NOVITA SARI
17.71.018023
NOVITA SARI
17.71.018023
NOVITA SARI
17.71.018023
Disetujui oleh pembimbing untuk mengajukan ujian sidang Karya Tulis Ilmiah
Pada Program Studi DIII Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Guntur Satrio P., M.Si., Apt Dewi Sari Mulia, M.Si., Apt
NIDN. 1129078702 NIDN. 2309198702
HALAMAN PENGESAHAN
NOVITA SARI
17.71.018023
Guntur Satrio P., M.Si., Apt Dewi Sari Mulia, M.Si., Apt
NIDN. 1129078702 NIDN. 2309198702
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Ketua Program Studi D-III Farmasi
NOVITA SARI
17.71.018023
TIM PENGUJI
Penguji Utama : (……………..)
Anggota : (……………..)
(……………..)
(……………..)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di suatu
Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya
atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Novita Sari
17.71.018023
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa
yang telah melimpahkan segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ETNOFARMAKOLOGI DAN
INVENTARISASI TUMBUHAN OBAT DI KABUPATEN KAPUAS
MURUNG KELURAHAN PALINGKAU BARU KAPUAS KALIMANTAN
TENGAH” guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperloleh gelar Ahli
Madya Farmasi pada Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis diberi bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, karena itu dengan penuh rasa hormat dan tulus
hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Karya Tulis Ilmiah ini dengan
baik.
2. Bapak Dr. Sonedi, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya.
3. Ibu Nurhalina, SKM., M.Epid selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
4. Ibu Nurul Chusna, S.Farm., M.Sc., Apt selaku Ketua Program Studi DIII
Farmasi Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
5. Ibu Rabiatul Adawiyah, S.Farm., M.Si., Apt selaku Dosen Penasihat
Akademik yang telah bersedia meluangkan waktu ditengah kesibukan beliau
untuk membimbing, memberikan saran selama penulis menempuh pendidikan
di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
6. Bapak Guntur Satrio P,M.Si.,Apt Dosen Pembimbing Utama yang telah
membantu penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah dan telah bersedia
meluangkan waktu ditengah kesibukan beliau setiap harinya untuk
membimbing, memberikan saran dan petunjuk hingga selesai penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini.
7. Ibu Dewi Sari Mulia, M.Si,.Apt selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang
telah membantu penulis dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah dan telah
bersedia meluangkan waktu ditengah kesibukan beliau setiap harinya untuk
membimbing, memberikan saran dan petunjuk hingga selesai penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini.
8. Bapak/Ibu Dosen serta seluruh staf pegawai Program Studi DIII Farmasi
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya yang telah banyak memberikan
bekal ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Orang Tua dan Seluruh Saudara yang telah memberikan dorongan moril
maupun materil selama penulis menempuh pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya.
10. Sahabat serta teman-teman mahasiswan Program Studi DIII Farmasi
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya yang telah memberikan semangat,
do’a selama proses pengerjaan Penelitian dan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iv
HALAMAN PENGUJIAN....................................................................................v
KATA PENGANTAR ..........................................................................................vi
DAFTAR ISI ......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................x
DAFTAR DIAGRAM...........................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
ABSTRAK...........................................................................................................xiv
ABSTRACT...........................................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................5
2.1 Etnofarmakologi..........................................................................5
2.2 Tumbuhan Obat...........................................................................6
2.3 Obat Tradisional..........................................................................6
2.4 Bagian Tumbuhan yang Dimanfaatkan Sebagai Obat.................6
2.5 Kandungan Bioaktif Tumbuhan Obat..........................................8
2.6 Kecamatan Kapuas Murung Kelurahan Palingkau Baru.............9
BAB III METODE PENELITIAN..................................................................10
3.1 Jenis Metode Penelitian.............................................................10
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian....................................................10
3.3 Populasi dan Sampel..................................................................10
3.4 Teknik Pengumpulan Data.........................................................11
3.5 Pengolahan dan Analisa Data....................................................14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................17
BAB V SIMPULAN DAN SARAN...............................................................48
5.1 Simpulan....................................................................................48
5.2 Saran..........................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................49
LAMPIRAN .........................................................................................................55
DAFTAR TABEL
NOVITA SARI
17.71.018023
ABSTRAK
NOVITA SARI
17.71.018023
ABSTRACT
Ethnopharmacology studies were carried out in Kapuas Murung Subdistrict,
Mostkau Baru District. This is because the people of Kapuas Murung Subdistrict,
Mostkau Baru Subdistrict still utilize medicinal plants to cure diseases whose
properties are known for generations. This study aims to obtain data in the form of
plant species, parts used, processing methods and to find out whether the
empirical efficacy of medicinal plants used is supported by research data. This
research was conducted using qualitative research methods with descriptive
designs, techniques in data collection using observation, interviews, and
documentation. The results showed 11 types of medicinal plants used to treat
various diseases, namely Keci beling, Mustache Cat, Bandotan, Hajuang, Pacing
Fresh, Banana Leaves, Eggplant Pipit, Areca Nut, Meniran, Gerigit Grass, Samue
Grass. Plant parts used are stems, roots, fruits and the most widely used is the
leaves. The processing method is consumed directly, pounded and most often it is
processed by boiling. Empirical efficacy of medicinal plants used is largely still
not supported by research data.
Keywords: Ethnopharmacology, inventory, the Most New Village, medicinal
plants
1
BAB I
PENDAHULUAN
mempunyai khasiat obat (Nurrani et al., 2014). Tumbuhan berkhasiat obat adalah
jenis tumbuhan yang pada bagian-bagian tertentu baik akar, batang, kulit, daun
maupun hasil ekskresinya dipercaya dapat menyembuhkan atau mengurangi rasa
sakit (Zulfiani et al., 2015). Tumbuhan obat adalah seluruh spesies tumbuhan obat
yang diketahui dan dipercaya mempunyai khasiat obat, yang dikelompokkan
menjadi 3 kelompok tumbuhan obat, yaitu tumbuhan obat tradisional, yaitu
spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercaya memiliki khasiat obat dan telah
digunakan sebagai bahan obat tradisional. Tumbuhan obat modern, yaitu spesies
tumbuhan yang secara ilmiah telah dibuktikan mengadung senyawa atau bahan
bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaannya dapat dipertanggung jawabkan
secara medis, dan Tumbuhan obat potensial, yaitu spesies tumbuhan yang diduga
mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang berkhasiat obat, tetapi belum
dibuktikan secara ilmiah atau penggunannya sebagai bahan obat tradisional (Sari
et al., 2014).
yang mereka ketahui dari pengalaman empiris nenek moyang yang bersifat turun
temurun yang disampaikan secara lisan atau pun tulisan kepada anggota kelurga.
Masih banyaknya masyarakat yang menggunakan tumbuhan sebagai obat
tradisional yang tidak terdokumentasi, sehingga membuat peneliti tertarik untuk
mengetahui berbagai macam khasiat dan kegunaan untuk pengobatan tradisional
oleh masyarakat kelurahan Palingkau Baru agar ilmu serta pengalaman empiris
tentang tumbuhan berkasiat obat tidak hilang dan terdokumentasi.
1. Jenis tumbuhan apa saja yang digunakan oleh masyarakat tradisional Suku
Dayak di Kecamatan Kapuas Murung Kelurahan Palingkau Baru?
2. Bagian tanaman apa saja yang digunakan dalam pengobatan tradisional Suku
Dayak di Kecamatan Kapuas Murung Kelurahan Palingkau Baru?
3. Bagaimana cara pengolahan tanaman obat oleh masyarakat tradisional Suku
Dayak di Kecamatan Kapuas Murung Kelurahan Palingkau Baru?
4. Apa saja khasiat tumbuhan obat tradisional oleh masyarakat Kecamatan
Kapuas Murung Kelurahan Palingkau Baru?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Etnofarmakologi
Etnofarmakologi berasal dari tiga kata, yaitu ethnos (Yunani) yang berarti
rakyat atau bangsa, farmakon (Yunani) yang artinya obat dan logos berarti ilmu,
sehingga etnofarmakologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kegunaan
tumbuhan atau hewan yang memiliki efek farmakologi dalam hubungannya
dengan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan oleh suatu suku bangsa.
Etnofarmakologi terkait dengan beberapa bidang ilmu seperti ilmu botani, ilmu
farmasi, dan aspek sosial serta kultur budaya masyarakat. Kajian etnofarmakologi
merupakan kajian yang membahas tentang senyawa metabolit sekunder yang
terkandung dalam suatu bahan (Leonardo, 2012).
Obat tradisional berasal dari bagian tanaman obat yang diiris, dikeringkan,
dan dihancurkan. Jika ingin mendapatkan senyawa yang dapat digunakan secara
aman, tanaman obat harus melalui proses ekstraksi, kemudian dipisahkan,
dimurnikan secara fisik dan kimawi (di-fraksinasi). Tentu saja proses tersebut
membutuhkan bahan baku dalam jumlah yang sangat banyak (Herdiani, 2012).
1. Kulit (cortex)
Kulit adalah bagian terluar dari tumbuhan tingkat tinggi yang berkayu. Dibatasi
di bagian luar oleh epidermis dan di bagian dalam oleh endodermis.Korteks
tersusun dari jaringan penyokong yang tidak terdiferensiasi dan menyusun
jaringan dasar.
2. Daun (folium)
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari ranting,
biasanya berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai
penangkap energi dari cahaya matahari untuk fotosintesis. Daun merupakan
bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan sebagai bahan baku ramuan
obat tradisional maupun minyak atsiri.
3. Bunga (flos)
Bunga merupakan modifikasi suatu tunas (batang dan daun) yang bentuk,
warna, dan susunannya disesuaikan dengan kepentingan tumbuhan. Bunga
adalah alat perkembangbiakan secara generatif pada tumbuhan. Bunga yang
9
4. Akar (radix)
Akar adalah bagian pangkal tumbuhan pada batang yang berada dalam tanah
dan tumbuh menuju pusat bumi. Akar yang dimanfaatkan sebagai obat dapat
berupa akar yang berasal dari jenis tumbuhan yang umumnya berbatang lunak
dan memiliki kandungan air yang tinggi.
5. Umbi (bulbus)
Umbi adalah akar yang membesar dan memiliki fungsi untuk menyimpan suatu
zat tertentu dari tanaman. Bentuk ukuran umbi bermacam -macamtergantung
dari jenis tumbuhannya. Umbi yang dimanfaatkan sebagai obat dapat berupa
potongan atau rajangan umbi lapis, umbi akar, atau umbi batang.
6. Rimpang (rhizome)
7. Buah (fructus)
Kulit buah merupakan lapisan terluar dari buah yang dapat dikupas, sama
halnya dengan simplisia buah, simplisia kulit buah pun ada yang lunak, keras
bahkan adapula yang ulet dengan bentuk bervariasi.
9. Biji (semen)
Bakal biji (ovulum) dihasilkan dari tumbuhan berbunga yang telah masak. Biji
dapat terlindung oleh organ lain (buah pada Angiospermae atau
Magnoliophyta) atau tidak terlindungi (pada Gymnospermae). Biji yang
dimanfaatkan sebagai obat dapat berupa biji yang telah masak sehingga
umumnya sangat keras. Bentuk dan ukuran simplisia biji pun bermacam
macam tergantung dari jenis tumbuhan.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.1 Populasi
3.1.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah Pengobat Tradisional Suku Dayak yang
mendiami Kecamatan Kapuas Murung Kelurahan Palingkau Baru.
13
Identitas Informan
No
1.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital,
alat perekam, kantong plastik, gunting tanaman, sasak, kertas koran, kertas label
dan panduan wawancara yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Bahan yang
digunakan di dalam penelitian ini yaitu alkohol dan formalin.
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
16
6. Studi Literatur
17
1. Reduksi Data
Penyajian data hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel, dan
grafik yaitu sesuai dengan format Tabel 3. Tabel 4. dan Grafik 1. Berikut:
A
B
C
D
E
a. Klasifikasi
b. Morfologi
c. Khasiat empiris
d. Kandungan kimia
e. Khasiat farmakologis
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data hasil penelitian berupa nama tumbuhan, bagian yang digunakan, khasiat
empiris, cara pengolahan, aturan pakai, lama penggunaan, serta data hasil studi
pustaka dari tumbuhan berkhasiat obat di Kecamatan Kapuas Murung Kelurahan
Palingkau Baru akan disajikan dalam bentuk tabel berikut :
Tabel 5. Tumbuhan didukung literatur sesuai empiris
Bagian yang Literatur Sesuai
No Nama Tumbuhan Obat Khasiat Empiris Cara Pengolahan Aturan Pakai
digunakan Khasiat Empiris
1 a. Local :Kumis kucing Akar Susah buang air Akar kumis Minum air (Reshi et al., 2017)
b. Umum :Kumis kecil kucing direbus rebusan 3x Judul : Evaluation of
kucing dengan air hingga sehari 1 gelas Antibacterial
c. Latin : mendidih Potential of Leaf
Orthosiphon And Leaf Derived
aristatus (Blume) Callus Extracts of
miq Orthosiphon
Aristatus (Blume)
Miq.
2 a. Lokal: Sawang Batang dan Mengobati Batang dan Akar Minum iar Gentari pusparani et
Bahandang Akar Pendarahan Hajuang direbus rebusan 2x al., 2016)
b. Umum :Hajuang dengan air hingga sehari 1 gelas Judul : Pengaruh
atau Andong mendidih Ekstrak Daun
c. Latin : Cordyline Andong Merah
fruticosa Cordyline fruticosa
(L) A. Chev
Terhadap Kecepatan
Penutup Luka Secara
Topikal Pada Mencit
Putih (Mus
musculus)
3 a. Lokal: Tewu Kak Batang Mengobati Batang pacing Air rebusan (Asosiasi Herbalis
b. Umum :Pacing Mencret tawar direbus diminum 2× Nusantara., 2015)
Tawar dengan air hingg sehari 1 gelas Judul : Aktivitas
c. Latin : Cheilocostus mendidih Antifertilitas Ekstrak
speciosus Etanol 70% Daun
Pacing (Costur
spiralis) Pada Tikus
Sprague-Dawley
Jantan Secara In
Vivo
4 a. Lokal: Uru Samue Daun Mengobati Daun ditumbuk Digunakan 2× Oyedeji et al., 2011)
b. Umum :Rumput Jerawat bersama dengan sehari 1 kali Judul : Antibacterial,
Samue beras dan Pagi dan siang antifungal and
c. Latin : Ludwigia ditambahkan air phytochemical
deccurens sampai halus, analysis of crude
setelah halus extracts from the
dibulatkan dan leaves of Ludwigia
dijemur dibawah abyssinica A. Rich.
sinar matahari and Ludwigia
sampai kering decurrens Walter
6 a. Local : Uru Daun dan Mengobati gatal oleh Daun ditumbuk Dioles dan ditempel ditempat
handalai Batang terkena ulat bulu sampai halus dioles ke gatal-gatal oleh ulat bulu,
b. Umum : Meniram dan mengobati sakit tubuh yang gatal-gatal sedangkan air rebusan
c. Latin : pinggang oleh ulat bulu, dan diminum 2 × sehari 1 gelas
Phyllanthus niruri Batang direbus dengan untuk mengobati sakit
L. air sampai mendidih pinggang
untuk mengobati sakit
pinggang
7 a. Local : Gerigit Daun Mengobati luka Daun rumput gerigit Air rebusan diminum 2×
b. Umum : Rumput dalam dan sembelit direbus dengan air sehari 1 gelas
Gerigit sampai mendidih
c. Latin : Spartina
anglica
Berdasarkan dari hasil penelitian penggunaan tumbuhan berkhasiat obat
oleh masyarakat di Kecamatan Kapuas Murung Kelurahan Palingkau Baru
didapatkan data mengenai bagian tumbuhan yang digunakan yaitu :
30.77
38.46
Daun
Buah
Batang
Akar
15.38
15.38
18.18
Direbus
Dioleskan
Dikonsumsi Langsung
72.73
b. Morfologi
Orthosiphon aristatus (Blume) Miq. Tumbuh tegak dengan tinggi
antara 50-150cm. Batang berkayu, beruas dan bercabang. Daun tunggal,
panjang 2-10 cm, lebae 1-5 cm, bulat telur, elips atau memanjang, tepi
bergerigi, bertangkai, letak berseling berhadapan, warna hijau, tulang daun
menyirip. Bunga majemuk dalam tandan yang keluar diujung cabang,
ditutupi oleh rambut pendek dan jarang, bunga berwarna ungu pucat atau
putih. Kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berambut pendek
sedangkan bagian paling atas gundul. Benang sari lebih panjang dari
tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas (Dalimartha, 2000).
c. Khasiat Empiris
Masyarakat Desa Palingkau Baru Kecamatan Kapuas Murung
Kabupaten Kapuas menggunakan tumbuhan Kumis Kucing sebagai obat
tradisional, dan bagian yang digunakan yaitu bagian akar dengan khasiat
untuk mengobati susah buang air kecil.
d. Kandungan Kimia
Kandungan senyawa kimia pada daun Kumis Kucing (Orthosiphon
aristatus (Blume) Miq) yaitu terpenoid, flavonoid, dan tanin (Rivai et al.,
2019).
e. Khasiat Farmokologis
1) Khasiat Farmakologis Sesuai Empiris
Secara empiris tumbuhan Kumis Kucing digunakan sebagai obat
Infeksi Saluran Kemih. Penelitian Reshi et al. (2017) Menyatakan
bahwa ekstrak kalus yang berasal dari daun dan ekstrak daun dari
Orthosiphon Aristatus (Blume) Miq, efektif dalam melawan
pertumbuhan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Ekstrak
daun kumis kucing memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri
Staphylococcus aureus (Yulinati, 2015), Salmonella thypi (Rukmana &
Mulyowati, 2015), Peudomonas aeruginosa, dan aeromonas hydrophilla
(Nair et al., 2014). Infeksi yang terjadi pada saluran kemih dapat
disebabkan oleh adanya infeksi bakteri sehingga kumis kucing dapat
digunakan untuk mengobati infeksi tersebut.
2) Khasiat Farmakologis Lainnya
Khasiat farmakologis lain dari Orthosiphon aristatus (Blume)
Miq yaitu, Ekstrak etanolik daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus
(Blume) Miq) memiliki daya antihelmintik terhadap Ascaris suum
secara in vitro (Ulya et al., 2014), serta ekstrak etanol dari herba kumis
kucing mampu menurunkan kadar kolesterol (Rambe, 2015).
3. Bandotan (Agertum conyzoides)
e. Khasiat Farmokologis
1) Khasiat Farmakologis Sesuai Empiris
Belum ditemukan Publikasi Ilmiah Terkait dengan khasiat daun
dari tumbuhan pisang secara Farmakologis untuk menyembuhkan
tekanan darah tinggi.
2) Khasiat Farmakologis Lainnya
Membungkus makanan, pakan ternak, bahan baku kerajinan
tangan, hiasan dalam upacara adat, mengatasi gigitan serangga,
meredakan demam, meregenerasi sel kulit, menjaga kesehatan rambut,
mengatasi mimisan, mengobati disentri dan mengobati sakit
tenggorokan (Sahaa et al,. 2013)
a. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Phyllanthus
Spesies : Phyllanthus niruri L. (Oktaviadiati dkk. 2011)
b. Morfologi
Tumbuhan berhabitus terna, tumbuh tegak, tinggi 0,5-1 m,
bercabang terpencar, cabang mempunyai daun tunggal yang berseling
dan tumbuh mendatar dari batang pokok. Batang berwarna hijau pucat
atau hijau kemerahan. Bentuk daun bundar telur sampai bundar
memanjang, panjang daun 5-10 mm, lebar 2,5-5 mm, ujung bundar atau
runcing, permukaan daun bagian bawah berbintik-bintik kelenjar. Bunga
keluar dari ketiak daun; bunga jantan terletak di bawah ketiak daun,
berkumpul 2-4 bunga, tangkai bunga 0,5-1 mm, helaian mahkota bunga
berbentuk bundar telur terbalik, panjang 0,75-1 mm, berwarna merah pucat;
bunga betina sendiri, letaknya di bagian atas ketiak daun, tangkai bunga
0,75-1 mm, helaian mahkota bunga berbentuk bundar telur sampai bundar
memanjang, tepi berwarna hijau muda, panjang 1,25-2,5 mm.
Buah licin, garis tengah 2-2,5 mm, panjang tangkai buah 1,5-2 mm.
Dikenal ada dua varitas, yaitu ã javanicus panjang helai daun 5-10 mm,
lebar 2,5-5 mm; pada varitas â genuinus panjang helai daun 7-20 mm,
lebar 3-5 mm. Tanaman ini tumbuh tersebar hampir di seluruh Indonesia
pada ketinggian tempat antara 1-1000 m dpl. Tumbuh baik di tempat
terbuka, pada tanah gembur yang mengandung pasir, di ladang, di tepi
sungai dan di pantai. Tanaman ini terdapat juga di India, Cina,
Malaysia, Filipina, dan Australia. Meniran tidak menimbulkan toksisitas
pada hati dan tidak menimbulkan kerusakan sel hati secara permanen serta
dapat dikategorikan relatif tidak toksik. Pada uji toksisitas akut,
menunjukkan LD50 ekstrak air daun meniran adalah 516,2 mg/kg BB pada
tikus secara i.p. (BPOM R1, 2010:55-57).
c. Khasiat Empiris
Masyarakat Desa Palingkau Baru Kecamatan Kapuas Murung
Kabupaten Kapuas menggunakan tumbuhan Meniran sebagai obat
tradisional, dan bagian yang digunakan yaitu bagian daun dan akar dengan
khasiat untuk mengobati gatal-gatal dan sakit pinggang.
d. Kandungan Kimia
Kandungan kimia meniran berupa Terpen (cymene, limonene,
lupeol, lupeol, acetate); flavonoid (quercetin, quercitrin, isoquercitrin,
astragalin, rutine, physetinglucoside); lipid (ricinoleic acid, dotriancontonic
acid, linoleic acid, linolenic acid); benzenoid seperti halnya curcuma
(methilsalisilate); alkaloid (norsecurinine, 4- metoxinor securinine, entnor
securinina, nirurine); steroid (betasitosterol); alcanes (triacontanal,
triacontanol); dan zat lain (vitamin C, tannin, saponin) (Sunarno dan
Fitriana, 2012)
e. Khasiat Farmokologis
1) Khasiat Farmakologis Sesuai Empiris
Belum ditemukan Publikasi Ilmiah Terkait dengan khasiat buah
dari tumbuhan meniran secara Farmakologis untuk mengobati gatal-
gatal dan sakit pinggang.
2) Khasiat Farmakologis Lainnya
Meniran juga diduga berguna untuk berbagai macam penyakit
seperti diabetic, penyakit prostat, asma, demam, tumor, infeksi, dan
batu saluran kemih, demam tifoit, influenza, disentri, konstipasi, sakit
perut, ulkus, dan lain-lain. Menurut beberapa penelitian ilmiah, meniran
memiliki antipasmodik, antilitik (unutk batu ureter dan empedu),
penghilang rasa sakit, antihipertensi, antiviral, antibacterial, diuretic,
antimutagenik, dan juga efek hipoglikemia 9Pradipta, 2010).
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan tumbuhan berkhasiat
obat oleh masyarakat Suku Dayak di Kecamatan Kapuas Hilir Kabupaten Kapuas
Kalimantan Tengah, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat 11 jenis tumbuhan berkhasiat obat yang dimanfaatkan yaitu Keji
Beling, Kumis Kucing, Bandotan, Andong, Pacing Tawar, Pisang, Terong
Pipit, Pinang, Meniran, Rumput Gerigit, Rumput Samue.
2. Bagian tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan adalah batang, akar, buah,
dan yang paling banyak adalah bagian daun.
3. Cara pengolahan tumbuhan berkhasiat obat adalah dengan cara direbus,
dioleskan, dikonsumsi langsung, dan yang paling sering adalah diolah dengan
cara direbus.
4. Khasiat empiris dari tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan sebagian besar
masih belum didukung oleh data hasil penelitian.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat di sarankan
sebagai berikut :
1. Perlu dilakukannya penelusuran studi pustaka lebih lanjut pada jurnal yang
limited access untuk mengetahui penelitian-penelitian terkait dengan khasiat
empiris tumbuhan yang telah didata.
2. Perlu dilakukannya penelitian lanjutan kearah formulasi sediaan terhadap
tumbuhan yang telah diketahui khasiat farmakologis sesuai empirisnya, karena
penggunaan tumbuhan tersebut oleh masyarakat masih dalam bentuk yang
sederhana.
DAFTAR PUSTAKA
Aubriot, X., Loup, C. & Knapp, S. (2016). Confirming the identity of two
enigmatic “spiny solanums” (Solanum subgenus Leptostemonum,
Solanaceae) collected by Jean-Baptiste Leschenault in Java. PhytoKeys
70: 97-110.
BPOM RI, 2010, Acuan Sediaan Herbal, Jakarta: Direktorat OAI, Deputi II,
Badan POM RI
Badan POM RI. 2008. Ageratum conyzoides L. Direktorat Obat Asli Indonesia.
Departemen Kesehatan RI. 2000. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (I). Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hlm 215-216.
Hadju, V. G., Nature, M. & Saree, M. 2016. Etnofarmakologi Plant Ants Nets
Papua (Hydnophytum Formicarum) on Skouw Tribe of Papua.
Internasional Journal of Researchin Medical and Health Sciences Vol.
9(1).
Hartanto, S, Fitmawati dan Sofiyanti 2014. Studi Etnobotani Famili
Zingerberaceae Dalam Kehidupan Masyarakat Lokal di Kecamatan
Pangean Kabupaten Kuantan Singingi Riau. Jurnal of Biology Education
Volume 6 Nomor 2.
Handayani., R dan Novaryatiin., S. 2015. Uji Identifikasi Farmakognostik
Tumbuhan Hati Tanah Asal Kota Palangkaraya Kalimantan Tengah.
Jurnal Surya Medika Volume No. 1 (2015).
Hossain, A.M., Salehuddin, S., Ismail, Z., 2007, Isolation and Characterization of
a new poly hydroxyl Flavone from the Leaves of Orthosiphon stamineus,
Indian J. Nat. Prod., 23(4), 3-7.
Jaka. 2013. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Keji Beling. Dalam Benigna, M.
2015. Uji Daya Ekstrak Daun Keji Beling (Strobilanthes crispa Bl.)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Salmonella typhi secara in vitro. Skripsi.
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Katno dan Pramono, S. 2009. Tingkat Manfaat Dan Keamanan Tanaman Obat
Tradisional. Balai Penelitian Tanaman Tawangmangu. Yogyakarta.
Fakultas Farmasi, Universitas Gajah Mada.
Kurdi, A. 2010. Bagian Dari Tanaman Yang Digunakan Untuk Obat. Skripsi.
Universitas Muhammadiyah Malang, Malang. Dalam Puspitasari, D. 2016.
Potensi Tumbuhan Herba Yang Berkhasiat Obat Di Area Kampus
Universitas Lampung. Skipsi. Universitas Lampung, Bandar Lampung.
Khatoon, N., Jain, P. & Choudhary, A.K. (2015). Phytochemical studies on seed
and leaf extracts of Solanum torvum SW. Indo American Journal of Pharm
Research 5(05): 1649-1656.
Latief, A. 2012. Obat Tradisional. Buku Kedokteran EGC: Jakarta. Dalam
Ningsih, Y. R. 2018. Gambaran Penggunaan Tumbuhan Obat Tradisional
Di Kelurahan Sei Gohong Kota Palangkaraya. Karya Tulis Ilmiah.
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Palangkaraya.
Meliki, Linda, R., & Lovadi, I. 2013. Etnobotani Tumbuhan Obat oleh Suku
Dayak Iban Desa Tanjung Sari Kecamatan Ketungau Tengah Kabupaten
Sintang. Protobiont: Jurnal Elektronik Biologi. 2(3):129-135.
Nair. A., Kirutika. D., Dheeba. B. & Tilton. F. 2014. Cytotoxic Potential Of
Orthosiphon stamineus Leaf Extracts Again Pathogenic bacteria And
Colon Cancer Cells. Asian Journal Of Science and Technology Vol. 5(3):
221-225.
Nurrani, L., Kinho, J., & Tabba, S. 2014. Kandungan Bahan Aktif dan Toksisitas
Tumbuhan Hutan asal Sulawesi Utara yang Berpotensi Sebagai Obat.
Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 32(2):123-138.
Nugroho, I.A., 2010. Lokakarya Nasional Tumbuhan Obat Indonesia. Asian
Pasific Forest Genetic Resources Programme Kerjasama Pusat Peneltian
dan Pengembangan Peningkatan Produktivitas Hutan.
Oyedeji, O., Oziegbe, M., & Taiwo, F. O. 2014. Antibacterial, antifungal and
phytochemical analysis of crude extracts from the leaves of Ludwigia
abyssinica A. Rich. and Ludwigia decurrens Walter. Journal of Medicinal
Plants Research Vol. 5(7): 1192-1199.
Qamariah, N., Handayani, R., & Novaryatiin, S. 2018. Kajian Empiris dan
Etnofarmakologi THBO asal Desa Tumbang Rungan. Jurna Surya Medika
(JSM). 8(1):98-106.
Rivai, H., Sestry, M. & Qori, M. P. 2019. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif dari
Ekstrak Heksan, Aseton, Etanol dan Air dari Daun Keji Beling
(Strobilanthes crispa Bluem). 10.13140/RG.2.2.20451.60963.
Sari, I. P., Rahayu, S. & Rizal, D. M. 2013. Infusa Daun Pacing Costus Speciosus
(Koen.) J. E. Smith Sebagai Penghambat Jumlah Dan Kualitas
Spermatozoa Pada Mencit Jantan Balb/C. Traditional Medicine Journal
Vol. 18(1): 56-66.
Sahaa et al, 2013, Medicinal activities of the leaves of Musa sapientum var
sylvesteris in vitra, Asian Pasific Journal of tropical Biomedicine, 3 (6),
476-482.
Sunarno dan Fitriana. 2012. Peran Meniran (Phyllantus niruri Linn) Dalam
mereduksi Kerusakan Hepar Akibat Salmonela.
Shinta, D. Y., & Sudyanto. 2016. Pemberian Air Rebusan Daun Sirih Merah
(Piper Crocatum Ruiz & Pav) terhadap Kadar Glukosa dan Kolesterol
Darah Mencit Putih Jantan. Journal of Sainstek 8(2):180-185.
Takoy, D.M., Linda, R., & Lovadi, I. 2013. Tumbuhan Berkhasiat obat suku
Dayak Seberuang di kawasan hutan Desa Ensabang Kecamatan Sepauk
Kabupaten Sintang. Protobiont: Jurnal Elektronik Biologi. 2(3): 122-128.
Zulfuani, Z., Yuniati, E., & Ramadhani, R. 2015. Kajian Etnobotani Suku Kaili
Tara Di Desa Binangga Kecamatan Parigi Tengah Kabupaten Parigi
Moutong Sulawesi Tengah. Biocelebes 8(1):29-36.
LAMPIRAN
Observasi
Wawancara
Dokumentasi
Determinasi
Studi Pustaka
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian
Lampiran 3. Surat Tugas Penelitian
Lampiran 4. Hasil Observasi
No Identitas Informan