Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM KUALITAS AIR

ACARA 1
PENGENALAN ALAT ANALISIS KUALITAS AIR

Dosen Pengampu:
Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si

Disusun Oleh:

Nama : Anggit Sarwendah Larasati


NIM : 160722614657
Off/Thn : G/2016
Asisten : Unsila Tamiya Artawan

PROGRAM STUDI S1 GEOGRAFI


JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2018
I. TUJUAN
a. Mahasiswa mampu mengenal nama-nama alat-alat analisis kualitas air
b. Mahasiswa mengetahui fungsi alat-alat analis kualitas air dan cara
penggunaannya

II. DASAR TEORI


Kualitas air dapat dibagi menjadi tiga, yaitu secara fisik, kimia dan
biologis. Untuk melihat ketiga kualitas air baik secara fisik, kimia dan biologis,
maka perlu dilakukan pengujian kualitas air, meliputi uji kimia, fisik biologi
atau uji kenampakan (bau dan warna). Uji kualitas air dapat dinyatakan dengan
beberapa parameter, yaitu parameter fisika (suhu, kekeruhan, padatan terlarut,
bau, rasa dan sebagainya), parameter kimia (pH, oksigen terlarut, BOD, COD,
kadar logam, kadar N dan P dan sebagainya) dan parameter biologi (keberadaan
plankton, bakteri dan sebagainya) (Yuliastuti, 2011).
Pengujian dan analisis kualitas air dapat dilakukan di Laboratorium
dengan menggunakan alat analisis kualitas air. Pengertian alat adalah suatu
benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu, perkakas, perabot, yang
dipakai untuk mencapai maksud (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).
Mengenal alat dan bahan kimia serta cara pemakaiannya hal yang sangat
penting dalam praktikum. Banyak bahan kimia yang harus ditangani dengan
hati-hati karena sifatnya berbahaya dan beracun (Padjaatmaka,1990).
Alat yang terdapat di dilaboratorium beragam, mulai dari yang
sederhana, terbuat dari gelas sampai kepada yang cukup rumit PH meter. Alat-
alat logam, plastic dan terbuat dari karet. Perlatan tersebut ada yang berfungsi
sebagai wadah, alat bantu dan pengukur volume dengan berbagai ukuran . alat
juga ada yang digunakan sebagai pembakar yaitu merupakan alat bantu untuk
memanaskan zat atau larutan. Peralatan pengukur volume larutan, ada yang
tingkat ketelitiannya tinggi da nada yang tidak tinggi. Untuk pengukuran
volume yang tinggi digunakan pipet volumetric, pipet mohr, labu ukur dan
buret. Pengukuran dengan alat tersebut akan mempengaruhi hasil secara
kuantitatif. Dalam membaca alat ukur volume juga harus diperhatikan
minikusnya. Setiap akan menggunakan alat dan sesudah menggunakan harus
dicuci terlebih dahulu, agar larutan tidak menempel pada alat (Wahyuni, 2014)
Secara umum, fungsi setiap alat telah diberikan karena tidak mungkin
semua fungsi diutarakan dalam melakukan kegiatan di laboratorium. Untuk
memudahkan dalam memahami alat-alat laboratorium yang dapat digunakan
dalam waktu relative lama dan dalam keadaan baik, maka diperlukan
pemeliharaan dan penyimpanan yang memadai (Wirjosoemarto,2004).
Pengukuran kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama
adalah pengukuran kualitas air dengan parameter fisika dan kimia (suhu, O2
terlarut, CO2 bebas, pH, konduktivitas, kecerahan, alkalinitas), sedangkan yang
kedua adalah pengukuran kualitas air dengan parameter biologi (plankton dan
benthos) (Sihotang, 2006).
Dalam pengukuran kualitas air secara umum, menggunakan metode
purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan dengaan
memperhatikan berbagai pertimbangan kondisi serta keadaan daerah
pengamatan (Fajri, 2013).

III. ALAT DAN BAHAN


a. Alat:
1. Alat tulis (pensil, penggaris, penghapus, dan bolpoin)
2. Kertas HVS
3. Kamera HP
b. Bahan:
1. Eksikator
2. Water Checker
3. Spektrofotometer
4. Conductivity Tester
5. pH Meter
6. Beaker Glass
7. Erenmeyer
8. Statif
9. Buret
10. Pipet
11. Tabung Reaksi
12. Tabung Pejal
13. Timbangan Analitik

IV. LANGKAH KERJA

Mengenal nama-nama alat


Menyiapkan alat analisis kualitas air dan
dan bahan memahami fungsi dan
cara kerjanya

Membuat tabel alat-alat


Mengambil
analisis kualitas air yang
gambar alat-alat
berisi nama beserta
analisis kualitas air
gambar dan fungsinya

Menyusun laporan
(Membahas fungsi dan cara
kerja alat-alat analisis
kualitas air)

V. HASIL
Tabel alat-alat analisis kualitas air dan fungsinya (Terlampir)

VI. PEMBAHASAN
Pengenalan alat-alat analisis kualitas air dilakukan dengan mengamati
dan memahami nama-nama alat dan bentuknya satu per satu. Kemudian,
mengambil gambar alat-alat tersebut dengan menggunakan kamera HP. Hal ini
tidak Digambar tangan karena berujuan agar gambarnya lebih jelas dan mudah
dimengerti. Untuk fungsinya serta cara kerja secara singkat dijelaskan oleh
asisten praktikum. Selanjutnya, untuk cara kerja secara lengkap dan detailnya
diperoleh dari internet dan buku-buku atau jurnal rujukan. Setelah mengenal
alat-alat anlisis kualitas air terebut, maka selanjutnya adalah membuat tabel
alat-alat analisis kualitas air beserta fungsi dan gambarnya.
Pada praktikum pengenalan alat-alat analisis kualitas air ini terdapat 13
alat. Dari 13 alat tersebut memiliki fungsi dan cara kerja berbeda-beda dan perlu
diperhatikan dan dipahami agar saat melakukan praktikum analisis kualitas air
tidak terjadi kesalahan fatal atau kecelakaan. Berikut merupakan penjelasan
dari 13 alat-alat analisis kualitas air hasil praktikum:
1. Eksikator
Eksikator merupakan alat pengering yang bentuknya mirip eksikator
yang dibawahnya tidak ada zat pengering
Fungsi: Sebagai tempat penyimpanan bahan yang mudah terpengaruh oleh
kelembapan, dan Sebagai tempat untuk mendinginkan atau mengeringkan
alat/ bahan.
Cara Menggunakan
a. Membuka tutup tutup desikator / eksikator dengan cara menggesernya,
b. Letakkan alat / bahan dari oven yang hendak didingikan atau
dikeringkan kedalam desikator / eksikator.
c. Setelah alat/ bahan masuk kedala eksikator / desikator, tutup kembali
penutup dengan cara menggesernya kembali.
d. Tunggu beberapa saat sampai alat/ bahan sudah dingin dan bebas
air,buka kembali seperti langkah nomor 1
e. Jika dilakukan penimbangan akan diperoleh bobot yang stabil ( tidak
terpengaruh air)
2. Water Checker
Merupakan Alat yang memiliki fungsi utama sebagai alat ukur
kualitas air, diantaranya untuk mengukur suhu, kekeruhan air, oksigen
terlarut, konduktivitas, PH, potensial reduksi-oksidasi (ORP)
Cara Menggunakan
a. Masukkan air pada wadah yang ada. Untuk cek PH, masukkan air
kemudian tambahkan dengan pH standart sesuai batasan yang
ditentukan agar hasil data yang terbaca sesuai
b. Untuk cek konduktifitas, masukkan air kemudian tambahkan cairan
elektroda, kemudian pencet tombol EC dan baca hasil pada monitor
c. Untuk mengetahui turbiditas, cukup masukkan air dalam wadah,
kemudian masukkan alat dan baca hasil pada monitor
3. Spektrofotometer
Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang
tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet.Sebagian
dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai
absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi
larutan di dalam kuvet.
Cara menggunakan
a. kuvet telah terpasang dan pompa peristaltik telah dilingkari selang.
b. Kabel dihubungkan dengan arus listrik 220 V. Tombol On/Off ditekan
untuk menghidupkan alat dan diamkan 10 menit untuk warming up.
c. Sampel disedot dengan menekan tombol aspirator. Metode yang
digunakan dipilih pada touch screen. Semua pengaturan yang kemudian
diatur. Semua pengaturan yang digunakan diatur.
d. Hasil analisis dicetak dan sampel yang telah diuji dibuang.
e. Selang dari pompa peristaltik dilepas.
f. Alat dibilas dengan aquabides sebanyak 10 kali dan desinfektan 10%.
Sisa buangan dikeluarkan dengan mengalirkan udara.
g. Selang dilepas dari pompa, alat dibersihkan dengan menggunakan tisue,
tekan tombol On/Off untuk mematikan alat.
h. Kabel dilepas dari sumber arus. Tutup alat agar tidak terkena debu.
4. Conductivity Tester
Conductivity meter adalah alat untuk mengukur nilai konduktivitas
listrik (specific/electric conductivity) suatu larutan atau cairan. Nilai
konduktivitas listrik sebuah zat cair menjadi referensi atas jumlah ion serta
konsentrasi padatan (Total Dissolved Solid / TDS) yang terlarut di
dalamnya.

Cara menggunakan:

a. Pasang “probe konektor” (3-15) pada “probe input soket” (3-11).


Pastikan bahwa“ saklar kunci” (3-10) probe harus geser ke posisi
terkunci
b. Hidupkan instrument dengan menekan tombol “power” (3-2).
c. Tekan tombol “CD/TDS” (3-7) dan pilih fungsi untuk pengukuran
konduktivitas. Layar akan menampilkan unit "mS".
d. Instrumen akan standar pada 20% per°C factor Kompensasi suhu. Meter
terpasang tetap pada Suhu Kompensasi Otomatis yang disesuaikan
antara 0-5,0% per°C.
e. Pilih kisaran yang dipakai, dengan menggunakan tombol “Range” (3-
6). Jika display menunjukkan “_ _ _ _”, mengindikasikan kondisi
overload, pilih rentang berikutnya yang lebih tinggi. Jika display
menunjukkan “----”, mengindikasikan kondisi diluar jangkauan, pilih
rentang berikutnya yang lebih rendah.
f. Benamkan kepala "Konduktivitas / TDS Probe" (3-14) ke dalam
larutan, sampai terendam. Kocok probe beberapa kali untuk
menghilangkan gelembung udara dari pemeriksaan internal. Ketika
pembacaan layer mencapai stabil, itu adalah nilai konduktivitas diukur
g. Selama mengukur, di bagian bawah Display LCD akan menunjukkan
suhu dari larutan. Tekan tombol “°C/°F” (3-5) untuk merubah unit suhu
dari “°C ke°F” atau “°F ke°C”.
5. pH Meter
PH meter atau EC meter, Keduanya digunakan untuk mengetahui
tingkat keasaman ataupun kebasaan air dengan skala 0 sampai 14, dan untuk
mengetahui konduktifitas larutan.
Cara menggunakan
a. Tabung/wadah beri air dan tetesi dengan reagen dengan proporsi yang
sesuai Batasan
b. Kemudian masukkan alat kemudian ukur
c. PH meter kemudian akan mengeluarkan hasil dari pengukuran tersebut
6. Beaker Glass
Berupa gelas tinggi, berdiameter besar dengan skala sepanjang
dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga
suhu 200◦C. Ukuran alat ini ada yang 50 mL, 100 mL dan 2 L.
Fungsi: Untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat
ketelitian yang tinggi, Menampung zat kimia, Memanaskan cairan, dan
Media pemanasan cairan
Cara menggunakan : cukup tuangkan atau letakkan cairan yang ingin
ditmpung, diukur volumenya, atau dipanasi.
7. Erlenmeyer
Erlenmeyer merupakan labu berbentuk kerucut, adalah jenis labu
laboratorium yang banyak digunakan. Memiliki tubuh berbentuk kerucut,
leher silinder dan dilengkapi dengan dasar yang datar. Alat ini dinamai
menurut nama kimiawan asal Jerman Emil Erlenmeyer, yang
menciptakannya pada tahun 1860.
Fungsi: Untuk mengukur dan mencampur bahan-bahan Analisa,
Menampung larutan, bahan padat ataupun cairan, Meracik dan
menghomogenkan (melarutkan) bahan-bahan komposisi media, Tempat
kultivasi mikroba dalam kultur cair, Tempat untuk melakukan titrasi bahan,
Erlenmeyer dengan tutup asah digunakan untuk titrasi dengan pengocokkan
kuat, dihubungkan dengan alat ekstraksi, alat destilasi dan sebagainya, serta
Erlenmeyer tanpa tutup asah digunakan untuk titrasi dengan pengocokkan
lemah hingga sedang.
Cara menggunakan:
a. Erlenmeyer di sterilkan terlebih dahulu dengan aquades.
b. Lalu hitung air yang dimasukan pada elemeyer.
c. Erlenmeyer yang sudah diisi dengan air di simpan di bawah burret yang
sudah di jepit dengan statif.
d. Lalu cairan reagen yang ada pada burret perlahan di teteskan pada air
yang ada pada elemeyer dengan membuka keran yang ada pada burret.
8. Statif
Statif adalah batang penyangga buret, saat melakukan titrasi. clamp
adalah penjepit buret untuk melakukan titrasi.
Fungsi : agar burret tidak terjatuh.
Cara menggunakan : masukkan buret pada clamp
9. Buret
Buret merupakan sebuah peralatan gelas laboratorium berbentuk
silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya.
Fungsi: untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen yang
memerlukan presisi, seperti pada eksperimen titrasi.
Cara menggunakan :
a. Saat mengisi buret, tutup kran dan gunakan corong saring. Agar larutan
dapat mengalir dengan lancar, angkat corong saat memasukan larutan.
Isi buret hingga skala 0. baca miniskus dengan benar. Lap bagian atas
buret dengan tissue agar tetesan larutan yang menempel pada bagian
dalam buret tidak menetes
b. Sebelum digunakan, pastikan buret tidak bocor dan kran dapat berfungsi
dengan baik. Pastikan pula, sudah tidak terdapat gelembung di bagian
bawah buret
c. Keluarkan larutan dari buret hingga mencapai titik akhir. Titik akhir
ditandai dengan adanya perubahan fisik.
d. Bilas bagian bawah buret dengan bantuan botol semprot. Demikian pula
dinding bagian dalam erlenmeyer.
10. Pipet
Pipet merupakan salah satu peralatan laboratorium yang umum
digunakan. Pipet memiliki ukuran kecil dengan panjang mirip seperti
sedotan dan umumnya terbuat dari plastik ataupun kaca dengan bagian
ujung bawahnya meruncing dan bagian ujung atasnya ditutupi karet.
Fungsi : untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
Cara Menggunakan : tekan rongga pipet pada bagian atas, sehingga cairan
naik keatas
11. Tabung Reaksi
Tabung reaksi adalah peralatan gelas yang umum ada di laboratorium
berbentuk tabung sebesar kira-kira jari tangan manusia dewasa, terbuat dari
kaca atau plastik, terbuka di bagian atasnya, biasanya alasnya berbentuk
huruf-U. Tabung ini juga mempunyai sifat tahan terhadap panas / api,
karena beberapa proses reaksi kimia berjalan dengan membutuhkan panas.
Beberapa macam reaksi yang biasanya menggunakan tabung ini adalah
reaksi oksidasi / reaksi reduksi.
Fungsi : Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dan untuk
melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
Cara menggunakan :
Pada pemanasan bahan kimia dengan tabung reaksi biasanya ada 2 cara:
a. Ditangaskan ke dalam gelas kimia yang berisi air untuk selanjutnya
dipanaskan dengan menggunakan pembakar spiritus
b. Tabung reaksi dijepit oleh penjepit tabung reaksi untuk selanjutnya
dibakar langsung di atas api
12. Tabung Pejal
Tabung pejal atau labu ukur adalah alat kimia sebagai alat analisis
kulitas air yang terbuat dari kaca berbentuk labu
Fungsi: digunakan untuk mengencerkan larutan hingga mencapi volume
tertentu dan menyisakan larutan kimia analitik dengan konsentrasi dan
jumlah yang berakurasi tinggi
Cara mengunakan:
a. Sebelum menggunakan labu ukur , sebaiknya harus dicuci terlebih
dahulu menggunakan sabun agar zat-zat yang kering sangatlah baik
untuk digunakan
b. Zat terlarut ditimbang teliti ke dalam sebuh labu ukur, kemudian
ditambahkan dengan air suling
c. Kemudian campuran digoyang melingkar untu melarutkan zat
d. Setelah ditambahkan air lagi, digunakan pipet untuk menambahkan air
e. Lalu disumbat dan kemudian dikocok agar larutan seragam
13. Timbangan Analitik
Timbangan analitik atau timbangan labolatorium adalah timbangan
yang biasa di gunakan untuk menimbang di ruang Labolatorium ataupun
terutama di gunakan untuk menimbang sesuatu yang bersifat halus dan
tidak bisa menggunakan timbangan biasa biasanya timbangan anaitik
dimulai dari dua angka di belakang koma sampai lima angka dibelakang
koma
Cara Menggunakan
a. Pastikan bahwa timbangan sudah menyala.
b. Pastikan timbangan menunjukkan angka ”nol”( jika tidak perlu di
koreksi).
c. Letakakan benda yang massanya akan diukur pada piringan tempat
benda.
d. Baca skala yang tertera pada display digital sesuai skala satuan
timbangan tersebut.
e. Untuk pengukuran yang sensitivitasnya tinggi perlu menunggu 30
menit, karena hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang
ditetapkan.
Dari 13 alat tersebut berdasarkan fungsinya dapat digolongkan
menjadi 3 kelompok, yaitu
1. Alat-alat untuk analisis kualitas air secara fisika : Spektrofotometer,
Conductivity Tester, Timbangan Analitik
2. Alat-alat untuk analisis kualitas air secara kimia : Eksikator, pH meter,
Tabung Reaksi, Tabung Pejal, Erlenmeyer, Beaker Glass, Statif, Buret, Dan
Pipet
3. Alat untuk analisis kualitas air secara fisika dan kimia : Water Checker

VII. KESIMPULAN
a. Alat-alat anlisis kualitas air ada 13, yaitu Eksikator, pH meter, Tabung
Reaksi, Tabung Pejal, Erlenmeyer, Beaker Glass, Statif, Buret, Pipet,
Spektrofotometer, Conductivity Tester, Timbangan Analitik, dan Water
Checker
b. Dari 13 alat-alat analisis kualitas air berdasarkan fungsinya dapat
digolongkan menjadi 3 kelompok, yaitu Alat-alat untuk analisis kualitas air
secara fisika (Spektrofotometer, Conductivity Tester, Timbangan Analitik),
Alat-alat untuk analisis kualitas air secara kimia (Eksikator, pH meter,
Tabung Reaksi, Tabung Pejal, Erlenmeyer, Beaker Glass, Statif, Buret, Dan
Pipet), dan Alat untuk analisis kualitas air secara fisika dan kimia (Water
Checker). Cara penggunaan alat-alat inipun berbeda-beda.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Alwi Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen.
Pendidikan Nasional Balai Pustaka.
Fajri, Nur El Dan Agustina. 2013. Penuntun Praktikum Dan Lembar Kerja
Praktikum Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
UR. Pekanbaru
Padjaatmaka A. Hadyana. 1990. Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta:
Erlangga.
Sihotang,C. Dan Efawani. 2006. Penuntun Praktikum Limnologi. Fakultas
Perikanan Dan Ilmu Kelautan UR. Pekanbaru.
Wahyuni, Ari. 2014. Laporan Praktikum Pengenalan Alat Dan Bahan Kimia.
Laboratorium Kimia Dasar, Stikes Al-Irsyad Al-Islamiyyah, Cilacap
Wirjosoemarto, Hardjadi. 2004. Ilmu Kimia Analitik Dasar. Jakarta: PT.
Gramedia.
Yuliastuti, E. 2011. Kajian Kualitas Air Sungai Ngringo Karanganyar Dalam
Upaya Pengendalian Pencemaran Air. Thesis Program Magister Ilmu
Lingkungan, Universitas Diponegoro, Semarang.
IX. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai