PENDAHULUAN
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008 Tentang Air Tanah
mendefinisikan air tanah sebagai air yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah
permukaan tanah (Pemerintah Indonesia, 2008). Sumber air tanah dapat dibagi menjadi 2
jenis sumber, yaitu air hujan yang meresap ke dalam tanah melalui pori-pori atau retakan
dalam formasi batuan serta air permukaan yang dapat berasal dari sungai, danau, dan
reservoir yang meresap melalui tanah dan batuan ke dalam tanah (Chow et al., 1988). Sumber
air tanah yang banyak dimanfaatkan warga adalah sumur bor. Dalam proses pembuatannya,
sumur bor memanfaatkan alat berat agar bisa menembus berbagai jenis batuan yang ada di
dalam tanah.
Kualitas air tanah memiliki peranan yang sangat penting untuk air minum, sanitasi
dan domestik (Triawan, dkk., 2020). Oleh karena itu, contoh air tanah yang diperoleh
dibandingkan dengan baku mutu Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2017 mengetahui kualitas air tanah. Parameter air tanah yang akan dibandingkan
meliputi pH, Suhu, TDS dan DO.
1.2. Tujuan
METODE PELAKSANAAN
1. Penentuan titik sampel yaitu pada sumur bor ditempat penimbunan atau pengolahan limbah
domestik atau limbah industri.
3. Air sampel yang sudah diambil dimasukkan ke dalam botol sampel yang kemudian akan
dilakukan pengukuran.
2.2. Pengukuran
1. Pengukuran parameter kualitas air yaitu pengukuran pH, Suhu, TDS dan DO dengan
menggunakan alat ukur multiparameter.
2. Pengukuran kedalaman sumur, muka air tanah dan kedalaman air dengan menggunakan
rambu mistar.
2.3. Analisa
HASIL
No. Sumur :1
Desa : Sesetan
Kabupaten : Badung
Koordinat : X : -8.719676
Y : 115.222267
Elevasi : 505 m
Keterangan pengukuran :
- H : 3,6
- P : 1,2
- Ph : 6,32
- Suhu : 30,4oC
- DO : 12,42 ppm
BAB IV
PEMBAHASAN
Sampel air tanah diambil pada sumur bor di TPA Suwung dengan menggunakan
vertical water sampler. Sampel air yang sudah terkumpul kemudian dimasukkan ke botol
sampel untuk diukur parameter pH, Suhu, TDS dan DO dengan menggunakan alat ukur
multiparameter. Setelah dilakukan pengambilan air sampel dilakukan pengukuran kedalaman
sumur, muka air tanah dan kedalaman air dengan menggunakan alat rambu mistar.
Hasil pengukuran parameter kualitas air pada sumur bor di TPA-Suwung adalah sebagai
berikut :
Tabel 2. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Media Air untuk keperluan
Higiene Sanitasi
Berdasarkan hasil pengukuran parameter kualitas air pada sumur bor dan perbandingan
dengan Standar Baku Mutu, maka kualitas pH, suhu, dan DO air tanah sudah baik karena
berada di bawah standar maksimum, tetapi kualitas air tergolong buruk karena TDS berada
jauh di bawah standar maksimum baku mutu.
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Berdasarkan SNI 6989.58:2008, titik pengambilan contoh air tanah tertekan dapat berasal
dari sumur bor yang berfungsi sebagai sumur observasi penimbunan atau pengolahan limbah
domestik atau limbah industri.
5.2. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan alat vertical water sampel, lalu air
sampel yang sudah diambil dimasukkan ke dalam botol sampel yang kemudian akan
dilakukan pengukuran.
5.3. Pengukuran parameter kualitas air di lapangan yaitu pengukuran pH, Suhu, TDS dan DO
dengan menggunakan alat ukur multiparameter. Berdasarkan baku mutu Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017, kualitas pH, suhu, dan DO air tanah
sudah baik karena berada di bawah standar maksimum, tetapi kualitas air tergolong buruk
karena TDS berada jauh di bawah standar maksimum baku mutu.
DAFTAR PUSTAKA
Chow, V., Maidment, D., Mays, L. 1988. Applied Hydrology. Mc. Graw- Hill, Inc: New
York.
SNI 6989.58 : 2008 Tentang Air dan Air Limbah – Bagian 58 : Metode Pengambilan Contoh
Air Tanah.
Triawan, D., Notriawan, D., Ernis, G. 2020. Penentuan Status Mutu Air Tanah Dangkal di
Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Air Sebakul Kota Bengkulu
Menggunakan Metode Storet: A Cross-Sectional Study. Journal Kimia Riset. 5(1): 22-28.