Anda di halaman 1dari 28

PELATIHAN

BUSMETIK
Budidaya Udang Skala
Mini Empang Plastik

AKHMAD MULYADI
Staf Pengajar SUPM Negeri Ladong
PROFIL BUDIDAYA UDANG DI INDONESIA
 Periode tahun 1980 an mulai dg teknologi sederhana dan intensif
 Tahun 1990 kegagalan panen akibat WSSV kerugian negara 2,5
trilyun.
 14 Juli 2001 SK Menteri KP No.KEP.41/MEN/2001 introduksi Udang Vannamei

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
 Tradisional
 Semi Intensif dan intensif
LATAR BELAKANG
 Kualitas Tanah ( intensifikasi mempercepat penumpukan bahan organik)
 Efisiensi lahan (Lahan kecil bisa dimaksimalkan pemanfaatannya)

 Kondisi lingkungan yang kurang mendukung


(pencemaran dsb)
 Mengutamakan keseimbangan lingkungan (ekosistem)
 Pengelolaan lebih mudah
Mengurangi tingkat kebocoran
Mengurangi kontaminasi langsung dengan air diluar tambak
Meminimalkan masuknya penyebab penyakit
Memudahkan pemantauan

1. Persiapan Awal BUSMETIK


a. Spesifikasi Tambak

NO URAIAN KETERANGAN

HDPE 0,5 mm (terpal sebagai


1 Jenis Plastik
alternatif)
2 Luas 500 – 1000 M²

3 Kedalaman 80 – 100 cm

4 Sistem Semi Close System


b. Pengeringan Empang (Tambak)
c. Perbaikan Konstruksi Tambak

Keterangan:
a : Pematang tambak
b : Caren pusat
c : Saluran tengah. Pelataran tambak
dengan kemiringan 5 - 10 %
d : Dasar tambak
e : Pipa pernafasan
2. Pemasangan Plastik
a. Pengukuran Luas (Panjang, lebar, tinggi kemiringan caren, serta leba
pematang dan panjang plastik yang dilipat ketanah.

b. Proses Penyambungan Plastik untuk jenis HDPE (Wealding)


- Langsung dilokasi pelataran tambak
- Di Tanah lapang dan dipindahkan ke petakan tambak
- Setelah plastik terpasang segera dilakukan pengisian air
3. Pembuatan Pagar Biosecurity
a. Alat Pengusir Burung (Bird Screaning Device)
- Mampu menghasilkan bunyi-bunyian sesuatu
- Sesuatu yang bergerak dan mencolok dan mampu menakuti burung
- Kincir angin bagian belakang dihubungkan dengan kaleng

b. Pagar penghambat Kepiting Masuk ke tambak (Crab Screaning Device)


- Dibuat keliling tambak bagian bawah dipendam
- Bahan plastik datau waring
c. Tempat cuci kaki dan tangan di Pintu Masuk
- Chlorine cair atau kaporit dosis 20-50 ppm
- Air steril atau air tawar

a. Pengeringan dan Pembersihan Wadah


- Memasang pompa dibagian caren pusat utk menyedot air
- Menyikat bagian plastik menggunakan sikat plastik.
Tujuan : Untuk membesihkan kotoran dan tanah yang menempel pada saat
pemasangan plastik di tambak.
b. Pembilasan
Tujuan : Untuk mengurangi potensi masuknya jasad pathogen dan
mengurangi kotoran yang merupakan sumber bahan organik.
- Menggunakan ember (menyiram bagian pematang)
- Mengarahkan aliran air dari pompa

a. Pengisian Air
- air yang sudah diendapkan selama 3-7 hari
- Jika menggunakan pompa letak dasar pompa
tdk menyentuh dasar tandon
- Disaring 3 lapis (paralon dilubangi diameter
0,5 cm, lapis dua waring diameter 0,2
mm, saringan lapis 3 diameter 0,1
b. Pemasangan Kincir
Satu kincir dengan daya 1 HP mampu mendukung kehidupan udang dengan
biomassa 600 kg. BUSMETIK luas 640 M² dipasang 2 bh.
Fungsi : Pemasok oksigen, menghilangkan stratifikasi suhu, mempercepat proses
pengumpulan kotoran yang ada di tambak.
Teknik pemasangan dengan menggunakan tali.

a = tali
b = pematang tambak
c = kincir
d = arus air yg tercipta
c. Sterilisasi air Media
Menggunakan kaporit 60% dosis 20-50 ppm
Bahan lain mengandung chlorin
Selama proses sterilisasi kincir tetap dinyalakan

d. Pengapuran
Diberikan setelah kandungan khlor di tambak
netral (2-3 hari)
Dosis kapur 60-80 ppm diawal pemeliharaan.
Tujuan : Sebagai cadangan kebutuhan kapur
selama 1 bulan pemeliharaan.

Pemupukan dilakukan jika plankton tdk


terlihat tumbuh saat akan ditebar benur.
Jenis pupuk NPK dosis 5 ppm
Pemberian satu hari setelah pemberian
kapur.
1-2 hari akan tumbuh plankton
f. Pemberian Probiotik
Diberikan 3 hari setelah sterilisasi
Tipe-tipe bakteri pengurai bahan organik Bacillus
coagulans, Bacillus megaterium, Bacillus
plymyxsa, Bacillus flurenzid dan pengurai nitrit
(Nitrosomonas sp., Nitrosococcus sp)
Teknik dan dosis pemberian disesuaikan dengan
petunjuk perusahaan

a. Pemilihan Benur
Kriteria benur yang baik :
• Benur mencapai ukuran PL 10 karena
organ insangnya sudah sempurna
• Tubuh transparan
• Bergerak aktif
• Hepatopankreas terlihat jelas
• Berenang melawan arus
• Ukuran benur seragam
• Bebas Virus melalui uji PCR
b. Waktu Penebaran dan Aklimatisasi
- Saat suhu lingkungan rendah
- Dilakukan sebelum penebaran benih
- Diawali dengan pengecekan suhu dan salinitas
(kantong dan tambak)
- Kantong diapung-apungkan (30-45 menit)
- Kantong dibuka, perlahan-lahan ditambahkan air
tambak (1/3 volume kantong).

c. Perhitungan SR Tebar
- Meningkatkan akurasi estimasi jumlah tebar awal
- Keakuratan data awal penebaran diperlukan untuk menentukan pakan yang
diberikan.
- 1 kantong ditebar di “baby box”.
- Penghitungan jumlah benur yg hidup 24 jam setelah penenbaran.
a. Menentukan kebutuhan pakan selama masa pemeliharaan
- Menentukan FCR (diupayakan 1-1,5)
- Menentukan ukuran panen dan target biomassa
- Menentukan Survival Rate (SR) panen.

Jumlah tebar 100.000 ekor


Ditentukan FCR panen 1.3
Perkiraan size udang saat panen 60 ekor per kg
Perkiraan SR 87%,
Maka diperoleh kebutuhqn pakan sebagai berikut :

SR 87% = Jumlah tebar x 0,87


= 100.000 ekor x 0,87
= 87.000 ekor
Hasil panen = SR panen (ekor) / size udang (ekor/kg)
= 87.000 (ekor) / 60 (ekor/kg)
= 1.450 kg
Jumlah pakan = Hasil panen x FCR
= 1.450 kg x 1,3
= 1.885 kg
Maka diperoleh jumlah pakan yang diperlukan selama proses budidaya udang
sebanyak 1.885 kg.
Titik
sampling

Titik
sampling
Langkah-langkah sampling jala
dan cara penghitungan sampling:
 Sampling dilakukan pada pagi atau sore hari
 Dilakukan sebelum jam pemberian pakan, agar sebaran udang merata
 Peralatan sampling yang digunakan harus disterilkan terlebih dahulu
 Selama sampling kincir dimatikan agar sebaran udang lebih merata
 Udang yang telah disampling tidak dikembalikan ke tambak.
 Jika akan melakukan sampling di tambak lain, peralatan sampling terlebih dahulu
disterilkan, untuk mengantisipasi masuknya pathogen.

Contoh Perhitungan sampling menggunakan Jala Tebar

Luasan Tambak = 1000 M² Perhitungan :


Jumlah tebar = 100.000 ekor (100 ekor/m²) Rata-rata luasan tebaran jala :
Luas jala = 3 m (rumus luas lingkaran µr²) = Rata-rata bukaan jala x luas jala
Rata-rata bukaan jala= rata-rata 75% = 0,75 x 3 M
Rata-rata udang tertangkap disetiap sampling = 210 = 2,25 meter
ekor
Berat rata-rata = 3 gr/ekor  Rata-rata padat tebar per meter :
Dosis pakan = 4% = Rata-rata jumlah udang tertangkap
ditiap titik sampling : luasan jala
= 210 ekor : 2,25 meter
= 93 ekor
Populasi sekarang  Survival Rate
= Rata-rata per meter x luas tambak = Populasi sekarang : Jumlah tebar x 100%
= 93 ekor/m² x 1000 m² = 93.000 ekor / 100.000 ekor x 100%
= 93.000 ekor = 93 %.

 Biomassa  Menentukan dosis pakan


= Rata-rata berat udang x populasi sekarang = Biomassa x rencana dosis pakan
= 3 gr x 93.000 ekor = 279 kg x 0,04
= 279 kg = 11,2 kg

Umur Feeding Rate Frekuensi


Jumlah pakan per hari tersebut (Hr) (%) (kali/hari)
diberikan selama 7 hari kedepan 31 – 40 5,5 4
sebanyak 11,2 kg. selain hasil 41 – 50 4,6 5
sampling juga perlu diperhatikan 51 – 60 3,8 5
61 – 70 3,1 5
kisaran feeding rate pada tabel
71 – 80 2,6 5
berikut ini : 81 – 90 2,3 6
91 – 100 2,1 6
> 100 1,9 6

c. Penyimpanan Pakan
- Pakan ditumpuk maksimal 6 tumpukan
- Bagian dasar dibeli alas agar sirkulasi udara lancar
- Penyusunan tumpukan disesuaikan dengan nomor pakan
a. Aplikasi Porbiotik
Mikroorganisme yang dikembangkan dan diaplikasikan melalui pakan
maupun lingkungan yang bertujuan memperkuat daya tahan tubuh udang
dan atau memperbaiki kualitas air
- Kesimbangan Lingkungan yang terganggu
- Feses yang dihasilkan meningkat, sisa pakan dan plankton mati berakibat
gas beracun (H2S, NH3, NO2, dll).
Tindakannya :
 mengurangi endapan organik
 mengurangi gas beracun
 mengatur petumbuhan plankton yang
diinginkan.
b. Pergantian Air Media
- Umur 20 hari mulai adanya plankton mati
- Umur 40 hari air tambak telah jenuh (Plankton mati,
sisa pakan dan bahan organik).
 Jumlah air diganti 5-20%
 Dilakukan pagi atau sore hari
 1 jam setelah pemberian pakan (menhindari stress
tinggi)

c. Penyiphonan
Setelah 45 hari ditemukan endapan lumpur hitam dan berbau
mengumpul dibagian tengan tambak atau dibelakang kincir
Karena jumlahnya banyak maka kemampuan bakteri pengurai terbatas.
Alat : - Pompa alcon 2 inch, - Pompa submershible 2 inch, - Sistim gravitasi
d. Pembuangan Plankton Mati
- Mulai ditemukan umur 20 hari
- Umur 30 hari puncak plankton mati
Solusinya : Pengenceran air dengan menambah
air tawar tiap 3 hari sekali.
Jumlah volume air disesuaikan dengan luasnya
tambak. Utk 650 M3 biasanya 15-20 M3.
Umur 40 hari (7 hari sekali)

a. Kontrol Anco
b. Sampling menggunakan jala tebar
Monitoring kualitas air
• Pengamatan kualitas air pemeliharaan harus dilakukan setiap hari (pH, suhu,
salinitas)
• Tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi kualitas air dan pengaruhnya terhadap
udang yang dipelihara
• Nilai masing-masing parameter air pada budidaya udang vaname di tambak
BUSMETIK adalah:

No Parameter Nilai Satuan

1 Suhu 27 – 30 oC

2 Salinitas 25 – 30 ppt
3 pH 7 – 7,4 -
4 NH3 ≥ 0,01 ppm
5 Kecerahan 20 cm
6 Tinggi air 80 - 100 cm
7 DO >3,5 ppm
a. Memasang skrin / pagar waring/ pagar plastik di tepi pematang
Truisipan dan wideng (ketam liar) vektor virus WSSV
b. Memasang BSD (Bird Screaning Device) mengusir burung
c. Membuat tempat cuci kaki dipintu masuk
d. Menyaring air masuk menggunakan 3 lapis saringan
WSSV
IHHNV IMNV

TSV Penyakit myo (Infectious Myo


Necrosis Virus)
 Tambak tidak berproduksi dan ……………..

 Kita menjadi tidak sejahtera


Kalau kita bisa bebas WSSV dan virus² lain, maka :

1. Produktivitas kita akan meningkat


Kita dan masyarakat sejahtera
Kita akan terus bertahan dan berkembang

Anda mungkin juga menyukai