Npm : 2014111006
Prodi : Budidaya Perairan
3. Pada kolam fiber bulat ditebar 2000 ekor ikan lele dengan bobot rata-rata 3 gr. Ikan
tersebut diberi pakan dengan kadar protein 30% dan FR sebesar 3% per hari. Jika
pemilik kolam ingin menerapkan teknologi bioflok dengan C/N rasio 15, berapakah
jumlah molase yang harus ditambahkan per hari ke dalam kolam tersebut ? (Tulis
perhitungan dengan menggunakan tool equation).
Jawaban :
Biomassa ikan = Jumlah ikan Bobot rata-rata
= 2000 3
= 6000 gr
Jumlah Pakan perhari = FR Biomassa
= 3% 6000
= 180 gr/m3
Protein yang masuk perhari = 30% 180 = 54 gr/m3/hari
Jumlah N yang masuk = 16% 54 = 8,64 gr/m3/hari
Jumlah N total yang masuk ke kolam adalah 75%
Jumlah N masuk ke air perhari = 75% 8,64 = 6,48 gr/m3/hari
C/N Ratio = 15, maka jumlah C yang perlu ditambahkan adalah
= 15 6,48 = 97,2 gr/m3/hari
Jika C Molase adalah 55%, jumlah sumber karbon yang harus ditambahkan ke kolam
adalah :
= 97,2 gr/m3/hari
= 174,96 gr/m3/hari
4. Gambarkan siklus hidup, konsep dan cara kultur pakan alami berikut ini: (pilih satu
organisme)
Jawaban :
Siklus Hidup Artemia
Nauplius yang
tumbuh mencapai
tingkatan IV
Telur kering Telur mengembang
setelah direndam
5. Buatlah resume dari artikel jurnal “Size Matters: A Review of Live Feeds Used in the
Culture of Marine Ornamental Fish” yang terlampir dibawah ini!
Jawaban :
Dalam budidaya ikan hias laut diperlukan suatu pemberian pakan hidup yang
ukurannya sesuai dengan spesies ikan budidaya, agar meningkatkan keberhasilan
pemeliharaan larva ikan. Copepod nauplii adalah pilihan pakan hidup yang sangat
baik sebelum beralih ke rotifera. Namun, keterbatasan budaya mereka saat ini perlu
diatasi. Oleh karena itu, perlu dipertimbangkan perkembangan yang diperlukan untuk
mengatasi hambatan yang saat ini dialami dalam perdagangan budidaya ikan hias
komersial. Sehingga diperlukan lebih banyak pekerjaan untuk mengembangkan
pendekatan untuk membuat dan menyimpan telur diapause dari copepoda. Untuk
mencapai hal tersebut, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan spesies
mana yang menghasilkan telur diapause. Kemudian diperlukan juga kemajuan teknik
penyimpanan untuk mengintegrasi sumber makanan ke dalam akuakultur dan untuk
mendiverifikasi spesises yag dibudidayakan. Penggunaan telur copepoda diapause
sebagai sumber makanan hidup merupakan hal yang lebih efektuf dan tidak ada
kaitannya dengan risiko pada saat ini.
Penggunaan ciliates juga harus diselidiki lebih lanjut, karena pakan alami ini dapat
digunakan sebagai pakan pendamping yang sangat baik bagi nauplii copepoda dan
membantu pemeliharaan ikan dengan kuran yang kecil.
Bersamaan dengan perkembangan ini, ada pula kebutuhan untuk mengoptimalkan live
feed yang saat ini digunakan yaitu dengan memberikan fasilitas akuakultur yang lebih
spesifik dalam spesies dan strain rotifer yang digunakan, sehingga berpotensi
mengarah pada peningkatan kelangsungan hidup larva melalui kontrol yang lebih
ketat dari makanan yang disediakan, daripada berbagai ukuran mangsa. Sebab dengan
adanya kombinasi faktor-faktor ini dapat mengoptimalkan dan memajukan budidaya
ikan hias laut dan membantu perlindungan ekosistem alami.