Anda di halaman 1dari 28

Jamil Musanif

Direktur Pengembangan Usaha dan Investasi


Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian
Kementerian Pertanian
Bali, Agustus, 2013
PARADIGMA PEMBANGUNAN OLEH
PEMERINTAH KOLONIAL (Sebelum Merdeka)

Pemerintah Kolonial Belanda Membangun Sentra-sentra


Produksi :

Karet  Sumatera Utara, Riau, Sumsel


Kopi  Mandailing (Sumut), Sumsel, Jawa Barat
Flores, Toraja
Teh  Jawa Barat
Lada  Bangka-Belitung, Lampung
Gula  Jawa Tengah, Jawa Timur
Pala  Bandanaera, Tidore, Minahasa
Dll.
PEMERINTAH KOLONIAL BELANDA MEMBANGUN SENTRA
PRODUKSI KOPI DI MANGGARAI TIMUR (TAHUN 1930an)

Harian Kompas, Senin 15 Oktober 2012.

Telah menerapkan: Goede Landbouw Praktijken (GAP) dan


Standaard Werkwijze (SOP)
Produksi melimpah,
tetapi petani sengsara.
Production 2012
Commodity World Rank
(million ton)
Paddy 69.05 3
Corn 19.38 10
Soybean 0.85 7
Pepper 0.08 2
CPO 23.52 1
Rubber 3.04 2
Cocoa 0.94 3
Coffee 0.66 5
Tea 0.14 7
Coconut 3.18 4 6
Sepuluh tahun yang lalu kita memperingati 100 tahun Kementerian
Pertanian. Ada isu menarik ketika itu, ialah bahwa kesejahteraan petani
tak beranjak secara nyata. Pasalnya ialah karena ternyata visi Petani
berbeda dengan visi Pemerintah; Petani ingin sejahtera, sedang Pemerintah
ingin selamat dengan bersembunyi di balik rerimbunan pohon yang disirami
dengan keringat dan air mata Petani. Syukur alhamdulillah baru pada
Kabinet Indonesia Bersatu yang kedua ini secara eksplisit tercantum
Peningkatan Kesejahteraan Petani, sebagai salah satu target Pembangunan
Pertanian. Dengan adanya kesamaan visi antara Petani, Pemerintah,
Dunia Usaha serta stakeholders pertanian lainnya, maka insyaAllah petani
Indonesia akan lebih sejahtera.

Terima Kasih. Wasalam.


Petani Indonesia.
 Perikanan dan Kelautan…..?
 Pertambangan ……….?
 Kehutanan ………...?
 Industri …………...?
 Pariwisata ………?
 Lainnya …………?
GINI RATIO INDONESIA : %

Tahun 2011 : 0,41


Tahun 2009 : 0,37
Tahun 2005 : 0,34
Tahun 1999 : 0,30
Apakah Trend itu akan diteruskan
atau perlu PARADIGMA BARU ..?
PARADIGMA BARU

Apa yang ada di


atas Cangkir ini

?
Roti >>
ADALAH FAKTA

Tutup Cangkir >>


ADALAH REALITA

Melihat sesuatu
sebagai realita
menginspirasi ide2
kreatif.
FAKTA : KEBUN TEH (SUMBER PRODUKSI TEH)
REALITA : SUMBER PENDAPATAN BAGI PENGUSAHA DAN
PEKERJA KEBUN TEH
MEMBANGUN :
 FAKTA SEKALIGUS REALITA
 MENEKANKAN TUJUAN EKONOMI
(KESEJAHTERAAN MASYARAKAT) SEBAGAI
TARGET YANG HENDAK DICAPAI
 PROGRAM TERPADU HULU-HILR, LINTAS SEKTOR
 PENDEKATAN: PENGEMBANGAN USAHA UNTUK
LEBIH BERDAYA SAING (MELALUI PENGUATAN
PILAR-PILAR PENDUKUNG DAN FONDASINYA)

AGRICULTURAL BASED PROVIT CENTER, NOT JUST AGRI CENTER


(KAWASAN PEMBANGUNAN EKONOMI
MASYARAKAT BERBASIS AGRIBISNIS (KAPEMBA))
S M T P
U O E A
M D K S
B A N A
E L O R
R Politik L
D Keamanan O
A Infrastruktur G
Y I
A Lingkungan
KAPEMBA adalah suatu kawasan atau wilayah:
 Dalam suatu ecological frame atau administrative
frame tertentu.
 Merupakan pusat kegiatan ekonomi (profit center)
yang berbasis agribisnis (bukan agricenter semata)
 Sasaran (indikator outcome) yang ingin dicapai ialah
meningkatknya kesejahteraan (pendapatan) petani
khususnya dan masyarakat perdesaan pada
umumnya.
 Tidak terbatas pada kegiatan produksi.
 Dapat merupakan transformasi dari suatu sentra
produksi (agri center) yang sudah ada.
No. Kriteria/Karakter Sentra Produksi KAPEMBA
1. Wujud dan Fungsi Agri Center Provit Center
2. Sasaran Tingkat produksi tertentu Tingkat kesejahtreraan
(pendapatan) petani
3. Input/Kegiatan Fokus kepada upaya2 utk Fokus kepada kegiatan
mencapai tingkat produksi untuk memaksimalkan
yang diharapkan nilai tambah yang
dinikmati oleh petani
4. Unit manajemen Tidak harus memperhatikan Harus memperhatikan
skala ekonomi skala ekonomi (dalam satu
kesatuan manajemen)
5. Peran Petani Sebagai Produsen Sebagai Produsen dan
Pemasok
6. Stakeholder Terbatas pada yg terkait Tidak hanya terbatas pada
dengan produksi yg terkait dgn produksi
7. Tanggung jawab Cenderung hanya Sektor Multi sektor
Pertanian saja
SENTRA PRODUKSI PADI
KAPEMBA PADI
DELINEASI
KAWASAN
KOORDINASI (KECAMATAN/SUB- PENYUSUNAN
PELAKSANAAN DAS/SENTRA BASELINE DATA
KEGIATAN PRODUKSI) KAWASAN
START
PEMBAHASAN ANALISIS
DAN POTENSI
PENINGKATAN
KOORDINASI KESEJAHTERAAN
PERENCANAAN /PENDAPATAN
LINTAS SEKTOR MASYARAKAT

PENYUSUNAN TARGET
PENENTUAN STRATEGI PENINGKATAN
PROPOSAL PENDAPATAN
DAN INPUT-INPUT YANG
TERINTEGRASI DIBUTUHKAN UNTUK MASYARAKAT
DAN PROPOSAL MENCAPAI TARGET DALAM TIME
BAGIAN PENINGKATAN FRAME TERTENTU
PENDAPATAN/KESEJAHTE
RAAN MASYARAKAT
 AGROWISATA (Kawasan Pembangunan Ekonomi
Masyarakat berbasis Pertanian dan Pariwisata)
 AGROPOLITAN
 KAWASAN AGRBISNIS TERPADU
 AGROINDUSTRI PERDESAAN DENGAN PRINSIP
ZEROWASTE
 KAWASAN PENGEMBANGAN PENGOLAHAN DAN
PEMASARAN HASIL PERTANIAN (KP3HP)
 KAWASAN INDUSTRI PETERNAKAN
 KORPORATE FARMING
 PERUSAHAAN INTI RAKYAT (PIR); DLL.
Dari PRA/Studi Master Plant Target tahun 2019
AW, dibutuhkan : Pendapatan: Rp
Kondisi saat ini 1) Pembangunan joging track 300.000/kap/bulan
2) Pusat perbenihan
3) Kios penjualan produk
4) Penginapan
5) Kolam pemancingan
Sentra Produksi
Hortikultura:
Pendapatan 2014 : KAPEMBA
Rp 100.000/kap/bl (Agrowisata)
Target th 2019:
Dari hasil PRA, dibutuhkan : Pendapatan Rp
1) Perbaikan akses ke jalan raya. 100.000/kap/bulan
Kondisi saat ini 2) Penyediaan air bersih
3) Pembangunan pembangkit
listrik tenaga surya
4) Penyediaan benih jagung
5) Pembangunan Pasar Lokal

SKPT :
Rata2 Pendapatan KAPEMBA
2014 : Rp 25.000,-
/kap/bulan
(Agropolitan)
Mengapa Agrowisata Sbg salah satu
pilihan utk Pengembangan KAPEMBA..?

 Agrowisata dapat meningkatkan nilai jual komoditi pertanian yang


dihasilkan dan mendorong berkembangnya sumber-sumber
pendapatan lainnya yang dapat dinikmati oleh masyarakat pada
Kawasan Agrowisata.

 Kawasan Agrowisata merupakan lokasi yang ideal bagi pengembangan


berbagai infrastruktur agribisnis (seperti Pasar Tani, industri
pengolahan, STA dll).

 Agrowisata merupakan salah satu wahana yang efektif untuk


mempromosikan produk-produk pertanian baik segar maupun olahan,
pemasaran yang langsung dari petani ke konsumen, sosialisasi proses
produksi yang baik dan benar serta promosi kekayaan alam dan
budaya nusantara.

 Dapat meningkatkan pendapatan petani.


LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN AW
No. Kegiatan Penaggung jawab Status Keterangan

1 Penerbitan Pedoman Umum Ditjen PPHP Telah diterbitkan Perlu Peraturan Perizinan
Agrowisata dan disampaikan baik utk Usaha Agrowisata
kepada semua maupun Usaha Wisata Agro
Dinas th 2012
2 Inventarisasi Potensi AW •Ditjen PPHP Selesai 2012 Perlu update
Nasional •Dinas lingkup ? ?
Pertanian
3 Penyusunan Master Plan Dinas lingkup Dilaksanakan di Diharapkan dapat dibiayai
Pembangunan Kawasan Pertanian beberapa kawasan dgn APBD
Agrowisata a.l dgn dana Dekon
PPHP

4 Pembangunan Kawasan Pemda Kab/Kota Beberapa Untuk komponen


Agrowisata (mengisi Master Plan ybs. (Dinas lingkup mengusulkan kebutuhan pengembangan
yg sudah disusun) Pertanian) anggaran TP 2015 di luar pertanian agar
diusulkan kepada instansi
ybs.
5 Promosi •Ditjen PPHP Salah satu Masing-masing Pemda
•Pemda ybs. dilakukan melalui diharapkan menyiapkan
Agrowisata Expo bahan dan melakukan
2014. kegiatan promosi
6 Koordinasi Pengembangan •Ditjen PPHP Salah satu Diharapkan koordinasi juga
Wisata Agro •Pmda ybs dilakukan melalui dapat diadakan oleh
Workshop masing-masing Pemda ybs.
No. Kawasan Kabupaten/Kota Komoditi
1 Pangalengan Bandung, Jabar Kopi dam Teh
2 Cikalong Wetan Bandung Barat, Jabar Hortikultura
3 Ciwidey Bandung, Jabar Hortikultura
4 Jatiluwih Tabanan, Bali Padi
5 Ulu Ere Bantaeng, Sulsel Hortikultura
6 Rurukan Tomohon, Sulut Hortikultura
7
8
9
10
11
No. Kawasan Kabupaten/Kota Komoditi
12
13
14
15
16
17
18
19
1. Menyepakati Master Plant Pengembangan Kawasan
Agrowisata (sudah dilakukan oleh beberapa daerah, a.l
dengan fasilitasi dari Ditjen PPHP).
2. Pemerintah Daerah aktif mensosialisasikan Master Plan
Pengembangan Kawasan yang telah disusun.
3. Mengisi Master Plant yang telah disepakati dengan peran
dari masing-masing stakeholder baik Pemerintah maupun
swasta, baik Pusat maupun Daerah.
4. Perlu penyederhanaan perizinan dengan prinsip Satu Paket
Perizinan Usaha Agrowisata melalui satu pintu, kecuali
perluasan usaha.
5. Perlu adanya forum koordinasi yang intensif untuk
pengembangan Agrowisata, baik di Pusat maupun di
Daerah.
Terima Kasih
Jamil Musanif
HP 0818830047
E-mail: jamil@pertanian.go.id

Anda mungkin juga menyukai