan Hewan di Provinsi dan Kab/Kota) serta kelompok
terpilih dalam melaksanakan kegiatan Pengembangan Budidaya
Kelinci.

2. Tujuan

Tujuan penyusunan Pedoman Pelaksanaan Pengembangan


Budidaya Kelinci adalah untuk mendukung kelancara n dan
kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan Pengembangan
Budidaya Kelinci

3. Sasaran

a. Meningkatnya populasi dan produksi ternak kelinci;


b. Meningkatnya kemampuan kelompok peternak secara
manajerial dan teknis dalam mengembangkan usaha
kelompoknya;
c. Meningkatnya kemandirian dan kerjasama kelompok .

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci ini


meliputi: Pelaksanaan Kegiatan, Pengadaan Sarana Produksi, Manajemen
Pengembangan Budidaya Kelinci, Organisasi Pelaksana, Indikator
Keberhasilan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan.

-2- Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016


D. Dasar Pelaksanaan Kegiatan D. Dasar Pelaksanaan Kegiatan

1. Renstra Direktorat Jenderal Peternakan


1. Renstra
dan Kesehatan
DirektoratHewan
Jenderal
Tahun
Peternakan dan
D. Dasar Pelaksanaan Kegiatan
2015 – 2019. 2015 – 2019.
2.
1. Peraturan Presiden Jenderal
Renstra Direktorat no. 54 tahun 2010 2.
jis Peraturan
Peternakan Presiden
dan Kesehatan no. 70
Hewan 54Tahun
tahun 2010 jis Pera
2015 tentang
2012 – 2019. pengadaan barang dan jasa2012
pemerintah
tentang pengadaan barang dan jasa pem
2.
3. Peraturan Presiden
Daftar Isian no. 54 tahun
Pelaksanaan 2010 3.
Anggaran jis Peraturan
Satuan
DaftarKerjaPresiden
Isian no. Jenderal
Direktorat
Pelaksanaan70 tahun
Anggaran Satuan
Peternakan
2012 tentangKementerian Pertanian
pengadaan barang danTahun
jasaPeternakan
2016.
pemerintahKementerian Pertanian Tahun 201
3. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Direktorat Jenderal
E. Pengertian E. Pengertian
Peternakan Kementerian Pertanian Tahun 2016.
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:
E. Pengertian
1. Ternak adalah hewan peliharaan1.yang
Dalam pedoman ini yang dimaksud dengan:
Ternak
produknya
adalah diperuntukan
hewan peliharaan yang
sebagai penghasil pangan, bahan baku sebagai
industri,
penghasil
jasa, dan/atau
pangan, bahan baku
hasil ikutannya yang terkait dengan pertanian.
hasil ikutannya
1. Ternak adalah hewan peliharaan yang produknya diperuntukan yang terkait dengan perta
2. Peternak adalah perorangan warga
2. Peternak
negara adalah
sebagai penghasil pangan, bahan baku industri, jasa, dan/atau Indonesia perorangan
atau warga
korporasi yang melakukan usaha peternakan korporasi yang melakukan usaha peterna
hasil ikutannya yang terkait dengan pertanian.
3.
2. Peternakan
Peternak adalahadalah perorangan
segala urusanwarga3.yang
Peternakan
berkaitan
negara adalah
dengan
Indonesia segala
sumber
atauurusan yang b
daya fisik, benih, bibit dan/atau bakalan,
korporasi yang melakukan usaha peternakan daya pakan,
fisik, benih,
alat dan
bibit
mesin
dan/atau bakalan
peternakan, budidaya ternak, panen,peternakan, pascapanen, budidaya
pengolahan,
ternak, panen, p
3. Peternakan adalah segala urusan yang berkaitan dengan sumber
pemasaran, dan pengusahaannya.
daya fisik, benih, bibit dan/atau bakalan, pemasaran,
pakan, dan alat pengusahaannya.
dan mesin
4. Pakan adalah bahan tunggal atau
4. campuran
Pakan adalah
peternakan, budidaya ternak, panen, pascapanen, pengolahan, baik bahan
yang diolah
tunggal atau cam
maupun yang tidak diolah yang diberikan maupun kepada
yang tidak
hewandiolah
untuk yang diberik
pemasaran, dan pengusahaannya.
kelangsungan hidup berproduksi dan berkembang
kelangsungan
4. Pakan adalah bahan tunggal atau campuran baik yang diolah biak.
hidup berproduksi dan ber
5. Kelompok Usaha adalah kumpulan
5. Kelompok
beberapa
maupun yang tidak diolah yang diberikan kepada hewan untuk Usahaorang adalah
yang kumpulan
mempunyai usaha sejenis untuk mencapai mempunyai
tujuan yang
usahasama.
sejenis untuk mencap
kelangsungan hidup berproduksi dan berkembang biak.
6.
5. Pemberdayaan
Kelompok Usahaadalah adalahsuatu 6.proses
kumpulan Pemberdayaan
dimana orang
beberapa masyarakat,
adalahyang suatu prose
khususnya mereka yang kurang khususnya
memiliki
mempunyai usaha sejenis untuk mencapai tujuan yang sama. akses
mereka kepada
yang kurang m
sumberdaya pembangunan, didorong sumberdaya
untuk menjadi pembangunan,
mandiri didorong
6. Pemberdayaan adalah suatu proses dimana masyarakat,
melalui
khususnya usaha-usaha
mereka yang yangdilakukan
kurang melalui
sendiri
memilikidengan
usaha-usaha
akses potensiyang
kepadadandilakukan se
kemampuan sendiri
sumberdaya dan difasilitasi
pembangunan, pihak
didorongkemampuan
luar untuk
untuk sendiri
menjadimenciptakan
dan
mandiridifasilitasi pihak
kondisi yang kondusif. kondisi yang kondusif.
melalui usaha-usaha yang dilakukan sendiri dengan potensi dan
7. kemampuan
Pendampingan adalah
sendiri dansalah satu
7. pihak
difasilitasi bentuk
Pendampingan
luarfasilitasi adalah
Pemerintah
untuk menciptakan salah satu ben
atau pihak lain kepada
kondisi yang kondusif. masyarakat atau
dalam pihak
menjalankan
lain kepadausahamasyarakat da
budidaya yang lebih baik (better farming) budidayauntuk yang meningkatkan
lebih baik (better farm
7. Pendampingan adalah salah satu bentuk fasilitasi Pemerintah
taraf kehidupannya (better living). taraf
atau pihak lain kepada masyarakat dalam menjalankan kehidupannya (better
usaha living).
budidaya yang lebih baik (better farming) untuk meningkatkan
taraf kehidupannya (better living).
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016 -3-
8. Dinas Provinsi adalah Dinas Yang Membidangi Fungsi
8. Peternakan & Kesehatan
Dinas Provinsi adalahHewanDinasdi Provinsi.
Yang Membidangi Fungsi
9. Dinas Kab/Kota adalah
Peternakan & Kesehatan Hewan Dinas Yang Membidangi Fungsi
di Provinsi.
9. Peternakan & Kesehatan
Dinas Kab/Kota adalahHewanDinasdi Kab/Kota.
Yang Membidangi Fungsi
10. Tim Pusat &adalah
Peternakan tim yang
Kesehatan Hewanberasal dari Direktorat Jenderal
di Kab/Kota.
10. Tim Pusat adalah tim yang berasal dari di
Peternakan dan Kesehatan Hewan yang tugaskan
Direktorat dalam
Jenderal
kegiatan berdasdarkan
Peternakan dan Kesehatan surat keputusan
Hewan yang diDirektur
tugaskanJenderal
dalam
Peternakan/Direktur
Peternakan
kegiatan berdasdarkanBudidaya
dan Kesehatan Ternak
Hewan
surat / Direktur
keputusan Perbibitan
Direktur dan
Jenderal
11. Produksi
Tim Pembina adalah
Ternak.
Peternakan/Direktur tim yang berasal
Budidaya Ternak dari Dinas Provinsi yang di
tugaskan dalam kegiatan berdasarkan surat keputusan
11. Tim Pembina adalah tim yang berasal dari Dinas Provinsi yang di Kepala
Dinas
tugaskanYang Membidangi
dalam kegiatanFungsi Peternakan
berdasarkan surat& Keswan
keputusan di Provinsi
Kepala
12. Tim Teknis adalah tim yang berasal dari Dinas Kabupaten/kota
Dinas Yang Membidangi Fungsi Peternakan & Keswan di Provinsi
12. yang di tugaskan
Tim Teknis adalahdalam
tim yangkegiatan
berasalberdasarkan
dari Dinas surat keputusan
Kabupaten/kota
Kepala
yang di Dinas Yangdalam
tugaskan Membidangi
kegiatanFungsi Peternakan
berdasarkan surat& Keswan
keputusan di
Kab./Kota.
Kepala Dinas Yang Membidangi Fungsi Peternakan & Keswan di
13. Kab./Kota.
Kelompok Sasaran adalah kelompok yang telah ada dan
13. menjalankan
Kelompok Sasaranusaha agribisnis dan/atau ketahan
adalah kelompok panganada
yang telah dengan
dan
prioritas
menjalankanpadausaha
kelompok yangdan/atau
agribisnis memilikiketahan
kendalapangan
modal dengan
karena
terbatasnya
prioritas padaakses terhadap
kelompok yangsumber
memilikipermodalan
kendala modal antara lain
karena
kelompok ternak/tani, gabungan kelompok ternak/tani,
terbatasnya akses terhadap sumber permodalan antara lain koperasi
yang bergerak
kelompok di bidanggabungan
ternak/tani, peternakan/pertanian.
kelompok ternak/tani, koperasi
14. Petani Sasarandisebagai
yang bergerak penerima dana penguatan usaha adalah
bidang peternakan/pertanian.
14. Anggota kelompok
Petani Sasaran sebagai sasaran
penerimayang
danaditetapkan
penguatandengan Surat
usaha adalah
Keputusan
Anggota Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dari
kelompok sasaran yang ditetapkan dengan Surat Dinas Yang
Membidangi
Keputusan Kuasa Fungsi Peternakan
Pengguna & Keswan
Anggaran (KPA) di dariProvinsi
Dinas Yangatau
Kab/Kota.
Membidangi Fungsi Peternakan & Keswan di Provinsi atau
15. Biosekuriti
Kab/Kota. adalah semua tindakan yang merupakan pertahanan
15. pertama
Biosekuritiuntuk
adalahpengendalian
semua tindakan wabah
yang yang dilakukan
merupakan untuk
pertahanan
mencegah
pertama untuk semua kemungkinan
pengendalian wabah kontak/penularan
yang dilakukandengan untuk
peternakan tertular dan penyebaran penyakit;
mencegah semua kemungkinan kontak/penularan dengan
16. Pengendalian dan Penanggulangan
peternakan tertular Zoonosis adalah serangkaian
dan penyebaran penyakit;
16. upaya yang meliputi
Pengendalian penetapan Zoonosis
dan Penanggulangan Zoonosis prioritas, manajemen
adalah serangkaian
risiko, kesiagaan darurat, Pemberantasan
upaya yang meliputi penetapan Zoonosis prioritas, manajemenZoonosis, dan
partisipasi masyarakat dengan memperhatikan
risiko, kesiagaan darurat, Pemberantasan Zoonosis, dan kesehatan
lingkungan
partisipasi dan Kesejahteraan
masyarakat Hewan.
dengan memperhatikan kesehatan
lingkungan dan Kesejahteraan Hewan.

-4- Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016


BAB II
PELAKSANAAN KEGIAT AN

A. Persiapan
Untuk mengoptimalkan kegiatan pengembangan budidaya kelinci diperlukan
persiapan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota sebagai berikut :

1. Perencanaan Operasional
Kegiatan operasional pengembagan budidaya kelinci tahun 2016
dituangkan dalam pedoman pelaksanaan yang disusun oleh tim pusat
yang ditandatangani oleh Dirjen PKH sedangkan petunjuk
pelaksanaan atau juklak disusun oleh tim pembina provinsi &
petunjuk teknis disusun oleh tim teknis kabupaten/kota yang
ditandatangani oleh Kepala Dinas yang membidangi Fungsi
Peternakan & Keswan Provinsi dan Kab/Kota dengan mengacu pada
pedoman pelaksanaan. Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini
dituangkan lebih lanjut didalam petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan
petunjuk teknis (Juknis) dengan memperhatikan potensi dan kondisi
masing-masing wilayah.

2. Sosialisasi Kegiatan
Kegiatan sosialisasi dilakukan oleh Tim pembina di tingkat Pusat,
Provinsi, Kabupaten/Kota kepada kelompok yang menjadi sasaran
dan stakeholder dilaksanakan baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Sosialisasi secara langsung dilaksanakan melalui
koordinasi dan pembinaan dalam rangka memberikan pemahaman
yang sama yang dilakukan dari Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota dan berjenjang sampai tingkat lapangan secara
intensif sedangkan Sosialisasi secara tidak langsung dilaksanakan
melalui bahan publikasi (Leafled, Brosur dll).
Sosialisasi ini diharapkan terjadi peningkatan pemanfaatan tentang
tugas, fungsi, hak dan kewajiban masing-masing termasuk sanksi
bagi pihak yang melanggar ketentuan dan aturan yang berlaku.

3. Kriteria Lokasi
a. Kondisi agroekosistem, sesuai untuk pengembangan ternak kelinci;
b. Tidak bertentangan dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) daerah yang bersangkutan;
c. Merupakan lokasi yang diarahkan untuk pengembangan sentra
produksi ternak kelinci;
d. Mempunyai potensi daya dukung pakan lokal;
e. Mempunyai potensi untuk dikembangkan, dilihat dari aspek teknis,
sosial dan ekonomi masyarakat setempat .
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016 -5-
4. Kriteria Kelompok
a. Mempunyai struktur organisasi yang jelas (Identitas kelompok,
pengurus dan anggota) yang dikukuhkan minimal oleh kepala desa;
b. Pengurus dan anggota kelompok berprofesi sebagai petani peternak;
c. Beranggotakan minimal 10 orang.
d. Kelompok telah mengajuan proposal dan direkomendasikan oleh
Dinas yang membidangi fungsi peternakan di tingkat Kabupaten/Kota
e. Tidak mendapatkan penguatan modal atau fasilitas lain dari
pemerintah pada tahun yang sama kecuali kegiatan yang
diprogramkan secara terpadu dan diprioritaskan kepada kelompok
yang dinilai baik pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan tahun
sebelumnya.
f. Kelompok telah mengembangkan usaha budidaya kelinci yang
memiliki sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia
(SDM) untuk pengembangan budidaya kelinci.
g. Mempunyai lahan/sarana untuk pengembangan usaha budidaya
kelinci sesuai dengan kriteria lokasi;
h. Kandang yang digunakan untuk usaha budidaya kelinci dalam bentuk
koloni atau individu.

B. Pelaksanaan
1. Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Budidaya Kelinci tahun anggaran
2016 adalah sebagai berikut:

Tabel -1: Jadwal pelaksanaan kegiatan

BULAN

NO KEGIATAN J F M A M J J A S O N D

1 Persiapan

2 Koordinasi dan Sosialisai

3 Pelaksanaan CP/CL

4 Penetapan Kelompok
Terpilih
5 Pengadaan Barang

6 Monitoring, Pembinaan dan


Pendampingan
7 Pelaporan

-6- Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016

6
2. Seleksi, Verifikasi dan Penetapan Kelompok
Kelompok Tani Ternak yang mengajukan proposal dan mendapat
rekomendasi dari kepala dinas kabupaten/kota dan memenuhi persyaratan
lokasi dan kelompok dapat diproses untuk mengikuti seleksi lebih lanjut.

Tahap penetapan kelompok yang difasilitasi dari APBN tahun 2016 melalui
dana dekonsentrasi/TP Provinsi dan TP Kabupaten/Kota sebagai berikut :

a. Dana Dekonsentrasi/TP Provinsi

1) Berdasarkan proposal yang sudah diusulkan dalam e-proposal


selanjutnya dilakukan seleksi CP/CL oleh tim teknis
Kabupaten/Kota.
2) Hasil seleksi tim teknis Kabupaten/Kota diusulkan oleh kepala
dinas Kabupaten/Kota ke dinas Provinsi sebagai calon kelompok
pelaksana kegiatan pengembangan budidaya kelinci
3) Berdasarkan usulan dari Kabupaten/Kota selanjutnya dinas provinsi
melakukan penilaian dan verifikasi oleh tim pembina.
4) Hasil verifikasi oleh tim pembina selanjutnya diusulkan kepada
Kepala Dinas Provinsi sebagai bahan pertimbangan penetapan
kelompok pelaksana kegiatan.
5) Penetapan kelompok dilakukan oleh kepala dinas Provinsi dalam
bentuk Surat Keputusan.

b. Dana TP Kabupaten/Kota

1) Berdasarkan proposal yang sudah diusulkan dalam e-proposal


selanjutnya dilakukan seleksi CP/CL oleh tim teknis
Kabupaten/Kota.
2) Hasil seleksi tim teknis Kabupaten/Kota diusulkan kepada kepala
dinas Kabupaten/Kota sebagai bahan pertimbangan penetapan
kelompok pelaksana kegiatan pengembangan budidaya kelinci.
3) Penetapan kelompok dilakukan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota
dalam bentuk Surat Keputusan.

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016 -7-


BAB III
PENGADAAN SARANA PRODUKSI
BAB III
PENGADAAN SARANA PRODUKSI

Pada tahun 2016 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan


mengalokasikan kegiatan melalui APBN untuk pengembangan budidaya kelinci.
Pada tahun 2016 Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Anggaran Tersebut dialokasikan melalui dana dekonsentrasi/tugas pembantuan (TP)
mengalokasikan kegiatan melalui APBN untuk pengembangan budidaya kelinci.
di dinas yang melaksanakan fungsi peternakan dan kesehatan hewan ditingkat
Anggaran Tersebut dialokasikan melalui dana dekonsentrasi/tugas pembantuan (TP)
Provinsi/Kabupaten/Kota.
di dinas yang melaksanakan fungsi peternakan dan kesehatan hewan ditingkat
Provinsi/Kabupaten/Kota.
A. Sarana Produksi Pengembangan Budi Daya Kelinci

A. Sarana Produksi
Dalam rangkaPengembangan
pengembanganBudi Dayabudidaya
usaha Kelinci ternak kelinci, Ditjen PKH
mengalokasikan anggaran melalui dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
Dalam rangka pengembangan usaha budidaya ternak kelinci, Ditjen PKH
Anggaran tersebut digunakan untuk penyediaan agroinput dan sarana
mengalokasikan anggaran melalui dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
pendukung pengembangan budidaya ternak kelinci. Untuk alokasi anggaran
Anggaran tersebut digunakan untuk penyediaan agroinput dan sarana
dalam bentuk paket kegiatan (kelompok) pemanfaatan dana tersebut sesuai
pendukung pengembangan budidaya ternak kelinci. Untuk alokasi anggaran
dengan tabel berikut :
dalam bentuk paket kegiatan (kelompok) pemanfaatan dana tersebut sesuai
Tabel
dengan – 2.berikut
tabel Proporsi
: penggunaan dana pengembangan budi daya ternak kelinci

Tabel – 2. Proporsi penggunaan dana pengembangan budi daya ternak kelinci

No. Komponen Kegiatan Proporsi (%)

No. 1 2
Komponen Kegiatan 3 )
Proporsi (%
1 Pengadaan Bibit Indukan 35,9
1 2 3
2 Pengadaan Kandang 35,9 24,5
1 Pengadaan Bibit Indukan
3 Pengadaan Pakan Konsentrat 24,5 9,8
2 Pengadaan Kandang
4 Peralatan Pengolah pakan 9,8 16,3
3 Pengadaan Pakan Konsentrat
5 Peralatan kandang 16,3 13,6
4 Peralatan Pengolah pakan
TOTAL 100,0
13,6
5 Peralatan kandang
T O TA L 100,0
Sedangkan untuk alokasi anggaran yang sudah dirinci dalam POK untuk
pengadaan agroinput dan sarana pendukung, maka pengadaannya harus sesuai
dengan POK tersebut.

-8- Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016


B. Proses Pengadaan
8
Proses pengadaan sarana produksi dilakukan melalui proses lelang sesuai
dengan POK tersebut.

B. Proses Pengadaan
B. Proses Pengadaan
Proses pengadaan sarana produksi dilakukan melalui proses lelang sesuai
dengan Peraturan
Proses pengadaanPresiden Nomor 54dilakukan
sarana produksi Tahun 2010 juncto
melalui Peraturan
proses lelangPresiden
sesuai
Nomor 70
dengan tahun 2012
Peraturan tentangNomor
Presiden Pengadaan Barang
54 Tahun danjuncto
2010 Jasa. Peraturan Presiden
Nomor 70 tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa., juncto Peraturan
Presiden Nomor 4 tahun 2015

C. Serah Terima/Distribusi Sapronak


B.
B. Serah Terima/Distribusi Sapronak
Pemberdayaan terhadap kelompok peternak terpilih dilakukan melalui fasilitasi
dalam bentuk natura/barang
Pemberdayaan (sarana
terhadap kelompok produksi
peternak peternakan)
terpilih dilakukanyang diserahkan
melalui fasilitasi
dalam
kepada bentuk natura/barang
kelompok (saranadikembangkan.
untuk selanjutnya produksi peternakan) yang diserahkan
Sarana produksi sebelum
diserahkan
kepada kepadauntuk
kelompok kelompok harus sudah
selanjutnya diterima oleh
dikembangkan. tim produksi
Sarana penerimasebelum
barang
sesuai dengan
diserahkan spesifikasi
kepada kelompok yang dibuktikan
harus dalam Berita
sudah diterima Acara
oleh tim Serah Terima
penerima barang
sesuai
(BAST).dengan spesifikasi yang dibuktikan dalam Berita Acara Serah Terima
(BAST).
Penyerahan barang dalam rangka pengembangan ternak kelinci dilakukan oleh
Pejabat Pembuat
Penyerahan barangKomitmen (PPK)
dalam rangka atas nama pemerintah
pengembangan kepada
ternak kelinci kelompok
dilakukan oleh
Pejabat
peternak Pembuat Komitmen
terpilih sebagai (PPK) atas
pelaksana namayang
kegiatan pemerintah kepada
dituangkan kelompok
dalam bentuk
Surat Perjanjian
peternak terpilih Kerjasama (SPK). Dikegiatan
sebagai pelaksana dalam SPK
yang didituangkan
jelaskan tentang : para
dalam bentuk
pihak yang
Surat melakukan
Perjanjian perjanjian,
Kerjasama (SPK).waktu dan tempat,
Di dalam SPK dasar pelaksanaan,
di jelaskan tentang lingkup
: para
pekerjaan,
pihak pelaksanaan
yang melakukan kegiatan,waktu
perjanjian, jumlah
dan dan jenis
tempat, barang,
dasar pengembangan
pelaksanaan, lingkup
pekerjaan, pelaksanaan
usaha, sanksi, perselisihan, force major,
kegiatan, jumlahdandan jenis barang, pengembangan
lain-lain.
usaha,
Setelahsanksi, perselisihan,
penyerahan force major,
barang/sarana dan lain-lain.
produksi peternakan, dalam waktu sesegera
mungkinpenyerahan
Setelah atau selambat-lambatnya
barang/sarana 6produksi
(enam) peternakan,
bulan sejak dalam
BAST harus
waktu dilakukan
sesegera
mungkin atau dari
penghibahan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak
Dinas Provinsi/Kabupaten/Kota kepadaBAST harus dilakukan
kelompok penerima
bantuan. Mekanisme
penghibahan penyerahan
dari Dinas BMN kepada pemda/masyarakat
Provinsi/Kabupaten/Kota (526)
kepada kelompok diatur
penerima
dalam Peraturan
bantuan. MekanismeMenteri Keuangan
penyerahan Nomor
BMN kepada 248/PMK.07/2010
pemda/masyarakat (526)tentang
diatur
dalam Peraturan
perubahan MenteriMenteri
atas Peraturan Keuangan Nomor
Keuangan Nomor248/PMK.07/2010
156/PMK.07/2008 tentang
Pedoman Pengelolaan
perubahan Dana
atas Peraturan Dekonsentrasi
Menteri Keuangandan Tugas
Nomor Pembantuan serta
156/PMK.07/2008 Surat
tentang
Kepala Biro
Pedoman Keuangan
Pengelolaan danDekonsentrasi
Dana PerlengkapandanKementerian Pertanian
Tugas Pembantuan sertaNomor
Surat
3042/TU.220/A4/11/2012 tentang
Kepala Biro Keuangan dan Tata Cara Kementerian
Perlengkapan Penatausahaan BarangNomor
Pertanian yang
diperoleh dari mata anggaran kegiatan9 5261.
9

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016 -9-


BAB IV

MANAJEMEN PENGEMBANGAN BUDIDAYA KELINCI

Pengembangan budidaya kelinci yang dilaksanakan oleh kelompok-kelompok


peternak diarahkan untuk menjadi unit usaha dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan peternak, disamping menumbuhkan dan memperkuat sentra-sentra
kelinci. Sejalan dengan tujuan kegiatan pengembangan budidaya kelinci dilakukan
dalam bentuk usaha budidaya yang produktif seperti pembesaran untuk
menghasilkan produksi daging. Disamping itu kelompok juga harus mulai
mempersiapkan sumber input khususnya ternak yaitu dengan melakukan
pengembangbiakan kelinci yang berkualitas seperti kelinci Flamish Giant, New
Zealand, Rex, Sati, Dutch dll.
Untuk mendukung kegiatan tersebut diatas perlu difasilitasi berupa pengadaan
ternak bibit atau pengadaan anakan lepas sapih untuk pembesaran, pengadaan
peralatan kandang, pakan, obat-obatan, bahan dan peralatan biosekuriti.
Usaha pengembangbiakan dalam rangka meningkatkan populasi ternak milik
kelompok dan menjadikan kelompok mandiri dari ketergantungan kepada pihak lain
dalam pengadaan ternak disamping itu kegiatan ini nantinya akan menghasilkan
replacement stock ternak kelinci unggul.
Agar usaha budidaya kelinci yang dilaksanakan oleh kelompok dapat berjalan
dengan lancar serta terbangunnya dinamika kelompok perlu diatur proporsi usaha
budidaya pengembangbiakan dan usaha produktif. Besaran proporsi usaha budidaya
pengembangbiakan dan usaha produktif dapat diatur dan disepakati dalam
mekanisme kelompok.

Manajemen pengembangan budidaya kelinci terdiri dari :


A. Penentuan Bibit
Bibit ternak harus sesuai dengan standar atau persyaratan teknis minimal, dan
bebas dari penyakit menular, sebagai berikut:
1. Persyaratan Umum
a. Sehat, bebas penyakit menular dan cacat fisik seperti cacat mata
(kebutaan), kaki (pincang atau lumpuh), gigi dan kuku abnormal serta
tidak terdapat kelainan tulang punggung atau cacat tubuh lainnya;
b. Kelinci betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal ambing,
sifat kanibal, gejala kemandulan dan mempunyai puting susu berjumlah
minimal 8 (delapan) buah;
c. Kelinci jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak menderita cacat
pada alat kelaminnya dan mempunyai libido yang tinggi;
- 10 - Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016
d. Mempunyai catatan silsilah.
b. Kelinci betina harus bebas dari cacat alat reproduksi, abnormal ambing,
sifat kanibal, gejala kemandulan dan mempunyai puting susu berjumlah
minimal 8 (delapan) buah;
c. Kelinci jantan harus siap sebagai pejantan serta tidak menderita cacat
pada alat kelaminnya dan mempunyai libido yang tinggi;
d. Mempunyai catatan silsilah.

2. Persyaratan Khusus
11
Persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk beberapa rumpun kelinci
adalah sebagai berikut:
a. Penghasil wool, dengan menggunakan kelinci penghasil wool
(Anggora);
b. Penghasil daging, dengan menggunakan kelinci penghasil daging
(New Zealand White, Californian, Flemish Giant);

c. Penghasil kulit rambut, dengan menggunakan kelinci penghasil kulit


rambut (Satin, Rex dan Reza).

B. Pakan

1. Pakan kelinci berupa hijauan dan konsentrat harus terjamin jumlah dan
mutunya;
2. Sisa pakan yang telah digunakan, dilarang digunakan kembali untuk
pencegahan penyebaran penyakit.

C. Tatalaksana Kandang

1. Jenis Kandang

Jenis kandang yang digunakan dalam budidaya kelinci, antara lain:


a. kandang postal digunakan untuk anak dan diletakkan di dalam
ruangan;
b. kandang sistem battery untuk 1 (satu) ekor dengan konstruksi
battery;
c. (berjajar), tier battery (bertingkat) dan piramida battery (susun
piramid);
d. kandang kotak digunakan untuk induk beranak dan anak yang
baru lahir.
- 11 -
2. Daya tampung disesuaikan dengan tipe dan umur kelinci,
2. Daya tampung
dianjurkan sebagaidisesuaikan
berikut: dengan tipe dan umur kelinci,
2. Daya tampung
dianjurkan sebagaidisesuaikan
berikut: dengan tipe dan umur kelinci,
Tabel - 3. Ukuran
dianjurkan sebagaikandang
berikut: sangkar (panjang x lebar x tinggi) cm
Tabel - 3. Ukuran kandang sangkar (panjang x lebar x tinggi) cm
Umurx kelinci
Tabel - 3. Ukuran kandang sangkar (panjang lebar x tinggi) cm
Umur kelinci
Tipe kelinci Anak
Umur kelinci Dara
Tipe kelinci Pejantan Induk Anak Dara
Tipe kelinci Pejantan Induk (6-12
Anakmgg) (12-24
Daramgg)
Pejantan Induk (6-12 mgg) (12-24 mgg)
Jumlah/kandang individu individu 5-6 ekor/klp
(6-12 mgg) Individumgg)
(12-24
Jumlah/kandang individu individu 5-6 ekor/klp Individu
Ringan (<2.5 kg)
Jumlah/kandang 75x60x40
individu 75x60x40
individu 75x60x40
5-6 ekor/klp 75x35x40
Individu
Ringan (<2.5 kg) 75x60x40 75x60x40 75x60x40 75x35x40
Sedang(<2.5
Ringan (2.5-4.5
kg) kg) 80x75x45
75x60x40 80x75x45
75x60x40 80x75x45
75x60x40 75x50x40
75x35x40
Sedang (2.5-4.5 kg) 80x75x45 80x75x45 80x75x45 75x50x40
Berat
Sedang(>4.5 kg) kg)
(2.5-4.5 90x80x50
80x75x45 90x80x50 90x80x50
80x75x45 80x75x45 80x60x50
75x50x40
Berat (>4.5 kg) 90x80x50 90x80x50 90x80x50 80x60x50
Berat (>4.5 kg) 90x80x50 90x80x50 90x80x50 80x60x50

D. Kesehatan Hewan
D. Kesehatan Hewan
D. Kesehatan Hewan
1. Penyakit Kelinci
1. Penyakit Kelinci
1. Usaha
Penyakitbudidaya
Kelinci kelinci harus bebas dari penyakit hewan: Kudis
Usaha budidaya kelinci
(Mange)/Scabies, harus bebas
koksidiosis, dari penyakit
conjunctivitis hewan: mata),
(radang Kudis
Usaha budidayamencret/diare,
(Mange)/Scabies,
pilek/influenza, kelinci harus bebas
koksidiosis, dari penyakit
conjunctivitis
radang paru-paru, hewan:
(radang
berak darah, Kudis
mata),
(Mange)/Scabies,
pilek/influenza,
cacingan, kapang, koksidiosis,
mencret/diare,
Dermatofita (ring conjunctivitis
radangworm),paru-paru, (radang
berak Mucoid
Pasteurellosis, mata),
darah,
pilek/influenza,
cacingan,
enteristis, kapang,
Tyzzer,mencret/diare,
Dermatofita radang
(ring
Sifilis, Mastitis worm),
(radang paru-paru,
ambing), berak
Pasteurellosis, darah,
Mucoid
dan penyakit
cacingan,
enteristis, kapang,
hewan lainnyaTyzzer, Dermatofita
Sifilis,
sesuai (ring
Mastitis
dengan worm), Pasteurellosis,
(radangperundang-undangan
peraturan ambing), dan penyakit Mucoid di
enteristis,
hewan Tyzzer,
lainnya
bidang kesehatan Sifilis,
sesuai
hewan. Mastitis
dengan (radangperundang-undangan
peraturan ambing), dan penyakit di
hewan lainnya sesuai
bidang kesehatan hewan. dengan peraturan perundang-undangan di
2. Pengamanan
bidang kesehatanterhadap
hewan.kemungkinan penularan penyakit
2. Pengamanan terhadap kemungkinan penularan penyakit
2. a. setiap ternak
Pengamanan yangkemungkinan
terhadap masuk dari luar wilayahpenyakit
penularan (dalam negeri/luar
a. setiap
negeri)ternak yangusaha
ke dalam masukbudidaya
dari luar harus
wilayahbebas
(dalam negeri/luar
dari penyakit
a. hewan
setiap
negeri)ternak
ke yang
dalam masuk
usaha dari luar
budidaya wilayah
harus
menular sesuai dengan ketentuan yang berlaku; (dalam
bebas negeri/luar
dari penyakit
negeri) menular
hewan ke dalam usaha
sesuai budidaya
dengan harus yang
ketentuan bebasberlaku;
dari penyakit
b. setiap ternak yang
hewan menular sesuai masuk
dengan ke ketentuan
dalam lingkungan
yang berlaku;budi daya
b. harus
setiap dilakukan
ternak yang masuk
isolasi di ke dalam isolasi/karantina
kandang lingkungan budi daya yang
b. harus
setiap dilakukan
ternakdengan
disesuaikan yang masuk
isolasi
jenis di ke dalam
kandang
penyakit lingkungan
dari daerah asal;budi daya
isolasi/karantina yang
harus dilakukan
disesuaikan dengan isolasi di kandang
jenis penyakit isolasi/karantina
dari daerah asal; yang
c. lokasi budidaya
disesuaikan dengandi pagar untuk memudahkan
jenis penyakit dari daerah asal;kontrol keluar
c. lokasi budidaya
masuknya di pagar
individu, untuk barang
kendaraan, memudahkandan hewankontrol
lainkeluar
yang
c. lokasi budidaya
masuknya
berpotensi di pagar
individu,
membawa untukhewan;
kendaraan,
penyakit memudahkan
barang dan hewankontrol
lainkeluar
yang
masuknya individu, kendaraan,
berpotensi membawa barang dan hewan lain yang
penyakit hewan;
d. melakukan desinfeksipenyakit
berpotensi membawa secarahewan;berkala terhadap kandang,
d. melakukan desinfeksi secara berkala
peralatan, lingkungan/bangunan dengan terhadap
penyemprotan kandang, dan
d. melakukan
peralatan, desinfeksi secara
lingkungan/bangunan
pembasmian terhadap berkala
dengan
hama-hama terhadap
lainnya kandang,
penyemprotan dan
dengan
peralatan,
pembasmian lingkungan/bangunan
terhadap dengan
hama-hama
menggunakan desinfektan yang ramah lingkungan atau penyemprotan
lainnya dan
dengan
pembasmian
menggunakan
terintegrasi; terhadap
desinfektan hama-hama
yang ramah lainnya
lingkungan dengan
atau
menggunakan
terintegrasi; desinfektan yang ramah lingkungan atau
- 12 - terintegrasi; Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016

13
13
e. mempunyai sistem penghapus hama yang baik bagi lalu lintas
e. kendaraan,
mempunyaiorang sistem
danpenghapus
peralatan hamayang yang
keluarbaik bagikomplek
masuk lalu lintas
kendaraan, maupun
peternakan orang dan peralatan masuk
pintu-pintu yang keluar masuk gudang
kandang, komplek
e. mempunyai sistem penghapus hama yang baik bagi lalu lintas
peternakan
pakan dan maupun pintu-pintu masuk kandang, gudang
lain-lain;
kendaraan, orang dan peralatan yang keluar masuk komplek
pakan dan lain-lain;
f. peternakandilarang
karyawan maupunmelakukan
pintu-pintutindakan
masuk yang
kandang, gudang
menimbulkan
f. penularan
karyawan
pakan dilarang hewan
dan lain-lain;
penyakit melakukandari tindakan yang menimbulkan
satu kelompok ternak ke
penularan penyakit
kelompok hewan dari satu kelompok ternak ke
f. karyawan ternak
dilarang yang lain;
melakukan tindakan yang menimbulkan
kelompok ternak yang lain;
penularan
g. setiap terjadipenyakit hewan dari
kasus penyakit terutamasatu yang
kelompok ternak ke
dianggap/diduga
g. penyakit
setiap terjadi
kelompok ternak
hewan kasus
yang penyakit
lain;
menular, terutama melaporkan
segera yang dianggap/diduga
kepada
penyakit hewan
instansi/dinas yang menular,
membidangi segerafungsimelaporkan
peternakan kepada
dan
g. setiap terjadi kasus penyakit terutama yang dianggap/diduga
instansi/dinas
kesehatan hewan yang membidangi fungsi
hewan; menular, segera melaporkan kepada peternakan dan
penyakit
kesehatan hewan;
h. instansi/dinas
peralatan dalamyang membidangi
kandang isolasi tidakfungsi peternakandalam
boleh digunakan dan
h. kandang
peralatan
kesehatan dalam
hewan;
lain kandang
sebelum isolasi tidak boleh digunakan dalam
disucihamakan;
kandang lain sebelum disucihamakan;
h.
i. peralatan
kelinci yangdalam kandang
menderita isolasi hewan
penyakit tidak boleh digunakan
menular dalam
atau bangkai
i. kelinci
kelinci yang
kandang menderita
lain sebelum
dan penyakit
disucihamakan;
bahan-bahan yang hewan menulardari
berasal atau hewan
bangkai
kelinci dan harus
bersangkutan bahan-bahan
segera yang berasal dari hewan
i. kelinci yang menderita penyakit dimusnahkan
hewan menulardengan cara
atau bangkai
bersangkutan
dibakar atau harus
dikubur; segera dimusnahkan dengan cara
kelinci dan bahan-bahan yang berasal dari hewan
dibakar atau dikubur;
j. bersangkutan
sanitasi harus pemberian
air dilakukan segera dimusnahkan
klorin dengan dengan cara
konsentrasi
j. efektif
sanitasi
dibakar airdikubur;
atau
1-3 ppm. dilakukan pemberian klorin dengan konsentrasi
efektif 1-3 ppm.
j. sanitasi air dilakukan pemberian klorin dengan konsentrasi
efektif 1-3 ppm.
E. Kesejahteraan Hewan
E. Kesejahteraan Hewan

E. Penerapan Kesejahteraan
Kesejahteraan Hewan Hewan pada kelinci dimaksudkan sebagai
Penerapan
tindakan Kesejahteraan
terhadap ternak yangHewan pada kelinci
kelangsungan dimaksudkan
hidupnya tergantungsebagai
pada
manusia
tindakan dengan menerapkan
terhadap ternak yang prinsip kebebasan,
kelangsungan yaitu : tergantung pada
hidupnya
Penerapan
manusia dengan Kesejahteraan
menerapkan Hewan prinsippada kelinci dimaksudkan
kebebasan, yaitu : sebagai
tindakan1)terhadap ternak yang kelangsungan hidupnya
Bebas dari kelaparan dan kehausan, dilakukan dengan tergantung pada
manusia dengan
1) cara menerapkan prinsip kebebasan, yaitu :
dilakukan
Bebas dari kelaparan dan kehausan,
menyediakan/memberikan air bersih dan pakan dengan
yang
cara menyediakan/memberikan
sesuai untuk mempertahankan kesehatan air bersih dan dan pakan
semangatyang
1) hewan
Bebas dari
sesuai(kekuatan)
untukkelaparan
mempertahankandan kehausan,kesehatandilakukan dengan
dan semangat
cara menyediakan/memberikan
hewan (kekuatan) air bersih dan pakan yang
2) Bebas dari ketidaknyamanan,
sesuai untuk mempertahankan kesehatan menyediakan dan lingkungan
semangat
2) yang
Bebas
hewansesuai darimulai
(kekuatan) ketidaknyamanan,
dari kandang dan menyediakan
tempat istirahat lingkungan
yang
yang sesuai
nyaman (gunakan mulai dari kandang
kandang dan tempat
yang bersih istirahat yang
dan memungkinkan
2) Bebas
nyaman dari ketidaknyamanan,
(gunakan kandangdapat yang menyediakan
bersih lingkungan
dan memungkinkan
hewan leluasa bergerak, meli ndungi hewan dari
yang sesuai
hewan leluasa
predator mulai
dan hewan dari
bergerak,kandang dan
dapat meli
pengganggu tempat
sertandungi istirahat
hewanyang
melindungi dari
dari
nyaman
predator
panas (gunakan
mataharidan dan kandang
hewan hujan) yang bersih dan memungkinkan
pengganggu serta melindungi dari
hewan leluasa bergerak,
panas matahari dan hujan) dapat meli ndungi hewan dari
3) Bebas
predator daridan rasa
hewansakit, luka atau
pengganggu sertapenyakit,
melindungi melalui
dari
3) panas
Bebas
pencegahan dari dan
matahari rasaatau sakit, diognosa
hujan) luka atau penyakit,
cepat melalui
dan
pencegahan
perawatan/pengobatan atau diognosa cepat dan
3) Bebas dari rasa sakit, luka atau penyakit, melalui
perawatan/pengobatan
4) pencegahan
Bebas berekspresi, ataudengan menyediakancepat
diognosa tempat yang dan
4) perawatan/pengobatan
Bebasfasilitas
cukup, berekspresi,
yang tepat, dengan menyediakan
dan ada teman untuk tempat yang
bermain
cukup, fasilitas yang tepat, dan ada teman untuk bermain
4) Pengembangan
Pedoman Pelaksanaan Bebas berekspresi, dengan
Budidaya Kelinci Tahun 2016 menyediakan tempat yang - 13 -
cukup, fasilitas yang14tepat, dan ada teman untuk bermain
14
bersama dengan jenis yang sama ((pisahkan hewan yang
bersifat superior dari yang inferior)
5) Bebas dari rasa takut dan stress,memastikan kondisi dan
perawatan dengan menghindari kekerasan mental (tidak
menyakiti, melukai; tidak menyeret, menarik kepala, kaki
atau ekor; tidak menggunakan alat listrik untuk menghandle,
tidak menggunakant ongkat atau benda tajam)
Adapun tujuan penerapan kesejahteraan hewan pada kelinci adalah
meningkatkan produktivitas ternak, apabila dipotong menghasilkan
daging berkualitas baik, aman dan layak serta berdaya saing.

- 14 - Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016


BAB V
ORGANISASI PELAKSANA
BAB V
ORGANISASI PELAKSANA

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan fasilitasi dan pemberdayaan kelompok


peternak kelinci, dibentuk Tim Pelaksana yaitu :
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan fasilitasi dan pemberdayaan kelompok
peternak kelinci, dibentuk Tim Pelaksana yaitu :
A. Tim Pusat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Tim pusat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, dalam
A. Tim Pusat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
pelaksanaan kegiatan Pengembangan Budidaya Kelinci mempunyai tugas sebagai
Tim pusat Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, dalam
berikut:
pelaksanaan kegiatan Pengembangan Budidaya Kelinci mempunyai tugas sebagai
1. Menyusun Pedoman Pelaksanaan pengembangan budidaya kelinci;
berikut:
2. Melakukan koordinasi dan sosialisasi dengan Pemerintah Provinsi dan
1. Menyusun Pedoman Pelaksanaan pengembangan budidaya kelinci;
Kabupaten/Kota dalam rangka efisiensi
BAB V dan efektivitas pelaksanaan kegiatan;
2. Melakukan koordinasi dan sosialisasi
ORGANISASI dengan Pemerintah Provinsi dan
PELAKSANA
3. Melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi serta membantu
Kabupaten/Kota dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan;
menyelesaikan permasalahan yang tidak mampu diselesaikan oleh Dinas
3. Melakukan
yang membidangipembinaan, monitoring
fungsi peternakan dan evaluasi
dan kesehatan hewan serta membantu
Provinsi;
menyelesaikan permasalahan yang tidak mampu diselesaikan oleh Dinas
Untuk kelancaran pelaksanaan
4. Melaporkan kegiatan fasilitasi
kinerja pelaksanaan kegiatandan pemberdayaan
kepada Direktur kelompok
Jenderal
peternakyang membidangi
kelinci, dibentuk fungsi
Tim peternakan
Pelaksana yaitudan
: kesehatan hewan Provinsi;
Peternakan dan Kesehatan Hewan.
4. Melaporkan kinerja pelaksanaan kegiatan kepada Direktur Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan.
A.
B. Tim Pusat
PembinaDirektorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Dinas Provinsi
Tim pembina
pusat Direktorat Jenderalditetapkan
dinas provinsi Peternakan oleh dan Kesehatan
Kepala Hewan, dalam
Dinas Provinsi,
B. Tim Pembina Dinas Provinsi
pelaksanaan kegiatan Pengembangan Budidaya Kelinci mempunyai tugas sebagai
berikut:
Tim pembina dinas provinsi ditetapkan oleh Kepala Dinas Provinsi, dalam
pelaksanaan kegiatan Pengembangan Budidaya Kelinci mempunyai tugas sebagai
1. Menyusun Pedoman
Dapat menyusun Pelaksanaan
Petunjuk pengembangan
Pelaksanaan kegiatan budidaya kelinci; Budidaya
Pengembangan
berikut:
Kelinci yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Provinsi, dengan
2. Melakukan koordinasi dan sosialisasi dengan Pemerintah Provinsi dan
1. mengakomodir
Dapat menyusun
Kabupaten/Kota
aspek-aspek
Petunjuk
dalam rangka
yang spesifikkegiatan
Pelaksanaan di daerahPengembangan
efisiensi dan efektivitas
dan juga mengacu pada
Budidaya
pelaksanaan kegiatan;
Kelinci yang
Pedoman ditandatangani oleh Kepala Dinas Provinsi, dengan
Pelaksanaan;
3. mengakomodir
Melakukan pembinaan,
aspek-aspekmonitoring
yang spesifikdan evaluasi
di daerah serta
dan juga membantu
mengacu pada
2. Melaksanakan koordinasi dan sosialisasi dengan Kabupaten/Kota dalam
menyelesaikan permasalahan
Pedoman Pelaksanaan; yang tidak mampu diselesaikan oleh Dinas
rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan kegiatan dengan instansi terkait
yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan Provinsi;
2. diMelaksanakan
tingkat Provinsikoordinasi dan sosialisasi dengan Kabupaten/Kota dalam
dan Kabupaten/Kota;
4. rangka
Melaporkan kinerja
efisiensi pelaksanaan
dan efektivitas kegiatankegiatan
pelaksanaan kepada Direktur
dengan Jenderal
instansi terkait
3. Melakukan verifikasi kelompok sasaran;
Peternakan dan Kesehatan Hewan.
di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota;
4. Mengusulkan kelompok pelaksana kegiatan untuk ditetapkan oleh Kepala
3. Melakukan verifikasi kelompok sasaran;
Dinas Provinsi;
TimMengusulkan
B. 4. Pembina Dinas Provinsipelaksana kegiatan untuk ditetapkan oleh Kepala
kelompok
5. Melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi.
TimDinas Provinsi;
pembina dinas provinsi ditetapkan oleh Kepala Dinas Provinsi, dalam
6. Menyusun dan menyampaikan laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan
pelaksanaan
5. Melakukankegiatan Pengembangan
pembinaan, monitoring Budidaya Kelinci mempunyai tugas sebagai
dan evaluasi.
pengembangan budidaya kelinci kepada Kepala Dinas Provinsi dengan
berikut:
6. tembusan
Menyusun kepada
dan menyampaikan
Direktur Jenderal laporan perkembangan
Peternakan pelaksanaan
dan Kesehatan Hewan.kegiatan
1. Dapat menyusunbudidaya
pengembangan Petunjuk kelinci
Pelaksanaankepadakegiatan
KepalaPengembangan
Dinas ProvinsiBudidaya
dengan
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016
Kelinci yang ditandatangani oleh Kepala danDinas Provinsi, - 15 -
tembusan kepada Direktur Jenderal Peternakan Kesehatan Hewan.dengan
mengakomodir aspek-aspek yang16 spesifik di daerah dan juga mengacu pada
Pedoman Pelaksanaan;
C. Tim Teknis Dinas Kabupaten/Kota
C. Tim Teknis Dinas Kabupaten/Kota
Tim teknis dinas kabupaten/kota ditetapkan oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota,
Tim
dalamteknis dinas kabupaten/kota
pelaksanaan ditetapkan oleh
kegiatan Pengembangan KepalaKelinci
Budidaya Dinasmempunyai
Kabupaten/Kota,
tugas
dalam pelaksanaan
sebagai berikut: kegiatan Pengembangan Budidaya Kelinci mempunyai tugas
sebagai berikut:
1. Dapat menyusun Petunjuk Teknis kegiatan Pengembangan Budidaya Kelinci
1. yang
Dapatditandatangani
menyusun Petunjuk Teknis kegiatan
oleh Kepala Pengembangandengan
Dinas Kabupaten/Kota Budidaya Kelinci
mengacu
yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kabupaten/Kota
pada Petunjuk Pelaksanaan dan Pedoman Pelaksanaan; dengan mengacu
pada Petunjuk Pelaksanaan dan Pedoman Pelaksanaan;
2. Melaksanakan koordinasi dengan Tim Pembina Dinas Provinsi dan intansi
2. terkait;
Melaksanakan koordinasi dengan Tim Pembina Dinas Provinsi dan intansi
terkait;
3. Melaksanakan sosialisasi dengan calon kelompok pelaksana;
3. Melaksanakan sosialisasi dengan calon kelompok pelaksana;
4. Melakukan seleksi kelompok sasaran (CP/CL);
4. Melakukan seleksi kelompok sasaran (CP/CL);
5. Memberikan rekomendasi terhadap usulan kelompok ternak calon pelaksana
5. Memberikan
pengembangan rekomendasi terhadap usulan kelompok ternak calon pelaksana
budidaya kelinci;
pengembangan budidaya kelinci;
6. Mengusulkan calon kelompok ternak pelaksana budidaya kelinci kepada
6. Mengusulkan calon kelompok
kepala dinas kabupaten/kota untukternak pelaksana
diteruskan budidaya
kepada kelinci (Sumber
dinas provinsi kepada
kepala dinas kabupaten/kota untuk diteruskan
Dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Provinsi); kepada dinas provinsi (Sumber
Dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Provinsi);
7. Mengusulkan calon kelompok ternak pelaksana budidaya kelinci kepada
7. Mengusulkan
kepala dinas calon kelompok ternak
kabupaten/kota untuk pelaksana
ditetapkan budidaya
(Sumber kelinci
Dana kepada
Tugas
kepala dinas kabupaten/kota
Pembantuan Kabupaten/Kota); untuk ditetapkan (Sumber Dana Tugas
Pembantuan Kabupaten/Kota);
8. Melakukan pembinaan dan bimbingan kepada kelompok agar dapat
8. Melakukan
menjalankan pembinaan dan peternakan
usaha agribisnis bimbingankelinci;
kepada kelompok agar dapat
menjalankan usaha agribisnis peternakan kelinci;
9. Melakukan monitoring dan evaluasi serta membantu menyelesaikan
9. permasalahan
Melakukan monitoring
yang timbuldan evaluasidanserta membantu menyelesaikan
di lapangan;
permasalahan yang timbul di lapangan; dan
10. Melaporkan perkembangan kegiatan kepada Dinas Provinsi dengan
10. tembusan
Melaporkankepada
perkembangan kegiatan
Direktorat Jenderal kepada dan
Peternakan Dinas Provinsi
Kesehatan dengan
Hewan cq.
tembusan kepada Direktorat
Direktorat Budidaya Ternak. Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan cq.
PerbibitanTernak.
Direktorat Budidaya dan Produksi Ternak.

D. Kelompok Peternak
D. Kelompok Peternak
Kelompok peternak mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
Kelompok peternak mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1. Mengajukan proposal permohonan kegiatan pengembangan budidaya kelinci
1. kepada
Mengajukan
Dinasproposal permohonan kegiatan pengembangan budidaya kelinci
Kabupaten/Kota;
kepada Dinas Kabupaten/Kota;
2. Melaksanakan kegiatan pengembangan budidaya kelinci sesuai dengan
2. Melaksanakan
petunjuk teknis; kegiatan pengembangan budidaya kelinci sesuai dengan
petunjuk teknis;
3. Melaksanakan usaha budidaya kelinci sesuai dengan pedoman yang telah
3. Melaksanakan
ditetapkan; usaha budidaya kelinci sesuai dengan pedoman yang telah
ditetapkan;
4. Mengelola dan memanfaatkan sarana produksi untuk pengembangan
4. budidaya
Mengelolakelinci;
dan memanfaatkan sarana produksi untuk pengembangan
budidaya kelinci;
- 16 - Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016

17
17
5. Meningkatkan kapasitas usaha dan kelembagaan kelompok melalui
peningkatan populasi ternak kelinci;
6. Menerima saran/rekomendasi teknis, kewirausahaan dan manajemen usaha
dari petugas pendamping, Penyuluh Pertanian, Tim Teknis Dinas
Kabupaten/Kota, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Perguruan
Tinggi dan pihak yang berkompeten lainnya;
7. Melakukan pencatatan dan melaporkan perkembangan usaha budidaya
kelinci kepada dinas Kabupaten/Kota;
8. Bersedia mengikuti aturan dan bimbingan yang ditetapkan oleh Tim
Teknis/Dinas Kabupaten/Kota yang dibuktikan dengan surat pernyataan dan
kesanggupan bermaterai (lampiran 6 dan 7).

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016 - 17 -


BAB VI
PEMBINAAN

Pembinaan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peternak


tentang budidaya kelinci yang baik sehingga dapat meningkatkan populasi, produksi
dan produktivitas ternak kelinci dan untuk mengakses sumber permodalan dalam
rangka kemandirian kelompok. Pembinaan teknis meliputi pengembangan budidaya
ternak kelinci yang dapat dilakukan dalam bentuk usaha penggemukan,
pengembangbiakan, atau kombinasi diantaranya, dan dapat dikembangkan sebagai
usaha khusus maupun terintegrasi dengan usaha subsektor/ sektor lain. Untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan dapat dilakukan kerjasama dengan
peternak maju, baik dalam hal pengadaan, tatalaksana, maupun pemasaran.
Sedangkan untuk penguatan modal kelompok diharapkan dapat menjalin kemitraan
dengan sumber-sumber permodalan misalnya perbankan dan swasta.
Pembinaan usaha oleh pemerintah difokuskan kepada pengembangan usaha
budidaya ternak kelinci. Jenis-jenis usaha yang dikembangkan oleh kelompok
peternak budidaya ternak kelinci searah dengan program pengembangan sentra
usaha peternakan yang telah ditetapkan.

Pengembangan usaha budidaya ternak kelinci di daerah akan berhasil secara


optimal apabila pemerintah daerah, swasta dan masyarakat memberikan dukungan
sepenuhnya. Pemerintah daerah harus mampu membuka peluang usaha bagi
masyarakat peternakan melalui peraturan dan kebijakan daerah, penyediaan sarana
dan prasarana pendukung seperti jalan, saluran irigasi, pasar, listrik, serta alokasi
dana yang memadai bagi kegiatan pendampingan kelompok. Kegiatan
pendampingan harus dilakukan secara berkelanjutan. Disamping itu pemerintah
daerah juga bertanggung jawab dalam pembinaan lanjutan bagi kelompok peternak
sasaran dalam bentuk supervisi, pemantauan, evaluasi dan pelaporan.

Alokasi anggaran pembinaan pada tahun berjalan yang dilakukan oleh tim pembina
provinsi dan tim teknis Kabupaten/Kota diharapkan dapat difasilitasi melalui dana
dekonsentrasi provinsi dan/atau APBD. Pembinaan selanjutnya diserahkan kepada
dinas Kabupaten/Kota.

- 18 - Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016


BAB VII
INDIKATOR KEBERHASILAN

Evaluasi keberhasilan terhadap implementasi kegiatan perlu dilakukan sebagai


umpan balik penyempurnaan kegiatan dan akuntabilitas publik. Penilaian kegiatan ini
dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain :

A. Output
Output dari kegiatan pengembangan budidaya kelinci adalah terfasilitasinya
kegiatan pengembangan budidaya kelinci 10 kelompok, pada 8 Kabupaten/Kota di
6 Provinsi.

B. Outcome

1. Meningkatnya populasi ternak kelinci;


2. Meningkatnya penerapan budidaya ternak kelinci yang baik;
3. Meningkatnya kemandirian dan kerjasama kelompok.

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016 - 19 -


BAB VIII
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Monitoring

Monitoring pelaksanaan kegiatan pengembangan budidaya kelinci melalui


penguatan sarana usaha, dimaksudkan untuk mengetahui secara akurat realisasi
fisik dan keuangan, serta perkembangan usaha dan kelembagaannya, serta
mengetahui kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan penguatan
sarana usaha, mulai dari pusat, provinsi, kabupaten/kota dan kelompok.

Monitoring dilakukan secara berkala dan berjenjang sesuai dengan tahapan


pelaksanaan kegiatan, dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan
memberikan solusi pemecahan permasalahan yang dihadapi pada masing-
masing jenjang secara terkoordinasi oleh Direktorat Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan, Dinas yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan
Hewan Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk memantau perkembangan
pelaksanaan kegiatan.

Hasil monitoring diformulasikan dalam bentuk laporan, merupakan data dan


informasi untuk bahan koreksi pelaksanaan kegiatan, dan untuk perbaikan sistem
pelaksanaan fasilitasi dan pemberdayaan kelompok di masa yang akan datang.

B. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan secara berjenjang dan terkoordinasi yang merupakan
aktivitas untuk menilai tujuan dari kegiatan tersebut. Pada umumnya evaluasi
dilaksanakan setelah kegiatan berjalan dalam satu periode.

C. Pelaporan
Pelaporan sangat diperlukan untuk mengetahui kemajuan pengembangan kinerja
usaha kelompok di lapangan. Untuk itu perlu ditetapkan mekanisme sistem
pelaporan sebagai berikut :
1. Kelompok wajib melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan setiap
- 20 - Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016
bulan di minggu pertama bulan berikutnya kepada Dinas Kabupaten/Kota
dengan tembusan kepada Dinas Provinsi.
Pelaporan sangat diperlukan untuk mengetahui kemajuan pengembangan kinerja
usaha kelompok di lapangan. Untuk itu perlu ditetapkan mekanisme sistem
pelaporan sebagai berikut :
1. Kelompok wajib melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan setiap
bulan di minggu pertama bulan berikutnya kepada Dinas Kabupaten/Kota
dengan tembusan kepada Dinas Provinsi.

2. Dinas Kabupaten/Kota melakukan rekapitulasi seluruh laporan perkembangan


21
yang diterima dari kelompok pelaksana kegiatan untuk disampaikan ke Dinas
Provinsi setiap triwulan dengan ditembuskan ke Direktur Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan cq. Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak.
3. Dinas Provinsi melakukan rekapitulasi seluruh laporan perkembangan yang
diterima dari Kabupaten/Kota dan selanjutnya setiap triwulan menyampaikan
kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan cq. Direktur
Perbibitan dan Produksi Ternak.

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016 - 21 -


BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci ini disusun untuk


dipedomani oleh pelaksana ditingkat pusat maupun daerah dalam rangka mendukung
kelancaran pelaksanaan di lapangan. Pedoman Pelaksanaan ini dapat dijabarkan
lebih lanjut dalam bentuk petunjuk pelaksanaan oleh dinas provinsi dan petunjuk
teknis oleh dinas kab/kota.

Diharapkan dengan adanya Pedoman Pelaksanaan ini, semua pelaksana kegiatan di


tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, kelompok pelaksana serta stakeholder terkait
dapat melaksanakan seluruh tahapan kegiatan secara baik dan benar menuju
tercapainya sasaran yang telah ditetapkan dengan mengacu pada ketentuan-
ketentuan yang berlaku.

Jakarta, 2016
Direktur Jenderal Peternakan & Keswan

Dr.Ir. Muladno, MSA


NIP. 196108241986031001

- 22 - Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016

23
Kantor Pusat Kementerian Pertanian
Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Gedung C lt. 8 Jl. Harsono RM no.3 Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan

Anda mungkin juga menyukai