PROGRES Inovasi Budidaya udang

Supra Intensif dan Pengembangan RAS

Dalam Upaya Keberlanjutan
Oleh
Hasanuddin Atjo, Ketua SCI Sulawesi

Disampaikan dalam workshop budidaya udang,

Banyuwangi 29 – 31 Januari 2019
ISU INDUSTRI BUDIDAYA UDANG
INDONESIA

Minat Investasi Tetap

Tinggi Meskipun didera PENGEMBANGAN
PENYAKIT INOVASI-TEKNOLOGI
Buangan LIMBAH
TAMBAK Udang Telah
Dipersoalkan o SHRIMP CLUB
Archipilagos State o KEMENTRIAN
Memiliki COMPETETIVE TERKAIT
ADVETADGES dibanding o LITBANG
Continental State
SUPRA INTENSIF SKALA KECIL DI BARRU-
SULSEL
PARTIAL HARVEST SUPRA INTENSIF SKALA
KECIL
 SUPRA INTENSIF
5 VARIABEL YANG DINTENSIFKAN DAN DINTEGRASIKAN
Menciptakan
Keseimbangan
Benih host-phatogen-enviroment

Phatogen
Manajemen Nutrisi

Kinerja
Budidaya
Enviroment
Host
( Nutrisi ,Air,
Konstruksi dan
(Benih)
Manajemen)
Konstruksi Lingkungan
“
Filosofi budidaya udang di GROWOUT

PROBLEM UTAMA

“Mampu mengendalikan limbah organik

berupa kotoran udang dan sisa pakan”

“Mampu menciptakan lingkungan homogen

secara vertikal dan horisontal”
 WHY TO CONTROLLED THE ORGANIC MATTER

Budget Energi Shrimp Metabolism

Base on budget energi concept

1. Solid waste at least 30 % total feed
2. Waste must be controlled by mechanical and biologis
3. If not controlled will reduce water quality
 DUA SKENARIO DALAM BUDIDAYA UDANG
Skenario One step

• Mutu
• Mutu Tokolan
• Mutu Benih
Hatchery Induk Nursery Growout • Opimasi
• Inkubator
• SPF-SPR Lingkunga
n

Skenario Two step

Tiga Subsistem Dimaksimalkan

(1) Hatchery berorientasi produksi : SPF - SPR
(2) Nursery sebagai Inkubator dalam rangka meningkatkan mutu
(3) Growout optimalkan Lingkungan Internal Budidaya
 Mengapa menggunakan Tokolan (hasil Nursery)
the Golden Age
Stage
Lower Growth Faster Growth

Maturation Larva Rearing Nursery Grow Out

45 – 60 day 18 – 20 day 25 – 30 day 50 – 60 day

1 2 3

Critical Point Opportunity Point

1) Pilih Hatchery yang telah menerapkan “the Golden Age Stage”.

2) Proses nursery dilakukan di indoor agar lingkungan terkontrol.
3) Pengendalian Bahan Organik, Kecukupan asupan nutrisi dan kesesuaian parameter
lingkungan menjadi kunci (02 ;pH; toC& %o)
4) Rancang bangun konstruksi; Sistem aerasi; dan Sistem Treatmen Air Menen tukan point 3
TEKNOLOGI BERDASARKAN PENGELOAAN AIR DAN
EKOSISTEM

Pengeloaan Air Ekosistem

Flowtrough Bioflocs

Semi RAS
Non Bioflocs
RAS
How about SUPRA !!!
 RESIRCULATING AQUACULTURE AND BIOFLOCS SYSTEM
(BIOFLOCS TECHNOLOGY IS A SYSTEM THAT HAS A SELF-NITRIFICATION
PROCESS )

Using in other
Project,
Mexiko, Hawai

Using in Project
TCP / CMB /
3607 FAO-
Cambodia,
Indonesia (Atjo)
 Model RAS (H Atjo)
Tangki Budidaya dari plastik vol
300 ton
Dencity : 400
pcs/ton
Prod’ti : 1500
Central kg/MT
Draind
Organik RAS
Larut
Penampunga Model RAS Ini
nOrganik
diharapkan Beban
Padat
Kerja Lebih
Di Proses
menjadi Ringan
pupuk
 Recirculating
Model RAS Budidaya Udang Supra Intensif (H System
Aquaculture Atjo)
(RAS)
1 = Kolam budidaya
@ 300 ton
1 1
2 = Pompa resirkulasi
Pressure Filter 3 = Pressure Sand
Filter
8 6 4 = Protein Scimmer
5 = Biological Filter
2 3 4 5 7
6 = Kolam
1 1
penampung
9 10 7 = Nano buble
System
8 = Pompa air laut
9 = UV Light/Ozon
UV Light/Ozon 10= Water Quality
Monitor
Model RAS Pabrikasi Ex China
 REKOMENDASI
• Sudah mulai direncanakan pengembangan
budidaya
Close System (Hatchery – Nursery – Growout).
• Komponen Impor dalam industry udang sudah
harus
dikurangi untuk meningkatkan daya saing
• Tata ruang wilayah pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
segera
di implementasikan
• Elaborasi Asosiasi-Kementrian Terkait dan
Litbang perlu