Anda di halaman 1dari 15

BIOENERGETIKA

MEMPELAJARI DINAMIKA/
PERUBAHAN ENERGI PADA REAKSI
BIOKIMIAWI (REAKSI KIMIA PADA
ORGANISME)
• PADA ILMU KIMIA TELAH DIKENAL ADANYA:
1.REAKSI EKSOTERMIS: REAKSI YG MENGHASILKAN PANAS
2.REAKSI ENDOTERMIS: REAKSI YG MEMERLUKAN PANAS

PADA SISTEM NON BIOLOGIS ENERGI PANAS DAPAT DIUBAH MENJADI ENERGI
MEKANIS ATAU ENERGI LISTRIK
PADA SISTEM BIOLOGIS:
• MANUSIA BERSIFAT ISOTERMIS (SUHU TUBUH
KONSTAN).

• MANUSIA MENGGUNAKAN PANAS YANG TERBENTUK


PADA SUATU REAKSI ANTARA LAIN UNTUK
MEMPERTAHANKAN SUHU TUBUH TETAPI TIDAK
DAPAT MENGUBAHNYA MENJADI ENERGI MEKANIK
ATAU ENERGI LISTRIK, SISA PANAS AKAN DIBUANG
KE LUAR. OLEH KARENA ITU YANG LEBIH PENTING
DIPERHITUNGKAN ADALAH BENTUK ENERGI KIMIA
(ATP DLL)
• PADA SISTEM BIOLOGISPROSES YG MEMERLUKAN ENERGI
MENDAPATKANNYA DENGAN CARA MENGAITKAN REAKSI YG
PERLU ENERGI (REAKSI ENDERGONIK) DENGAN DENGAN
REAKSI YANG MENGHASILKAN ENERGI (REAKSI EKSERGONIK)

• R. EKSERGONIK 1   PROSES SINTESIS


2 ~E  KONTRAKSI OTOT
3 PENGHANTARAN SARAF
4 TRANSPOR AKTIF
Metabolisme Bioenergetika
• Metabolisma merupakan serangkaian reaksi enzimatis yang berurutan
yang menghasilkan produk tertentu. Senyawa yang bereaksi, senyawa
intermedier serta produknya disebut dengan metabolit. Setiap reaksi
dikatalisis oleh enzim berbeda. Serangkaian reaksi yang terdapat dalam
metabolisma dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1. Katabolisma, atau reaksi penguraian. Dalam katabolisma senyawa
metabolit kompleks diuraikan menjadi produk yang lebih sederhana
dengan membebaskan energi. Energi yang dibebaskan selama proses
ini disimpan dalam bentuk ATP dari ADP dan fosfat atau digunakan
untuk mereduksi NADP+ menjadi NADPH. Keduanya, ATP dan
NADPH merupakan sumber energi utama untuk digunakan dalam
jalur anabolisma. Karakteristik jalur penguraian adalah mengubah
berbagai senyawa (karbohidrat, lipid, protein) menjadi senyawa
intermedier umum.yang akan dimetabolisma lebih lanjut dalam jalur
oksidatif pusat yang mengubahnya menjadi beberapa produk akhir.
2. Anabolisma, jalur biosintesis. Jalur ini mempunyai proses
kebalikannya. Beberapa macam metabolit, terutama piruvat, asetil
CoA dan senyawa intermedier dalam siklus asam sitrat berfungsi
sebagai senyawa awal untuk biosintesis berbagai produk.
Lanjutan…

Salah satu tahap metabolisme adalah glikolisis, yang


digambarkan dalam Gambar 2 (a dan b) sebagai dua jalur
sekaligus dalam degradasi karbohidrat, baik dalam sel
aerob maupun anaerob. Dalam jalur ini, piruvat sebagai
hasil glikolisis ditangani secara berbeda oleh jalur anaerob
(fermentasi) dan jalur aerob. Jalur anaerob mengarah ke
berbagai produk termasuk laktat dan etanol, sedangkan
jalur aerob menghasilkan asetil-KoA yang akhirnya menjadi
karbondioksida dan siklus asam sitrat (Gambar 3).
Lanjutan…
(Gambar 2a glikolisis dari jalur metabolisme)
Lanjutan…
(Gambar 2b Glikolisis : Fase awal katabolisme
karbohidrat)
Lanjutan…
(Gambar 3 Metabolisme oksidatif (Siklus
as.sitrat))
Energi Bebas
• Bagaiamana organisme memperoleh energi bebas yang
diperlukan?
Organisma autotrof (tanaman dan bakteri fotosintetik)
memperoleh energi bebas dari matahari melalui
fotosintesis, suatu proses dimana energi cahaya digunakan
untuk mengubah CO2 dan H2O menjadi karbohidrat dan O2.
Organisma kemotrof, memperoleh energinya melalui
oksidasi senyawa organik (karbohidrat, lipid, dan protein)
yang diperoleh dari organisma lain. Energi tersebut
merupakan energi bebas. Energi bebas yang diperoleh
tersebut sering digunakan untuk mengkounter reaksi
endergonik melalui sintesis senyawa intermedier berenergi
tinggi, yaitu adenosin trifosfat (ATP).
Energi Sel Dalam Tubuh
Dalam pembahasan tentang energi sel dalam tubuh,
panas bukanlah sumber energi yang berarti bagi sel hidup,
karena panas dapat melakukan kerja hanya jika ia mengalir
dari satu tempat dengan suhu tertentu ke tempat lain yang
suhunya lebih rendah. Sel hidup memeliki suhu yang
relative sama pada seluruh bagiannya, sehingga tidak
dapat memanfaatkan sumber energi panas secara berarti.
Energi panas bermanfaat bagi sel hidup untuk
mempertahankan suhu optimum bagi aktivitas sel hidup.
Oleh sebab itu, energi yang terlibat dalam proses
metabolism sel hidup adalah energi bebas
Oksidasi sebagai sumber energi
metabolisme
• Secara termodinamika, oksidasi biologi dari substrat organik
sebanding dengan oksidasi nonbiologis, seperti pada
pembakaran kayu. Energi bebas totalnya adalah sama, baik
sumbernya adalah substansi biologis, seperti glukosa, ataupun
oksidasi senyawa seperti pada pembakaran kayu. Namun,
oksidasi biologis, jauh lebih kompleks daripada proses
pembakaran. Ketika kayu dibakar, semua energi dilepaskan
sebagai panas, tetapi sebaliknya pada oksidasi biologis, reaksi
oksidasi terjadi dengan penangkapan beberapa energi bebas
sebagai energi kimia.tanpa peningkatan suhu. Penangkapan
energi metabolik terjadi terutama melalui sintesis ATP, molekul
yang disiapkan untuk menyediakan energi yang akan
digunakan dalam bekerja (aktivitas sel hidup).
Lanjutan…
Tidak semua energi metabolis berasal dari oksidasi oleh
oksigen. Zat lain selain oksigen dapat berfungsi sebagai akseptor
elektron terminal. Sebagai contoh, beberapa mikroogranisme
tumbuh secara anaerob (tanpa oksigen) menghasilkan energi
dengan mentransfer elektron ke material anorganik, seperti ion
sulfat atau ion nitrat. Mikroorganisme lainnya, seperti bakteri asam
laktat, mereduksi zat organik, seperti piruvat, membentuk laktat.
Sebagian besar organisme-organisme tersebut memperoleh
energi berasal dari fermentasi, yang menghasilkan energi dari jalur
katabolic, yang prosesnya terjadi dengan tidak ada perubahan
bersih dalam keadaan oksidasi produk dibandingkan dengan
keadaan substrat. Karena energi metabolik terutama berasal dari
reaksi oksidatif, semakin tinggi substrat tereduksi, semakin tinggi
potensi untuk menghasilkan energi biologis. Dengan demikian,
pembakaran lemak menyediakan energi panas lebih tingi daripada
pembakaran karbohidrat dengan massa setara.
Adenosin Trifosfat (ATP)
• Molekul utama yang terlibat dalam menyediakan
energi untuk reaksi seluler endergonik berlangsung.
ATP biasanya diproduksi dengan bergabung fosfat
anorganik menjadi adenosin difosfat (ADP), yang
merupakan reaksi endergonik. Ini juga merupakan
karakteristik dari reaksi kimia: Jika reaksi adalah
eksergonik dalam satu arah, maka akan endergonik
dalam arah yang berlawanan. Dengan demikian,
kerusakan ATP adalah eksergonik, sedangkan
produksi ATP adalah endergonik.

Anda mungkin juga menyukai