Anda di halaman 1dari 14

Tersedia online di:http://journal.poltekkp-bitung.ac.

id
Jurnal Bluefin Fisheries, 4 (2), 2022, App. 89 – 101

Penerapan SSOP (Sanitation Standard Operating


Procedures) Pada Proses Pembekuan Gurita (Octopus
cyaneus) Ball Di PT. XYZ

Musa Karepesina*1, Yulianti Istiana2, Meilya Suzan Triyastuti2, Doharmat


Purba3
1
Pengolahan Hasil Laut, Politeknik Kelautan dan Perikanan Rintisan Kampus
Maluku, Jl.Laksda Leo Watimenna KM. 16 Waiheru, Ambon
2
Teknik Pengolahan Produk Perikanan, Politeknik Kelautan dan Perikanan Bitung
Jl. Tandurusa PO. BOX 12/BTG Bitung Sulawesi Utara
3
Direktorat Pengolahan Dan Bina Mutu, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing
Produk Kelautan Dan Perikanan, Jl. Medan Merdeka Timur No.16 Jakarta Pusat
* Corresponding Author. E-mail: muselkarepesina@gmail.com

Abstrak
Gurita merupakan suatu komoditi perikanan yang mudah sekali mengalami
kemunduran mutu. Salah satu cara pengawetan yang tidak merubah sifat alami yaitu
pendinginan dan pembekuan. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik
dalam penyusunan laporan ini mengangkat judul tentang Penerapan SSOP
(Sanitation Standard Operating Procedures) Pada Proses Pembekuan Gurita
(Octopus cyaneus) Ball di PT. XYZ. Kerja Praktik Akhir ini dilaksanakan di PT.
XYZ. Kegiatan Praktik Akhir ini dilaksanakan pada tanggal 07 Februari 2022
sampai tanggal 05 April 2022. Tujuan dari kegiatan Kerja Praktik Akhir ini yaitu 1.
Mengetahui alur Proses Pembekuan Gurita (Octopus cyaneus) Ball di PT. XYZ. 2.
Mampu Mengidentifikasi Penerapan SSOP (Sanitation Standard Operating
Procedures) pada Proses Pembekuan Gurita (Octopus cyaneus) Ball di PT. XYZ.
Proses pembekuan Gurita (Octopus cyaneus) ball terdiri 12 tahapan yaitu
penerimaan bahan baku, penimbangan I, penyiangan, pencucian, pencelupan dalam
larutan chlorine, penimbangan II, Styling produk ball, penyusunan dalam pan,
pembekuan, pengepakan (packing) dan penandaan (labelling), penyimpanan dalam
cold storage, pemuatan (stuffing). Penerapan SSOP mulai dari keamanan air dan
es, kondisi dan kebersihan sarana dan prasarana yang kontak langsung dengan
produk, pencegahan kontaminasi silang, menjaga fasilitas pencuci tangan, sanitasi
dan toilet, proteksi dari bahan-bahan kontaminan, pelabelan, penyimpanan, dan
penggunaan bahan toksin, pengawasan kondisi kesehatan personil dan
pengendalian pest.

Kata kunci: Gurita; PT. XYZ; SSOP

Abstract
Octopus is a fishery commodity that is easily deteriorated. One way of
preservation that does not change its natural properties is cooling and freezing.
Based on this description, the author is interested in compiling this report by
raising the title about Application of SSOP (Sanitation Standard Operating
Jurnal Bluefin Fisheries, 4 (2), 90

Procedures) in the Freezing Process of Octopus (Octopus cyaneus) Ball at PT.


XYZ. This Final Practice Work is carried out at PT. XYZ, Sulawesi-Selatan. This
final practical activity was carried out on 07 February 2022 until 05 April 2022.
The purpose of this Job Training activity is 1. To find out the flow of the Octopus
Ball (Octopus cyaneus) Freezing Process at PT. XYZ. 2. Able to identify the
application of SSOP (Sanitation Standard Operating Procedures) in the Freezing
Process of Octopus Balls (Octopus cyaneus) at PT. XYZ. The process of freezing
Octopus balls (Octopus cyaneus) consists of 12 stages, receiving raw materials,
weighing I, weeding, washing, immersion in chlorine solution, weighing II, styling
ball products, arranging in pan, freezing, packing, labeling, storage in cold
storage, loading (stuffing). Implementation of SSOP starting from water and ice
safety, condition and cleanliness of facilities and infrastructure that are in direct
contact with products, prevention of cross contamination, maintenance of hand
washing, sanitation and toilet facilities, protection from contaminants, labeling,
storage, and use of toxic materials, supervision of health conditions personnel and
pest control.

Keywords: Octopus; PT. XYZ; SSOP

1. Pendahuluan
ikan adalah pendinginan dan
Gurita merupakan suatu komoditi
pembekuan (Sahubawa, 2014).
perikanan yang mudah sekali
Sanitasi dapat didefinisikan
mengalami kemunduran mutu. Dalam
sebagai usaha pencegahan penyakit
waktu yang sangat singkat gurita akan
dengan cara menghilangkan hal-hal
menjadi busuk akibat pengaruh enzim
yang berkaitan dan berpotensi
dan reaksi biokimiawi dalam tubuh,
mengkontaminasi produk. Sanitasi
serta aktivitas bakteri. Mengingat
merupakan penerapan dari prinsip-
kondisi yang demikian maka harus
prinsip yang akan membantu dalam
dilakukan upaya penanganan yang
memperbaiki, mempertahankan atau
tepat agar tidak mengalami
mengembalikan kesehatan yang baik
kemunduran mutu (Anindita, N.D.
bagi manusia. SSOP (Sanitation
2017).
Standard Operating Procedures)
Berbagai cara pengawetan ikan
merupakan prosedur standar penerapan
telah banyak dilakukan, tetapi sebagian
prinsip pengolahan yang dilakukan
di antaranya tidak mampu
melalui kegiatan sanitasi dan hygiene.
mempertahankan sifat-sifat ikan yang
Oleh karena itu, SSOP menjadi
alami. Salah satu cara mengawetkan
program sanitasi wajib suatu industri
ikan yang tidak merubah sifat alami
untuk meningkatkan kualitas produk
Jurnal Bluefin Fisheries, 4 (2), 91

yang dihasilkan dan menjamin sistem satu upaya yang dilakukan adalah
keamanan produksi pangan. (Ristyanti, pengolahan untuk memberikan nilai
E., & Masithah, E.D. 2021). tambah di antaranya dalam bentuk
Prinsip-prinsip sanitasi untuk pembekuan gurita ball. Oleh karena itu
diterapkan dalam SSOP tulisan ini bertujuan untuk mengetahui
dikelompokkan menjadi 8 kunci bagaimana Penerapan SSOP
persyaratan Sanitasi, yaitu : 1) (Sanitation Standard Operating
Keamanan air dan es, 2) Kondisi alat Procedures) Pada Proses Pembekuan
dan kebersihan permukaan yang kontak Gurita (Octopus cyaneus) Ball di PT.
dengan bahan pangan, 3) Pencegahan XYZ.
kontaminasi silang, 4) Menjaga
fasilitas pencuci tangan, sanitasi dan 2. Bahan dan Metode
toilet, 5) Proteksi dari bahan-bahan 2.1. Bahan
kontaminan, Kunci 6) Pelabelan, Bahan yang digunakan ditunjukan pada
penyimpanan, dan penggunaan bahan tabel 1.
toksin yang benar, 7) Pengawasan Tabel 1. Bahan dan Fungsinya
No Bahan Fungsi
kondisi kesehatan personil, serta 8)
Pengendalian pest. 1. Air Untuk mencuci bahan

Dengan adanya prosedur operasi baku dan produk

standar sanitasi, maka setiap unit 2. Es Berfungsi untuk

pengolahan ikan diharapkan dapat curah mempertahankan suhu

menerapkan SSOP sehingga produk bahan baku dari

hasil perikanan dapat memenuhi proses penerimaan

Standar Nasional Indonesia dan aman sampai pengemasan

apabila dikonsumsi oleh manusia. 3. Klorin Berfungsi untuk

Selain itu juga produk hasil perikanan mencuci peralatan

Indonesia mampu bersaing di pasar proses untuk

internasional. mencegah terjadinya

PT. XYZ merupakan salah satu kontaminasi

perusahaan perikanan ekspor impor


yang bergerak dalam bidang
penanganan dan pengolahan. Salah
Jurnal Bluefin Fisheries, 4 (2), 92

2.2. Metode menggambarkan, menguraikan, secara


2.2.1. Metode Pengumpulan Data sistematis dan akurat sesuai dengan
objek kegiatan.
a. Observasi
Observasi adalah metode yang
3. Hasil dan Pembahasan
akurat dalam mengumpulkan data atau
3.1. Alur Proses Pembekuan Gurita
suatu aktivitas pengamatan terhadap
(Octopus cyaneus)
sebuah objek secara langsung dan
Menurut SNI 6941:2017 (BSN,
mendetail guna untuk menemukan
2017), bahwa gurita mentah beku
informasi mengenai objek tertentu.
diolah dari bahan baku gurita segar
b. Dokumentasi
yang aman untuk dikonsumsi. Bahan
Dokumentasi merupakan mencari
baku harus bersih, bebas dari setiap bau
data berupa catatan-catatan,
yang menandakan pembusukan, bebas
dokumentasi dan foto-foto sebagai
dari sifat-sifat alamiah lain yang dapat
pelengkap data primer yang tidak
menurunkan mutu serta tidak
ditentukan dilapangan.
membahayakan kesehatan.
c. Wawancara Fattah dan Purwanti (2017),
Wawancara merupakan tanya menyatakan bahwa dengan
jawab antara dua pihak dengan tujuan membekunya sebagian kandungan air
tertentu yaitu pewawancara dan pada bahan atau terbentuknya es, maka
narasumber untuk memperoleh data, dapat mempertahankan mutu gurita
keterangan atau pendapat tentang suatu yang akan diproduksi.
hal. Adapun proses pembekuan

d. Angket Gurita yang dilakukan di PT. XYZ

Angket merupakan teknik adalah sebagai berikut :

pengumpulan data dengan cara a) Penerimaan Bahan Baku


mengajukan pernyataan tertulis untuk Bahan baku diterima di unit
dijawab secara tertulis oleh responden. pengolahan harus ditangani secara
cermat, bersih dengan suhu ≤5°C dan
2.2.2. Metode Analisis Data selanjutnya disortir menurut mutu dan
Analisis yang digunakan yaitu ukuran dengan tujuan untuk
Analisis deskriptif dimana analisis ini memperoleh mutu, jenis dan ukuran
Jurnal Bluefin Fisheries, 4 (2), 93

yang tepat dan sesuai dengan Bahan baku yang diterima di PT.
persyaratan serta mencegah XYZ semua sudah disortir sebelumnya
kontaminasi bakteri patogen dan di tempat supplier maka bahan baku
parasit serta dekomposisi (BSN, 2002). yang diterima semua dalam kondisi
Untuk pengadaan bahan baku, yang segar. Berikut ciri gurita segar di
perusahaan PT. XYZ menerima gurita bawah ini :
dari supplier yang berada di daerah 1. Gurita masih memiliki organ tubuh
Poetere, Sinjai, dan Selayar. Bahan yang lengkap;
baku berupa gurita didatangkan dengan 2. Bau masih segar;
menggunakan mobil pick up. Bahan 3. Lendir masih banyak pada Gurita
baku diangkut dengan dan timbul busa.
menggunakan fish box yang diberi es
b) Penimbangan I
o
dan air dengan suhu 4 C. Hal ini sesuai Selanjutnya adalah proses
SNI 01-6941.3-2002 (BSN, 2002) penimbangan yang pertama. Tujuan
tentang Penanganan dan Pengolahan penimbangan adalah untuk mengetahui
Gurita (Octopus sp) Utuh Beku, berat total gurita yang datang dari
menyebutkan bahan baku diterima di supplier dan menghitung berapa jumlah
unit pengolahan harus ditangani secara gurita tiap ukuran dan jenisnya serta
o
cermat, bersih dengan suhu 4 C. Pada sebagai pengawasan hasil sortasi.
alur proses ini tidak dilakukan Penimbangan dilakukan dengan
pencucian karena air dan es pada
keranjang plastik dengan kapasitas ±20
penerimaan bahan baku sudah bisa kg per keranjangnya. Kapasitas yang
membersihkan sebagian kotoran yang dimiliki oleh timbangan digital itu
menempel pada gurita. sendiri adalah 150 kg.
Setelah itu Gurita di tuang ke Penimbangan I dilakukan diruang
dalam keranjang plastik dengan ukuran proses oleh 2 orang pekerja dimana
panjang 60 cm, lebar 40 cm, dan tinggi satu pekerja bertugas untuk
15 cm. Kapasitas dari keranjang menimbang dan yang satunya bertugas
tersebut adalah 35 kg hal ini bertujuan untuk mencatat berat gurita per
untuk mepermudah dalam proses keranjangnya.
selanjutnya yaitu penimbangan I.
Jurnal Bluefin Fisheries, 4 (2), 94

c) Penyiangan lalu tangan sebelah kanan yang


Selanjutnya proses penyiangan memegang pisau dengan hati-hati
untuk proses ini ada beberapa tahap mencungkil mata sampai berhasil
yaitu dispose of entrails and ink dihilangkan. Begitupun pada saat
(pembuangan isi perut dan tinta) dan menghilangkan gigi, tangan sebelah
preparation toothless and eyeless yang memegang pisau dan harus
(pembuangan gigi dan mata): tepat menempatkan pisau pada mulut
- Pembuangan Isi Perut dan Tinta gurita yang bulat, kemudian pisau
Pada tahapan pembersihan isi perut digerakkan secara melingkar
dan tinta pertama-tama kepala gurita mengikuti bentuk mulut gurita lalu
di balik terlebih dahulu untuk mencungkilnya keluar.
mempermudah pembersihan ini d) Pencucian
dilakukan, kemudian tangan kiri Setelah itu dilakukan proses
memegang kepala gurita dan tangan pencucian menggunakan sikat.
sebelah kanan menarik isi perut dan Penyikatan dilakukan di bawah pipa
tinta yang melekat pada bagian yang dialiri air. Penyikatan ini
dalam tubuh dan kepala gurita. dilakukan secara hati-hati dan teliti
Proses ini dilakukan secara hati-hati agar semua kotoran yang melekat pada
agar tidak membuat cacat bagian tentakel menghilang dan tidak merusak
tubuh dari gurita. daging pada gurita tersebut. Pada saat
- Pembuangan Gigi dan Mata penyikatan dilakukan dengan cara
Setelah pembersihan isi perut dan memeriksa satu persatu tentakel pada
tinta, kemudian dilakukan gurita agar tidak ada satupun kotoran
pembuangan gigi dan mata pada yang menempel pada tentakel gurita
gurita. Proses ini juga dilakukan tersebut.
secara hati-hati agar tidak membuat
e) Pencelupan dalam Larutan Klorin
cacat bagian tubuh dari gurita karena
Setelah dilakukan pencucian
pembuangan dilakukan
bahan baku gurita, selanjutnya
menggunakan pisau. Adapun cara
pencelupan dalan larutan klorin 5 ppm.
pembuangan mata dan gigi yaitu,
Tahapan ini dilakukan guna
pertama-tama tangan sebelah kiri
memperoleh gurita bebas dari
memegang kepala gurita kemudian
kontaminan.
Jurnal Bluefin Fisheries, 4 (2), 95

f) Penimbangan II yang digunakan untuk size 0,5-1


Penimbangan II ini dilakukan berukuran 15 x 20 cm, size 1-2
sekaligus tahap sortir atau sizing pada berukuran 20 x 30 cm, size 2-3
gurita. Gurita ditimbang dan disortir menggunakan plastik berukuran 25 x
berdasarkan ukuran yang sudah 40 cm, dan untuk size 3up
ditentukan oleh pihak perusahaan agar menggunakan plastik ukuran 30 x 50
memudahkan untuk ekspor. Proses cm.
sortir dan size dilakukan dengan cara h) Penyusunan dalam Pan
memisahkan produk sesuai mutu dan Setelah dilakukan styling produk
size. ball (pembentukan produk ball)
Tabel 2. Size Gurita selanjutnya dilakukan penyusunan di

No Size Berat (gram) pan.

1 0,5-1 0,454 – 1000 i) Pembekuan


2 1-2 1000 - 1,900 Gurita yang sudah disusun diatas
3 2-3 1,900 – 2,900 pan selanjutnya dibawa menggunakan
4 3 up ≥3000 trolly ke dalam ruang pembekuan yaitu
Dari Tabel 2 diatas dapat ABF (Air Blast Freezer). Udara dingin
diketahui bahwa size gurita ditentukan di dalam ABF disirkulasi ke sekitar
menurut berat per ekornya dimana size produk gurita yang dibekukan dengan
terkecilnya adalah size 5-1 : 0,454 - bantuan pan dan rak penyimpanan.
1000 gram dan size terbesarnya adalah Salah satu kelemahan cara pembekuan
size 3 up : ≥3000 gram. ini adalah terjadinya proses

g) Styling produk ball (Pembentukan pengeringan produk, apalagi bila tidak

Produk Ball) dibungkus (dikemas) seperti halnya

Proses styling dilakukan dengan gurita utuh, dan kecepatan udara cukup

cara gurita di masukkan ke besar. Untuk itu pengawasannya harus

dalam plastik sesuai dengan ukuran baik, termasuk pencegahan

gurita, kemudian plastik diikat dan penggembungan kemasan-kemasan

ditekan sambil diputar sampai tersebut.

bentuknya seperti bola/ball. Proses ini Pada pembekuan Gurita di PT.

dimaksudkan untuk membuat produk XYZ menggunakan metode

lebih menarik dan seragam. Plastik pembekuan ABF pada suhu -400 C
Jurnal Bluefin Fisheries, 4 (2), 96

sampai dengan -450 C yang sesuai dapat merusak kemasan bahkan


membutuhkan waktu pembekuan produk didalamnya akan tertumpuk
sekitar 8-12 jam dengan kapasitas 4-5 oleh produk lainnya.
ton. l) Pemuatan (Stuffing)
j) Pengepakan (Packing) dan Gurita yang siap diekspor akan
Penandaan (Labelling) dikeluarkan dari cold storage dan
Produk yang sudah beku dimuat ke dalam kontainer untuk
dikeluarkan dari ABF kemudian selanjutnya dikirim ke luar negeri.
dikemas sesuai ukuran produk. Sebelum produk dimuat, terlebih
Dikemasan harus dicantuumkan dahulu kontainer ditutup dan dilakukan
dengan jelas produk, size, tanggal pre-cooling untuk menurunkan suhu
produksi, berat bersih, supplier. menjadi -5°C sampai dengan -20°C
Pengemasan dilakukan dengan cara dengan kapasitas 40 ton. Setelah
produk dimasukkan ke dalam master mencapai suhu tersebut baru kontainer
carton yang sudah diberi label terlebih dibuka dan dilakukan pemuatan barang
dahulu. Standar untuk master carton ke dalam kontainer. Selama proses
yaitu marking harus jelas, carton yang pemuatan barang, pendingin akan
digunakan tidak boleh robek atau dimatikan dan baru akan dihidupkan
rusak. Apabila produk sudah kembali saat barang selesai dimuat.
dimasukkan ke dalam master carton Penyusunan barang di dalam kontainer
kemudian dilakban. Berat bersih per dilakukan secara rapat namun pada
karton masing-masing 15 kg. bagian atas diberi celah agar sirkulasi
udara dapat berjalan dengan lancar.
k) Penyimpanan dalam Cold Storage
Produk yang sudah dikemas 3.2.Penerapan SSOP (Sanitation
dengan master carton kemudian Standard Operating Procedures)
disimpan ke dalam cold storage dengan Sanitation Standard Operating
suhu -25ºC sampai -35℃ dengan Procedures (SSOP) adalah prosedur
kapasitas 150 ton. Cold storage pelaksanaan sanitasi standar yang harus
merupakan penyimpanan terakhir dari dipenuhi oleh suatu Unit Pengolahan
produk sebelum diekspor. Selain itu Ikan (UPI) untuk memelihara kondisi
cara penyusunan harus diperhatikan sanitasi atau kebersihan yang
karena apabila cara penyusunan tidak berhubungan dengan seluruh fasilitas
Jurnal Bluefin Fisheries, 4 (2), 97

produksi untuk menjamin produk yang dengan larutan klorin 100-150


dihasilkan memenuhi persyaratan mutu ppm. Selama pekerjaan
dan keamanan (Hafid, 2022). Berikut berlangsung, kebersihan pan
adalah penerapan SSOP pada PT. XYZ dan pisau tetap dijaga
antara lain : kebersihnnya. Pisau yang telah
dicuci bersih harus direndam
a) Keamanan Air dan Es
pada larutan klorin 100 ppm.
Semua air yang digunakan pada
3) Plat/pan beku. Pembersihan
PT. XYZ untuk keperluan proses
plat/pan beku dibilas
produksi berasal dari sumur pompa
menggunakan air streril ketika
yang melalui pengolahan air dengan
sesudah pemakaian saja.
sistem penyaringan UV dan ozon dan
4) Timbangan. Timbangan harus
sebelum air digunakan untuk kegiatan
dibersihkan dengan
proses dan sanitasi air terlebih dahulu
menggunakan spon bersih dan
diolah dengan cara filtrasi, UV dan
sabun sebelum dan sesudah
ozon minimal 15 menit sebelum
proses berlangsung.
pemakaian. Es dibuat dengan
5) Keranjang. Sebelum dan
menggunakan air steril yang telah
sesudah keranjang digunakan,
melalui proses pengolahan.
semua keranjang harus
b) Kondisi dan Kebersihan Sarana
dibersihkan terlebih dahulu
dan Prasarana yang Kontak
dengan cara disikat dan dibilas
Langsung dengan Produk
dengan air steril. Keranjang
1) Meja stainless steel. Sebelum
yang bersih disusun diatas
dan sesudah proses dimulai,
pallet.
meja dibersihkan menggunakan
6) Lantai dan dinding. Sesudah
sabun.
proses, lantai dan dinding
2) Pan dan pisau. Sebelum dan
disiram dengan larutan deterjen
sesudah proses dimulai, pan
dan disiram menggunakan
dibersihkan menggunakan
larutan klorin 100 ppm. Lantai
sabun, sedangkan pisau yang
dan dinding juga tetap dijaga
digunakan harus dibersihkan
kebersihanya selama proses
dengan cara disikat
berlangsung.
menggunakan sikat dan dibilas
Jurnal Bluefin Fisheries, 4 (2), 98

c) Pencegahan Kontaminasi Silang petunjuk kegunaan yang sesuai. Dan


Area antara ruang bersih dan penggunaan bahan saniter, pembersih,
ruang kotor dipisahkan. Tata alur dan kimia sesuai dengan kadar dan
produksi diatur agar tidak terjadi petunjuk penggunaanya. Dan pada
kontaminasi antara area penerimaan proses produksi gurita ball sudah aman
dengan area produk akhir. Pencucian dari bahan-bahan kimia yang tidak
dilakukan diawal, selama, dan setelah sesuai standar karena proses produksi
proses. Limbah padat yang dihasilkan menggunakan bahan kimia sesuai
dikumpulkan pada wadah khusus dan dengan standar perusahaan.
dibuang diarea khusus dan limbah cair f) Pelabelan, Penyimpanan dan
dikeluarkan dari ruang proses melalui Penggunaan Bahan Toksin
selokan kemudian disaring terlebih
Bahan pengemas diangkut
dahulu sebelum dibuang ke saluran menggunakan kendaraan yang bersih
pembuangan air. dan tertutup. Bahan pengemas yang
d) Menjaga Fasilitas Pencuci diterima dicek jumlah dan kondisinya
Tangan, Sanitasi dan Toilet (masih terkemas dengan baik) lalu
Sebelum masuk ke toilet dimasukan kedalam Gudang
karyawan pada PT. XYZ wajib penyimpanan bahan pengemas. Bahan
melepaskan atribut kerja dan diletakan pengemas dan label harus terbuat dari
dikamar ganti. Setelah keluar dari bahan yang aman dan mampu
toilet, karyawan harus mencuci tangan. melindungi produk dari kontaminasi.
Untuk bak cuci kaki, setiap pagi g) Pengawasan Kondisi Kesehatan
karyawan sanitasi mengganti dan
Personil
menyiapkan air larutan klorin 100 ppm Karyawan atau tamu yang masuk
untuk pencucian kaki yang pada ruang proses PT. XYZ harus
ditempatkan didepan pintu masuk dan menggunakan seragam, penutup
pintu belakang. kepala, apron dan sepatu boot sebelum
e) Proteksi dari Bahan-Bahan memasuki ruang proses. Pakaian kerja
Kontaminan dicuci setiap hari oleh pabrik.
Bahan saniter, pembersih, dan Karyawan tidak boleh memelihara
kimia ditempatkan diruang tersendiri. kuku hingga Panjang. Karyawan tidak
Seluruh bahan kimia diberi label dan boleh menggunakan atau membawa
Jurnal Bluefin Fisheries, 4 (2), 99

benda asing seperti (cincin, gelang dll) 5. Daftar Pustaka


ke dalam ruang proses. Karyawan tidak Anindita, N. D. (2017). Proses
diperbolehkan membawa makanan dan Produksi Octopus Flower Beku
minuman ke dalam ruang proses. Di PT. Marindo Makmur
Karyawan PT. XYZ melakukan Usahajaya, Sidoarjo-Jawa
pemeriksaan kesehatan yang rutin 6 Timur. Laporan PKL Fakultas
bulan sekali terhadap karyawannya. Perikanan dan Kelautan,
Karyawan yang sedang sakit tidak Universitas Airlangga.
diperbolehkan masuk ke ruang proses. Badan Standarsisasi Nasional
(2002). SNI 01-6941.3-2002.
h) Pengendalian Pest
Gurita (Octopus sp) Utuh Beku
Insect killer dan tirai di seluruh
Bagian 3: Penanganan dan
pintu masuk ke ruang proses dipasang
Pengolahan. Jakarta.
untuk mencegah serangga masuk ke
Badan Standarsisasi Nasional
ruang proses.
(2006). SNI 01-4872.2-2006.
Es untuk penanganan ikan
4. Kesimpulan
Bagian 2: Persyaratan bahan
Penerapan SSOP pada PT. XYZ
baku. Jakarta.
belum diterapkan dengan baik karena
Badan Standarsisasi Nasional
pada kunci SSOP yang ke 2 yaitu
(2016). SNI 3556:2016. Garam
Kebersihan Sarana dan Prasarana yang
konsumsi beriodium. Jakarta.
Kontak Langsung dengan Produk pada
Badan Standarsisasi Nasional
point c (Plat/pan beku) dan f (Lantai
(2017). SNI 6941:2017. Gurita
dan dinding) belum diterapkan dengan
mentah beku. Jakarta.
baik karena pada proses produksi gurita
Fahimah, Rusli, A., dan Syamsuar.
pan beku yang seharusnya dibersihkan
(2021). Proses Produksi Gurita
sebelum dan sesudah pemakaian akan
Legs Beku Sesuai Standar Mutu
tetapi hanya dibersihkan ketika sesudah
Ekspor. Jurnal Lutjanus, Vol.
pemakaian dan untuk lantai dan
26, No.1, 29-37.
dinding yang seharusnya disikat
Fattah, M., dan Purwanti, P. (2017).
sebelum dan sesudah proses tetapi
Manajemen Industri Perikanan.
hanya disiram saja.
UB Press. Malang, 214 hlm.
Jurnal Bluefin Fisheries, 4 (2), 100

Hafid, Y. (2022). Kondisi Stok Dan Paruntu, C. P., Boneka, F. B., dan
Keberlanjutan Alat Tangkap Talare, S. L. (2009). Gurita
Gurita Batu (Octopus Cyanea) (Cephalopoda) Dari Perairan
Di Perairan Pulau-Pulau Sangihe, Sulawesi Utara.
Sembilan Kabupaten Sinjai Jurnal EKOTON, Vol. 9, No.2,
Sulawesi Selatan. Skripsi 13-27.
Fakultas Ilmu Kelautan dan Ristyanti, E., dan Masithah, E. D.
Perikanan. Universitas (2021). Penerapan SSOP
Hasanuddin. Makassar. (Sanitation Standard Operating
Khaerah, M. (2021). Peranan Procedure) pada Proses
Pemberian Es Curai Dan Klorin Pembekuan Cuttlefish (Sepia
Pada Pencucian Bahan Baku officinalis) di PT. Karya Mina
Gurita (Octopus Sp) Blok Beku Putra, Rembang, Jawa Tengah.
Di PT. Usaha Centraljaya Sakti Journal of Marine and Coastal
Makassar. Tugas Akhir Science Vol. 10, No.1, 1-17.
Program StudiI Agribisnis Sahubawa, L. (2014). Tekhnologi
Perikanan. Politeknik Penanganan dan Pengolahan
Pertanian Negeri Pangkajene Hasil Perikanan. Gadjah Mada
dan Kepulauan. University Press. Yogyakarta,
Mardyani, Y., dan Yulianti, A. 255 hlm.
(2020). Analisis Pengaruh Sub Selpiana, Karim, M., dan kantun, W.
Sektor Perikanan Terhadap (2021). Pengembangan
Pertumbuhan Ekonomi Di Perikanan dan Pemasaran
Provinsi Kepulauan Bangka Gurita (Octopus sp) di
Belitung. Jurnal Ekonomi, Vol. Makassar Sulawesi Selatan.
8 No. 1. Journal of Fisheries and
Naiu, A. S., Koniyo, Y., Nursinar, Marine Science Vol 3. No. 1
S., dan Kasim, F. (2018). 188-197.
Penanganan Dan Pengolahan Singapurwa, N. M. A. S., Candra, P.,
Hasil Perikanan. CV Athra Rudianta, N., dan Armaeni, N.
Samudra. Gorontalo, 109 hlm. K. (2021). Penerapan Sanitasi
Higiene Pada Kelompok Mina
Jurnal Bluefin Fisheries, 4 (2), 101

Sari Sejahtera Di Desa dan Kelautan, Vol. 9 No. 1, 13-


Perancak Kecamatan Jembrana, 24.
Kabupaten Jembrana, Bali.
Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, Vol.1, No.4, 573-
580.
Sumarni. (2021). Penerapan Good
Manufacturing Practices
(GMP) dan Standar Sanitation
Operating Procedures (SSOP)
pada Pembekuan Gurita
(Octopus vulgaris) di PT.
Medan Tropical Canning and
Frozen Industries. Laporan
Kerja Praktik Akhir
Pengolahan Hasil Laut.
Politeknik Kelautan dan
Perikanan Dumai, 88 hlm.
Syam, M. A. (2020). Pembekuan
Gurita Ball (Octopus cyaneus)
di PT. Global Maju Pratama
Maros. Laporan Kerja Praktik
Akhir Teknik Pengolahan
Produk Perikanan. Politeknik
KP Bitung, 90 hlm.
Tarigan, D. J., Simbolon, D., &
Wiryawan, B. (2018). Strategi
Pengelolaan Perikanan Gurita
Di Kabupaten Banggai Laut,
Provinsi Sulawesi Tengah.
Jurnal Teknologi Perikanan

Anda mungkin juga menyukai