Anda di halaman 1dari 73

Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

BAB I. PENDAHULUAN

A. Deskripsi

Air atau media pemeliharaan merupakan faktor utama untuk kehidupan ikan.
Dalam budidaya perikanan, pengetahuan tentang persyaratan lingkungan hidup
ikan merupakan faktor utama yang harus diketahui. Air harus dapat menjadi
lingkungan hidup yang baik bagi ikan, untuk itu diperlukan standart kualitas dan
kuantitas yang sesuai dengan syarat hidup kultivan yang akan dibudidaya.
Syarat hidup untuk pertumbuhan ikan dalam perairan budidaya yang perlu
diperhatikan adalah meliputi aspek fisika, kimia dan biologi perairan serta
pengelolaannya.

Pengelolaan kualitas dan kuantitas dan kuantitas perairan budidaya memegang


peranan penting setelah identifikasi parameter-parameter kualitas dan kuantitas
air yang sesuai dengan syarat hidup kultivan, hal ini penting karena pengelolaan
dapat berpengaruh langsung pada keberhasilan usaha budidaya.

Pengelolaan kualitas dan kuantitas air dilakukan dengan mengamati dan


menganalisa air menggunakan parameter biologi, fisika dan kimia serta kuantitas
air pada wadah budidaya. Pemahaman yang baik tentang terminologi,
karakteristik dan interkoneksi dari parameter-parameter air akan membantu
dalam melakukan pengelolaan air.

Modul sisdiklat ini dibuat sebagai upaya untuk memberikan informasi tentang
pengelolaan kualitas dan kuantitas air untuk kegiatan budidaya ikan air tawar.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 1


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

B. Sub Kompetensi

Ruang lingkup sub kompetensi mengelola kualitas dan kuantitas air meliputi :
1. Menyiapkan Peralatan dan Bahan
2. Mengatur Debit dan Volume Air
3. Mengelola Parameter Fisika dan Kimia Air
4. Mengelola Parameter Biologi
5. Membuat Laporan Hasil

C. Tujuan akhir pembelajaran/Terminal Performance Objective (TPO)

Setelah mempelajari kompetensi ini peserta diklat mampu mengelola kualitas


dan kuantitas air pada kegiatan budidaya ikan di air tawar yang meliputi cara
penanganan kualitas dan kuantitas air, cara pengambilan sampel air, cara
mengukur kualitas dan kuantitas air, serta bagaimana cara memperbaiki kualitas
dan kuantitas air media budidaya sesuai dengan petunjuk teknis yang berlaku

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 2


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

BAB II. PEMBELAJARAN

Sub. Kompetensi Menyiapkan


Peralatan dan Bahan

A. Tujuan Antara/Enabling Objective (EO)

Peserta mampu menyiapkan peralatan dan bahan

B. Materi Menyiapkan Peralatan dan Bahan

Persiapan peralatan dan bahan yang digunakan dalam pengelolaan kualitas dan
kuantitas air merupakan hal yang penting untuk diketahui karena tanpa adanya
peralatan dan bahan untuk pengelolaan kita tidak dapat berbuat secara
maksimal, maka perlu adanya pengidentifikasian dan penyiapan alat
berdasarkan parameter-parameter yang akan diukur.

Persiapan peralatan dan bahan pada pengukuran kualitas dan kuantitas air
bertujuan untuk mempermudah pekerjaan pengukuran kualitas dan kuantitas air
sehingga pengukuran dapat dilakukan secara tepat dan teliti serta
mengantisipasi kerusakan atau kekurangan alat maupun bahan yang akan
digunakan. Parameter-parameter yang akan diukur dan berpengaruh terhadap
kehidupan ikan antara lain ; (1) Parameter fisika air adalah suhu air, total
suspended solid, warna air, dan salinitas. (2) Parameter kimia air antara lain
oksigen terlarut, karbon dioksida bebas, pH air, alkalinitas, kadar amonia dan
kadar H2S, dan (3) Parameter biologi antara lain lumut dan hewan kompetitor.
Sedangkan kegiatan pengelolaan kualitas dan kuantitas air meliputi penggantian
air, menyifon kotoran, mengatur suhu, mengatur cahaya, dan mengatur aerasi
udara.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 3


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

Identifikasi peralatan dan bahan sesuai fungsi dan cara kerja

Jenis peralatan dan bahan yang diperlukan untuk pengelolaan kualitas dan
kuantitas air hendaknya diidentifikasi terlebih dahulu berdasarkan fungsi dan
cara kerjanya untuk mempermudah pelaksanaan pengukuran dan pengelolaan
kualitas dan kuantitas air. Untuk menentukan jenis peralatan dan bahan yang
digunakan pada pengukuran dan pengelolaan maka harus diketahui terlebih
dahulu parameter-parameter kualitas dan kuantitas air yang akan diukur dan
dikelola. Peralatan dan bahan yang perlu digunakan dalam pengukuran dan
pengelolaan kualitas dan kuantitas air untuk kegiatan budidaya dapat dilihat pada
Tabel 1.

Prosedur sanitasi peralatan pengukuran kualitas dan kuantitas air

Peralatan yang sudah diidentifikasi harus dibersihkan/disucihamakan terlebih


dahulu ditinjau dari bahan dasar alat. Alat-alat yang berbahan dasar kaca, logam
atau plastik dapat dibersihkan dengan disucihamakan yang dilanjutkan dengan
pengeringan alat. Sedangkan peralatan ukur digital (refraktometer, mikroskop,
pH meter, DO meter) dan alat yang riskan (bunsen) dapat dibersihkan dengan
tissu atau kapas untuk membersihkan debu-debu yang menempel serta
dikalibrasi terlebih dahulu.

Berikut di bawah ini peralatan dan bahan yang digunakan dalam sanitasi
peralatan dan wadah pemeliharaan larva yang terbuat dari bahan dasar kaca
dan plastik :
- sabun cuci/ detergen/ kaporit
- garam/ methylen blue/ kalium permanganat
- spons/ sikat
- air bersih
- kain lap
- tissue

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 4


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

Tabel 1. Peralatan pengukuran kualitas dan kuantitas air

No Parameter Alat dan bahan


1. Kuantitas air
a. debit Stopwatch, current meter
b. volume Meteran
2. Parameter fisika air
a. suhu Termometer raksa atau termometer alkohol

Gambar 1. Termometer
b. kekeruhan Secchi disk, kertas saring milipore 0,45 mm,
vacum pump, oven, dessikator, timbangan
digital, gelas ukur, pengaduk.

Gambar 2. secchi disk


c. warna air Warna standart (platinum dan Cobalt)
d. salinitas Salinometer, refraktometer

Gambar 3. Refraktometer
3. Parameter kimia air
a. Oksigen terlarut (DO) DO meter, botol BOD, gelas ukur, erlemeyer,
pipet, spuit suntik/alat titrasi, larutan sulfamic
acid, MnSO4, NaOH + KI, H2SO4 pekat, Na-
thiosulfat, amylum. (DO tes kit)

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 5


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

Gambar 4. DO meter
b. CO2 Botol BOD, gelas ukur, erlemeyer, pipet, spuit
suntik/alat titrasi, larutan pp, Na2CO3, NaOH

Gambar 5. Botol BOD


c. pH pH meter, pH paper atau kertas lakmus

Gambar 6. pH paper
d. alkalinitas Botol sampel/BOD, pipet, erlemeyer, gelas
ukur, spuit suntik/alat titrasi, larutan indikator
pp, HCl/H2SO4, indikator BCG+MR
e. kadar amonia Kertas saring whatman no.42, pipet, gelas
piala, magnetic stirer, gelas ukur, beaker glass,
larutan MnSO4, chlorox, phenate, akuades,
larutan standart amonia, spektrofotometer.
(amonia tes kit)

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 6


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

Gambar 7. Kualitas dan kuantitas air tes kit

f. kadar H2S Botol BOD Botol, pipet, erlemeyer, gelas ukur,


spuit suntik/alat titrasi, larutan Zn acetat,
NaOH, pH meter/kertas lakmus, larutan iodine,
HCl, air sampel supernatant, akuades, Natrium
Thiosulfat, indikator amilum
4. Parameter biologi air
b. perhitungan Planktonet, ember, gelas ukur, botol sampel,
plankton/hewan mikroskop, haemositometer, pipet, formalin
kompetitor 40%

Gambar 8. Planktonet
b. perhitungan perifiton Papan kayu, gelas ukur, pengeruk, mikroskop,
haemositometer

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 7


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

C. Tugas-tugas

1). Penguasaan Konsep


• Beberapa parameter-parameter air yang berpengaruh terhadap
kehidupan ikan dalam kegiatan budidaya, jelaskan fungsi dan peranan
parameter-parameter tersebut.
• Prosedur apa yang harus diikuti dalam melakukan pengukuran kualitas
dan kuantitas air, jelaskan.
• Setelah anda mengetahui prosedur pengukuran dan pengelolaan
parameter-parameter air untuk kegiatan budidaya, alat dan bahan apa
saja yang digunakan untuk pengukuran dan pengelolaan parameter-
parameter kualitas dan kuantitas air tersebut berdasarkan fungsi dan cara
kerjanya.
• Anda akan melakukan pengukuran kualitas dan kuantitas air dengan
menggunakan peralatan yang sudah diidentifikasi. Anda akan melakukan
sanitasi peralatan apa tidak, jelaskan alasannya.
• Bahan apa yang anda pilih sebagai bahan sanitasi untuk peralatan
pengukuran kualitas dan kuantitas air, jelaskan alasannya.

2). Mengenal Fakta


• Melakukan observasi, Peserta melakukan observasi dikoordinir oleh
widyaiswara, kegiatan observasi ke masyarakat (pengusaha
perikanan/industri perikanan) dalam kegiatan persiapan alat dan bahan
pengukuran parameter-parameter kualitas dan kuantitas air dalam
kegiatan budidaya ikan.
• Observasi dilakukan secara berkelompok pada tempat yang berbeda.
• Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana masyarakat
melakukan persiapan alat dan bahan pengukuran parameter-parameter
kualitas dan kuantitas air dalam kegiatan budidaya ikan. Dari hasil
observasi ini selanjutnya merumuskan kegiatan apa yang dilakukan
masyarakat dan mampu memberi kontribusi secara positif tapi belum ada
pada konsep dasar, mengidentifikasi apa yang ada pada konsep dasar
tapi belum dilakukan oleh masyarakat, dan bila dilakukan akan mampu
memberikan kontribusi dalam meningkatkan produktifitas hasil budidaya
ikan. Saran apa yang diberikan untuk memperbaiki kegiatan persiapan

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 8


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

alat dan bahan pengukuran parameter-parameter kualitas dan kuantitas


air dalam kegiatan budidaya ikan.
• Kegiatan mengenal fakta ini dapat dilakukan sekaligus untuk
sukompetensi/kompetensi dasar ; Menyiapkan Peralatan dan Bahan,
Mengatur Debit dan Volume Air, Mengelola Parameter Fisika dan Kimia
Air, Mengelola Parameter Biologi, dan Membuat Laporan Hasil

3). Merefleksikan, Setelah peserta diklat melakukan penguasaan konsep dan


mengenal fakta, selanjutnya peserta diklat melakukan refleksi bagaimana
anda akan melakukan persiapan alat dan bahan pengukuran parameter-
parameter kualitas dan kuantitas air dalam kegiatan budidaya ikan,
berdasarkan konsep dasar dan hasil observasi persiapan alat dan bahan
pengukuran parameter-parameter kualitas dan kuantitas air dalam kegiatan
budidaya ikan di masyarakat.

4). Melakukan analisis dan sintesis


• Analisis daya dukung, peserta diklat melakukan kegiatan analisis
terhadap daya dukung yang tersedia di tempat praktek untuk mengetahui
tingkat kesesuaian dalam kegiatan persiapan alat dan bahan pengukuran
parameter-parameter kualitas dan kuantitas air dalam kegiatan budidaya
ikan. Kegiatan ini dilakukan secara berkelompok.
• Sintesis, peserta diklat melakukan sintesis terhadap hasil refleksi
persiapan alat dan bahan pengukuran parameter-parameter kualitas dan
kuantitas air dalam kegiatan budidaya ikan dan hasil analisis terhadap
tingkat kesesuaian daya dukung. Apabila terdapat ketidaksesuaian
terhadap daya dukung, peserta diklat melakukan rekonstruksi/modifikasi
terhadap hasil refleksi dalam kegiatan persiapan alat dan bahan
pengukuran parameter-parameter kualitas dan kuantitas air dalam
kegiatan budidaya ikan. Kegiatan rekonstruksi ini tetap memperhatikan
parameter persyaratan alat dan bahan pengukuran parameter-parameter
kualitas dan kuantitas air dalam kegiatan budidaya ikan.

5). Menyusun dan melaksanakan rencana kerja


• Peserta diklat secara berkelompok menyusun/membuat alternatif-
alternatif rencana persiapan alat dan bahan pengukuran parameter-

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 9


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

parameter kualitas dan kuantitas air dalam kegiatan budidaya ikan,


rencana kerja/proposal memuat metode persiapan alat dan bahan
pengukuran parameter-parameter kualitas dan kuantitas air dalam
kegiatan budidaya ikan yang akan dilaksanakan, kriteria keberhasilan,
waktu pencapaian dan jadwal kegiatan, serta pembagian tugas
kelompok.
• Penetapan peran masing-masing individu dalam kelompok. Kelompok
menyusun pembagian tugas dan menentukan peran setiap anggota
kelompok.
• Melaksanakan rencana kerja, peserta diklat melakukan kegiatan
persiapan alat dan bahan pengukuran parameter-parameter kualitas dan
kuantitas air dalam kegiatan budidaya ikan, mengacu pada rencana kerja
persiapan alat dan bahan pengukuran parameter-parameter kualitas dan
kuantitas air dalam kegiatan budidaya ikan yang telah disepakati
• Proses pengamatan dan pencatatan, peserta diklat melakukan
pengamatan dan pencatatan data kegiatan persiapan alat dan bahan
pengukuran parameter-parameter kualitas dan kuantitas air dalam
kegiatan budidaya ikan yang dilaksanakan. Lembar pengamatan
disiapkan peserta diklat setelah mendapat persetujuan fasilitator.
• Evaluasi dan diskusi terhadap hasil kegiatan. Peserta diklat
melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan pencapaian
standar kerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
• Peserta diklat melakukan diskusi terhadap hasil kegiatan dan hasilnya,
dibandingkan dengan rancangan kerja dan konsep-konsep yang telah
dirumuskan sebelumnya.
• Proses penyusunan kesimpulan dan memberikan umpan balik, peserta
secara berkelompok menyusun umpan balik/rekomendasi terhadap
metode persiapan alat dan bahan pengukuran parameter-parameter
kualitas dan kuantitas air dalam kegiatan budidaya ikan untuk
mendapatkan hasil yang optimal. Perumusan umpan balik juga harus
mempertimbangkan dasar teori, fakta dan kondisi hasil kerja.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 10


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

D. Tes Formatif

1. Apa tujuan dari persiapan alat dan bahan untuk pengukuran parameter-
parameter kualitas dan kuantitas dan kuantitas air ?
2. Sebutkan alat dan bahan yang digunakan untuk mengukur parameter-
parameter kualitas dan kuantitas dan kuantitas air ?
3. Apa yang dimaksud dengan sanitasi dan bahan apa saja yang bisa dipakai
sebagai bahan sanitasi ?
4. Bagaimana cara mengukur parameter fisika yaitu keceharan ?

E. Daftar Evidence of Learning yang harus dikumpulkan

• Hasil perumusan penguasaan konsep dan tugas-tugas diskusi, prsentasi


dan hasil perumusan tentang persiapan alat dan bahan pengukuran
parameter-parameter kualitas dan kuantitas air dalam kegiatan budidaya
ikan.
• Hasil observasi mengenal fakta di masyarakat perikanan tentang
persiapan alat dan bahan pengukuran parameter-parameter kualitas dan
kuantitas air dalam kegiatan budidaya ikan.
• Hasil refleksi tentang persiapan alat dan bahan pengukuran parameter-
parameter kualitas dan kuantitas air dalam kegiatan budidaya ikan.
• Hasil analisis tentang persiapan alat dan bahan pengukuran parameter-
parameter kualitas dan kuantitas air dalam kegiatan budidaya ikan.
• Hasil sintesis tentang persiapan alat dan bahan pengukuran parameter-
parameter kualitas dan kuantitas air dalam kegiatan budidaya ikan.
• Hasil penyusunan rencana kegiatan (berupa rencana kerja/proposal
implementasi) tentang persiapan alat dan bahan pengukuran parameter-
parameter kualitas dan kuantitas air dalam kegiatan budidaya ikan.
• Hasil pengamatan/recording kegiatan tentang persiapan alat dan bahan
pengukuran parameter-parameter kualitas dan kuantitas air dalam
kegiatan budidaya ikan.
• Hasil evaluasi ketercapaian tentang persiapan alat dan bahan
pengukuran parameter-parameter kualitas dan kuantitas air dalam
kegiatan budidaya ikan.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 11


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

• Kesimpulan dan rekomendasi/umpan balik tentang persiapan alat dan


bahan pengukuran parameter-parameter kualitas dan kuantitas air dalam
kegiatan budidaya ikan.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 12


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

Sub. Kompetensi Mengatur Debit dan


Volume Air

A. Tujuan Antara/Enabling Objective (EO)

Peserta mampu mengatur debit dan volume air.

B. Materi Mengatur Debit dan Volume Air

Pengelolaan air bertujuan untuk menyediakan lingkungan yang optimal bagi ikan
untuk hidup, berkembang dan tumbuh sehingga diperoleh kelangsungan hidup
dan pertumbuhan yang maksimum. Secara garis besar, pengelolaan air berarti
memisahkan/mengeluarkan bahan-bahan yang mengganggu kesehatan ikan dan
memasukkan bahan yang bermanfaat. Pengeluaran bahan yang berbahaya
dapat menggunakan teknik pemisahan atau penyaringan sehingga menghasilkan
air yang sesuai dengan kualitas yang diinginkan.

Salah satu cara untuk dapat membuang bahan-bahan yang mengganggu


kesehatan ikan dan pemenuhan persyaratan parameter fisika, kimia dan biologi
air dilakukan pergantian air dengan membuang air lama dan memasukan air
baru yang berarti diperlukan pemenuhan kebutuhan akan debit dan volume yang
optimal dari sumber air.

Oleh karena itu, pada awal pemilihan lokasi budidaya, salah satu persyaratan
yang harus dipenuhi adalah tersedianya sumber air yang memenuhi kriteria :
a. Debit air (irigasi) antara 5 - 30 liter/detik
b. Memiliki saluran/pintu pemasukan air yang mampu mensuplai air
minimum 5% dari kebutuhan harian dan saluran pengeluaran yang
mampu mengeluarkan air minimum 10% dari volume kolam per jam.
c. Memenuhi persyaratan kualitas dan kuantitas air pembenihan
d. Kekeruhan maksimal 200 NTU
e. Luas kolam penampungan air (hujan) 5% - 10% dari luas kolam yang
akan diairi (untuk tanah kedap air)

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 13


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

f. Bebas gulma, hewan pemangsa/pengganggu dan jasad patogen


g. Bebas dari pencemaran

Debit dan volume air merupakan parameter kualitas air yang penting pada
kegiatan budidaya ikan dan perlu dipertimbangkan terlebih dahulu sebelum
memulai usaha budidaya. Debit (discharge) dinyatakan sebagai volume yang
mengalir pada selang waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam satuan
m3/detik. Pengukuran debit air dapat dilakukan dengan alat current meter atau
dengan cara matematis dan pengukuran langsung. Perhitungan debit air
ditentukan dengan persamaan :

D=VxA

Dimana : D = debit air (m3/detik)


V = kecepatan arus (m/detik)
A = luas penampang saluran air (m2)

Dengan meningkatnya debit air, kadar bahan-bahan alam yang terlarut ke suatu
badan air akibat erosi meningkat secara eksponensial. Namun konsentrasi
bahan-bahan antropogenik yang memasuki badan air tersebut mengalami
penurunan karena terjadi proses pengenceran.

Debit air berfungsi sebagai penyupley air segar dan oksigen pada wadah
budidaya dapat diukur pada saat pergantian air. Perhitungan debit air pada bak,
akuarium dan fiberglass relatif lebih mudah karena ukuran wadah yang relatif
lebih kecil sehingga tidak membutuhkan jumlah air yang banyak. Pada beberapa
wadah pemeliharaan ikan ada yang dirancang dengan menggunakan sistem
resirkulasi untuk penghematan air, sehingga air yang masuk dan keluar dari
dalam wadah pemeliharaan tetap. Pergantian air pada pemeliharaan ikan di bak,
akuarium atau fiberglass tidak dapat dilakukan dengan debit air yang besar
sekaligus, hal ini dikhawatirkan akan menyebabkan stres pada ikan.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 14


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

Gambar 9. Akuarium dengan filter sebagai resirkulasi air sederhana

Debit air yang masuk ke dalam wadah pemeliharaan ikan ukuran larva
hendaknya menempel pada tepian wadah atau dimasukkan sedikit demi sedikit
untuk menghindari stress pada larva. Pemasukan air ke dalam wadah
pemeliharaan larva dengan menggunakan sistem resirkulasi dapat membantu
menambah kandungan oksigen pada air karena dengan adanya gelembung-
gelembung air dari percikan air yang masuk ke dalam air mampu berdifusi
dengan oksigen di udara.

Volume air wadah pemeliharaan ikan harus disesuaikan dengan kebutuhan


hidup ikan yang dibudidayakan. Pada umumnya volume air pada wadah
pemeliharaan ikan menyesuaikan dengan kondisi ikan antara lain sifat hidup dan
kepadatan ikan yang akan dipelihara pada wadah budidaya untuk menghindari
perebutan oksigen dan pakan.

Pengukuran volume air pada wadah pemeliharaan tergantung pada bentuk


wadah, dapat menggunakan perhitungan sebagai berikut :
¾ Pada wadah pemeliharaan yang berbentuk segi empat dapat digunakan
rumus :

V=PxLxT

Dimana : V = volume (m3)


P = panjang (m)
L = lebar (m)
T = tinggi (m)

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 15


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

¾ Sedangkan wadah pemeliharaan yang berbentuk lingkaran dapat


menggunakan rumus :

V = 3,14 x R2 x T

Dimana : V = volume (m3)


R = jari-jari lingkaran (m)
T = tinggi permukaan air (m)

Pengelolaan kualitas air pada wadah pemeliharaan dilakukan secara kontinyu.


Pemantauan kualitas air umummnya dilakukan 2 – 3 kali dalam satu hari yaitu
pagi, siang dan sore hari, disamping pergantian air yang dilakukan setiap hari.

Jadwal pengelolaan air pada wadah pemeliharaan benih ikan air tawar kapasitas
10 m3 dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Jadwal Pengelolaan Air


D26-28 90 (20) 170 (15) 9,0 1 kali/hari
D29- 90 (20) 230 (20) Volume air
9,0 1 Penyifonan
kali/hari
Umur
D31 Penggantian air (%) setelah Perlakuan
(pembuangan
ikan
D32- 120 (25)(L/menit)
280 (25) penggantian
9,0 1 kali/hari lain
air dasar)
D35 (m3)

D36- 08.00
140 (30)– 15.00
340 (30)– 9,0 1 kali/hari
D45 15.00 08.00
D0-D1 - - 7,0 -
D2-D7 - - 7,2-7,0 -
(1)
D8-D10 10 - 9,0 -
D11- 20 (2) - 9,0 1 kali
D13
D14- 50 (10) 30 (3) 9,0 1 kali
D18
D19- 70 (15) 60 (5) 9,0 1 kali/hari
D22
D23- 90 (20) 120 (11) 9,0 1 kali/hari
D25

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 16


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

Keterangan :
(1)
Air baru ditambahkan
(2)
Air baru ditambahkan setelah 10 – 20% air dalam wadah dibuang
(3)
Angka dalam kurung di kolom penggantian air menunjukkan besarnya air
yang mengalir atau flow rate (liter/menit)
(sumber : Subyakto dkk. 2003)

Pengelolaan kualitas air dapat dilakukan dengan mengenali gejala-gejala dan


parameter yang ada di wadah pemeliharaan yang tercantum pada Tabel 3.

Tabel 3. Pengelolaan Air Berdasarkan Gejala yang Nampak Pada Ikan


GEJALA PENYEBAB ALTERNATIF TINDAKAN
• Ikan nampak malas • Suara • Kurangi kebisingan
• Cahaya • Kurangi penetrasi cahaya
• Parasit • Periksa keberadaan
• Kandungan ammonia parasit
tinggi • Cek kandungan ammonia
• Kandungan CO2 tinggi dan meningkatkan O2
• Cek kandungan CO2 dan
meningkatkan O2
• Ikan berenang berputar- • Serangan parasit • Periksa keberadaan
putar parasit
• Discoloration • Serangan parasit/virus • Periksa keberadaan
parasit/virus
• Mata menonjol • Virus/bakteri • Periksa keberadaan
• Gas buble disease parasit/virus
• Cek kejenuhan O2
• Ikan mengapung di • Serangan parasit • Periksa keberadaan
permukaan • O2 rendah parasit
• Ammonia/nitrit tinggi • Cek kandungan O2 dan
• Makanan jelek meningkatkan O2
• Cek kandungan
ammonia/nitrit dan
meningkatkan O2

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 17


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

GEJALA PENYEBAB ALTERNATIF TINDAKAN


• Cek discoloration dari
pakan/darah ikan
• Ganti pakan dan
meningkatkan kandungan
protein
• Ikan berkumpul pada • O2 rendah • Cek kandungan O2 dan
aliran air • Serangan parasit/penyakit meningkatkan O2
• Ammonia/nitrit tinggi • Periksa keberadaan
• Makanan jelek parasit/penyakit
• Cek kandungan
ammonia/nitrit dan
meningkatkan O2
• Cek discoloration dari
pakan/darah ikan
• Ganti pakan
• Nasu makan ikan • O2 rendah • Cek kandungan O2 dan
berkurang • Serangan parasit/penyakit meningkatkan O2
• Ammonia/nitrit tinggi • Periksa keberadaan
• Makanan jelek parasit/penyakit
• Cek kandungan
ammonia/nitrit dan
meningkatkan O2
• Cek discoloration dari
pakan/darah ikan
• Ganti pakan
• Discolored darah - coklat • Nitrat tinggi • Periksa darah, tambahkan
5 – 6 ppm CL pada setiap 1
ppm nitrit, pakan lama ganti
dengan pakan baru
• Tidak berdarah - jernih • Kekurangan vitamin • Cek ikan
• Cek pakan
• Ganti pakan dan vitamin
• Ikan aktif berenang di • Suhu tinggi • Penggantian air

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 18


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

GEJALA PENYEBAB ALTERNATIF TINDAKAN


permukaan pada siang hari • O2 rendah • Penambahan ketinggian
air
• Aerasi
• Ikan aktif berenang di • Kekurangan pakan • Pemberian pakan
tepian wadah pada siang
hari, tapi bukan di
permukaan
• Ada ikan yang mati • Serangan hama atau • Cek kondisi ikan yang
penyakit mati
• Kualitas air menurun • Cek parameter air

Pada keadaan yang sangat buruk dan sulit untuk menanggulanginya, dilakukan
tindakan :
a. Pemindahan ikan ke wadah pemeliharaan lain
b. Pemanenan ikan

C. Tugas-tugas

1). Penguasaan Konsep


• Pengukuran dan pengelolaan debit air akan berpengaruh terhadap
kehidupan ikan dalam kegiatan budidaya, jelaskan fungsi pengukuran
dan pengelolaan debit air
• Prosedur apa yang harus diikuti dalam melakukan pengukuran debit air,
jelaskan.
• Pengukuran dan pengelolaan volume air akan berpengaruh terhadap
kehidupan ikan dalam kegiatan budidaya, jelaskan fungsi pengukuran
dan pengelolaan debit air
• Prosedur apa yang harus diikuti dalam melakukan pengukuran volume
air, jelaskan.
• Setelah anda mengetahui prosedur pengukuran dan pengelolaan debit
dan volume air untuk kegiatan budidaya, alat dan bahan apa saja yang
digunakan untuk pengukuran dan pengelolaan tersebut.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 19


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

• Bagaimana pengelolaan debit dan volume air untuk wadah pemeliharaan


kegiatan budidaya dilihat dari berbagai stadia/ukuran ikan

2). Mengenal Fakta


• Melakukan observasi, Peserta melakukan observasi dikoordinir oleh
widyaiswara, kegiatan observasi ke masyarakat (pengusaha
perikanan/industri perikanan) dalam kegiatan mengatur debit dan volume
air.
• Observasi dilakukan secara berkelompok pada tempat yang berbeda.
• Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana masyarakat
melakukan pengaturan debit dan volume air dalam kegiatan budidaya
ikan. Dari hasil observasi ini selanjutnya merumuskan kegiatan apa yang
dilakukan masyarakat dan mampu memberi kontribusi secara positif tapi
belum ada pada konsep dasar, mengidentifikasi apa yang ada pada
konsep dasar tapi belum dilakukan oleh masyarakat, dan bila dilakukan
akan mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan produktifitas
hasil budidaya ikan. Saran apa yang diberikan untuk memperbaiki
kegiatan mengatur debit dan volume air.
• Kegiatan mengenal fakta ini dapat dilakukan sekaligus untuk
sukompetensi/kompetensi dasar ; Menyiapkan Peralatan dan Bahan,
Mengatur Debit dan Volume Air, Mengelola Parameter Fisika dan Kimia
Air, Mengelola Parameter Biologi, dan Membuat Laporan Hasil

• 3). Merefleksikan, Setelah peserta diklat melakukan penguasaan konsep


dan mengenal fakta, selanjutnya peserta diklat melakukan refleksi
bagaimana anda akan melakukan pengaturan debit dan volume air dalam
kegiatan budidaya ikan, berdasarkan konsep dasar dan hasil observasi
mengatur debit dan volume air di masyarakat.

4). Melakukan analisis dan sintesis


• Analisis daya dukung, peserta diklat melakukan kegiatan analisis
terhadap daya dukung yang tersedia di tempat praktek untuk mengetahui
tingkat kesesuaian dalam kegiatan pengaturan debit dan volume air
dalam kegiatan budidaya ikan. Kegiatan ini dilakukan secara
berkelompok.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 20


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

• Sintesis, peserta diklat melakukan sintesis terhadap hasil refleksi


pengaturan debit dan volume air dalam kegiatan budidaya ikan dan hasil
analisis terhadap tingkat kesesuaian daya dukung. Apabila terdapat
ketidaksesuaian terhadap daya dukung, peserta diklat melakukan
rekonstruksi/modifikasi terhadap hasil refleksi dalam kegiatan pengaturan
debit dan volume air dalam kegiatan budidaya ikan.
5). Menyusun dan melaksanakan rencana kerja
• Peserta diklat secara berkelompok menyusun/membuat alternatif-
alternatif rencana pengaturan debit dan volume air dalam kegiatan
budidaya ikan, rencana kerja/proposal memuat metode pengaturan debit
dan volume air dalam kegiatan budidaya ikan yang akan dilaksanakan,
kriteria keberhasilan, waktu pencapaian dan jadwal kegiatan, serta
pembagian tugas kelompok.
• Penetapan peran masing-masing individu dalam kelompok. Kelompok
menyusun pembagian tugas dan menentukan peran setiap anggota
kelompok.
• Melaksanakan rencana kerja, peserta diklat melakukan kegiatan
pengaturan debit dan volume air dalam kegiatan budidaya ikan, mengacu
pada rencana kerja pengaturan debit dan volume air dalam kegiatan
budidaya ikan yang telah disepakati
• Proses pengamatan dan pencatatan, peserta diklat melakukan
pengamatan dan pencatatan data kegiatan pengaturan debit dan volume
air dalam kegiatan budidaya ikan yang dilaksanakan. Lembar
pengamatan disiapkan peserta diklat setelah mendapat persetujuan
fasilitator.
• Evaluasi dan diskusi terhadap hasil kegiatan. Peserta diklat
melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan pencapaian
standar kerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
• Peserta diklat melakukan diskusi terhadap hasil kegiatan dan hasilnya,
dibandingkan dengan rancangan kerja dan konsep-konsep yang telah
dirumuskan sebelumnya.
• Proses penyusunan kesimpulan dan memberikan umpan balik, peserta
secara berkelompok menyusun umpan balik/rekomendasi terhadap
metode pengaturan debit dan volume air dalam kegiatan budidaya ikan

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 21


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

untuk mendapatkan hasil yang optimal. Perumusan umpan balik juga


harus mempertimbangkan dasar teori, fakta dan kondisi hasil kerja.

D. Tes Formatif

1. Apa yang dimaksud dengan debit air ?


2. Bagaimana cara menghitung debit air ?
3. Pengukuran volume air pada wadah pemeliharaan tergantung dari bentuk
wadah pemeliharaan tersebut, bagaimana cara mengukur volume air untuk
wadah pemeliharaan yang berbentuk lingkaran ?
4. Bagaimana pengelolaan debit air untuk larva ikan ?

E. Daftar Evidence of Learning yang harus dikumpulkan


• Hasil perumusan penguasaan konsep dan tugas-tugas diskusi, prsentasi
dan hasil perumusan tentang pengaturan debit dan volume air dalam
kegiatan budidaya ikan.
• Hasil observasi mengenal fakta di masyarakat perikanan tentang
pengaturan debit dan volume air dalam kegiatan budidaya ikan.
• Hasil refleksi tentang pengaturan debit dan volume air dalam kegiatan
budidaya ikan.
• Hasil analisis tentang pengaturan debit dan volume air dalam kegiatan
budidaya ikan.
• Hasil sintesis tentang pengaturan debit dan volume air dalam kegiatan
budidaya ikan.
• Hasil penyusunan rencana kegiatan (berupa rencana kerja/proposal
implementasi) tentang pengaturan debit dan volume air dalam kegiatan
budidaya ikan.
• Hasil pengamatan/recording kegiatan tentang pengaturan debit dan
volume air dalam kegiatan budidaya ikan.
• Hasil evaluasi ketercapaian tentang pengaturan debit dan volume air
dalam kegiatan budidaya ikan.
• Kesimpulan dan rekomendasi/umpan balik tentang pengaturan debit dan
volume air dalam kegiatan budidaya ikan.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 22


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

Sub. Kompetensi Mengelola Parameter


Fisika dan Kimia Air

A. Tujuan Antara/Enabling Objective (EO)

Peserta mampu mengelola parameter física dan nimia air.

B. Materi Mengelola Parameter Físika dan Kimia Air

Karakter fisika dan kimia air sangat berpengaruh terhadap kehidupan ikan
sebagai media hidupnya. Air dapat melarutkan atau mengandung zat-zat, baik
zat yang dibutuhkan ataupun tidak dibutuhkan. Adapun zat-zat tersebut adalah
gas, mineral, material organik, dan anorganik, serta material biologi.

Parameter fisika dan kimia air sangat perlu untuk dipahami oleh pembudidaya
ikan karena sangat berpengaruh terhadap kehidupan ikan sebagai media utama
ikan untuk hidup, tumbuh dan berkembang. Beberapa parameter fisika dan kimia
air yang berpengaruh langsung terhadap kehidupan ikan antara lain :
1. Parameter fisika air :
c. Suhu
Air mempunyai kapasitas spesifik terhadap panas. Artinya perubahan
suhu dapat ditahan terjadi relatif lambat. Pada lingkungan perairan
fluktuasi berkisar antara 3 – 5 C. Kepadatan air tergantung pada suhu.
Pada suhu rendah, air akan cenderung lebih padat sehingga akan lebih
tenggelam atau di bawah.

Suhu merupakan faktor kontrol proses kimia, fisika dan biologi dalam
perairan, sehingga dengan berubahnya suhu hampir semua proses
dalam perairan berubah. Peningkatan suhu menyebabkan peningkatan
kecepatan metabolisme dan respirasi organisme air, sehingga
mengakibatkan peningkatan konsumsi oksigen.
Ikan merupakan binatang berdarah dingin (poikiloterm) sehingga
metabolisme dalam tubuh tergantung pada suhu lingkungannya,

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 23


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

termasuk kekebalan tubuhnya. Suhu luar atau eksternal yang berfluktuasi


terlalu besar akan berpengaruh terhadap sistem metabolisme.
Peningkatan suhu perairan sebesar 10 C menyebabkan terjadinya
peningkatan konsumsi oksigen organisme akuatik sebesar 2-3 kali lipat.
Konsumsi oksigen dan fisiologi tubuh ikan akan mengalami kerusakan
atau kekacauan sehingga ikan akan sakit. Suhu rendah akan mengurangi
imunitas (kekebalan tubuh) ikan, sedangkan suhu tinggi akan
mempercepat ikan terkena infeksi bakteri.

Setiap organisme mempunyai persyaratan suhu maksimum, optimum dan


minimum untuk hidupnya serta mempunyai kemampuan menyesuaikan
diri sampai suhu tertentu. Kemampuan adaptasi terhadap salinitas pada
setiap jenis ikan berbeda-beda. Demikian juga dengan toleransi
perubahan suhu. Kisaran suhu yang optimal untuk ikan-ikan daerah tropis
adalah sekitar 25 – 32 C.

Pengaruh suhu rendah terhadap ikan adalah rendahnya kemampuan


mengambil oksigen (hypoxia). Kemampuan rendah ini disebabkan oleh
menurunnya detak jantung. Pengaruh lain ialah proses osmoregulasi
terganggu.

Pada suhu yang turun mendadak akan terjadi degenerasi sel darah
merah sehingga proses respirasi terganggu. Selain itu, suhu rendah
dapat menyebabkan ikan tidak aktif, bergerombol, serta tidak mau
berenang dan makan sehingga imunitas terhadap penyekit menurun.
Sedangkan pada suhu yang meningkat tinggi akan menyebabkan ikan
katif bergerak, tidak mau berhenti makan dan metabolisme cepat
meningkat, sehingga kotorannya menjadi lebih banyak yang berpengaruh
terhadap menurunnya kualitas air. Alat pengukuran suhu adalah
termometer raksa atau pun alkohol dengan skala pengukuran derajat
celcius ( C)
d. Kekeruhan

Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan


banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 24


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

yang terdapat di dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan


organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut, partikel organik atau
meterial tersuspensi dalam air budidaya umumnya berupa material atau
partikel halus yang melayang. Bila ukurannya besar, partikel ini dapat
mengendap di dalam air, terutama kalau aerasi dihentikan. Partikel
organik seperti debu yang erukuran 0,22 – 1,2 mikron dapat
mengeruhkan air dan terkadang warnanya menjadi gelap.

Partikel atau bahan yang terlarut dalam air dapat mengganggu sistem
pernafasan pada ikan karena partikel akan menempel pada permukaan
lembaran insang dan mengurangi penetrasi cahaya ke dalam perairan
sehingga mengurangi kelarutan oksigen di dalam air.

Pengukuran kekeruhan pada perairan secara kuantitatif dapat diukur


dengan menggunakan secchi disk atau turbidity meter. Pada wadah
pemeliharaan larva seperti bak, akuarium dan fiberglass yang hanya
memiliki kedalaman rendah nilai kekeruhan berupa padatan tersuspensi
dapat diukur dengan cara gravimetrik, yaitu sebagai berikut :
- Siapkan filter (millipore dengan perositas 0,45 mm) dengan
vacuum pump. Saring 2 x 20 ml aquades, biarkan penyaringan
berlanjut sampai 2-3 menit untuk mengisap kelebihan air.
- Keringkan kertas saring (filter) dalam oven selama 1 jam pada
temperatur 1003-105 C, dinginkan dalam dessikator, lalu timbang
(B mg)
- Ambil 100 ml air sampel dengan gelas ukur, aduk, kemudian
saring dengan menggunakan kertas saring (filter) yang telah
ditimbang pada prosedur sebelumnya
- Keringkan filter dan residu dalam oven 103-105 C selama paling
sedikit 1 jam, dinginkan dalam dessikator, timbang (A mg)
- Perhitungan :
TDS (mg/L) = (A – B) x 1000/ ml sampel
A : Berat (mg) filter dan residu
B : Berat (mg) filter

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 25


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

e. Warna air

Warna perairan dapat dibedakan atas dua sebab yaitu, warna


sesungguhnya (true colour) dan warna tampak (apparent colour). Waran
sesungguhnya adalah warna yang disebabkan oleh bahan-bahan kimia
terlarut dapat ditentukan setelah air difiltrasi, sedangkan warna tampak
adalah warna yang tidak hanya disebabkan oleh bahan terlarut, tetapi
juga bahan tersuspensi. Warna perairan ditimbulkan oleh adanya bahan
organik dan bahan anorganik karena keberadaan plankton, humus, dan
ion-ion logam, serta bahan-bahan lain. Adanya oksida besi menyebabkan
air berwarna kemerahan, sedangkan oksida mangan menyebabkan air
berwarna kecoklatan atau kehitaman. Kadar besi sebanyak 0,3 mg/l dan
kadar mangan 0,05 mg/l sudah cukup dapat menimbulkan warna pada
perairan. Kalsium karbonat yang berasal dari daerah berkapur
menimbulkan warna kehijauan pada perairan. Bahan-bahan organik
misalnya tanin, lignin, dan asam humus yang berasal dari dekomposisi
tumbuhan yang telah mati menimbulkan warna kecoklatan.

Warna air dapat diamati secara langsung (visual) ataupun dengan


metode penentuan warna, yang sering digunakan adalah ”Visual
Comparation Method” yaitu dengan cara membandingkan airnsampel
dengan warna standart yang dibuat dari unsur platinum (Pt) atau Cobalt
(Co), satuan dari warna adalah unit PtCo.

f. Salinitas

Salinitas biasa disebut juga kadar garam merupakan jumlah total material
terlarut dalam air. Umumnya salinitas dihitung dengan satuan ppt (part
per thousand), yaitu gram material terlarut perliter air. Salinitas
menggambarkan padatan total di dalam air, setelah semua karbonat
dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida digantikan oleh
klorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 26


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

Berdasarkan salinitasnya badan air dibedakan dalam tiga golongan yaitu


air tawar (0-3 ppt), air payau (4–20 ppt), dan air laut (lebih dari 20 ppt).
Pengaruh salinitas pada ikan terjadi dalam proses osmoregulasi. Ikan air
tawar tidak toleran terhadap salinitas. Akibat perubahan fisiologi osmose
sel-sel tubuh maka ikan akan mengalami stres.

Pengukuran salinitas dapat dilakukan dengan salinometer atau


refraktometer. Dengan cara meneteskan air ke dalam alat tersebut maka
nilai salinitas air yang dteteskan sudah bisa terbaca pada skala alat.

2. Parameter kimia air :

a. Oksigen terlarut (DO)

Oksigen merupakan salah satu gas yang terlarut dalam perairan. Kadar
oksigen yang terlarut di perairan alami bervariasi, tergantung pada suhu,
salinitas, turbulensi air dan tekanan atmosfer. Di perairan tawar, kadar
oksigen terlarut berkisar antara 15 mg/l pada suhu 0°C dan 8 mg/l pada
suhu 25°C.

Oksigen merupakan zat terpenting dalam kehidupan organisme. Didalam


air oksigen bersumber dari tanaman hijau daun, dengan bantuan sinar
matahari melalui proses fotosintesis, tanaman memproduksi oksigen.
Oksigen dapat larut ke dalam air melalui proses difusi atau
persinggungan dengan udara.

Dalam bernafas, organisme memasukkan oksigen dan mengeluarkan


karbondioksida, bagi ikan oksigen diperoleh dari air. Oksigen digunakan
ikan untuk pernapasan, yaitu pertukaran gas yang dilakukna di dalam
insang. Pada proses ini oksigen akan diserap, sedangkan karbondioksida
di buang. Oksigen yang masuk tersebut akan diambil atau diterima oleh
pigmen dalam darah, yaitu haemoglobin, melalui ikatan sementara
sebelum digunakan oleh sel-sel tubuh. Sel-sel tubuh menggunakan
oksigen untuk pembakaran bersama dengan bahan bakar, yaitu

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 27


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

makanan. Dari pembakaran ini dihasilkan energi yang akan digunakan


untuk aktivitas tubuh seperti bergerak, tumbuh dan bereproduksi atau
berkembang biak. Kalau kadar oksigen terlarut rendah maka kehidupan
ikan akan terganggu. Jumlah minimal kebutuhan oksigen terlarut setiap
jenis ikan berbeda-beda. Ikan yang gesit lebih banyak membutuhkan
oksigen dibanding ikan yang tenang. Namun sedikitnya air untuk
pemeliharaan ikan harus berkadar oksigen 5 mg/l.

Pengukuran oksigen terlarut pada perairan dapat dilakukan dengan


metode titrasi atau DO meter. Penggunaan DO meter diperlukan
kalibarasi terlebih dahulu untuk menstandartkan nilai ukuran dengan cara
penyelupan DO meter pada media pemeliharaan selama beberapa menit
hingga angka terlihat stabil. Sedangkan pengukuran dengan metode
titrasi adalah sebagai berikut :
- Pindahkan air sampel ke dalam botol BOD sampai meluap (jangan
sampai terjadi gelembung udara), tutup kembali.
- Tambahkan 1 ml Sulfida Acid dengan pipet di bawah permukaan,
tutp dan aduk dengan membolakbalik botol.
- Tambahkan 2 ml MnSO4, dan 2 ml NaOH + KI. Penambahan
reagen-reagen dengan memasukkan pipet di bawah permukaan
air dalam botol. Tutup dengan hati-hati dan aduk dengan
membolak-balik botol – 20 kali. Biarkan bebrapa saat hingga
endapan coklat terbentuk dengan sempurna
- Tambahkan 2 ml H2SO4 pekat dengan hati-hati (gunakan ruang
asam), aduk dengan cara yang sama hingga semua endapan
larut, bila belum terlarut semua tambahkan lagi 0,5 ml H2SO4
pekat
- Ambil 100 ml air dari botol BOD tersebut dengan menggunakan
pipet Mohr atau gelas ukur, masukan ke dalam erlemeyer,
uasahakan jangan terjadi aerasi
- Titrasi dengan Na-thiosulfat hingga terjadi perubahan warna dari
kuning tua ke kuning muda. Tanbahkan 5 – 8 tetes indikator
amylum hingga terbentuk warna biru. Lanjutkan titrasi dengan Na-
thiosulfat hingga tepat tidak berwarna (bening)
- Perhitungan :

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 28


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

O2 mg/l = (ml titran) (normalitas thiosulfat) (8) (1000)


(ml sampel) (ml botol BOD – ml reagen terpakai)
(ml botol BOD)

b. Karbon dioksida (CO2)

Keberadaan karbondioksida di perairan terdapat dalam bentuk gas


karbondioksida bebas (CO2), ion bikarbonat (HCO3-), ion karbonat (CO32-
) dan asam karbonat (H2CO3). Proporsi dari keempat bentuk karbon
tersebut berkaitan dengan nilai pH perairan.
Karbondioksida yang terdapat di perairan dapat berasal dari :
- difusi dari atmosfer secara langsung
- air hujan, secara teoritis air hujan yang jatuh ke permukaan bumi
memiliki kandungan karbondioksida sebesar 0,55 – 0,60 mg/l
- air yang melewati tanah organik dari proses dekomposisi
- respirasi tumbuhan, hewan, dan bakteri aerob maupun anaerob

Karbondioksida dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan atau fitoplankton


pada perairan untuk fotosintesis sehingga menghasilkan oksigen. Istilah
karbondioksida bebas digunakan untuk menjelaskan CO2 yang terlarut
dalam air, juga menggambarkan CO2 di perairan yang membentuk
kesetimbangan dengan CO2 di atmosfer. Di perairan tawar, ion
bikarbonat berperan sebagai sistem penyangga (buffer) dan penyedia
karbon untuk keperluan fotosintesis. Kadar karbondioksida di perairan
dapat mengalami pengurangan, bahkan hilang, akibat proses
fotosintesis, evaporasi dan agitasi air.

Karbondioksida sangat mudah larut dalam pelarut, termasuk air. Dalam


jumlah atau kadar tertentu, karbondioksida dapat merupakan racun.
Ikan mempunyai naluri yang kuat dalam mendeteksi kadar
karbondioksida dan akan berusaha menghindari daerah atau area yang
kadar CO2nya tinggi. Dengan kadar CO2 mencapai lebih dari 10 mg/l
sudah bersifat racun bagi ikan karena ikatan atau kelarutan oksigen
dalam darah terhambat. Pada kondisi ini ikatan CO2 dalam darah

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 29


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

menjadi lebih kuat dibanding ikatan O2. tanda visual pada ikan budidaya
yang kadar CO2 dalam air tinggi adalah berkumpulnya ikan dengan
kondisi susah bernafas. Perairan yang diperuntukan bagi kepentingan
perikanan sebaiknya mengandung kadar karbondioksida bebas < 5
mg/l. Kadar karbondioksida bebas sebesar 10 mg/l masih dapat ditolerir
oleh organisme akuatik, asal disertai dengan kadar oksigen yang cukup.

Pengukuran CO2 bebas dapat dilakukan dengan metode titrasi sebagai


beikut :
- Pengambilan air contoh harus diusahakan sedemikian rupa
sehingga terhindar kontak antara air contoh dengan udara
- analisa harus dilaksanakan segera, yaitu dalam waktu 2 – 3
jam setelah pengambilan contoh.
- Pipet 25 ml air sampel dan masukkan ke dalam erlemeyer
dengan hati-hati, sedapat mungkin kurangi pengaruh aerasi
- Tambahkan 3 – 4 tetes indikator pp, jika berwarna pink berarti
tidak ada CO2, jika tidak berwarna berarti ada CO2 dan
lanjutkan ke prosedur selanjutnya
- Titrasi segera dengan natrium karbonat (Na2CO3) 0,0454 N
atau natrium hodroksida (NaOH) 0,0227 N sampai warna pink
yang stabil selama 30 detik. Catat titran yang digunakan
- Perhitungan :
Bila titran yang digunakan Na2CO3 :
CO2 (mg/l) = ml titran x N titran x 44/2 x 1000
volume sampel (25 ml)

Bila titran yang digunakan NaOH :


CO2 (mg/l) = ml titran x N titran x 44 x 1000
volume sampel (25 ml)

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 30


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

c. pH air

pH adalah derajat keasaman yang manggambarkan konsentrasi ion


hidrogen pada perairan. pH bekaitan erat dengan karbondioksida dan
alkalinitas. Semakin tinggi pH maka semakin tinggi nilai alkalinitas dan
semakin rendah kadar karbondioksida bebas. Larutan yang bersifat
asam (pH rendah) bersifat korosif.

pH juga mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia. Senyawa


amonium yang dapat terionoisasi banyak ditemukan pada perairan yang
memiliki pH rendah. Amonium bersifat tidak toksik, namun pada
suasana alkali (pH tinggi) lebih banyak deitemukan amonia yang tak
terionisasi dan bersifat toksik. Amonia tak terionisasi ini lebih mudah
terserap ke dalam tubuh organisme akuatik dibandingkan dengan
amonium.

Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan


menyukai pH sekitar 7–8,5. Proses reproduksi atau perkembangbiakan
ikan biasanya akan baik pada pH 6,5. hubungan keasaman air dengan
kehidupan ikan sangat besar. Titik kematian ikan pada pH asam adalah
4 dan pada pH basa adalah 11. Ikan dewasa akan lebih baik
toleransinya terhadap pH dibandingkan ikan ukuran kecil, larva atau
telur. Perubahan pH secara mendadak akan menyebabkan ikan
meloncat-loncat atau berenang sangat cepat dan tampak seperti
kekurangan oksigen hingga mati mendadak. Sementara perubahan pH
secara perlahan akan menyebabkan lendir keluar berlebihan, kulit
menjadi keputihan dan mudah kena bakteri. Biasanya bakteri akan
tumbuh baik pada pH basa, sedangkan jamur tumbuh baik pada pH
asam. Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan,
misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH rendah. Toksisitas
logam memperlihatkan peningkatan pada pH rendah.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 31


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

Pengukuran nilai pH dapat dilakukan dengan pH test kit yang berbentuk


cairan, dengan meneteskan pada air sampel sehingga air berubah
warna yang kemudian dicocokkan dengan komparator standart. Cara
lain pengukuran pH dengan menggunakan alat digital (pH meter) yang
lebih akurat hingga dapat membaca hingga nilai persepuluhan.

d. Alkalinitas

Alkalinitas adalah gambaran kapasitas air untuk menetralkan asam,


atau dikenal dengan sebutan acid netralizing capacity (ANC) atau
kuantitas anion di dalam air yang dapat menetralkan kation hidrogen.
Alkalinitas juga diartikan sebagai kapasitas penyangga (buffer capacity)
terhadap perubahan pH perairan. Kation utama yang mendominasi
perairan tawar adalah kalsium dan magnesium. Anion utama pada
perairan tawar adalah bikarbonat dan karbonat. Kalsium karbonat
merupakan senyawa yang memberi kontribusi terbesar terhadap nilai
alkalinitas dan kesadahan di perairan tawar. Kelarutan kalsium karbonat
menurun dengan meningkatnya shu dan meningkat dengan keberadaan
karbondioksida. Nilai alkalinitas perairan alami hampir tidak pernah
lebih dari 500 mg/l CaCO3.
Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai
oleh organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai kesadahan
yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi. Perairan dengan
alkalinitas tinggi lebih produktif daripada perairan dengan alkalinitas
rendah. Tingkat produktifitas perairan ini sebenarnya tidak berkaitan
secara langsung dengan nilai alkalinitas, tetapi berkaitan dengan fosfor
dan elemen esensial lain yang kadarnya meningkat dengan
meningkatnya nilai alkalinitas.

Nilai alkalinitas pada perairan dapat ditentukan dengan metode titrasi


asam kuat (H2SO4) sampai pH tertentu. Berikut ini prosedur titrasi
pengukuran alkalinitas :
- air sampel untuk analisa alkalinitas diambil dengan botol gelas
atau botol polyethylen 300 ml. Diisi sampai penuh dan ditutup
dengan rapat. Dan segera dianalisa di lapangan

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 32


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

- pipet air sampel sebanyak 50 ml, masukkan ke dalam erlemeyer


- tambahkan 2 tetes indikator pp. Bila terbentuk warna pink,
lanjutkan poin 4, bila tidak berarna lanjutkan poin 5.
- Titrasi dengan HCl atau H2SO4 0,02 N, hingga terjadi perubahan
warna dari pink menjadi tidak berwarna. Catat titran yang
digunakan (A ml)
- Tambahkan indikator Bromcresol Green dan Methyl Red
sebanyak 3 – 4 tetes, kemudian titrasi dengan titran yang sama
hingga terjadi perubahan warna dari biru menjadi merah
kebiruan. Catat volume titran yang digunakan (B ml)
- Perhitungan :
Alkalinitas pp (karbonat) = A x N titran x 100/2 x 1000
(ppm CaCo3) ml sampel

Alkalinitas total = (A + B) N titran x 100/2 x 1000


(ppm CaCO3) ml sampel

e. Kadar amonia

Amonia di perairan dapat berasal dari proses dekomposisi bahan


organik yang banyak mengandung senyawa nitrogen (protein) oleh
mikroba (amonifikasi), ekskresi organisme, reduksi bakteri oleh bakteri
dan pemupukan. Setiap amonia yang terbebas ke suatu lingkungan
akan membentuk reaksi kesetimbangan dengan ion amonium.

Amonia merupakan gas buangan terlarut hasil metabolisme ikan oleh


perombakan protein, baik dengan ikan sendiri yang berupa kotoran
(feces dan urin) maupun dari sisa pakan. Kelarutan amoniak sangat
besar dan merupakan kompetitor kuat dalam ikatannya ke darah
dengan O2. substansi inipun sangat beracun, terutama pada pH tinggi.
Selain amoniak dan nitrit dalam air juga terdapat nitrat (NO3) yang

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 33


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

merupakan hasil oksidasi amoniak dan terutama nitrit yang sangat


mudah larut. Hanya saja pengaruh dan daya racunnya terhadap ikan
sangat kecil.

Secara kimia, amoniak berada dalam dua bentuk, yaitu Unionized


Ammonia atau UIA (NH3) dan Ionized Ammonia atau IA (NH4+).
Keberadaan UIA membuat ikan mabuk atau keracunan kalau kadarnya
dalam air tinggi. Sementara daya racun IA kurang kuat. Pengukuran
amonia tersebut umumnya hanya dapat dilakukan terhadap total
amonia (NH3 + NH4+). Makin tinggi pH dan suhu maka makin tinggi
konsentrasi NH3 sehingga makin kuat daya racunnya.

Kadar amonia terukur yang dapat membuat ikan mati adalah lebih dari
1 ppm dan nitrit lebih dari 0,1 ppm. Bila kadarnya kurang dari kadar
tersebut, tetapi lebih dari setengahnya maka dalam jangka panjang ikan
akan stres, sakit dan pertumbuhannya kurang bagus, namun kondisi
demikian masih tergantung dari jenis, stadia, dan ukuran ikan.
Umumnya ikan dalam stadia telur, larva dan benih lebih sensitif
dibanding ikan remaja dan dewasa.

Pengukuran amoniak dan nitrit dapat dilakukan dengan ammonium test


kit yang berbentuk cairan. Pengukuran amoniak sebaiknya dilakukan
sore hari karena pada saat itu nilai pH dan presentase amonianya
paling tinggi. Berikut dibawah ini prosedur pengukuran amonia nitrogen
total (metode phenate) :

- saring 25 – 50 ml air sampel dengan kertas saring whatman no


42 (jangan menggunakan vacum pum agar tak ada amonia yang
hilang)
- pipet 10 ml air sampel yang telah disaring, masukkan ke dalam
gelas piala
- sambil diaduk (sebaiknya dengan magnetic stirer), tambahkan 1
tetes MnSO4, 0,5 ml chlorox (oxidizing solution) dan 0,6 ml
phenate. Phenate ditambahkan dengan segera menggunakan
pipet tetes yang sudah dikalibrasi. Diamkan selama – 15 menit,

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 34


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

sampai pembentukan warna stabil (warna akan tetap stabil


sampai beberapa jam)
- buat larutan blanko dari 10 ml akuades, lakukan prosedur no 3
- buat larutan standar dari 10 ml larutan standar amonia (0,30
ppm), lakukan prosedur no 3
- dengan larutan blanko pada panjang gelombang 630 nm, set
spektrofotometer pada absorbance 0,000 (atau transmittance
100%), kemudian lakukan pengukuran sampel dan larutan
standar
- hitung konsentrasi amonia-N total dengan persamaan :
TAN mg/l sebagai N = ppm NH3-N = Cat x Aa

Aat

Cat = konsentrasi larutan standar (0,30 mg/l)

Aat = nilai absorbance (transmittance) larutan standar

Aa = nilai absorbance (transmittance) air sampel

Konsentrasi amonia yang terukur tersebut dinyatakan dalam


kadar nitrogen (N) yang terdapat dalam amonia (NH3). Untuk
mengetahui konsentrasi amonia yang dinyatakan dalam mg
NH3/l (=ppm NH3), nilai TAN di atas dikalikan dengan faktor
seperti pada persamaan berikut :

Mg NH3/l = ppm NH3-N x BM NH3 = ppm NH3-N x 1,216

BA N

BM : Berat molekul

BA : Berat atom

f. Kadar H2S

Gas H2S adalah gas yang cepat larut dalam air, menyebabkan bau
busuk yang cukup tajam dan sangat beracun bagi ikan. H2S merupakan
hasil penguraian bahan organik, terutama protein dalam keadaan
anaerob (tidak ada atau kurang oksigen).

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 35


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

Pada tekanan dan suhu tertentu, semua gas akan larut dalam air. Suhu
yang tinggi menyebabkan daya larut gas menurun. Sementara tekanan
yang tinggi menyebabkan daya larut gas meningkat. Bila suhu naik tiba-
tiba atau tekanan turun tiba-tiba maka sebagian kandungan gas dalam
air akan keluar sebagai gelembung-gelembung.

Jumlah gas yang larut dalam darah dan cairan tubuh binatang air
umumnya sama atau seimbang dengan jumlah yang ada dalam air di
lingkungannya. Kalau tekanan gas di lingkungannya turun tiba-tiba
maka tekanan gas dalam darah dan cairan tubuh pun akan lebih tinggi
di banding air. Akibatnya tekanan gas dalam darah ikan akan cepat
disesuaikan dengan membentuk gas buble atau gelembung-
gelembung, atau sering dikenal dengan penyakit gas buble/ emboli.
Kadar sulfat pada dasar perairan berlumpur umumya mencapai 0,7
mg/l, sedangkan dalam kolom air biasanya berkisar antara 0,02 – 0,1
mg/l. Kadar sulfida total kurang dari 0,002 mg/l dianggap tidak
membahayakan bagi kehidupan organisme akuatik.

Metode yang digunakan dalam penentuan sulfida adalah metode


iodometri, yaitu dengan cara sebagai berikut ;

Perlakuan pendahuluan (pretreatmen) :

- ambil air sampel dengan menggunakan botol BOD, hindari


terjadinya bubling ataupun kontak dengan udara
- tambahkan 8 – 9 tetes Zn-Acetate (3 tetes per 100 ml sampel)
- tambahkan 5 – 6 tetes NaOH 6 N hingga pH mencapai 9 (ukur
dengan pH meter atau kertas pH) tutup dengan tanpa adanya
gelembung udara, aduk bolak-balik hingga terbentuk endapan
putih
- biarkan selama 30 menit atau disentrifus agar semua bahan
tersuspensi mengendap (sampel ini stabil untuk beberapa jam,
kecuali bila kadar besi air sampel tinggi)

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 36


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

Prosedur penentuan sulfide :

- pipet 5 ml iodine 0,025 N, masukkan ke dalam erlemeyer


- tambahkan 0,5 ml HCl 6 N (masukkan ujung pipet dalam
cairan)
- pipet 50 ml air sampel supernatant (atau endapan yang telah
dilarutkan kembali dengan akuades sampai 50 ml) masukan ke
dalam erlemeyer di atas
- titrasi dengan natrium thiosulfat hingga kuning muda, kemudian
tambahkan 2 – 3 tetes indikator amylum, lanjutkan titrasi hingga
terjadi perubahan warna dari biru ke tidak berwarna (bening)

- perhitungan :
Sulfide (mg/l) = 0,4 x 1000 [(ml Io x N) – (ml Thio x N)]

0,025 0,025
ml sampel
Keterangan :
0,4 = 0,4 mg sulfide setara dengan 1 ml I2 0,025 N
Io = iodine yang ditambahkan dalam prosedur 1 (dalam
hal ini = 5 ml)

Pengelolaan Kualitas Air

Air dari alam atau natural water secara fundamental akan berbeda kondisinya
dengan air dari tempat budidaya, terutama sistem tertutup yang menggunakan
akuarium atau bak, berdasarkan sifat kimia maupun biologi. Jumlah ikan
ditempat budidaya umumnya jauh lebih banyak dibanding jumlah air. Akibatnya
material hasil sisa metabolisme (metabolit) yang dikeluarkan ikan (berupa
kotoran dan urin) tidak dapat seimbang mengurai. Artinya waktu penguraian
metabolit secara alami tidak mencukupi karena jumlahnya cukup banyak. Oleh
karena itu, air tidak dapat atau sulit kembali menjadi baik atau cederung
enghasilkan substansi atau bahan metabolit yang berbahaya bagi ikan.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 37


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

Tingkat penurunan kualitas air dalam pembudidayaan atau kadar material hasil
metabolisme ikan tergantung pada beberapa faktor, antara lain :
a. jumlah dan kepadatan ikan, kalau kepadatan ikan lebih besar dari
patokan maka ikan akan stres. Hal ini disevbablkan keadaan lingkungan
menjadi tidak nyaman ataupun air cepat jelek, kepadatan ikan juga
bergantung pada jenis ikan
b. jenis dan stadia ikan, pengeluaran metabolit per satuan waktu oleh
masing-masing jenis ikan tidak sama. Ikan yang bergerak aktif
penggunaan energi (mengkonsumsi makan) dan menghasilkan metabolit
lebih banyak dibandingkan jenis ikan yang tenang sehingga kualitas
airpun lebih cepat jelek. Stadia ikan remaja atau dewasa memiliki aktifitas
yang lebih banyak dan cenderung mengeluarkan kotoran lebih banyak
bila dibandingkan dengan larva atau benih, demikian juga terhadap
ketahanan tubuhnya terhadap kualitas air lebih baik. Oleh karena itu,
pemantauan atau perawatan kualitas media pada stadia larva dan benih
harus secara khusus. Umumnya penggantian air pada stadia larva dan
benih dilakukan lebih hati-hati dan lebih sering agar kualitas airnya selalu
terjaga.
c. Jumlah dan jenis pakan, pemberian pakan yang terlalu banyak akan
cepat mengotori air, karena sisa pakan yang membusuk akan sangat
membahayakan kehidupan ikan.
d. Air hujan dan musim, penurunan kua;litas air karena faktor hujan
merupakan faktor khusus, umumnya terjadi pada pembudidayaan ikan
diluar ruangan seperti bak atau kolam. Hujan yang terus menerus dapat
berpengaruh pada perubahan suhu yang drastis yang kemudian
berpengaruh terhadap oksigen terlarut pH dan amonia dalam air.

Nilai parameter kualitas air optimal yang dibutuhkan setiap jenis ikan tidak sama,
tergantung asal-usul, genetis dan kemampuan beradaptasi, sehingga terkadang
pada suatu nilai tertentu menjadi jelek bagi beberapa ikan tapi belum tentu jelek
untuk jenis ikan lainnya. Namun, pada tingkat ekstrim semua jenis ikan akan
mendapatkan pengaruh yang hampir sama.

Pengaruh suhu sangat nyata dan umumnya cepat karena berhubungan langsung
dengan metabolisme dalam tubuh ikan. Untuk pH, selain dapat menjadikan ikan

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 38


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

stres, dapat juga mempengaruhi reaksi air media dalam perombakan amonia,
nitrit dan karbondioksida. Daya racun dari substansi tersebut akan makin
meningkat pada kekerasan, pH dan suhu yang lebih tinggi.

Bila penguraian atau oksidasi amonia (NH3) dan amonium (NH4+) tidak
sempurna, akan timbul suatu hasil samping yang sangat beracun. Ini terjadi bila
pasok oksigen untuk menguraikan secara oksidasi kurang atau tidak mencukupi.
Parameter kualitas air sangat kompleks, saling berhubungan dan saling
mempengaruhi vitalitas ikan. Bila salah satu parameter tidak optimal maka hal ini
akan dapat memicu parameter lainnya ke arah negatif sehingga menimbulkan
kesulitan yang lebih berat bagi ikan.

Larva sangat peka terhadap perubahan kualitas air. Kematian total lebih sering
terjadi pada stadia ini, sehingga penanganannya juga harus secara khusus.
Induk yang sedang memijah juga sangat peka terhadap perubahan kualitas air.

Pengelolan kualitas air yaitu usaha untuk menjaga kualitas air agar tetap pada
kondisi optimal untuk pembudidayaan dengan cara pemberian aerasi, sirkulasi
air, penggunaan pemanas air, penggantian air segar dan filtrasi.

Pemberian aerasi dalam kolam atau akuarium sangat besar pengaruhnya


terhadap kulitas air. Tanpa aerasi, kualitas air akan cepat menjadi jelek, terutama
penurunan kadar oksigen. Gelembung-gelembung udara yang masuk ke air,
terutama pada bak atau akuarium yang airnya dalam, akan memudahkan
terjadinya difusi ke seluruh kolom air. Makin kecil gelembung udara maka makin
cepat terjadinya difusi. Hal ini disebabkan permukaan udara yang bersinggungan
dengan air akan lebih luas.

Sirkulasi adalah upaya untuk perputaran dan pergerakan pada media


pemeliharaan yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan biologi dalam air
(berkumpulnya ikan atau pakan pada satu tempat), menjaga kestabilan suhu
pada saat pemakaian heater, membantu mendistribusikan oksigen ke segala
arah serta menjaga akumulasi atau mengumpulnya hasil metabolit beracun
sehingga kadar atau daya racun dapat ditekan. Sirkulasi air dapat dibuat dengan

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 39


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

bantuan aerasi, head pump atau dengan pengucuran air ke dalam wadah
pemeliharaan.

Pemanas air (water heater) digunakan untuk meningkatkan suhu, hal ini sangat
efektif dilakukan pada saat musim dingin/hujan maupun membantu memperbaiki
vitalitas ikan yang sedang sakit. Penggunaan akan lebih efektif lagi kalau disertai
dengan perputaran atau sirkulasi air karena pada dapat menyebar merata ke
segala arah.
Pergantian air sebagian atau total sangat berperan pada pengelolaan kualitas air
karena mampu menghilangkan kotoran dan mampu memperbaiki kualitas air
secra nyata. Mengganti atau mengurangi air dilakukan dengan cara menyifon
menggunakan selang, kemudian air segar diisi kembali ke dalam wadah
pemeliharaan sebanyak air yang diinginkan. Pergantian air merupakan cara
paling sederhana, pasti, praktis dan aman selama dilakukan dengan hati-hati.
Penyifonan diawali dengan mematikan aerasi terlebih dahulu agar partikel koloid
atau debu mengendap sehingga mempermudah pengambilan oleh selang.
Kegiatan ini sebaiknya dilakukan setiap hari dalam jumlah sedikit atau dengan
interval waktu tertentu. air pengganti hendaknya disiapkan terlebih dahulu
dengan pengendapan selama semalam untuk menyamakan suhu air baru
dengan suhu lingkungan. Pemasukan air ke dalam wadah pemeliharaan secara
perlahan dan hati-hati untuk mengurangi goncangan hingga ikan tidak stres
akibat pergantian air. Pada pemeliharaan benih pergantian air dilakukan setiap 1
– 2 hari dengan jumlah tidak lebih dari sepertiga bagian. Sedangkan pergantian
air pada pemeliharaan larva jangan terlalu sering karena larva rentan terhadap
goncangan kualitas air, interval pergantian airnya bisa lebih jarang (3-7 hari)
dengan jumlah seperlima sampai seperempat bagian) tergantung kondisinya.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 40


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

Gambar 10. Proses penyiponan sebagai pengelolaan kualitas air

Filtrasi merupakan cara penyaringan air menggunakan filter (penyaring). Prinsip


dari filtrasi adalah menyaring air yang sudah banyak mengandung kotoran, baik
kotoran berbentuk partikel organik maupun anorganik, dengan penggunaan filter
air akan layak kembali dapat digunakan. Partikel organik maupun metabolit yang
timbul terus menerus dalam air akan cepat diuraikan khususnya hasil
pemecahan protein, akan menghasilkan substansi beracun walaupun dalam
konsentrasi rendah. Dengan sisten filter substansi beracun dapat diuraikan
kembali menjadi substansi tidak beracun. Umumnya filter terdiri dari meterial
berpori atau dapat membentuk pori-pori. Bebrapa jenis bahan sebagai filter
antara lain ijuk, spons, kerikil halus, pasir kasar, karang laut, karbon aktif, kain-
kain halus dan serat kapas.

Sistem filtrasi bekerja pada dua prinsip. Prinsip pertama adalah filter yang
bekerja dengan membentuk kestabilan ikatan kimia antara material beracun
dengan material filter. Contohnya absorbsi, yaitu amonia diikat oleh karbon aktif
atau zeolit. Sedangkan prinsip kedua adalah filter yang bekerja sebagai pengurai
atau perombak melalui reaksi oksidasi meterial beracun menjadi tidak beracun.
Keuntungan sistem filter adalah dapat menghemat air dan tenaga karena tidak
perlu mengganti air dalam waktu yang lama, sistem ini juga akan membuat
pertumbuhan ikan lebih cepat karena suhu dan pH air lebih stabil. Selain kualitas

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 41


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

air dapat terjaga, sistem inimjuga mampu memperpendek waktu panen dan
tingkat kelangsungan hidup ikan akan makin tinggi.

Filter dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan cara kerja atau fungsinya, yaitu :
a. Filter mekanis atau fisik, bekerja secara mekanis sehingga fungsunya
hanya menyaring kotoran, sisa pakan, debu, dan koloid yang berada di
dalam air budidaya. Material filter mekanis yang dapat digunakan adalah
spons, ijuk atau serat kapas sehingga dapat dibersihkan setiap saat.
Filoter mekanis dapat digunakan sebagai filter awal sebelum air masuk ke
proses filter biologi atau kimia, hal ini disebabkan partikel besar tidak
dapat atau sulit diproses, baik secara kimia maupun biologi.
b. Filter biologi, berfungsi sebagai pengurai senyawa nitrogenus yang
beracun menjadi senyawa tidak beracun melalui proses nitrifikasi
(oksidasi amonia beracun menjadi nitrit oleh bakteri Nitrosomonas) dan
nitratasi (proses oksidasi nitrit menjadi nitrat oleh bakteri Nitrobakter).
Material filter dapat berupa kerikil kecil, pasir kasar, serat gelas atau
spons. Secara fisik filter biologi berisi bahan yang dapat memperluas
permukaan atau membuat area yang besar seperti pori-pori sehingga
koloni bakteri perombak dapat tumbuh dan berkembang. Secara tidak
langsung filter biologi adalah sesuatu yang hidup sehingga memerlukan
oksigen, pakan, dan tempat tinggal serta dapat mengeluarkan buangan
metabolit. Filter disebut hidup karena diperlukan organisme hidup berupa
bakteri perombak, pakannya berupa amonia dan nitrit sebagai hasil
buangan beracun, sedangkan buangan dari bakteri berupa nitrat yang
tidak beracun. Pertumbuhan bakteri sangat dipengaruhi oleh suhu dan
pH, dengan nilai optimal 28 – 30 C dan pH 7,0 – 7,5. pada kondisi di luar
nilai pH dan suhu tersebut maka bakteri tidak dapat bekerja optimal
sehingga efektifitas filter menurun. Efektivitas filter biologi pun tergantung
pada waktu untuk tumbuh dan bekerjanya bakteri secara optimal, sekitar
15 hari sampai 6 minggu.
c. Filter kimia, media filter ini berupa absorben atau bahan kimia penyerap
maupun pengikat sisa metabolit beracun yang ada dalam air, filter ini
digunakan pada kondisi tertentu dengan reaksi cepat atau memineralisasi
substansi organik dengan cepat. Daya kerja dan batas aktif filter ini
sangat tergantung pada meterial yang digunakan dan kapasitas daya

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 42


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

serapnya. Bahan yang dapat digunakan sebagai filter kimia antara lain
arang aktif, ozon dan sinar ultraviolet, resin, zeolit serta peat.

Beberapa kemungkinan penyebab dan alternatif perlakuan yang dapat dilakukan


berdasarkan gejala perubahan parameter kualitas air pada wadah pemeliharaan
dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Pengamatan Kualitas Air


PARAMETER KUALITAS
AIR/GEJALA YANG PENYEBAB ALTERNATIF TINDAKAN
TAMPAK
• Air berwarna keputihan • Kematian plankton secara • Mengganti air
seperti susu masal • Aerasi ditingkatkan
• Ammonia tinggi • Pembusukan bahan • Mengganti air
organik • Kurangi jumlah pakan
• Limbah pencemaran • Cek parameter kualitas air
• Cek ikan
• Alkalinitas rendah • Menambahkan alkaline
buffer
• Nitrit tinggi • Pembusukan bahan • Mengganti air
organik • Kurangi jumlah pakan
• Cek parameter kualitas air
• Cek ikan
• Oksigen terlarut rendah • Kepadatan biomassa • Mengganti air atau
(< 5 ppm) tinggi • Aerasi ditingkatkan
• Bloom plankton • Hentikan pemberian
pakan sampai kandungan
oksigen normal
• Pemberian bahan kimia
seperti kalium
permanganat, quick lime
• Cek kondisi ikan
• Cek kepadatan biomassa
• CO2 tinggi (> 20 ppm) • Kepadatan biomassa • Mengganti air atau

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 43


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

PARAMETER KUALITAS
AIR/GEJALA YANG PENYEBAB ALTERNATIF TINDAKAN
TAMPAK
tinggi • Aerasi ditingkatkan
• Bloom plankton • Hentikan pemberian
pakan sampai kandungan
oksigen normal
• Cek kondisi ikan
• Cek kepadatan biomassa
• pH rendah • Air hujan • Tambahkan alkaline
buffer (sodium bikarbonat)
• Kurangi jumlah pakan
• Cek kandungan
ammonia/nitrit
• Suhu tinggi (> 32oC) • Sinar matahari • Penggantian air
• Kedalaman air kurang • Pemasangan peneduh
• Wadah diperdalam
• Bau busuk • Pembusukan bahan • Pembersihan badan air
organik • Penggantian air
• Cek parameter air
• Pertumbuhan zooplankton • Pembusukan bahan • Pembersihan badan air
lain/rotifera masal organik • Penggantian air
• Cek parameter air
• Salinitas rendah • Hujan • Mengganti air
• Pengadukan air
• Pertumbuhan cacing • O2 rendah • Penyiponan dasar wadah
chironomida masal di dasar • Pencemaran • Mengganti air
wadah
• Busa di permukaan air • Pembusukan bahan • Mengganti air
organik • Penambahan aerasi
• Cek parameter air

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 44


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

C. Tugas-tugas

1). Penguasaan Konsep


• Cari dan analisislah parameter fisika dan kimia air apa saja yang
berperan penting pada kehidupan ikan.
• Beberapa parameter fisika dan kimia air yang berpengaruh terhadap
kehidupan ikan dalam kegiatan budidaya, jelaskan fungsi dan peranan
parameter-parameter tersebut.
• Prosedur apa yang harus diikuti dalam melakukan pengukuran kualitas
parameter fisika dan kimia air, jelaskan.
• Setelah anda mengetahui prosedur pengukuran parameter fisika dan
kimia air, bagaimana cara mengelola kualitas air agar tetap sesuai
dengan kebutuhan hidup ikan serta manfaatnya pada pemeliharaan ikan.

2). Mengenal Fakta


• Melakukan observasi, Peserta melakukan observasi dikoordinir oleh
widyaiswara, kegiatan observasi ke masyarakat (pengusaha
perikanan/industri perikanan) dalam kegiatan mengelola parameter fisika
dan kimia air dalam kegiatan budidaya ikan.
• Observasi dilakukan secara berkelompok pada tempat yang berbeda.
• Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana masyarakat
mengelola parameter fisika dan kimia air dalam kegiatan budidaya ikan.
Dari hasil observasi ini selanjutnya merumuskan kegiatan apa yang
dilakukan masyarakat dan mampu memberi kontribusi secara positif tapi
belum ada pada konsep dasar, mengidentifikasi apa yang ada pada
konsep dasar tapi belum dilakukan oleh masyarakat, dan bila dilakukan
akan mampu memberikan kontribusi dalam meningkatkan produktifitas
hasil budidaya ikan. Saran apa yang diberikan untuk memperbaiki
kegiatan mengelola parameter fisika dan kimia air dalam kegiatan
budidaya ikan.
• Kegiatan mengenal fakta ini dapat dilakukan sekaligus untuk
sukompetensi/kompetensi dasar ; Menyiapkan Peralatan dan Bahan,
Mengatur Debit dan Volume Air, Mengelola Parameter Fisika dan Kimia
Air, Mengelola Parameter Biologi, dan Membuat Laporan Hasil

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 45


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

3). Merefleksikan, Setelah peserta diklat melakukan penguasaan konsep dan


mengenal fakta, selanjutnya peserta diklat melakukan refleksi bagaimana
anda akan mengelola parameter fisika dan kimia air dalam kegiatan budidaya
ikan, berdasarkan konsep dasar dan hasil observasi pengelolaan parameter
fisika dan kimia air dalam kegiatan budidaya ikan di masyarakat.

4). Melakukan analisis dan sintesis


• Analisis daya dukung, peserta diklat melakukan kegiatan analisis
terhadap daya dukung yang tersedia di tempat praktek untuk mengetahui
tingkat kesesuaian dalam kegiatan pengelolaan parameter fisika dan
kimia air dalam kegiatan budidaya ikan. Kegiatan ini dilakukan secara
berkelompok.
• Sintesis, peserta diklat melakukan sintesis terhadap hasil refleksi
pengelolaan parameter fisika dan kimia air dalam kegiatan budidaya ikan
dan hasil analisis terhadap tingkat kesesuaian daya dukung. Apabila
terdapat ketidaksesuaian terhadap daya dukung, peserta diklat
melakukan rekonstruksi/modifikasi terhadap hasil refleksi dalam kegiatan
pengelolaan parameter fisika dan kimia air dalam kegiatan budidaya ikan.
Kegiatan rekonstruksi ini tetap memperhatikan parameter persyaratan
alat dan bahan pengukuran parameter-parameter kualitas air dalam
kegiatan budidaya ikan.

5). Menyusun dan melaksanakan rencana kerja


• Peserta diklat secara berkelompok menyusun/membuat alternatif-
alternatif rencana pengelolaan parameter fisika dan kimia air dalam
kegiatan budidaya ikan, rencana kerja/proposal memuat metode
pengelolaan parameter fisika dan kimia air dalam kegiatan budidaya ikan
yang akan dilaksanakan, kriteria keberhasilan, waktu pencapaian dan
jadwal kegiatan, serta pembagian tugas kelompok.
• Penetapan peran masing-masing individu dalam kelompok. Kelompok
menyusun pembagian tugas dan menentukan peran setiap anggota
kelompok.
• Melaksanakan rencana kerja, peserta diklat melakukan kegiatan
pengelolaan parameter fisika dan kimia air dalam kegiatan budidaya

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 46


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

ikan, mengacu pada rencana kerja pengelolaan parameter fisika dan


kimia air dalam kegiatan budidaya ikan yang telah disepakati
• Proses pengamatan dan pencatatan, peserta diklat melakukan
pengamatan dan pencatatan data kegiatan pengelolaan parameter fisika
dan kimia air dalam kegiatan budidaya ikan yang dilaksanakan. Lembar
pengamatan disiapkan peserta diklat setelah mendapat persetujuan
fasilitator.
• Evaluasi dan diskusi terhadap hasil kegiatan. Peserta diklat
melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan pencapaian
standar kerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
• Peserta diklat melakukan diskusi terhadap hasil kegiatan dan hasilnya,
dibandingkan dengan rancangan kerja dan konsep-konsep yang telah
dirumuskan sebelumnya.
• Proses penyusunan kesimpulan dan memberikan umpan balik, peserta
secara berkelompok menyusun umpan balik/rekomendasi terhadap
metode pengelolaan parameter fisika dan kimia air dalam kegiatan
budidaya ikan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Perumusan
umpan balik juga harus mempertimbangkan dasar teori, fakta dan kondisi
hasil kerja.

D. Tes Formatif

1. Sebutkan parameter fisika dan kimia air yang berpengaruh langsung


terhadap kehidupan ikan dalam kegiatan budidaya ?
2. Apa yang dimaksud dengan true color dan apparent color ?
3. Karbondioksida yang terdapat di perairan berasal dari ?
4. Berapa kisaran parameter fisika dan kimia air yang baik untuk budidaya ikan
?
5. Apa tujuan dari pengelolaan parameter fisika dan kimia air, dan bagaimana
cara pengelolaannya ?

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 47


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

E. Daftar Evidence of Learning yang harus dikumpulkan


• Hasil perumusan penguasaan konsep dan tugas-tugas diskusi, prsentasi
dan hasil perumusan tentang pengelolaan parameter fisika dan kimia air
dalam kegiatan budidaya ikan.
• Hasil observasi mengenal fakta di masyarakat perikanan tentang
pengelolaan parameter fisika dan kimia air dalam kegiatan budidaya ikan.
• Hasil refleksi tentang pengelolaan parameter fisika dan kimia air dalam
kegiatan budidaya ikan.
• Hasil analisis tentang pengelolaan parameter fisika dan kimia air dalam
kegiatan budidaya ikan.
• Hasil sintesis tentang pengelolaan parameter fisika dan kimia air dalam
kegiatan budidaya ikan.
• Hasil penyusunan rencana kegiatan (berupa rencana kerja/proposal
implementasi) tentang pengelolaan parameter fisika dan kimia air dalam
kegiatan budidaya ikan.
• Hasil pengamatan/recording kegiatan tentang pengelolaan parameter
fisika dan kimia air dalam kegiatan budidaya ikan.
• Hasil evaluasi ketercapaian tentang pengelolaan parameter fisika dan
kimia air dalam kegiatan budidaya ikan.
• Kesimpulan dan rekomendasi/umpan balik tentang pengelolaan
parameter fisika dan kimia air dalam kegiatan budidaya ikan.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 48


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

Sub. Kompetensi Mengelola Parameter


Biologi

A. Tujuan Antara/Enabling Objective (EO)

Peserta mampu mengelola parameter bilogi

B. Materi Mengelola Parameter Biologi

Biologi perairan menunjukkan keberadaan makhluk-makhluk hidup dalam air


umumnya berupa plankton, jamur, dan bekteri. Jasad-jasad renik pada perairan
juga berpengaruh terhadap kehidupan ikan, ada beberapa yang bermanfaat
untuk budidaya ikan antara lain plankton dan perifiton.

Parameter biologi air sangat perlu untuk dipahami oleh pembudidaya ikan karena
beberapa jasad renik bermanfaat untuk budidaya ikan khususnya larva untuk
hidup, tumbuh dan berkembang. Beberapa faktor biologi air yang berpengaruh
langsung terhadap kehidupan ikan antara lain lumut dan hewan kompetitor.

1. Identifikasi parameter biologi air


Identifikasi parameter biologi air dapat dilakukan dengan cara visualisasi
langsung bila lumut atau hewan kompetitor besar atau dapat diamati
langsung dengan mata atau lup. Sedangkan pada pengamatan
parameter biologi yang tak tampak oleh mata dapat dilakukan dengan
cara prinsip kerja menyaring air budidaya dengan menggunakan
planktonet pada botol pengumpul kemudian diberi formalin untuk
diawetkan. Jumlah plankton atau hewan kompetitor yang tertampung
dalam wadah pengumpul setara dengan volume air sampel yang disaring
pada alat tersebut.

Sifat biologi air merupakan media untuk kegiatan biologis dalam


pembentukan dan penguraian bahan-bahan organik. Di dalam kolam
terjadi proses ekologis seperti proses produksi biomassa nabati melalui

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 49


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

aktivitas fotosintesis oleh fitoplankton atau tumbuhan air (mikrofita),


proses konsumsi oleh organisme hewani, dan proses dekomposisi bahan
organik di dasar kolam menjadi hara oleh bakteri pengurai. Bahan organik
yang mengendap di dasar kolam berasal dari bangkai organisme yang
mati, feses dan sisa pakan. Hara yang dihasilkan dari penguraian bahan
organik oleh bakteri selanjutnya dimanfaatkan oleh fitoplankton.

Kandungan bahan-bahan dalam air merupakan salah satu faktor yang


mempengaruhi warna air. Kandungan bahan dalam air dan pengaruhnya
terhadap warna air dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kandungan Bahan Dalam Air Dan Pengaruhnya


Terhadap Warna Air

BAHAN WARNA AIR


Alga biru Hijau tua
Diatomae Kuning kecoklatan
Zooplankton Merah
Bahan organik Cokelat tua
Humus Hijau/kuning kecoklatan

Namun pada pembahasan ini hanya dibatasi pada kandungan jasad-


jasad renik di air yang bermanfaat untuk budidaya ikan seperti plankton,
bentos dan perifiton.

2. Menentukan faktor biologi air


Sifat biologi air yang banyak berperan dan perlu diperhatikan dalam
penentuan lokasi pendederan ikan air tawar adalah produktivitas primer,
yakni produktivitas plankton, perifiton dan bentos. Produktivitas primer
sangat besar peranannya di dalam pembenihan ikan air tawar, karena
berfungsi sebagai pakan alami serta penyedia oksigen terlarut dalam air
bagi ikan untuk bernafas (respirasi) .

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 50


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

• Plankton

Plankton merupakan jasad-jasad renik yang melayang di dalam air,


tidak bergerak atau bergerak sedikit dan selalu mengikuti arus.
Plankton dibagi menjadi fitoplankton (plankton nabati) dan
zooplankton (plankton hewani). Berdasarkan ukurannya plankton
terbagi atas makroplankton ukuran 200 – 2000 µ, mikroplankton
ukuran 20 - 200µ, nannoplankton ukuran 2–20 µ dan ultra
nannoplankton ukuran < 2 µ. Untuk mengambil plankton dari perairan
dapat menggunakan planktonet dengan berbagai ukuran sesuai jenis
plankton yang ingin di ambil.

Fitoplankton mempunyai klorofil (zat hijau daun) yang dapat membuat


makanan sendiri dengan mengubah bahan anorganik menjadi bahan
organik melalui proses fotosintesa. Fitoplankton hidup pada lapisan
perairan yang masih terdapat sinar matahari sampai pada suatu
lapisan perairan yang disebut garis kompensasi (Compensation line).
Zooplankton umumnya bersifat fototaksis negatif (menjauhi sinar
matahari) sehingga dapat hidup di lapisan perairan yang tidak
terjangkau sinar matahari. Zooplankton merupakan konsumen primer
atau kelompok yang memakan fitoplankton. Dengan sifatnya yang
fototaksis, zooplankton akan banyak terdapat di dasar perairan pada
siang hari dan akan naik kepermukaan perairan pada malam hari atau
pagi hari.

Baik fitoplankton maupun zooplankton merupakan pakan alami ikan.


Keperluan pakan alami bagi pembenihan ikan air tawar sangat
penting karena larva ikan sangat menyukai pakan tersebut,
mempunyai kandungan protein yang tinggi untuk pertumbuhan larva
dan sesuai bukaan mulut larva. Dalam kemudahan pengambilan
sampel plankton di permukaan air, untuk fitoplankton dapat dilakukan
setiap waktu sedangkan zooplankton hanya dapat di ambil pada
malam hari atau pagi hari.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 51


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

Pada pemeliharaan larva dan benih ikan, nilai optimal jumlah plankton
adalah 100.000 sel/ml dengan memperhatikan ukuran benih;

- Umur 1 – 15 hari (1 – 3 cm) Warna air hijau/hijau tua


- Umur 16 -25 hari ( 3 – 5 cm) Warna air cokelat-kemerahan

• Perifiton
Perifiton merupakan organisme renik yang hidup menempel atau
kadang-kadang berada dekat substrat di dalam air. Pada
penghitungan perifiton hasil perhitungan dinyatakan sebagai jumlah
individu per luas substrat yang diamati.

• Bentos
Bentos merupakan organisme yang hidup baik di lapisan atas dasar
perairan (Epifauna) maupun di dalam dasar perairan (Infauna) dan
dapat menjadi pakan alami bagi ikan atau sebaliknya apabila dalam
jumlah banyak menjadi penyaing atau predator bagi ikan. Secara
ekologi bentos yang berperan penting di perairan adalah zoobentos.

Berdasarkan ukurannya zoobenthos digolongkan atas empat jenis


yaitu Megalobentos ukuran > 4,7 mm, Makrobentos ukuran antara 4,7
mm – 1,4 mm, Meiobentos ukuran antara 1,3 – 0,59 mm dan
Mikrobentos ukuran antara 0,5 mm – 0,15 mm.

Bentos dapat ditentukan jumlahnya dengan jalan mengambil lumpur


dasar. Hasil perhitungannya dinyatakan sebagai jumlah individu per
volume lumpur yang diperiksa.
3. Mengukur faktor biologi air
a. Menghitung jumlah plankton
Langkah kerja :
1) Mengambil sampel air sebanyak 50 liter secara acak
2) Tuangkan air ke dalam plankton net
3) Pindahkan plankton yang tertampung di botol plankton net ke
botol penampung 25 ml
4) Teteskan formalin 40% sebanyak 2 ml, kocok beberapa saat

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 52


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

5) Ambil 1 cc campuran formalin dan plankton dengan


menggunakan pipet
6) Teteskan pada permukaan hemasitometer yang bergaris-garis
timbul membentuk banyak ruang (tiap ruang berukuran 1 mm x
1 mm x 0,1 mm atau dapat menampung volume air sebanyak ±
0,1 mm3). Tiap mm2 terdapat 100 bagian ruang
7) Hitung jumlah plankton tiap 0,1 mm3 air dengan menggunakan
mikroskop
8) Menghitung jumlah plankton dengan menggunakan rumus :

Jumlah plankton = rata-rata plankton tiap 0,1 mm3 x 1000 ml air


0,25 ml

b. Menghitung jumlah perifiton


Langkah kerja :
1) Siapkan 3 buah papan kayu yang dirangkai dengan tali
2) Tenggelamkan rangkaian papan kayu pada badan air, biarkan
selama 1 minggu
3) Setelah satu minggu angkat papan, kemudian kikislah
permukaan papan kayu, hasil pengikisan dimasukkan ke gelas
ukur 500 ml
4) Teteskan dengan pipet ke permukaan hemasitometer
5) Di bawah mikroskop atau kaca pembesar, hitung jumlah
individu perifiton
6) Proses penghitungan total seperti pada penghitungan plankton
c. Menghitung jumlah bentos
1) Ambil lumpur dasar kolam setebal 5 cm dengan pipa gelas dan
letakkan dalam becker glass
2) Teteskan formalin 10% sebanyak 1 cc
3) Hitung jumlah organisme bentos yang ada dengan
menggunakan kaca pembesar

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 53


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

4. Mengelola faktor biologi air


Pengelolaan faktor biologi air dilakukan dengan cara :

a. Pengangkatan lumpur
Setelah digunakan untuk siklus terdahulu, pada dasar kolam akan
telah menjadi kubangan lumpur organik yang terdiri dari bangkai
organisme air seperti plankton, perifiton, nekton, bentos dan
organisme lain yang mengendap yang tidak/belum terurai oleh bakteri.
Keberadaan lumpur selain menyebabkan pendangkalan,
meningkatkan kekeruhan, juga menyebabkan berkurangnya
kandungan oksigen terlarut. Lumpur organik dibuang dengan
mengangkat atau menggelontor dengan air sehingga dasar kolam
bersih.

b. Pengeringan dan penjemuran dasar kolam


Dasar kolam dijemur dengan bantuan sinar matahari selama 3 – 7
hari, tergantung cuaca sampai dasar kolam retak-retak. Penjemuran
bertujuan untuk mengoksidasi bahan organik yang terkandung dalam
dasar kolam menjadi mineral (hara), membunuh bakteri patogen dan
membunuh telur atau benih organisme hama.

c. Pengapuran
Tujuan pengapuran antara lain meningkatkan pH tanah, membunuh
bakteri patogen dan organisme hama serta meningkatkan kesuburan
tanah. Kapur yang digunakan adalah kapur pertanian (CaCO3), kapur
tohor (CaOH2) dan dolomit. Dosis yang digunakan 300 – 500 g/m3,
tergantung pada kondisi pH tanah. Semakin rendah pH tanah maka
kebutuhan kapur semakin tinggi.

d. Pemupukan
Bertujuan untuk meningkatkan kandungan hara bagi kebutuhan
fitoplankton untuk melakukan fotosintesis. Peningkatan populasi
fitoplankton mendorong pertumbuhan populasi zooplankton sehingga
dapat meningkatkan ketersediaan pakan alami ikan.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 54


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

Pupuk yang digunakan antara lain pupuk organik (kotoran ayam atau
ternak lainnya) dan anorganik (urea, TSP, NPK, KCl), atau campuran
keduanya. Dosis pemupukan dengan pupuk organik (unggas) adalah
2,5 – 5 ton/ha (tergantung pH tanah).

C. Tugas-tugas

1). Penguasaan Konsep


• Cari dan analisislah parameter biologi apa saja yang berperan penting
pada kehidupan ikan.
• Beberapa parameter biologi air yang berpengaruh terhadap kehidupan
ikan dalam kegiatan budidaya, jelaskan peranan parameter tersebut.
• Prosedur apa yang harus diikuti dalam melakukan pengukuran parameter
biologi air, jelaskan.
• Setelah anda mengetahui prosedur pengukuran parameter biologi air,
bagaimana cara mengelola kualitas air agar tetap sesuai dengan
kebutuhan hidup ikan serta mamfaatnya pada pemeliharaan ikan.

2). Mengenal Fakta


• Melakukan observasi, Peserta melakukan observasi dikoordinir oleh
widyaiswara, kegiatan observasi ke masyarakat (pengusaha
perikanan/industri perikanan) dalam kegiatan mengelola parameter
biologi air dalam kegiatan budidaya ikan.
• Observasi dilakukan secara berkelompok pada tempat yang berbeda.
• Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana masyarakat
mengelola parameter biologi air dalam kegiatan budidaya ikan. Dari hasil
observasi ini selanjutnya merumuskan kegiatan apa yang dilakukan
masyarakat dan mampu memberi kontribusi secara positif tapi belum ada
pada konsep dasar, mengidentifikasi apa yang ada pada konsep dasar
tapi belum dilakukan oleh masyarakat, dan bila dilakukan akan mampu
memberikan kontribusi dalam meningkatkan produktifitas hasil budidaya
ikan. Saran apa yang diberikan untuk memperbaiki kegiatan mengelola
parameter biologi air dalam kegiatan budidaya ikan.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 55


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

• Kegiatan mengenal fakta ini dapat dilakukan sekaligus untuk


sukompetensi/kompetensi dasar ; Menyiapkan Peralatan dan Bahan,
Mengatur Debit dan Volume Air, Mengelola Parameter Biologi Air,
Mengelola Parameter Biologi, dan Membuat Laporan Hasil

3). Merefleksikan, Setelah peserta diklat melakukan penguasaan konsep dan


mengenal fakta, selanjutnya peserta diklat melakukan refleksi bagaimana
anda akan mengelola parameter biologi air dalam kegiatan budidaya ikan,
berdasarkan konsep dasar dan hasil observasi pengelolaan parameter biologi
air dalam kegiatan budidaya ikan di masyarakat.

4). Melakukan analisis dan sintesis


• Analisis daya dukung, peserta diklat melakukan kegiatan analisis
terhadap daya dukung yang tersedia di tempat praktek untuk mengetahui
tingkat kesesuaian dalam kegiatan pengelolaan parameter biologi air
dalam kegiatan budidaya ikan. Kegiatan ini dilakukan secara
berkelompok.
• Sintesis, peserta diklat melakukan sintesis terhadap hasil refleksi
pengelolaan parameter biologi air dalam kegiatan budidaya ikan dan hasil
analisis terhadap tingkat kesesuaian daya dukung. Apabila terdapat
ketidaksesuaian terhadap daya dukung, peserta diklat melakukan
rekonstruksi/modifikasi terhadap hasil refleksi dalam kegiatan
pengelolaan parameter biologi air dalam kegiatan budidaya ikan.
Kegiatan rekonstruksi ini tetap memperhatikan parameter persyaratan
alat dan bahan pengukuran parameter-parameter kualitas air dalam
kegiatan budidaya ikan.

5). Menyusun dan melaksanakan rencana kerja


• Peserta diklat secara berkelompok menyusun/membuat alternatif-
alternatif rencana pengelolaan parameter biologi air dalam kegiatan
budidaya ikan, rencana kerja/proposal memuat metode pengelolaan
parameter biologi air dalam kegiatan budidaya ikan yang akan
dilaksanakan, kriteria keberhasilan, waktu pencapaian dan jadwal
kegiatan, serta pembagian tugas kelompok.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 56


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

• Penetapan peran masing-masing individu dalam kelompok. Kelompok


menyusun pembagian tugas dan menentukan peran setiap anggota
kelompok.
• Melaksanakan rencana kerja, peserta diklat melakukan kegiatan
pengelolaan parameter biologi air dalam kegiatan budidaya ikan,
mengacu pada rencana kerja pengelolaan parameter biologi air dalam
kegiatan budidaya ikan yang telah disepakati
• Proses pengamatan dan pencatatan, peserta diklat melakukan
pengamatan dan pencatatan data kegiatan pengelolaan parameter
biologi air dalam kegiatan budidaya ikan yang dilaksanakan. Lembar
pengamatan disiapkan peserta diklat setelah mendapat persetujuan
fasilitator.
• Evaluasi dan diskusi terhadap hasil kegiatan. Peserta diklat
melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan pencapaian
standar kerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
• Peserta diklat melakukan diskusi terhadap hasil kegiatan dan hasilnya,
dibandingkan dengan rancangan kerja dan konsep-konsep yang telah
dirumuskan sebelumnya.
• Proses penyusunan kesimpulan dan memberikan umpan balik, peserta
secara berkelompok menyusun umpan balik/rekomendasi terhadap
metode pengelolaan parameter biologi air dalam kegiatan budidaya ikan
untuk mendapatkan hasil yang optimal. Perumusan umpan balik juga
harus mempertimbangkan dasar teori, fakta dan kondisi hasil kerja.

D. Tes Formatif

1. Sebutkan yang termasuk ke dalam parameter biologi ?


2. Sifat biologi air merupakan media untuk kegiatan biologis dalam
pembentukan dan penguraian bahan-bahan organik. Terangkan kegiatan
biologis yang terjadi di dalam kolam budidaya ?
3. Bagaimana cara menghitung plankton yang ada di dalam kolam ?
4. Jelaskan tujuan dari pengangkatan lumpur dalam kegiatan pengelolaan
parameter biologi air ?

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 57


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

E. Daftar Evidence of Learning yang harus dikumpulkan


• Hasil perumusan penguasaan konsep dan tugas-tugas diskusi, prsentasi
dan hasil perumusan tentang pengelolaan parameter biologi air dalam
kegiatan budidaya ikan.
• Hasil observasi mengenal fakta di masyarakat perikanan tentang
pengelolaan parameter biologi air dalam kegiatan budidaya ikan.
• Hasil refleksi tentang pengelolaan parameter biologi air dalam kegiatan
budidaya ikan.
• Hasil analisis tentang pengelolaan parameter biologi air dalam kegiatan
budidaya ikan.
• Hasil sintesis tentang pengelolaan parameter biologi air dalam kegiatan
budidaya ikan.
• Hasil penyusunan rencana kegiatan (berupa rencana kerja/proposal
implementasi) tentang pengelolaan parameter biologi air dalam kegiatan
budidaya ikan.
• Hasil pengamatan/recording kegiatan tentang pengelolaan parameter
biologi air dalam kegiatan budidaya ikan.
• Hasil evaluasi ketercapaian tentang pengelolaan parameter biologi air
dalam kegiatan budidaya ikan.
• Kesimpulan dan rekomendasi/umpan balik tentang pengelolaan
parameter biologi air dalam kegiatan budidaya ikan.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 58


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

Sub. Kompetensi Membuat Laporan


Hasil

A. Tujuan Antara/Enabling Objective (EO)

Peserta mampu membuat laporan hasil pengelolaan koalitas air.

B. Materi Membuat Laporan Hasil

Penulisan laporan hasil pengelolaan kualitas air perlu, hal ini dimaksudkan
sebagai alat untuk mengevaluasi dan memonitor pertumbuhan ikan pada
kegiatan budidaya ditinjau dari parameter kualitas air, dan seluruh proses-proses
yang telah dilakukan.

Pencatatan parameter komponen pengelolaan kualitas air dilakukan dengan


format yang telah ditentukan sejak kegiatan persiapan peralatan sampai
pemasangan peralatan penjaga kualitas air. Data yang didapat merupakan
masukan dalam pengembangan dan peningkatan kegiatan usaha budidaya.

Format pencatatan data di lapangan sebaiknya mengikuti sistematika pencatatan


sehingga dapat diperoleh data yang jelas dan teratur. Sistematika pencatatan
terdiri dari instrumen data sebagai berikut :
a. Waktu pelaksanaan terdiri dari hari, tanggal dan tahun
b. Penanggungjawab/pelaksana
c. Data lapangan yang diambil
d. Tindakan yang dilakuan
e. Hasil yang dicapai
f. Kesimpulan sementara atau keterangan lain

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 59


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

Contoh format data :

DATA KUALITAS AIR


Hari/Tgl : Jam :
Lokasi/Bak :
TITIK
ANALISA PERLAKUAN HASIL KET
I II III
Suhu
pH
Salinitas
DO
dst
Pelaksana/Penanggungjawab
__________________

Pengukuran kualitas air dapat juga dilakukan dengan mengamati data harian
seperti suhu, ataupun pengamatan mingguan pada parameter kulitas air yang
lain. Pencatatan data pengukuran kualitas air mingguan dapat dilakukan dengan
format seperti contoh tabel berikut :

Minggu Minggu Minggu Minggu Kisaran


No Parameter
I II III IV standart
1 Kuantitas air
- volume
- debit
2 Parameter fisika
- suhu
- kekeruhan
- warna
- salinitas
3 Parameter kimia
- DO
- CO2
- pH

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 60


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

- alkalinitas
- kadar amonia
- kadar H2S
4. Parameter biologi
- plankton/hewan
kompetitor
- perifiton/lumut
Pada penulisan laporan secara keseluruhan dapat dibuat sesuai dengan format
penulisan laporan yang umum digunakan yang terdiri dari 3 bagian pokok antara
lain : pendahuluan, isi, dan penutup.

Bagian pendahuluan berisi tentang halaman judul, lembar persetujuan/


pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar
lampiran dan abstrak atau ringkasan.

Bagian isi terdiri dari beberapa bab, antara lain :


I. Pendahuluan, membahas tentang latar belakang, tujuan manfaat,
waktu dan tempat serta output yang diharapkan
II. Kajian Teori atau Pembahasan Kepustakaan, membahas tentang
landasan-landasan teori dari materi pemelajaran.
III. Hasil dan Pembahasan, membahas tentang hasil pengukuran dan
pengelolaan kualitas dan kuantitas air serta segala aspek yang
mempengaruhinya. Pembahasan yang diangkat berdasarkan hasil
yang diperoleh dengan dianalisa berdasarkan studi pustaka pada
bab II untuk mengiring kepada kesimpulan
IV. Kesimpulan dan saran, membahas tentang kesimpulan akhir dari
kegiatan pengukuran dan pengelolaan kualitas dan kuantitas air,
sedangkan saran membahas tentang anjuran bagi pihak terkait
dalam menindak lanjuti hasil kegiatan survey lokasi ini

Bagian penutup/penunjang terdiri dari daftar pustaka, glosari, dan riwayat hidup
penulis.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 61


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

C. Tugas-tugas

1). Penguasaan Konsep


• Pendataan atau pencatatan seluruh parameter kualitas air penting
dilakukan dalam kegiatan budidaya, jelaskan
• Pendataan atau pencatatan seluruh parameter kualitas air dapat
dilakukan dengan mengamati data harian atau mingguan, silakan anda
membuat contoh format lain untuk pendataan dan pencatatan seluruh
parameter kualitas air dalam kegiatan budidaya ikan.
• Dilihat dari format pendataan dan pencatatan seluruh parameter kualitas
air yang telah anda buat, bagaimana tingkat keberhasilan terhadap
kegiatan budidaya menurut syarat hidup dari masing-masing kultivan
budidaya.

2). Mengenal Fakta


• Melakukan observasi, Peserta melakukan observasi dikoordinir oleh
widyaiswara, kegiatan observasi ke masyarakat (pengusaha
perikanan/industri perikanan) dalam kegiatan membuat laporan hasil
pengelolaan kualitas air dalam kegiatan budidaya ikan.
• Observasi dilakukan secara berkelompok pada tempat yang berbeda.
• Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana masyarakat membuat
laporan hasil pengelolaan kualitas air dalam kegiatan budidaya ikan. Dari
hasil observasi ini selanjutnya merumuskan kegiatan apa yang dilakukan
masyarakat dan mampu memberi kontribusi secara positif tapi belum ada
pada konsep dasar, mengidentifikasi apa yang ada pada konsep dasar
tapi belum dilakukan oleh masyarakat, dan bila dilakukan akan mampu
memberikan kontribusi dalam meningkatkan produktifitas hasil budidaya
ikan. Saran apa yang diberikan untuk memperbaiki kegiatan pembuatan
laporan hasil pengelolaan kualitas air dalam kegiatan budidaya ikan.
• Kegiatan mengenal fakta ini dapat dilakukan sekaligus untuk
sukompetensi/kompetensi dasar ; Menyiapkan Peralatan dan Bahan,
Mengatur Debit dan Volume Air, Mengelola Parameter Fisika dan Kimia
Air, Mengelola Parameter Biologi, dan Membuat Laporan Hasil

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 62


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

3). Merefleksikan, Setelah peserta diklat melakukan penguasaan konsep dan


mengenal fakta, selanjutnya peserta diklat melakukan refleksi bagaimana
anda akan membuat laporan hasil pengelolaan kualitas air dalam kegiatan
budidaya ikan, berdasarkan konsep dasar dan hasil observasi pembuatan
laporan hasil pengelolaan kualitas air dalam kegiatan budidaya ikan di
masyarakat.

4). Melakukan analisis dan sintesis


• Analisis daya dukung, peserta diklat melakukan kegiatan analisis
terhadap daya dukung yang tersedia di tempat praktek untuk mengetahui
tingkat kesesuaian dalam membuat laporan hasil pengelolaan kualitas air
dalam kegiatan budidaya ikan. Kegiatan ini dilakukan secara
berkelompok.
• Sintesis, peserta diklat melakukan sintesis terhadap hasil refleksi
pembuatan laporan hasil pengelolaan kualitas air dalam kegiatan
budidaya ikan dan hasil analisis terhadap tingkat kesesuaian daya
dukung. Apabila terdapat ketidaksesuaian terhadap daya dukung,
peserta diklat melakukan rekonstruksi/modifikasi terhadap hasil refleksi
dalam kegiatan pembuatan laporan hasil pengelolaan kualitas air dalam
kegiatan budidaya ikan. Kegiatan rekonstruksi ini tetap memperhatikan
parameter persyaratan pembuatan laporan hasil pengelolaan kualitas air
dalam kegiatan budidaya ikan.

5). Menyusun dan melaksanakan rencana kerja


• Peserta diklat secara berkelompok menyusun/membuat alternatif-
alternatif rencana pembuatan laporan hasil pengelolaan kualitas air
dalam kegiatan budidaya ikan, rencana kerja/proposal memuat metode
pembuatan laporan hasil pengelolaan kualitas air dalam kegiatan
budidaya ikan yang akan dilaksanakan, kriteria keberhasilan, waktu
pencapaian dan jadwal kegiatan, serta pembagian tugas kelompok.
• Penetapan peran masing-masing individu dalam kelompok. Kelompok
menyusun pembagian tugas dan menentukan peran setiap anggota
kelompok.
• Melaksanakan rencana kerja, peserta diklat melakukan kegiatan
pembuatan laporan hasil pengelolaan kualitas air dalam kegiatan

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 63


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

budidaya ikan, mengacu pada rencana kerja pembuatan laporan hasil


pengelolaan kualitas air dalam kegiatan budidaya ikan yang telah
disepakati
• Proses pengamatan dan pencatatan, peserta diklat melakukan
pengamatan dan pencatatan data kegiatan pembuatan laporan hasil
pengelolaan kualitas air dalam kegiatan budidaya ikan yang
dilaksanakan. Lembar pengamatan disiapkan peserta diklat setelah
mendapat persetujuan fasilitator.
• Evaluasi dan diskusi terhadap hasil kegiatan. Peserta diklat
melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dan pencapaian
standar kerja yang telah ditetapkan dalam perencanaan.
• Peserta diklat melakukan diskusi terhadap hasil kegiatan dan hasilnya,
dibandingkan dengan rancangan kerja dan konsep-konsep yang telah
dirumuskan sebelumnya.
• Proses penyusunan kesimpulan dan memberikan umpan balik, peserta
secara berkelompok menyusun umpan balik/rekomendasi terhadap
metode pembuatan laporan hasil pengelolaan kualitas air dalam kegiatan
budidaya ikan untuk mendapatkan hasil yang optimal. Perumusan
umpan balik juga harus mempertimbangkan dasar teori, fakta dan kondisi
hasil kerja.

D. Tes Formatif

1. Apa tujuan dari penulisan laporan hasil pengelolaan kualitas air ?


2. Bagaimana format penulisan laporan ?
3. Di bagian pendahuluan berisi apa?

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 64


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

E. Daftar Evidence of Learning yang harus dikumpulkan

• Hasil perumusan penguasaan konsep dan tugas-tugas diskusi, presentasi


dan hasil perumusan tentang pembuatan laporan hasil pengelolaan
kualitas air dalam kegiatan budidaya ikan.
• Hasil observasi mengenal fakta di masyarakat perikanan tentang
pembuatan laporan hasil pengelolaan kualitas air dalam kegiatan
budidaya ikan.
• Hasil refleksi tentang pembuatan laporan hasil pengelolaan kualitas air
dalam kegiatan budidaya ikan.
• Hasil analisis tentang pembuatan laporan hasil pengelolaan kualitas air
dalam kegiatan budidaya ikan.
• Hasil sintesis tentang pembuatan laporan hasil pengelolaan kualitas air
dalam kegiatan budidaya ikan.
• Hasil penyusunan rencana kegiatan (berupa rencana kerja/proposal
implementasi) tentang pembuatan laporan hasil pengelolaan kualitas air
dalam kegiatan budidaya ikan.
• Hasil pengamatan/recording kegiatan tentang pembuatan laporan hasil
pengelolaan kualitas air dalam kegiatan budidaya ikan.
• Hasil evaluasi ketercapaian tentang pembuatan laporan hasil pengelolaan
kualitas air dalam kegiatan budidaya ikan.
• Kesimpulan dan rekomendasi/umpan balik tentang pembuatan laporan
hasil pengelolaan kualitas air dalam kegiatan budidaya ikan.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 65


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

BAB III. EVALUASI

A. Penilaian Aspek Kognitive

NO. BUTIR SOAL

1. Jelaskan alat dan bahan yang digunakan pada pengukuran salinitas, jelaskan
cara kerjanya !.
2. Secchi disk merupakan salah satu alat yang digunakan pada pengukuran
kualitas air, tepatnya pada pengukuran apa?
3. Jelaskan bagaimana cara sanitasi alat pengukuran kualitas air yang terbuat dari
bahan kaca?
4. Jelaskan cara kalibrasi peralatan digital (refraktometer) !.
5. Jelaskan cara mengelola debit air pada akuarium !.
6. Alat apa saja yang dapat digunakan pada pengukuran debit air di bak
pemeliharaan ikan ?.
7. Jelaskan tujuan pengelolaan volume air bagi pemeliharaan ikan !.
8. Bagaimana rumus pengukuran volume air pada fiberglass yang berbentuk bulat
(silinder) ?.
9. Jelaskan parameter-parameter fisika air yang penting untuk pemeliharaan ikan !.
10. Sebutkan parameter kimia yang sangat penting dan besar pengaruhnya bagi
kehidupan ikan ?.
11. Jelaskan prosedur pengukuran oksigen terlarut dengan DO meter !.
12. Jelaskan tujuan pengukuran kadar amonia pada media budidaya !.
13. Jelaskan tujuan pengukuran kualitas air secara berkala !.
14. Jelaskan macam-macam pengelolaan kualitas air yang umum dilakukan?.
15. Faktor biologi apa saja yang perlu diamati dalam pemeliharaan ikan ?.
16. Jelaskan mengapa faktor biologi perlu diamati pada pemeliharaan ikan !.
17. Jelaskan tujuan pengukuran kualitas air secara berkala !.
18. Jelaskan macam-macam pengelolaan kualitas air yang umum dilakukan !.
19. Sebutkan parameter kualitas dan kuantitas air yang diukur pada pemeliharaan
ikan ?.
20. Jelaskan hubungan antara tingkat keberhasilan pengelolaan air akan
berpengaruh terhadap keberhasilan pemeliharaan ikan !.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 66


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

B. Penilaian Aspek Performansi

SUB. KOMPETENSI/ HASIL


NO. KRITERIA KEBERHASILAN
KRITERIA KINERJA YA TDK
1. Menyiapkan alat dan bahan
Š Jenis peralatan dan bahan yang Š Alat dan bahan yang akan
dibutuhkan diidentifikasi sesuai digunakan telah tersedia sesuai
dengan fungsi dan cara kerja dengan fungsinya
Š Jenis peralatan dan bahan yang Š Peralatan dan bahan telah bersih
dibutuhkan disiapkan sesuai dari kotoran dan telah dikalibrasi
dengan farameter kualitas air terlebih dahulu (siap pakai)
yang diukur

2. Mengatur debit dan volume air


Š Debit air diatur sesuai dengan Š Debit air pada wadah pemeliharaan
persyaratan pada teknik telah berfungsi dengan baik sesuai
budidaya yang dilaksanakan dengan kebutuhan ikan
(tradisional, semi intensif, dan
intensif).
Š Volume air diatur sesuai dengan Š Volume air pada wadah media
persyaratan pada teknik budidaya sesuai dengan kebutuhan
budidaya yang dilaksanakan hidup ikan

3. Mengelola parameter fisika dan kimia air


Š Faktor fisika dan kimia air Š Faktor fisika dan kimia air telah
diidentifikasi sesuai dengan ditentukan parameternya sesuai
persyaratan teknis kebutuhan hidup ikan
Š Faktor fisika dan kimia air diukur Š Terdapat data pengukuran
berdasarkan kebutuhan dalam parameter fisika dan kimia air
budidaya sesuai kebutuhan ikan
Š Faktor fisika dan kimia air diukur Š Air pemeliharaan selalu dalam
secara berkala sesuai dengan kondisi bersih dan ikan tampak
prosedur dan petunjuk teknis sehat
Š Terdapat jadwal pengamatan

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 67


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

pengkuran parameter fisika dan


kimia air secara berkala
SUB. KOMPETENSI/ HASIL
NO. KRITERIA KEBERHASILAN
KRITERIA KINERJA YA TDK
Š Faktor-faktor fisika dan kimia Š Air pemeliharaan dalam kondisi
dikelola secara berkala sesuai bersih dan ikan tampak sehat
petunjuk dan persyaratan teknis Š Wadah pemeliharaan dalam
keadaan bersih
Š Aerasi/filtrasi berfungsi dengan baik
4. Mengelola parameter biologi
Š Faktor biologi air diidentifikasi Š Faktor biologi air telah ditentukan
sesuai dengan persyaratan parameternya sesuai kebutuhan
teknis hidup ikan
Š Faktor–faktor biologi air Š Terdapat data pengukuran
ditentukan berdasarkan parameter biologi ikan sesuai
kebutuhan dalam budidaya kebutuhan ikan
Š Faktor biologi air diukur secara Š Air pemeliharaan selalu dalam
berkala sesuai dengan prosedur kondisi bersih dan ikan tampak
dan petunjuk teknis sehat
Š Terdapat jadwal pengamatan
pengukuran parameter biologi air
secara berkala
Š Faktor biologi dikelola secara Š Air pemeliharaan dalam kondisi
berkala sesuai petunjuk dan bersih dan ikan tampak sehat
persyaratan teknis Š Ikan tumbuh sehat dan tidak
ditemukan hewan kompetitor pada
wadah pemeliharaan

5. Membuat laporan hasil


Š Parameter seluruh komponen Š Format penulisan laporan
pengelolaan kualitas dan Š Data-data hasil pengukuran dan
kuantitas air dicatat mengguna- pengelolaan kualitas dan kuantitas
kan format yang telah air
ditetapkan.
Š Tingkat keberhasilan Š Data pengamatan pertumbuhan

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 68


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

pengelolaan kualitas dan dan kemampuan bertahan hidup


kuantitas air dianalisis ikan
berdasarkan pada parameter Š Data kualitas air yang sesuai
dan jumlah ikan yang dipelihara dengan syarat hidup ikan
SUB. KOMPETENSI/ HASIL
NO. KRITERIA KEBERHASILAN
KRITERIA KINERJA YA TDK
Š Hasil pengelolaan kuantitas dan Š Laporan keseluruhan hasil
kuantitas air Berikutnya pengukuran dan pengelolaan
direkomendasikan seuai kualitas air serta tingkat
petunjuk teknis keberhasilannya terhadap
pemeliharaan ikan
Š Hasil evaluasi yang diharapkan
untuk perbaikan

C. Penilaian Aspek Sikap

KOMPETENSI SKOR PEROLEHAN


NO. KECAKAPAN BELIEVE EVALUATION
HIDUP NON (PREFERENSI OLEH (OLEH FASILITATOR)
INSTRUKSIONAL PESERTA)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1. Disiplin
2. Kerjasama
3. Inisiatif
4. Tanggung Jawab
5. Kebersihan
6. Kejujuran
7. Ketekunan
Catatan :
1. Penetapan skor dilakukan dengan pendekatan Fish Bean Analysis, dimana :
Attitude = ∑ B x E
2. Penetapan skor berdasarkan preferensi peserta dan fasilitator, dimana:

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 69


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

• B = Believe, dinilai oleh peserta dan E = Evaluation, dinilai oleh fasilitator,


masing-masing dengan kisaran 5 s.d 1
• Skor 5 merupakan skor tertinggi/terbaik dan 1 merupakan nilai terendah
(5 = sangat baik, 4 = baik, 3 = cukup, 2 = kurang baik, dan 1 = tidak baik)

D. Kunci Jawaban Penilaian Aspek Kognitive

No. Kunci Jawaban


1. Pengukuran salinitas menggunakan refraktometer/salinometer dengan
cara meneteskan sample air pada kaca skala secara merata lalu
meneropong angka salinitas yang terlihat pada skala pada tempat yang
cukup terang.
2. Secchi disk digunakan sebagai alat untuk mengukur kekeruhan/kecerahan
air, dengan cara kerja memasukkan lempeng secchi disk ke dalam bak
pemeliharaan hingga tenggelam dan terlihat samar-samar
3. Peralatan dari bahan kaca dapat dicuci dengan menggunakan sabun
cuci/detergen hingga bersih, lalu dibilas dan dikeringkan dengan
menggunakan tissu sampai kering
4. Cara kalibrasi refraktometer dapat dilakukan dengan meneropong skala
pengukuran dengan sampel aquabides bila skala menunjukkan angka 0
berarti skala sudah tepat, namun bila skala tidak tepat 0 putarlah bagian
atas refrakto dengan menggunakan obeng yang disiapkan hingga
menunjukkan angka 0
5. Pengelolaan debit air pada akuarium dapat dilakukan dengan
menggunakan sistem resirkulasi/filtrasi sehingga air kotor keluar dan air
bersih dapat masuk ke dalam akuarium secara terus menerus
6. Pengukuran debit air dapat menggunakan current meter dan stopwacth
7. Tujuan pengelolaan volume air pada pemeliharaan ikan adalah untuk
menjaga media hidup ikan berhubungan dengan kandungan oksigen dan
kepadatan ikan sehingga tidak terjadi kepadatan yang terlalu tinggi yang
merugikan pertumbuhan ikan
8. Rumus pengukuran volume silinder adalah luas alas (lingkaran) dikali
dengan tinggi air
9. Parameter fisika air yang penying untuk kehidupan ikan antara lain suhu,
warna air, kekeruhan, dan salinitas

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 70


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

10. Parameter kimia yang sangat penting adalah oksigen terlarut


11. Pengukuran DO dengan DO meter dengan cara mengkalibrasi DO meter
terlebih dahulu, kemudian mencelupkan ujung bagian DO meter pada air
pemeliharaan, kemudian diamati angka yang tertera pada layar hingga
angka tampak stabil lalu catat
12. Pengukuran kadar amonia adalah untuk mengetahui amonia yang
dihasilkan dari proses pemeliharaan ikan sehingga dapat diketahui sisa
pakan yang terbuang supaya tidak menumpuk dan dapat diantisipasi bila
terjadi hal-hal yang merugikan pemeliharaan ikan
13. Pengukuran kualitas air secara berkala bertujuan untuk menjaga media
hidup ikan agar selalu dapat bertahan hidup dan tumbuh dengan optimal
dan dalam keadaan sehat
14. Penyiponan, pengurasan, pemberian water heather, resirkulasi air, dsb
15. Faktor biologi yang perlu diamati adalah pertumbuhan plankton/lumut
serta hewan kompetitor ikan
16. Faktor biologi perlu diamati karena faktor biologi dapat merugikan
kehidupan ikan bila berupa hama maupun penyakit. Pakan alami
merupakan faktor biologi yang menguntungkan ikan namun bila jumlahnya
berlebihan maka akan merugikan karena terjadi perebutan oksigen terlarut
pada media budidaya, sisa metabolisme yang dihasilkan pakan alami yang
terlalu banyak juga akan memperburuk kualitas air
17. Pengukuran kualitas air secara berkala bertujuan untuk menjaga media
hidup ikan agar selalu dapat bertahan hidup dan tumbuh dengan optimal
dan dalam keadaan sehat
18. Penyiponan, pengurasan, pemberian water heater, resirkulasi air, dsb
19. Debit air, volume air, suhu, kekeruhan, warna air, salinitas, DO, CO2, pH,
alkalinitas, kadar ammonia, kadar H2S, pertumbuhan lumut dan hewan
kompetitor
20. Air sebagai media hidup ikan sehingga bila pengelolaan air dilakukan
dengan baik sesuai dengan syarat hidup ikan yang dipelihara supaya ikan
dapat hidup dan tumbuh dengan optimal

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 71


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

BAB IV. PENUTUP

Setelah peserta diklat menyelesaikan semua kompetensi dasar dan dinyatakan


berkompeten oleh fasilitator, selanjutnya peserta diklat akan dilakukan sertifikasi
kompetensi. Proses sertifikasi akan dilakukan melalui uji kompetensi yang
dilakukan oleh eksternal evaluator dari industri yang relevan, apabila berhasil
peserta akan mendapatkan sertifikat oleh industri tersebut sebagai tanda bahwa
peserta sudah kompeten sesuai dengan standar dunia industri/ usaha.

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan


(PPPTK) Pertanian Cianjur dapat memfasilitasi dalam menyediakan assessor.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 72


Modul Peserta Kompetensi Mengelola Kualitas dan kuantitas Air

DAFTAR PUSTAKA

Effendi H. 2003. TELAAH KUALITAS AIR Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Hernowo. 2003. Pembenihan Patin. Penebar Swadaya. Jakarta.

Lesmana, DS dan Dermawan, I. 2001. Budidaya IKAN HIAS AIR TAWAR


Populer. Penebar Swadaya. Jakarta.

Lesmana, Darti Setyani. 2002. KUALITAS AIR untuk Ikan Hias Air Tawar.
Penebar Swadaya. Jakarta.

Mulyono David. 2001. Budidaya Ikan Betutu. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Mundayana, Y dan Suyanto, R. 2000. Ikan Hias Air Tawar GUPPY. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Nasution, SH dan Supranoto. 2001. Ikan Hias Air Tawar KONGO TETRA.
Penebar Swadaya. Jakarta.

Tim Limnologi. 1992. LIMNOLOGI Metode Analisa Kualitas Air. Edisi I. Fakultas
Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

VEDCA-Budidaya Ikan Air Tawar 73

Anda mungkin juga menyukai