A. Latar Belakang
Pembangunan peternakan merupakan bagian dari suatu totalitas kinerja
agribisnis, khususnya subsistem usaha tani ternak dengan keluaran berupa
produksi primer ternak.
Pengembangan ketahanan pangan dalam arti luas harus terus diperkokoh,
bukan saja pada swasembada beras, namun juga penyediaan protein asal
hewan sebagai salah satu unsur penting bagi peningkatan kualitas
sumberdaya manusia.
1. Maksud
Maksud penyusunan Pedoman Pelaksanaan Pengembangan
Budidaya Kelinci adalah untuk menyediakan acuan yang dapat
dijadikan pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan baik di
Pusat & daerah (Dinas yang membidangi fungsi Peternakan &
Kesehatan Hewan di Provinsi dan Kab/Kota) serta kelompok
terpilih dalam melaksanakan kegiatan Pengembangan Budidaya
Kelinci.
2. Tujuan
3. Sasaran
C. Ruang Lingkup
A. Persiapan
Untuk mengoptimalkan kegiatan pengembangan budidaya kelinci diperlukan
persiapan oleh pemerintah, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota sebagai berikut :
1. Perencanaan Operasional
Kegiatan operasional pengembagan budidaya kelinci tahun 2016
dituangkan dalam pedoman pelaksanaan yang disusun oleh tim pusat
yang ditandatangani oleh Dirjen PKH sedangkan petunjuk
pelaksanaan atau juklak disusun oleh tim pembina provinsi &
petunjuk teknis disusun oleh tim teknis kabupaten/kota yang
ditandatangani oleh Kepala Dinas yang membidangi Fungsi
Peternakan & Keswan Provinsi dan Kab/Kota dengan mengacu pada
pedoman pelaksanaan. Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini
dituangkan lebih lanjut didalam petunjuk pelaksanaan (Juklak) dan
petunjuk teknis (Juknis) dengan memperhatikan potensi dan kondisi
masing-masing wilayah.
2. Sosialisasi Kegiatan
Kegiatan sosialisasi dilakukan oleh Tim pembina di tingkat Pusat,
Provinsi, Kabupaten/Kota kepada kelompok yang menjadi sasaran
dan stakeholder dilaksanakan baik secara langsung ataupun tidak
langsung. Sosialisasi secara langsung dilaksanakan melalui
koordinasi dan pembinaan dalam rangka memberikan pemahaman
yang sama yang dilakukan dari Pusat, Provinsi, dan
Kabupaten/Kota dan berjenjang sampai tingkat lapangan secara
intensif sedangkan Sosialisasi secara tidak langsung dilaksanakan
melalui bahan publikasi (Leafled, Brosur dll).
Sosialisasi ini diharapkan terjadi peningkatan pemanfaatan tentang
tugas, fungsi, hak dan kewajiban masing-masing termasuk sanksi
bagi pihak yang melanggar ketentuan dan aturan yang berlaku.
3. Kriteria Lokasi
a. Kondisi agroekosistem, sesuai untuk pengembangan ternak kelinci;
b. Tidak bertentangan dengan Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan
Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) daerah yang bersangkutan;
c. Merupakan lokasi yang diarahkan untuk pengembangan sentra
produksi ternak kelinci;
d. Mempunyai potensi daya dukung pakan lokal;
e. Mempunyai potensi untuk dikembangkan, dilihat dari aspek teknis,
sosial dan ekonomi masyarakat setempat .
Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016 -5-
4. Kriteria Kelompok
a. Mempunyai struktur organisasi yang jelas (Identitas kelompok,
pengurus dan anggota) yang dikukuhkan minimal oleh kepala desa;
b. Pengurus dan anggota kelompok berprofesi sebagai petani peternak;
c. Beranggotakan minimal 10 orang.
d. Kelompok telah mengajuan proposal dan direkomendasikan oleh
Dinas yang membidangi fungsi peternakan di tingkat Kabupaten/Kota
e. Tidak mendapatkan penguatan modal atau fasilitas lain dari
pemerintah pada tahun yang sama kecuali kegiatan yang
diprogramkan secara terpadu dan diprioritaskan kepada kelompok
yang dinilai baik pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan tahun
sebelumnya.
f. Kelompok telah mengembangkan usaha budidaya kelinci yang
memiliki sumber daya alam (SDA) maupun sumber daya manusia
(SDM) untuk pengembangan budidaya kelinci.
g. Mempunyai lahan/sarana untuk pengembangan usaha budidaya
kelinci sesuai dengan kriteria lokasi;
h. Kandang yang digunakan untuk usaha budidaya kelinci dalam bentuk
koloni atau individu.
B. Pelaksanaan
1. Jadwal Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan Pengembangan Budidaya Kelinci tahun anggaran
2016 adalah sebagai berikut:
BULAN
NO KEGIATAN J F M A M J J A S O N D
1 Persiapan
3 Pelaksanaan CP/CL
4 Penetapan Kelompok
Terpilih
5 Pengadaan Barang
6
2. Seleksi, Verifikasi dan Penetapan Kelompok
Kelompok Tani Ternak yang mengajukan proposal dan mendapat
rekomendasi dari kepala dinas kabupaten/kota dan memenuhi persyaratan
lokasi dan kelompok dapat diproses untuk mengikuti seleksi lebih lanjut.
Tahap penetapan kelompok yang difasilitasi dari APBN tahun 2016 melalui
dana dekonsentrasi/TP Provinsi dan TP Kabupaten/Kota sebagai berikut :
b. Dana TP Kabupaten/Kota
A. Sarana Produksi
Dalam rangkaPengembangan
pengembanganBudi Dayabudidaya
usaha Kelinci ternak kelinci, Ditjen PKH
mengalokasikan anggaran melalui dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
Dalam rangka pengembangan usaha budidaya ternak kelinci, Ditjen PKH
Anggaran tersebut digunakan untuk penyediaan agroinput dan sarana
mengalokasikan anggaran melalui dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
pendukung pengembangan budidaya ternak kelinci. Untuk alokasi anggaran
Anggaran tersebut digunakan untuk penyediaan agroinput dan sarana
dalam bentuk paket kegiatan (kelompok) pemanfaatan dana tersebut sesuai
pendukung pengembangan budidaya ternak kelinci. Untuk alokasi anggaran
dengan tabel berikut :
dalam bentuk paket kegiatan (kelompok) pemanfaatan dana tersebut sesuai
Tabel
dengan – 2.berikut
tabel Proporsi
: penggunaan dana pengembangan budi daya ternak kelinci
No. 1 2
Komponen Kegiatan 3 )
Proporsi (%
1 Pengadaan Bibit Indukan 35,9
1 2 3
2 Pengadaan Kandang 35,9 24,5
1 Pengadaan Bibit Indukan
3 Pengadaan Pakan Konsentrat 24,5 9,8
2 Pengadaan Kandang
4 Peralatan Pengolah pakan 9,8 16,3
3 Pengadaan Pakan Konsentrat
5 Peralatan kandang 16,3 13,6
4 Peralatan Pengolah pakan
TOTAL 100,0
13,6
5 Peralatan kandang
T O TA L 100,0
Sedangkan untuk alokasi anggaran yang sudah dirinci dalam POK untuk
pengadaan agroinput dan sarana pendukung, maka pengadaannya harus sesuai
dengan POK tersebut.
B. Proses Pengadaan
B. Proses Pengadaan
Proses pengadaan sarana produksi dilakukan melalui proses lelang sesuai
dengan Peraturan
Proses pengadaanPresiden Nomor 54dilakukan
sarana produksi Tahun 2010 juncto
melalui Peraturan
proses lelangPresiden
sesuai
Nomor 70
dengan tahun 2012
Peraturan tentangNomor
Presiden Pengadaan Barang
54 Tahun danjuncto
2010 Jasa. Peraturan Presiden
Nomor 70 tahun 2012 tentang Pengadaan Barang dan Jasa., juncto Peraturan
Presiden Nomor 4 tahun 2015
2. Persyaratan Khusus
11
Persyaratan khusus yang harus dipenuhi untuk beberapa rumpun kelinci
adalah sebagai berikut:
a. Penghasil wool, dengan menggunakan kelinci penghasil wool
(Anggora);
b. Penghasil daging, dengan menggunakan kelinci penghasil daging
(New Zealand White, Californian, Flemish Giant);
B. Pakan
1. Pakan kelinci berupa hijauan dan konsentrat harus terjamin jumlah dan
mutunya;
2. Sisa pakan yang telah digunakan, dilarang digunakan kembali untuk
pencegahan penyebaran penyakit.
C. Tatalaksana Kandang
1. Jenis Kandang
D. Kesehatan Hewan
D. Kesehatan Hewan
D. Kesehatan Hewan
1. Penyakit Kelinci
1. Penyakit Kelinci
1. Usaha
Penyakitbudidaya
Kelinci kelinci harus bebas dari penyakit hewan: Kudis
Usaha budidaya kelinci
(Mange)/Scabies, harus bebas
koksidiosis, dari penyakit
conjunctivitis hewan: mata),
(radang Kudis
Usaha budidayamencret/diare,
(Mange)/Scabies,
pilek/influenza, kelinci harus bebas
koksidiosis, dari penyakit
conjunctivitis
radang paru-paru, hewan:
(radang
berak darah, Kudis
mata),
(Mange)/Scabies,
pilek/influenza,
cacingan, kapang, koksidiosis,
mencret/diare,
Dermatofita (ring conjunctivitis
radangworm),paru-paru, (radang
berak Mucoid
Pasteurellosis, mata),
darah,
pilek/influenza,
cacingan,
enteristis, kapang,
Tyzzer,mencret/diare,
Dermatofita radang
(ring
Sifilis, Mastitis worm),
(radang paru-paru,
ambing), berak
Pasteurellosis, darah,
Mucoid
dan penyakit
cacingan,
enteristis, kapang,
hewan lainnyaTyzzer, Dermatofita
Sifilis,
sesuai (ring
Mastitis
dengan worm), Pasteurellosis,
(radangperundang-undangan
peraturan ambing), dan penyakit Mucoid di
enteristis,
hewan Tyzzer,
lainnya
bidang kesehatan Sifilis,
sesuai
hewan. Mastitis
dengan (radangperundang-undangan
peraturan ambing), dan penyakit di
hewan lainnya sesuai
bidang kesehatan hewan. dengan peraturan perundang-undangan di
2. Pengamanan
bidang kesehatanterhadap
hewan.kemungkinan penularan penyakit
2. Pengamanan terhadap kemungkinan penularan penyakit
2. a. setiap ternak
Pengamanan yangkemungkinan
terhadap masuk dari luar wilayahpenyakit
penularan (dalam negeri/luar
a. setiap
negeri)ternak yangusaha
ke dalam masukbudidaya
dari luar harus
wilayahbebas
(dalam negeri/luar
dari penyakit
a. hewan
setiap
negeri)ternak
ke yang
dalam masuk
usaha dari luar
budidaya wilayah
harus
menular sesuai dengan ketentuan yang berlaku; (dalam
bebas negeri/luar
dari penyakit
negeri) menular
hewan ke dalam usaha
sesuai budidaya
dengan harus yang
ketentuan bebasberlaku;
dari penyakit
b. setiap ternak yang
hewan menular sesuai masuk
dengan ke ketentuan
dalam lingkungan
yang berlaku;budi daya
b. harus
setiap dilakukan
ternak yang masuk
isolasi di ke dalam isolasi/karantina
kandang lingkungan budi daya yang
b. harus
setiap dilakukan
ternakdengan
disesuaikan yang masuk
isolasi
jenis di ke dalam
kandang
penyakit lingkungan
dari daerah asal;budi daya
isolasi/karantina yang
harus dilakukan
disesuaikan dengan isolasi di kandang
jenis penyakit isolasi/karantina
dari daerah asal; yang
c. lokasi budidaya
disesuaikan dengandi pagar untuk memudahkan
jenis penyakit dari daerah asal;kontrol keluar
c. lokasi budidaya
masuknya di pagar
individu, untuk barang
kendaraan, memudahkandan hewankontrol
lainkeluar
yang
c. lokasi budidaya
masuknya
berpotensi di pagar
individu,
membawa untukhewan;
kendaraan,
penyakit memudahkan
barang dan hewankontrol
lainkeluar
yang
masuknya individu, kendaraan,
berpotensi membawa barang dan hewan lain yang
penyakit hewan;
d. melakukan desinfeksipenyakit
berpotensi membawa secarahewan;berkala terhadap kandang,
d. melakukan desinfeksi secara berkala
peralatan, lingkungan/bangunan dengan terhadap
penyemprotan kandang, dan
d. melakukan
peralatan, desinfeksi secara
lingkungan/bangunan
pembasmian terhadap berkala
dengan
hama-hama terhadap
lainnya kandang,
penyemprotan dan
dengan
peralatan,
pembasmian lingkungan/bangunan
terhadap dengan
hama-hama
menggunakan desinfektan yang ramah lingkungan atau penyemprotan
lainnya dan
dengan
pembasmian
menggunakan
terintegrasi; terhadap
desinfektan hama-hama
yang ramah lainnya
lingkungan dengan
atau
menggunakan
terintegrasi; desinfektan yang ramah lingkungan atau
- 12 - terintegrasi; Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016
13
13
e. mempunyai sistem penghapus hama yang baik bagi lalu lintas
e. kendaraan,
mempunyaiorang sistem
danpenghapus
peralatan hamayang yang
keluarbaik bagikomplek
masuk lalu lintas
kendaraan, maupun
peternakan orang dan peralatan masuk
pintu-pintu yang keluar masuk gudang
kandang, komplek
e. mempunyai sistem penghapus hama yang baik bagi lalu lintas
peternakan
pakan dan maupun pintu-pintu masuk kandang, gudang
lain-lain;
kendaraan, orang dan peralatan yang keluar masuk komplek
pakan dan lain-lain;
f. peternakandilarang
karyawan maupunmelakukan
pintu-pintutindakan
masuk yang
kandang, gudang
menimbulkan
f. penularan
karyawan
pakan dilarang hewan
dan lain-lain;
penyakit melakukandari tindakan yang menimbulkan
satu kelompok ternak ke
penularan penyakit
kelompok hewan dari satu kelompok ternak ke
f. karyawan ternak
dilarang yang lain;
melakukan tindakan yang menimbulkan
kelompok ternak yang lain;
penularan
g. setiap terjadipenyakit hewan dari
kasus penyakit terutamasatu yang
kelompok ternak ke
dianggap/diduga
g. penyakit
setiap terjadi
kelompok ternak
hewan kasus
yang penyakit
lain;
menular, terutama melaporkan
segera yang dianggap/diduga
kepada
penyakit hewan
instansi/dinas yang menular,
membidangi segerafungsimelaporkan
peternakan kepada
dan
g. setiap terjadi kasus penyakit terutama yang dianggap/diduga
instansi/dinas
kesehatan hewan yang membidangi fungsi
hewan; menular, segera melaporkan kepada peternakan dan
penyakit
kesehatan hewan;
h. instansi/dinas
peralatan dalamyang membidangi
kandang isolasi tidakfungsi peternakandalam
boleh digunakan dan
h. kandang
peralatan
kesehatan dalam
hewan;
lain kandang
sebelum isolasi tidak boleh digunakan dalam
disucihamakan;
kandang lain sebelum disucihamakan;
h.
i. peralatan
kelinci yangdalam kandang
menderita isolasi hewan
penyakit tidak boleh digunakan
menular dalam
atau bangkai
i. kelinci
kelinci yang
kandang menderita
lain sebelum
dan penyakit
disucihamakan;
bahan-bahan yang hewan menulardari
berasal atau hewan
bangkai
kelinci dan harus
bersangkutan bahan-bahan
segera yang berasal dari hewan
i. kelinci yang menderita penyakit dimusnahkan
hewan menulardengan cara
atau bangkai
bersangkutan
dibakar atau harus
dikubur; segera dimusnahkan dengan cara
kelinci dan bahan-bahan yang berasal dari hewan
dibakar atau dikubur;
j. bersangkutan
sanitasi harus pemberian
air dilakukan segera dimusnahkan
klorin dengan dengan cara
konsentrasi
j. efektif
sanitasi
dibakar airdikubur;
atau
1-3 ppm. dilakukan pemberian klorin dengan konsentrasi
efektif 1-3 ppm.
j. sanitasi air dilakukan pemberian klorin dengan konsentrasi
efektif 1-3 ppm.
E. Kesejahteraan Hewan
E. Kesejahteraan Hewan
E. Penerapan Kesejahteraan
Kesejahteraan Hewan Hewan pada kelinci dimaksudkan sebagai
Penerapan
tindakan Kesejahteraan
terhadap ternak yangHewan pada kelinci
kelangsungan dimaksudkan
hidupnya tergantungsebagai
pada
manusia
tindakan dengan menerapkan
terhadap ternak yang prinsip kebebasan,
kelangsungan yaitu : tergantung pada
hidupnya
Penerapan
manusia dengan Kesejahteraan
menerapkan Hewan prinsippada kelinci dimaksudkan
kebebasan, yaitu : sebagai
tindakan1)terhadap ternak yang kelangsungan hidupnya
Bebas dari kelaparan dan kehausan, dilakukan dengan tergantung pada
manusia dengan
1) cara menerapkan prinsip kebebasan, yaitu :
dilakukan
Bebas dari kelaparan dan kehausan,
menyediakan/memberikan air bersih dan pakan dengan
yang
cara menyediakan/memberikan
sesuai untuk mempertahankan kesehatan air bersih dan dan pakan
semangatyang
1) hewan
Bebas dari
sesuai(kekuatan)
untukkelaparan
mempertahankandan kehausan,kesehatandilakukan dengan
dan semangat
cara menyediakan/memberikan
hewan (kekuatan) air bersih dan pakan yang
2) Bebas dari ketidaknyamanan,
sesuai untuk mempertahankan kesehatan menyediakan dan lingkungan
semangat
2) yang
Bebas
hewansesuai darimulai
(kekuatan) ketidaknyamanan,
dari kandang dan menyediakan
tempat istirahat lingkungan
yang
yang sesuai
nyaman (gunakan mulai dari kandang
kandang dan tempat
yang bersih istirahat yang
dan memungkinkan
2) Bebas
nyaman dari ketidaknyamanan,
(gunakan kandangdapat yang menyediakan
bersih lingkungan
dan memungkinkan
hewan leluasa bergerak, meli ndungi hewan dari
yang sesuai
hewan leluasa
predator mulai
dan hewan dari
bergerak,kandang dan
dapat meli
pengganggu tempat
sertandungi istirahat
hewanyang
melindungi dari
dari
nyaman
predator
panas (gunakan
mataharidan dan kandang
hewan hujan) yang bersih dan memungkinkan
pengganggu serta melindungi dari
hewan leluasa bergerak,
panas matahari dan hujan) dapat meli ndungi hewan dari
3) Bebas
predator daridan rasa
hewansakit, luka atau
pengganggu sertapenyakit,
melindungi melalui
dari
3) panas
Bebas
pencegahan dari dan
matahari rasaatau sakit, diognosa
hujan) luka atau penyakit,
cepat melalui
dan
pencegahan
perawatan/pengobatan atau diognosa cepat dan
3) Bebas dari rasa sakit, luka atau penyakit, melalui
perawatan/pengobatan
4) pencegahan
Bebas berekspresi, ataudengan menyediakancepat
diognosa tempat yang dan
4) perawatan/pengobatan
Bebasfasilitas
cukup, berekspresi,
yang tepat, dengan menyediakan
dan ada teman untuk tempat yang
bermain
cukup, fasilitas yang tepat, dan ada teman untuk bermain
4) Pengembangan
Pedoman Pelaksanaan Bebas berekspresi, dengan
Budidaya Kelinci Tahun 2016 menyediakan tempat yang - 13 -
cukup, fasilitas yang14tepat, dan ada teman untuk bermain
14
bersama dengan jenis yang sama ((pisahkan hewan yang
bersifat superior dari yang inferior)
5) Bebas dari rasa takut dan stress,memastikan kondisi dan
perawatan dengan menghindari kekerasan mental (tidak
menyakiti, melukai; tidak menyeret, menarik kepala, kaki
atau ekor; tidak menggunakan alat listrik untuk menghandle,
tidak menggunakant ongkat atau benda tajam)
Adapun tujuan penerapan kesejahteraan hewan pada kelinci adalah
meningkatkan produktivitas ternak, apabila dipotong menghasilkan
daging berkualitas baik, aman dan layak serta berdaya saing.
D. Kelompok Peternak
D. Kelompok Peternak
Kelompok peternak mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
Kelompok peternak mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1. Mengajukan proposal permohonan kegiatan pengembangan budidaya kelinci
1. kepada
Mengajukan
Dinasproposal permohonan kegiatan pengembangan budidaya kelinci
Kabupaten/Kota;
kepada Dinas Kabupaten/Kota;
2. Melaksanakan kegiatan pengembangan budidaya kelinci sesuai dengan
2. Melaksanakan
petunjuk teknis; kegiatan pengembangan budidaya kelinci sesuai dengan
petunjuk teknis;
3. Melaksanakan usaha budidaya kelinci sesuai dengan pedoman yang telah
3. Melaksanakan
ditetapkan; usaha budidaya kelinci sesuai dengan pedoman yang telah
ditetapkan;
4. Mengelola dan memanfaatkan sarana produksi untuk pengembangan
4. budidaya
Mengelolakelinci;
dan memanfaatkan sarana produksi untuk pengembangan
budidaya kelinci;
- 16 - Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016
17
17
5. Meningkatkan kapasitas usaha dan kelembagaan kelompok melalui
peningkatan populasi ternak kelinci;
6. Menerima saran/rekomendasi teknis, kewirausahaan dan manajemen usaha
dari petugas pendamping, Penyuluh Pertanian, Tim Teknis Dinas
Kabupaten/Kota, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Perguruan
Tinggi dan pihak yang berkompeten lainnya;
7. Melakukan pencatatan dan melaporkan perkembangan usaha budidaya
kelinci kepada dinas Kabupaten/Kota;
8. Bersedia mengikuti aturan dan bimbingan yang ditetapkan oleh Tim
Teknis/Dinas Kabupaten/Kota yang dibuktikan dengan surat pernyataan dan
kesanggupan bermaterai (lampiran 6 dan 7).
Alokasi anggaran pembinaan pada tahun berjalan yang dilakukan oleh tim pembina
provinsi dan tim teknis Kabupaten/Kota diharapkan dapat difasilitasi melalui dana
dekonsentrasi provinsi dan/atau APBD. Pembinaan selanjutnya diserahkan kepada
dinas Kabupaten/Kota.
A. Output
Output dari kegiatan pengembangan budidaya kelinci adalah terfasilitasinya
kegiatan pengembangan budidaya kelinci 10 kelompok, pada 8 Kabupaten/Kota di
6 Provinsi.
B. Outcome
A. Monitoring
B. Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan secara berjenjang dan terkoordinasi yang merupakan
aktivitas untuk menilai tujuan dari kegiatan tersebut. Pada umumnya evaluasi
dilaksanakan setelah kegiatan berjalan dalam satu periode.
C. Pelaporan
Pelaporan sangat diperlukan untuk mengetahui kemajuan pengembangan kinerja
usaha kelompok di lapangan. Untuk itu perlu ditetapkan mekanisme sistem
pelaporan sebagai berikut :
1. Kelompok wajib melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan setiap
- 20 - Pedoman Pelaksanaan Pengembangan Budidaya Kelinci Tahun 2016
bulan di minggu pertama bulan berikutnya kepada Dinas Kabupaten/Kota
dengan tembusan kepada Dinas Provinsi.
Pelaporan sangat diperlukan untuk mengetahui kemajuan pengembangan kinerja
usaha kelompok di lapangan. Untuk itu perlu ditetapkan mekanisme sistem
pelaporan sebagai berikut :
1. Kelompok wajib melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan setiap
bulan di minggu pertama bulan berikutnya kepada Dinas Kabupaten/Kota
dengan tembusan kepada Dinas Provinsi.
Jakarta, 2016
Direktur Jenderal Peternakan & Keswan
23
Kantor Pusat Kementerian Pertanian
Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
Gedung C lt. 8 Jl. Harsono RM no.3 Ragunan Pasar Minggu Jakarta Selatan