Anda di halaman 1dari 69

Kuliah 9

Teknologi Protein Sel Tunggal

FARMASI– UHAMKA
Tim Dosen Bioteknologi Farmasi
2019/2020
Teknologi Protein Sel Tunggal

a. Definisi Protein Sel Tunggal


b. Sumber Protein Sel Tunggal
c. Teknologi Produksi Protein Sel Tunggal
Definisi PST
1. Biomassa sel mikroba kering seperti alga, bakteri, kapang, yeast dan
jamur Basidiomycetes (mushroom) yang ditumbuhkan dalam kultur
skala besar, sebagai bahan pangan atau pakan, dengan kandungan
protein tinggi, serta nutrien lain seperti karbohidrat, lemak, vitamin
dan mineral (Marx, 1991).
2. Istilah Protein Sel Tunggal adalah istilah umum untuk mikroorganisme
uniseluler maupun multiseluler seperti bakteri, khamir, kapang dan
alga (Tannebaum et al., 1978).
3. PST didefinisikan sebagai isolat protein atau semua komponen sel
mikroorganisme yang mempunyai nilai nutrisi yang baik karena
kandungan protein yang tinggi, lemak, vitamin serta mengandung
asam-asam amino esensial yang lengkap (Srikandi, 1988).
4. PST adalah sel kering jasad renik seperti bakteri, khamir, kapang dan
alga yang ditumbuhkan pada suatu sistem kultur tertentu untuk
digunakan sebagai sumber protein dalam pangan manusia maupun
pakan ternak (Saraswati, 1985).
Keuntungan Mikroorganisme sebagai PST
1. Memungkinkan penggunaan bahan baku non pangan serta
limbah indusri pertanian maupun non pertanian sebagai
substrat
2. Tidak membutuhkan lahan yang luas
3. Pertumbuhan dan perkembangbiakannya berjalan dengan
cepat tanpa tergantung pada musim dan iklim setempat
4. Mikroorganisme mempunyai kandungan protein tinggi dan
nilai gizi cukup baik
5. Modifikasi sifat genetika mikroorganisme lebih mudah
daripada tanaman maupun hewan tingkat tinggi
Dasar Pemilihan Mikroba penghasil PST

1. Komposisi bahan baku


– Bahan baku untuk substrat pertumbuhan mikroorganisme penghasil PST
hendaknya mengandung bahan-bahan organik dan anorganik dalam jumlah cukup
baik untuk kehidupan mikroorganisme tersebut
2. Teknik proses
– Proses pembuatan PST hendaknya memiliki teknik yang praktis dan mudah serta
menggunakan teknologi yang sederhana
3. Aspek nutrisi
– Mikroorganisme yang digunakan sebagai sumber PST harus mempunyai nilai gizi
tinggi.
4. Tidak bersifat patogen,
5. Tidak mengeluarkan metabolit beracun,
6. Tingkat adaptasi terhadap lingkungan yang stabil,
7. Mampu mengasimilasi substrat dengan kecepatan tumbuh yang
tinggi.
Mikroba Sumber PST

1. Mikroba Fotosintetik
a. Alga
2. Mikroba Non Fotosintetik
a. Bakteri
b. Yeast
c. Kapang
d. Mushroom
Alga
• Alur reaksi fotosintetik:
CO2 + H2O + Amonia atau nitrat + mineral  sel alga + O2
Sinar matahari
• Pemanfaatan PST dari mikroalga:
– Pakan ternak
– Pakan ikan
– Food Suplemen
• Perkembangan : AS, Jepang dan Korea
• Produksi dilakukan pada kolam-kolam raksasa yang
didisain sebagai bioreaktor besar untuk
memperbanyak biomassa mikroalga
Alga
• Mikroalga adalah organisme
aerobik fotosintetik, uniseluler
ataupun multiselluler, hidup
sebagai penyusun trofik dasar
lingkungan perairan,
mengandung satu atau lebih
kloroplas yang berisi klorofil
dan pigmen-pigmen pelengkap
lainnya yang merupakan situs
reaksi fotosintesis.
• Mikroalga penghasil PST 
Spirulina, Scenedesmus,
Tetraselmis dan Chlorella.
Spirulina
• Spirulina adalah salah satu genus
Cyanobacteria
• Dua jenis Spirulina yang unggul dalam
menghasilkan PST adalah :
Arthrospira platensis, dan Arthrospira
maxima (saat ini diklasifikasikan sbg
genus yg berbeda) yaitu Arthrospira
• Meskipun demikian, istilah lama
Spirulina tetap menjadi nama yang
populer.
• Spirulina dibudidayakan  digunakan
sebagai suplemen makanan dalam
bentuk tablet, flake, dan powder.
• Sebagai suplemen pakan di industri
akuakultur, akuarium, dan unggas
Spirulina
Chlorella
Produk dari Mikroalga

• Nutraceutical  suplemen multivitamin


• Astaxanthin  karotenoid pigmen warna merah-orange
dipakai utk antioksidan, suplemen menjaga kesehatan mata,
jantung, dan kulit
• Kosmetik  perawatan kulit
• PUFA  omega, EPA, DHA
• Biofuel  Lipid untuk biodiesel
Teknologi Produksi Mikroalga
Produksi mikroalga secara miksotropik dalam
bioreactor cahaya

Minerals
N, P, K, Mg, Na, S
Trace elements Cahaya MH

Biomass
H2 O

CO2
Organic
substrate
Kultivasi Chorella dalam labu 200 ml dengan
cahaya artifisial 24 jam/hari
Kultivasi Chorella dalam labu 2000 ml dengan
cahaya artifisial 24 jam/hari
Kultivasi Chorella dalam labu 10 liter dengan
cahaya artifisial 24 jam/hari
Kultivasi Chorella dalam bioreactor cahaya
4000 dengan cahaya artifisial 24 jam/hari
Kultivasi Chorella dalam bioreactor cahaya
4000 dengan cahaya artifisial 24 jam/hari
Chlorella untuk produksi Biofuel
dan pakan ternak

Chlorella cell
Kolam produksi Chlorella di Arizona 20
Chlorella untuk produksi Biofuel
dan pakan ternak
Kultivasi Chorella dalam sirkular kolom
tembus cahaya in door
Kultivasi Chorella dalam sirkular kolom
tembus cahaya out door
ARID Integrated Algae-Oil Biorefinery

Bioreactor
Chlorella
• di Beijing

Bioreaktor
Chlorella
di Jeddah

Chlorella di Arizona Tanki kultur Algae ERLab, Kultur alga di Puerto


24
Tucson Peñasco, Mexico
Chlorella for Biofuel and Aquaculture Feed
Bioreaktor Chlorella di Beijing
Spirulina farming

BUDIDAYA DI TAMBAK TEPI PANTAI

PAKAN TERNAK / IKAN / UDANG


Bakteri
• Mikroba sel tunggal yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang
sangat cepat
• Substrat yang banyak digunakan adalah berupa limbah pertanian
ataupun industri
• Bioreaktor yang dirancang khusus agar bakteri dapat
berkembang biak (vegetatif growth) dengan cepat, sehingga
biomassa yang dihasilkan tinggi
• Bakteri yang dipilih adalah bakteri yang tidak patogen dan tidak
memproduksi toksin
• Contoh: Methylophilus methylotropus, yang menghasilkan
produk yang disebut “Pruteen” dengan kandungan protein
mencapai 72%, sebagai produk tambahan pakan ternak di Eropa.
Yeast
- Mikroba eukariot bersel tunggal yang membentuk rantai
- Produk ragi kering (dried yeast) sebagai ragi roti telah dikenal
lama oleh manusia
- Substrat yang digunakan untuk memproduksi yeast adalah
bahan cair ataupun padat yang merupakan limbah hasil
pertanian, bahan terformulasi ataupun bahan alam.
- Bioreaktor yang dipakai untuk memproduksi yeast : batch
fermentor, fed-batch fermentor maupun continous fermentor.
- Aplikasi yeast sampai saat ini kebanyakan untuk aplikasi pangan
manusia
- Contoh: Kluyveromyces fragilis, Candida utilis, Candida
guilienmondis, Saccharomyces cerevisiae sebagai ragi roti
Saccharomyces
Kapang
- Mikroba eukariot bersel banyak dengan membentuk hifa dan miselia
- Substrat yang difermentasikan kebanyakan merupakan bahan pangan,
limbah padat pertanian, serta bahan alam lain.
- Teknik fermentasi yang umum dilakukan adalah fermentasi padat (bila
substratnya padat) dan batch fermentasi bila substratnya cair.
- Produk PST kapang digunakan : bahan pangan atau pakan ternak
- Bila substratnya bahan pangan: maka tujuannya adalah menambah
zat gizi (nutrien) dari bahan pangan tsb yang hanya dapat diperoleh
dari proses fermentasi. Contoh: Tempe, Oncom
- Bila substratnya limbah padat pertanian: maka tujuannya adalah
untuk meningkatkan nilai tambah bahan tsb yang dapat dipakai
sebagai bahan pakan ternak dengan kandungan protein memadai
Fermentasi Kapang
Mushroom
- Mikroba eukariot bersel banyak termasuk dalam golongan kapang
Basidiomycetes yang membentuk tubuh buah
- Produk yang dihasilkan adalah bahan pangan yang tidak lain adalah
bentuk tubuh buah (Fruit bodies) dari kapang Basidiomycetes yang
dikulturkan
- Substrat yang digunakan adalah kebanyakan limbah pertanian dan
industri, seperti limbah pabrik gula, limbah gergajian kayu, jerami dan
sekam.
- Teknik fermentasi yang umum digunakan adalah fermentasi padat
- Kunci utama keberhasilan produksi mushroom adalah dijaganya kondisi
lingkungan (suhu, kelembaban dan cahaya) yang optimal bagi fruktifikasi
- Contoh: Pleurotus ostreatus, Volvariella volvaceae, Lentinus edodes,
Auricularia auricula, Agaricus bisporus, Ganoderma sp.
Edible Mushroom
Teknologi Produksi (Budidaya)
Jamur Pangan
Budidaya Jamur Pangan
• Jamur Pangan dibagi menjadi 2 kelompok
besar yaitu:
– Jamur Kayu
– Jamur Kompos
• Jamur Kayu : Lentinus edodes, Auricularia
auricula, Pleurotus ostreatus, Ganoderma
• Jamur Kompos : Volvariella volvaceae,
Agaricus bisporus
Budidaya Jamur Pangan
Tahapan-Tahapan :
1. Penyiapan Bibit
2. Penyiapan Media Bibit & Pembuatan Bibit
3. Penyiapan Media Produksi (Baglog)
4. Inokulasi Bibit pada Media Produksi
5. Pertumbuhan Miselia (Inkubasi)
6. Pertumbuhan Tubuh Buah (Fruktifikasi)
7. Pemanenan
8. Pengepakan
9. Pengolahan
1. Penyiapan Bibit

Stok biakan bibit Jamur


pada media PDA
Tahap 2a. Preparasi Medium Bibit

Medium untuk inokulum


dipersiapkan dengan
menanak bahan-bahan
seperti kacang, jagung dll.,
untuk selanjutnya
disterilisasi dengan autoklaf
atau pressure cooker.

MEDIA DIPERKAYA :
Serbuk kayu 42%, millet 42%,
bekatul 15%, CaCO3 1%, RH
60%, pH 7
Tahap 2b. Inokulasi Medium Bibit dengan
kultur Jamur

Media inokulum steril


diinokulasi dengan
miselium jamur dari
kultur agar cawan.
Sangat penting untuk
memperhatikan
keaseptisan teknik
untuk mencegah
kontaminasi.
Tahap 2c. Inkubasi untuk memproduksi
bibit jamur

Toples yang berisi medium


bibit yang mulai ditumbuhi
jamur secara berkala harus
dikocok agar inokulum jamur
dapat tumbuh merata. Lama
inkubasi untuk memproduksi
bibit jamur ini adalah sekitar
10 – 30 hari, tergantung jenis
jamurnya.
Bibit Jamur dalam botol
Tahap 3. Penyiapan Media Produksi
Serbuk Gergaji

Limbah serbuk gergaji


dari industri pemotongan
kayu

Pemanfaatan serbuk
gergaji kayu untuk
produksi jamur
Pengisian Media Produksi
dalam Baglog

Ukuran Kantong Bobot Media


Plastik (cm x cm) Tanam (Kg)

18 x 30 0,8 - 0,9
20 x 30 0,9 - 1,0
20 x 35 1,2 - 1,3
Persiapan baglog untuk
sterilisasi
Tahap 4. Inokulasi Bibit pada Media Produksi
Beberapa Bentuk Kumbung
(Rumah Produksi Jamur)
Tahap 5. Pertumbuhan Miselia pada Media
Produksi (Inkubasi)
Tahap 6. Pertumbuhan Tubuh Buah
(Fruktifikasi)
Tahap 6. Pertumbuhan Tubuh Buah
(Fruktifikasi)
Setelah 2 – 3 minggu,
Primordia (baby
mushrooms) mulai
muncul. Setelah
tumbuh primordia,
kira-kira seminggu
kemudian berkembang
menjadi mushroom
penuh siap untuk
dipanen. Diperlukan
kondisi lingkungan yang
lembab.
Penyusunan baglog
berjajar membujur
dan ditumpuk keatas
mengisi rak kumbung

Penyusunan baglog
berdiri tegak berjajar
diatas meja rak kumbung
Penyusunan baglog jamur shiitake, secara berjajar
di atas meja rak didalam kumbung
Bedeng Pertumbuhan

Jamur Shiitake dalam ruang inkubator


Tubuh buah Jamur
Shiitake berkembang
maksimal
Masa panen tubuh buah jamur shiitake
Pengelompokan ukuran dan pengemasan jamur shiitake
Shimeji kuning
Hasil panen jamur tiram yang dipersiapkan untuk tahap
pengolahan (kripik)
Jamur kuping, tumbuh dari baglog yang susunannya
ditumpuk ke atas
Nilai Ekonomi PST
1. Tidak membutuhkan lahan yang luas dan substrat untuk
pertumbuhannya sangat sederhana
2. Bila dibandingkan dengan sumber protein konvensional maka
produktivitasnya jauh lebih tinggi dan menguntungkan. Sebagai
perbandingan bahwa kedelai yang merupakan penghasil protein
nabati konvensional tertinggi menghasilkan 2,5 ton/ha/tahun, sedang
kan budidaya alga menghasilkan rata-rata 30 ton/ha/tahun
3. Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan PST sangat singkat
dibandingkan waktu yang diperlukan untuk menghasilkan sumber
protein konvensional baik nabati ataupun hewani
4. Kandungan nutrisi yang tidak kalah dengan sumber protein lain
5. Nilai ekonomi yang meningkat baik dari sudut dimanfaatkannya bahan
baku (substrat) yang tadinya limbah, ataupun dari sudut harga jualnya.
Mikroba untuk PST
Carbon substrate Suitable microbes
Carbon dioxide Spirulina sp., Chlorella sp.
Liquid n-alkanes Saccharomycopsis lipolytica, Candida tropicalis
Methane Methylomonas methanica, Methylococcus capsulatus
Methanol Methylophilus methylotrophus, Hyphomicrobium sp.
Candida boidinii, Pichia angusta
Ethanol Candida utilis
Glucose (hydrolyzed starch) Fusarium venetatum
Inulin (polyfructan) Candida species, Kluyveromyces sp.
Spent sulfite liquor Paecilomyces variotii (Pekilo process)
Whey K. marxianus, K. lactis, P. cyclopium
Lignocellulosic wastes Chaetomium sp., Agaricus bisporus, Cellulomonas
sp.
GRAS = Generally Regarded As Safe
Istilah GRAS mengacu pada produk biomassa atau metabolit
mikroorganisme yang dikultivasi secara terstandar dan di approved
oleh FDA (BPOM nya Amerika Serikat)
Generally Regarded As Safe by the
Bacteria Food and Drug Administration
Bacillus subtilis Normally, these organisms need no further testing if
Lactobacillus bulgaricus cultivated under acceptable conditions
Leuconostoc oenos
Filamentous fungi
Aspergillus niger
Aspergillus oryzae
Yeasts
Mucor circinelloides
Candida utilis
Rhizopus microsporus
Kluyveromyces lactis
Penicillium roqueforti
Saccharomyces cerevisiae
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai