Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Air Tanah
mendefinisikan air tanah sebagai air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah (Pemerintah Indonesia, 2008). Sumber air tanah dapat dibagi menjadi 2
jenis sumber, yaitu air hujan yang meresap ke dalam tanah melalui pori-pori atau retakan
dalam formasi batuan serta air permukaan yang dapat berasal dari sungai, danau, dan
reservoir yang meresap melalui tanah dan batuan ke dalam tanah (Chow et al., 1988). Sumber
air tanah yang banyak dimanfaatkan warga adalah sumur bor. Dalam proses pembuatannya,
sumur bor memanfaatkan alat berat agar bisa menembus berbagai jenis batuan yang ada di
dalam tanah.

Berdasarkan SNI 6989.58:2008, titik pengambilan sampel air tanah ditentukan


berdasarkan tujuan pemerikasaan. Titik pengambilan contoh air tanah harus memperhatikan
pola arah aliran air tanah yang dapat berasal dari air tanah bebas (tak tertekan) dan air tanah
tertekan. Titik pengambilan contoh air tanah tertekan dapat berasal dari sumur bor yang
berfungsi sebagai sumur observasi penimbunan atau pengolahan limbah domestik atau
limbah industri. Alat yang digunakan dalam pengambilan sampel air tanah adalah vertical
water sampler.

Kualitas air tanah memiliki peranan yang sangat penting untuk air minum, sanitasi
dan domestik (Triawan, dkk., 2020). Oleh karena itu, contoh air tanah yang diperoleh
dibandingkan dengan baku mutu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2017 mengetahui kualitas air tanah. Parameter air tanah yang akan dibandingkan
meliputi pH, Suhu, TDS dan DO.

1.2. Tujuan

1.2.1. Menentukan titik sampling air tanah berdasarkan tujuan pemeriksaan.

1.2.2. Memahami metode pengambilan sampel air tanah.

1.2.3. Memahami pengukuran parameter kualitas air yang dilakukan langsung di


lapangan.
BAB II

METODE PELAKSANAAN

2.1. Pengambilan sampel

1. Penentuan titik sampel yaitu pada sumur bor ditempat penimbunan atau pengolahan limbah
domestik atau limbah industri.

2. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan alat vertical water sampel.

3. Air sampel yang sudah diambil dimasukkan ke dalam botol sampel yang kemudian akan
dilakukan pengukuran.

2.2. Pengukuran

1. Pengukuran parameter kualitas air yaitu pengukuran pH, Suhu, TDS dan DO dengan
menggunakan alat ukur multiparameter.

2. Pengukuran kedalaman sumur, muka air tanah dan kedalaman air dengan menggunakan
rambu mistar.

2.3. Analisa

Analisis dilakukan dengan membandingkan hasil dari pengukuran parameter kualitas


air dengan standar baku mutu air tanah.
BAB III

HASIL

No. Sumur :1

Tanggal : Jumat, 22 April 2022

Nama Petugas : 1. Dylan 2. Grisel 3.Cahya 4.Amy 5.Qatan

Pemilik Sumur : TPA-SUWUNG

Alamat : Jl. TPA Suwung No.200, Sesetan, Denpasar Selatan, Bali

Desa : Sesetan

Kecamatan : Denpasar Selatan

Kabupaten : Badung

Koordinat : X : -8.719676

Y : 115.222267

Elevasi : 505 m

Jenis Sumur : Sumur bor

Keterangan pengukuran :

- H : 3,6

- P : 1,2

Data parameter kualitas air pada lapangan :

- Ph : 6,32

- Suhu : 30,4oC

- TDS : 8320 ppm

- DO : 12,42 ppm
BAB IV

PEMBAHASAN

Sampel air tanah diambil pada sumur bor di TPA Suwung dengan menggunakan
vertical water sampler. Sampel air yang sudah terkumpul kemudian dimasukkan ke botol
sampel untuk diukur parameter pH, Suhu, TDS dan DO dengan menggunakan alat ukur
multiparameter. Setelah dilakukan pengambilan air sampel dilakukan pengukuran kedalaman
sumur, muka air tanah dan kedalaman air dengan menggunakan alat rambu mistar.

Hasil pengukuran parameter kualitas air pada sumur bor di TPA-Suwung adalah sebagai
berikut :

Tabel 1. Hasil pengukuran parameter kualitas air pada sumur bor

No Parameter Hasil Pengukuran


1 pH 6,32
2 Suhu 30,4oC
3 TDS 8320 ppm
4 DO 12,42

Tabel 2. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Media Air untuk keperluan
Higiene Sanitasi

No Parameter Satuan Standar Baku Mutu


1 pH pH 6,5-8,5
2 Suhu o
C Suhu udara +- 3
3 TDS mg/l 1000
4 DO ppm 6 (minimun)

Berdasarkan hasil pengukuran parameter kualitas air pada sumur bor dan perbandingan
dengan Standar Baku Mutu, maka kualitas pH, suhu, dan DO air tanah sudah baik karena
berada di bawah standar maksimum, tetapi kualitas air tergolong buruk karena TDS berada
jauh di bawah standar maksimum baku mutu.
BAB V

KESIMPULAN

5.1. Berdasarkan SNI 6989.58:2008, titik pengambilan contoh air tanah tertekan dapat berasal
dari sumur bor yang berfungsi sebagai sumur observasi penimbunan atau pengolahan limbah
domestik atau limbah industri.

5.2. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan alat vertical water sampel, lalu air
sampel yang sudah diambil dimasukkan ke dalam botol sampel yang kemudian akan
dilakukan pengukuran.

5.3. Pengukuran parameter kualitas air di lapangan yaitu pengukuran pH, Suhu, TDS dan DO
dengan menggunakan alat ukur multiparameter. Berdasarkan baku mutu Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017, kualitas pH, suhu, dan DO air tanah
sudah baik karena berada di bawah standar maksimum, tetapi kualitas air tergolong buruk
karena TDS berada jauh di bawah standar maksimum baku mutu.

DAFTAR PUSTAKA

Chow, V., Maidment, D., Mays, L. 1988. Applied Hydrology. Mc. Graw- Hill, Inc: New
York.

Pemerintah Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32


Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan
Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian
Umum. Sekretariat Negara. Jakarta.

SNI 6989.58 : 2008 Tentang Air dan Air Limbah – Bagian 58 : Metode Pengambilan Contoh
Air Tanah.

Triawan, D., Notriawan, D., Ernis, G. 2020. Penentuan Status Mutu Air Tanah Dangkal di
Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Air Sebakul Kota Bengkulu
Menggunakan Metode Storet: A Cross-Sectional Study. Journal Kimia Riset. 5(1): 22-28.

Anda mungkin juga menyukai