Anda di halaman 1dari 5

DESAIN DAN ALAT PENANGKAP IKAN

ALAT TANGKAP BUBU YANG RAMAH LINGKUNGAN DAN JUGA MUDAH


PENGAPLIKASIANNYA

Disusun Oleh :

MUHAMMAD DAFFA PUTRA BAGASKARA

56201112968

PROGRAM STUDI TEKNIK PENANGKAPAN IKAN

POLITEKNIK AHLI USAHA PERIKANAN JAKARTA

2021
Bubu adalah alat penangkap ikan yang terbuat dari jaring atau bambu sebagai perangkap
ikan dengan berbagai bentuk dan mempunyai pintu masuk yang berjumlah 1 atau 2
buah.dapat diangkat dan dipindahkan dengan mudah ke daerah-daerah penangkapan lainnya
Pemasangannya di dasar atau di dekat permukaan perairan ,tanpa atau menggunakan umpan
atau di luarnya dipasang daun kelapa

Bangunan bubu terdiri dari tiga bagian :

a. Badan atau tubuh bubu,


b. Lubang tempat mengeluarkan hasil tangkapan,
c. Mulut bubu, berfungsi sebagai tempat masuknya ikan,

Bubu terdiri dari :


a. Bubu dasar
b. Bubu hanyut

Bentuk bubu sangat beraneka ragam, ada yang berbentuk segi empat, trapesium, silinder,
lonjong, bulat setengah lingkaran, seperti rudal, bentuk silinder, atau bentuk kerucut yang
dibuatnya dari bahan yang bermacam-macam pula, ada yang dari bahan benang,
kawat, rotan dan bambu. Bentuk bubu biasanya disesuaikan dengan ikan yang akan dijadikan
target tangkapan, tetapi meskipun yang dijadikan target tangkapan sama terkadang bentuk
bubu yang dipakai bisa juga berbeda tergantung pada kebiasaan atau pengetahuan orang yang
mengoperasikannya. Hasil tangkapan utama : kerapu, bambangan, lencam dan udang barong.
Pengoperasian :
 Diawali dengan penentuan daerah penangkapan.
 Penentuan daerah penangkapan didasarkan pada tempat yang diperkirakan banyak
terdapat ikan demersal,
 yang ditandai dengan banyaknya terumbu karang atau pengalaman dari nelayan.
 Penurunan alat diawali dengan penurunan pelampung tanda, dilanjutkan penurunan
bubu beserta pemberatnya
 Pengangkatan bubu dilakukan setelah 1-3 hari kemudian.

Bubu tradisional

Bubu tradisional adalah bubu yang dipasang / dioperasikan di perairan tawar


(termasuk sawah, dam, kali, sungai, dan kolam) yang biasanya berbentuk seperti rudal dan
hanya terbuat dari bahan dasar potongan bambu dipecah kecil-kecil, tali plastik dan
tempurung kelapa.

Bubu dasar (ground fish pots).

Bubu yang daerah operasionalnya ada di dasar perairan. Untuk bubu dasar, ukuran bubu
dasar beragam, menurut besar kecilnya yang di buat menurut keperluan. Untuk bubu kecil,
biasanya memiliki ukuran panjang 1 m, lebar 50–75 cm, tinggi 25–30 cm. Untuk bubu besar
bisa meraih ukuran panjang 3, 5 m, lebar 2 m, tinggi 75–100 cm. Hasil tangkapan dengan
bubu dasar biasanya terbagi dalam beberapa jenis ikan, udang mutu baik, seperti kwe (caranx
spp), baronang (siganus spp), kerapu (epinephelus spp), kakap (lutjanus spp), kakatua
(scarus spp), ekor kuning (caeslo spp), ikan kaji (diagramma spp), lencam (lethrinus spp),
udang penaeld, udang barong, kepiting, rajungan, dan lain-lain.
Ubu apung (floating fish pots).

Bubu yang dalam operasional penangkapannya diapungkan. Jenis bubu apung tidak sama
dengan bubu dasar. Wujud bubu apung ini dapat silindris, dapat pula mirip kurung-kurung
atau kantong yang dimaksud sero gantung. Bubu apung dilengkapi dengan pelampung dari
bambu atau rakit bambu yang pemakaiannya ada yang ditempatkan pas dibagian atasnya.
Hasil tangkapan bubu apung yaitu beberapa jenis ikan pelagik, seperti tembang, japuh,
julung-julung, torani, kembung, selar, dan lain-lain. Pengoperasian bubu apung dilengkapi
pelampung dari bambu atau rakit bambu, dilabuh lewat tali panjang serta dikaitkan dengan
jangkar. Panjang tali sesuai dengan kedalaman air, biasanya 1, 5 kali dari kedalaman air.

Bubu hanyut (drifting fish pots).

Bubu yang dalam operasional penangkapannya dihanyutkan. Bubu hanyut atau “pakaja“
terhitung bubu ukuran kecil, berupa silindris, panjang 0, 75 m, diameter 0, 4-0, 5 m. Hasil
tangkapan bubu tenggelam yaitu ikan torani, ikan terbang (flying fish). Pada saat
penangkapan, bubu hanyut ditata dalam kelompok-kelompok yang selanjutnya dirangkaikan
dengan kelompok-kelompok berikutnya hingga jumlahnya banyak, antara 20-30 buah,
bergantung besar kecil perahu/kapal yang dipakai dalam penangkapan.

Bubu jermal

Terhitung jermal besar yang disebut perangkap gunakan surut (tidal trap).

Bubu ambai

Dimaksud juga ambai benar, bubu tiang, terhitung gunakan surut ukuran kecil. Bubu
ambai terhitung perangkap gunakan surut memiliki ukuran kecil, panjang seluruh pada 7-7, 5
m. Bahan jaring yakni terbuat dari nilon (polyfilament). Jaring ambai terbagi dalam empat sisi
menurut besar kecilnya mata jaring, yakni sisi muka, sisi tengah, sisi belakang serta sisi
kantung. Mulut jaring ada yang berupa bulat, ada juga yang berupa empat persegi memiliki
ukuran 2, 6 x 4, 7 m. Pada kanan-kiri mulut ada gelang, terbuat dari rotan ataupun besi yang
jumlahnya 2-4 buah. Gelang- gelang itu dimasukkan dalam banyak jaring ambai serta
dipasang melintang memotong jurusan arus. Satu jejeran ambai terbagi dalam 10-22 buah
yang disebut satu unit, juga ada yang meraih 60-100 buah/unit. Hasil tangkapan bubu ambai
beragam menurut besar kecilnya mata jaring yang dipakai. Tetapi, biasanya hasil
tangkapannya yaitu beberapa jenis udang.
Bubu apolo

Nyaris sama juga dengan bubu ambai, bedanya ia memiliki 2 kantong, spesial menangkap
udang rebon. Bahan jaring di buat dari benang nilon halus yang terbagi dalam sisi mulut,
tubuh, kaki serta sisi kantung. Panjang jaring seluruh meraih 11 m. Mulut jaring berupa
empat persegi dengan lekukan sisi kiri serta kanan. Panjang tubuh 3, 75 m, kaki 7, 25 m serta
lebar 0, 60 m. Pada ujug kaki ada mestak yang diikuti oleh ada dua kantung yang panjangnya
1, 60 m serta lebar 0, 60 m. Hasil tangkapan bubu apolo sama juga dengan hasil tangkapan
dengan memakai bubu ambai, yaitu beberapa jenis udang.

Anda mungkin juga menyukai