id
Jurnal Bluefin Fisheries, 4 (2), 2022, App. 89 – 101
Abstrak
Gurita merupakan suatu komoditi perikanan yang mudah sekali mengalami
kemunduran mutu. Salah satu cara pengawetan yang tidak merubah sifat alami yaitu
pendinginan dan pembekuan. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik
dalam penyusunan laporan ini mengangkat judul tentang Penerapan SSOP
(Sanitation Standard Operating Procedures) Pada Proses Pembekuan Gurita
(Octopus cyaneus) Ball di PT. XYZ. Kerja Praktik Akhir ini dilaksanakan di PT.
XYZ. Kegiatan Praktik Akhir ini dilaksanakan pada tanggal 07 Februari 2022
sampai tanggal 05 April 2022. Tujuan dari kegiatan Kerja Praktik Akhir ini yaitu 1.
Mengetahui alur Proses Pembekuan Gurita (Octopus cyaneus) Ball di PT. XYZ. 2.
Mampu Mengidentifikasi Penerapan SSOP (Sanitation Standard Operating
Procedures) pada Proses Pembekuan Gurita (Octopus cyaneus) Ball di PT. XYZ.
Proses pembekuan Gurita (Octopus cyaneus) ball terdiri 12 tahapan yaitu
penerimaan bahan baku, penimbangan I, penyiangan, pencucian, pencelupan dalam
larutan chlorine, penimbangan II, Styling produk ball, penyusunan dalam pan,
pembekuan, pengepakan (packing) dan penandaan (labelling), penyimpanan dalam
cold storage, pemuatan (stuffing). Penerapan SSOP mulai dari keamanan air dan
es, kondisi dan kebersihan sarana dan prasarana yang kontak langsung dengan
produk, pencegahan kontaminasi silang, menjaga fasilitas pencuci tangan, sanitasi
dan toilet, proteksi dari bahan-bahan kontaminan, pelabelan, penyimpanan, dan
penggunaan bahan toksin, pengawasan kondisi kesehatan personil dan
pengendalian pest.
Abstract
Octopus is a fishery commodity that is easily deteriorated. One way of
preservation that does not change its natural properties is cooling and freezing.
Based on this description, the author is interested in compiling this report by
raising the title about Application of SSOP (Sanitation Standard Operating
Jurnal Bluefin Fisheries, 4 (2), 90
1. Pendahuluan
ikan adalah pendinginan dan
Gurita merupakan suatu komoditi
pembekuan (Sahubawa, 2014).
perikanan yang mudah sekali
Sanitasi dapat didefinisikan
mengalami kemunduran mutu. Dalam
sebagai usaha pencegahan penyakit
waktu yang sangat singkat gurita akan
dengan cara menghilangkan hal-hal
menjadi busuk akibat pengaruh enzim
yang berkaitan dan berpotensi
dan reaksi biokimiawi dalam tubuh,
mengkontaminasi produk. Sanitasi
serta aktivitas bakteri. Mengingat
merupakan penerapan dari prinsip-
kondisi yang demikian maka harus
prinsip yang akan membantu dalam
dilakukan upaya penanganan yang
memperbaiki, mempertahankan atau
tepat agar tidak mengalami
mengembalikan kesehatan yang baik
kemunduran mutu (Anindita, N.D.
bagi manusia. SSOP (Sanitation
2017).
Standard Operating Procedures)
Berbagai cara pengawetan ikan
merupakan prosedur standar penerapan
telah banyak dilakukan, tetapi sebagian
prinsip pengolahan yang dilakukan
di antaranya tidak mampu
melalui kegiatan sanitasi dan hygiene.
mempertahankan sifat-sifat ikan yang
Oleh karena itu, SSOP menjadi
alami. Salah satu cara mengawetkan
program sanitasi wajib suatu industri
ikan yang tidak merubah sifat alami
untuk meningkatkan kualitas produk
Jurnal Bluefin Fisheries, 4 (2), 91
yang dihasilkan dan menjamin sistem satu upaya yang dilakukan adalah
keamanan produksi pangan. (Ristyanti, pengolahan untuk memberikan nilai
E., & Masithah, E.D. 2021). tambah di antaranya dalam bentuk
Prinsip-prinsip sanitasi untuk pembekuan gurita ball. Oleh karena itu
diterapkan dalam SSOP tulisan ini bertujuan untuk mengetahui
dikelompokkan menjadi 8 kunci bagaimana Penerapan SSOP
persyaratan Sanitasi, yaitu : 1) (Sanitation Standard Operating
Keamanan air dan es, 2) Kondisi alat Procedures) Pada Proses Pembekuan
dan kebersihan permukaan yang kontak Gurita (Octopus cyaneus) Ball di PT.
dengan bahan pangan, 3) Pencegahan XYZ.
kontaminasi silang, 4) Menjaga
fasilitas pencuci tangan, sanitasi dan 2. Bahan dan Metode
toilet, 5) Proteksi dari bahan-bahan 2.1. Bahan
kontaminan, Kunci 6) Pelabelan, Bahan yang digunakan ditunjukan pada
penyimpanan, dan penggunaan bahan tabel 1.
toksin yang benar, 7) Pengawasan Tabel 1. Bahan dan Fungsinya
No Bahan Fungsi
kondisi kesehatan personil, serta 8)
Pengendalian pest. 1. Air Untuk mencuci bahan
yang tepat dan sesuai dengan Bahan baku yang diterima di PT.
persyaratan serta mencegah XYZ semua sudah disortir sebelumnya
kontaminasi bakteri patogen dan di tempat supplier maka bahan baku
parasit serta dekomposisi (BSN, 2002). yang diterima semua dalam kondisi
Untuk pengadaan bahan baku, yang segar. Berikut ciri gurita segar di
perusahaan PT. XYZ menerima gurita bawah ini :
dari supplier yang berada di daerah 1. Gurita masih memiliki organ tubuh
Poetere, Sinjai, dan Selayar. Bahan yang lengkap;
baku berupa gurita didatangkan dengan 2. Bau masih segar;
menggunakan mobil pick up. Bahan 3. Lendir masih banyak pada Gurita
baku diangkut dengan dan timbul busa.
menggunakan fish box yang diberi es
b) Penimbangan I
o
dan air dengan suhu 4 C. Hal ini sesuai Selanjutnya adalah proses
SNI 01-6941.3-2002 (BSN, 2002) penimbangan yang pertama. Tujuan
tentang Penanganan dan Pengolahan penimbangan adalah untuk mengetahui
Gurita (Octopus sp) Utuh Beku, berat total gurita yang datang dari
menyebutkan bahan baku diterima di supplier dan menghitung berapa jumlah
unit pengolahan harus ditangani secara gurita tiap ukuran dan jenisnya serta
o
cermat, bersih dengan suhu 4 C. Pada sebagai pengawasan hasil sortasi.
alur proses ini tidak dilakukan Penimbangan dilakukan dengan
pencucian karena air dan es pada
keranjang plastik dengan kapasitas ±20
penerimaan bahan baku sudah bisa kg per keranjangnya. Kapasitas yang
membersihkan sebagian kotoran yang dimiliki oleh timbangan digital itu
menempel pada gurita. sendiri adalah 150 kg.
Setelah itu Gurita di tuang ke Penimbangan I dilakukan diruang
dalam keranjang plastik dengan ukuran proses oleh 2 orang pekerja dimana
panjang 60 cm, lebar 40 cm, dan tinggi satu pekerja bertugas untuk
15 cm. Kapasitas dari keranjang menimbang dan yang satunya bertugas
tersebut adalah 35 kg hal ini bertujuan untuk mencatat berat gurita per
untuk mepermudah dalam proses keranjangnya.
selanjutnya yaitu penimbangan I.
Jurnal Bluefin Fisheries, 4 (2), 94
Proses styling dilakukan dengan gurita utuh, dan kecepatan udara cukup
lebih menarik dan seragam. Plastik pembekuan ABF pada suhu -400 C
Jurnal Bluefin Fisheries, 4 (2), 96
Hafid, Y. (2022). Kondisi Stok Dan Paruntu, C. P., Boneka, F. B., dan
Keberlanjutan Alat Tangkap Talare, S. L. (2009). Gurita
Gurita Batu (Octopus Cyanea) (Cephalopoda) Dari Perairan
Di Perairan Pulau-Pulau Sangihe, Sulawesi Utara.
Sembilan Kabupaten Sinjai Jurnal EKOTON, Vol. 9, No.2,
Sulawesi Selatan. Skripsi 13-27.
Fakultas Ilmu Kelautan dan Ristyanti, E., dan Masithah, E. D.
Perikanan. Universitas (2021). Penerapan SSOP
Hasanuddin. Makassar. (Sanitation Standard Operating
Khaerah, M. (2021). Peranan Procedure) pada Proses
Pemberian Es Curai Dan Klorin Pembekuan Cuttlefish (Sepia
Pada Pencucian Bahan Baku officinalis) di PT. Karya Mina
Gurita (Octopus Sp) Blok Beku Putra, Rembang, Jawa Tengah.
Di PT. Usaha Centraljaya Sakti Journal of Marine and Coastal
Makassar. Tugas Akhir Science Vol. 10, No.1, 1-17.
Program StudiI Agribisnis Sahubawa, L. (2014). Tekhnologi
Perikanan. Politeknik Penanganan dan Pengolahan
Pertanian Negeri Pangkajene Hasil Perikanan. Gadjah Mada
dan Kepulauan. University Press. Yogyakarta,
Mardyani, Y., dan Yulianti, A. 255 hlm.
(2020). Analisis Pengaruh Sub Selpiana, Karim, M., dan kantun, W.
Sektor Perikanan Terhadap (2021). Pengembangan
Pertumbuhan Ekonomi Di Perikanan dan Pemasaran
Provinsi Kepulauan Bangka Gurita (Octopus sp) di
Belitung. Jurnal Ekonomi, Vol. Makassar Sulawesi Selatan.
8 No. 1. Journal of Fisheries and
Naiu, A. S., Koniyo, Y., Nursinar, Marine Science Vol 3. No. 1
S., dan Kasim, F. (2018). 188-197.
Penanganan Dan Pengolahan Singapurwa, N. M. A. S., Candra, P.,
Hasil Perikanan. CV Athra Rudianta, N., dan Armaeni, N.
Samudra. Gorontalo, 109 hlm. K. (2021). Penerapan Sanitasi
Higiene Pada Kelompok Mina
Jurnal Bluefin Fisheries, 4 (2), 101