XI MIPA 7
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................... ............................................................................3
Bab 1 Pendahuluan..................................................................................................................4
1.2 Tujuan................................................................................................................................4
1.4 Manfaat.............................................................................................................................4
2.1 Budidaya...........................................................................................................................5
Bab 3 Metodelogi....................................................................................................................6
3.2 Biaya.................................................................................................................................7
4.1 Hasil..................................................................................................................................8
Bab 5 Penutup.........................................................................................................................9
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................................9
Daftar Pustaka.......................................................................................................................10
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya bisa mengerjakan tugas makalah pelajaran biologi
terapan yang berisi laporan akuaponik dengan lancar.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis sediri,
institusi pendidikan dan masyarakat luas.
BAB 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki topografi alam yang bervariasi, antara lain: waduk, telagaa sungai
dan rawa yang terbentuk secara alami ataupun buatan. Potensi yang tersedia ini belum
termanfaatkan secara optimal, terutama untuk kegiatan budidaya. Secara umum, dari tahun ke
tahun terjadi fluktuasi produksi perikanan air tawar. Diperkirakan fluktuasi tersebut
disebabkan oleh menurunnya pasokan air bagi kolam-kolam ikan milik petani.
Untuk mengatasinya, aplikasi akuaponik dapat digunakan untuk memecahkan
permasalahan tersebut. Secara teknis, sistem akuaponik akan mampu meningkatkan kapasitas
produksi pembudidaya ikan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui pengaruh kepadatan benih terhadap media yang menggunakan sistem
akuaponik
2. Mengetahui pengaruh sistem akuaponik terhadap kualitas air media pendederan
ikan lele
1.4 Manfaat
Untuk mengetahui pengaruh kepadatan benih terhadap media yang menggunakan
sistem akuaponik dan pengaruh sistem akuaponik terhadap kualitas air media
pendederan ikan lele.
BAB 2
Tujuan Pustaka
2.1 Budidaya Ikan dengan Sistem Akuoponik
Teknologi akuoponik merupakan gaabungan teknologi akuakultur dengan hidroponic
dalam 1 sistem untuuk mengoptimalkan fungsi air dan ruang sebagai media pemeliharaan.
Teknologi tersebut telah dilakukan di negara-negara maju, khususnya yang memiliki
keterbatasan lahan untuk mengoptimalkan produktivitas biota perairan. Prinsip dasar yang
bermanfaat bagi budaya perairan adalah sisa pakan dan kotoran ikan yaang berpotensi
memperburuk kualitas air, akan dimanfaatkan sebagai pupuk untuk tanaman air.
Metodologi
3.1 Alat dan bahan
1. Alat :
- Wadah pemeliharaan ikan
- Rak pemeliharaan tanaman
- Pipa pvc dan sambungan pipa
- Aerator
- Pompa
- Srphon
2. Bahan :
- Bibit ikan
- Media tanam (kerikil, arang, sabut kelapa)
- Probiotik/pupuk organik
- Bibit tanaman/sayuran
3.2 Biaya
Uraian Jumlah
A. Biaya
1. Benih ikan 5-8 cm (2.000 ekor) @ Rp. Rp. 200.000,00
100/ekor
2. Pakan
- Konsentrat (35 kg) @ Rp. 1000/kg Rp. 35.000,00
- Dedek/bekatul (70 kg) @ Rp. 200/kg Rp. 14.000,00
- Kotoran ayam ras (200 kg) @ Rp. 25/kg Rp. 5.000,00
3. Tenaga kerja untuk membuat caren atau Rp. 12.000,00
kemalir
+
Total biaya
Rp. 266.000,00
B. Penerimaan
Hasil panen ikan ( 100 kg) @ Rp. 4000/kg Rp. 400.000,00
C. Keuntungan
-Penerimaan – total biaya
-B-A
- (Rp. 400.000,00) – (Rp.266.000,00) Rp. 134.000,00
3.3 Metode
Langkah-langkah yang perlu dilalcukan dalam membuat suatu rancangan sistem
akuaponik:
- Menentukan luas lahan yang akan digmakan
- Penentuan luas lahan akan berpengaruh terhadap kebutuhan jumlah ikan, jumlah
tanaman dan volume air yang diperlukan.
- Menentukan jenis ikan
- Penentuan jenis ikan akan berpengaruh terhadap jenis nutrisi yang perlu diberikan
pada ikan. Beberapa jenis ikan yang umum digunakan dalam akuaponik antara lain,
ikan mas (10-200 ekor/m2), ikan nila (100-150 ekor/m2), ikan gurame (5-10 ekor/m2,
dan ikan lele (100-150 ekor/m2). Jumlah ikan juga akan mempengaruhi jumlah
tanaman yang akan dibudidayakan.
- Menentukan kolam atau wadah pemeliharaan ikan
Terdapat beberapa alternatif kolam atau pemeliharaan ikan, tergantung luasan lahan
yang akan digunakan. Apabila lahan cukup luas, dapat digunakan kolam terpal. Pada
lahan terbatas, dapat menggunakan wadah pemeliharaan ikan atau memanfaa&an
bekas drum. Dalam pembuatan kolam atau peletakan wadah harus cukup
mendapatkan cahaya matahari.
- Menentukan j umlah tanaman
Penentuan jenis tanaman akan berpengaruh terhadap media tanam dan jarak tanam
yang digunakan dalam budidaya. Tanaman yang umum digunakan adalah sayuran.
Beberapa tanaman membutuhkan persemaian terlebih dahulu, namun ada pula yang
dapat ditanam langsung.
- Menentukan media tanam
BAB 4
4.2 Pembahasan
Semakin besar kepadatan ikan yang kita berikan, akan semakin kecil laju
pertumbuhan per individu. Dengan kepadatan rendah ikan mempunyai kemampuan
memanfaatkan makanan dengan baik dibandingkan dengan kepadatan yang cukup tinggi,
karena makanan merupakan faktor luar yang mempunyai peranan di dalam pertumbuhan.
Selain itu, pada sistem akuaponik, faktor kepadatan tebar tidak berpengaruh terhadap
pertumbuhan panjang tanaman kangkung air.
Sistem teknologi akuaponik ini muncul sebagai jawaban atas adanya permasalahan
semakin sulitnya mendapatkan sumber air yang sesuai untuk budidaya ikan, khususnya di
lahan yang sempit, sehingga akuaponik merupakan salah satu teknologi hemat lahan dan air
yang dapat dikombinasikan dengan berbagai tanaman sayuran. Sistem akuaponik tidak dapat
dilepaskan dengan proses daur nitrogen dan nitrifikasi dalam media perairan budidaya.
BAB 5
Penutup
5.1 Kesimpulan
a. Terdapat pengaruh kepadatan benih terhadap pertumbuhan kultivan yang
menggunakan sistem akuaponik, khususnya terhadap panjang total ikan.
5.2 Saran
Daftar Pustaka
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 8. No. 1, 2012