Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber bagi kehidupan manusia. Menurut Kodoatie (2008)
“air merupakan sumber kehidupan. Semua makhluk membutuhkan air. Salah
satu sumber air yang ada di permukaan bumi adalah sungai atau saluran parit.
Sungai atau saluran parit sangat bermanfaat bagi manusia. Di samping itu,
sungai dan parit di Parit Sembin merupakan suatu media yang rawan terhadap
pencemaran, dimana Parit Sembin sedang mengalami perkembangan baik
dalam infrastruktur atau tingkat pendidikannya, yang jelas akan berpengaruh
pada tingkat ekonomi serta kebutuhan penggunaan air parit sebagai air baku
untuk keguatan sehari-hari.
Untuk menjaga atau mencapai kualitas air sehingga dapat dimanfaatkan
secara berkelanjutan sesuai dengan tingkat mutu air yang diinginkan serta
tidak menimbulkan pencemaran lingkungan di daerah sekitar aliran sungai
tersebut, maka perlu upaya pengendalian dan pelestarian.
Dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 115 tahun
2003 Tentang Pedoman Penentuan Status Air terdapat metode untuk
menentukan status mutu air dengan menggunakan system nilai dari “US-EPA
(Environmental Protection Agency)” dengan mengklasifikasikan mutu air
menjadi empat kelas, antara lain memenuhi baku mutu, cemar ringan, cemar
sedang dan cemar berat.
Untuk mengetahui pengaruh limbah terhadap kualitas air Parit Sembin,
maka perlu diketahui dari parameter-parameter yang dipengaruhi oleh limbah.
Salah satu sifat yang dapat diuji untuk menentukan tingkat pencemaran air
adalah TS (Total Solid), TDS (Total Disolve Solid) TSS (Total Suspended
Solid) , pH (Potentional of Hydrogen) dan BOD (Biological Oxygen
Demand).

1
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari praktikum ini dibagi menjadi 2 tujuan, yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Mempraktekan cara pengukuran dan pemerikasaan lapangan serta
penelitian skala laboratorium tentang pengambilan sampel air dan kualitas
air di Parit Sembin
2. Tujuan Khusus
Mengukur kualitas TS (Total Solid), TDS (Total Disolve Solid) TSS (Total
Suspended Solid) , pH (Potentional of Hydrogen) dan BOD (Biological
Oxygen Demand) pada Parit Sembin

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Parameter Fisika


Jika di tinjau dari segi kualitas, air bersih yang digunakan harus memenuhi
syarat secara fisik, kimia, dan mikrobiologi. Menurut Sutrisno dan Suciastuti
(2002), persyaratan secara fisik meliputi air harus jernih, tidak berwarna,
tidak berasa/tawar, tidak berbau, temperatur normal dan tidak mengandung
zat padatan (dinyatakan dengan TS, TSS dan TDS).
1. TS
Total padatan (total solids) adalah semua bahan yang terdapat dalam
contoh air setelah dipanaskan pada suhu 103°-105°C selama tidak kurang
dari 1 jam. Bahan ini tertinggal sebagai residu melalui proses evaporasi.
Total solid pada air terdiri dari total padatan terlarut (total dissolved
solids) dan total zat padat tersuspensi (total suspended solids).
2. TDS
Total Dissolve Solid (TDS) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat
organik maupun anorganik) yang terdapat pada sebuah larutan. TDS
menggambarkan jumlah zat terlarut dalam part per million (ppm) atau
sama dengan milligram per liter (mg/L).
Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari
pertanian,limbah rumah tangga, dan industri. Unsur kimia yang paling
umum adalah kalsium, fosfat, nitrat, natrium, kalium dan klorida. Bahan
kimia dapat berupa kation, anion, molekul atau aglomerasi dari ribuan
molekul. Kandungan TDS yang berbahaya adalah pestisida yang timbul
dari aliran permukaan. Beberapa padatan total terlarut alami berasal dari
pelapukan dan pelarutan batu dan tanah.
3. TSS
Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah
residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran
partikel maksimal 2μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. TSS

3
menyebabkan kekeruhan pada air akibat padatan tidak terlarut dan tidak
dapat langsung mengendap. TSS terdiri dari partikel-partikel yang ukuran
maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-
bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan sebagainya (Nasution,
2008) .

2.2. Parameter Kima


Persyaratan secara kimia meliputi derajat keasaman, kandungan oksigen,
bahan organik (dinyatakan dengan BOD, COD, dan TOC), mineral atau
logam, nutrien/hara, kesadahan dan sebagainya (Kusnaedi, 2002). Adapun
Penilaian kualitas perairan secara biologi dapat menggunakan organisme
sebagai indikator (Sutjianto, 2003).
1. pH
PH merupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan
tingkat keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu zat, larutan atau
benda. Kadar pH diukur pada skala 0 sampai 14. Istilah pH berasal dari
“p”lambang matematika dari negatif logaritma, dan “H” lambang kimia
untuk unsur Hidrogen. Definisi yang formal tentang pH adalah negatif
logaritma dari aktivitas ion Hidrogen. Jika konsentrasi H+ lebih besar
daripada OH-, maka material terbuat bersifat asam, yaitu nilai pH kurang
dari 7. Jika konsentrasi OH-, lebih besar daripada H+, maka material
tersebut bersifat basa, yaitu dengan nilai pH lebih dari 7 (Astria,2014).
2. BOD
Parameter BOD merupakan salah satu parameter yang di lakukan
dalam pemantauan parameter air, khusunya pencemaran bahan organik
yang tidak mudah terurai. BOD menunjukkan jumlah oksigen yang
dikosumsi oleh respirasi mikro aerob yang terdapat dalam botol BOD yang
diinkubasi pada suhu sekitar 20 oC selama lima hari, dalam keadaan tanpa
cahaya (Boyd,1998). Air yang bersih adalah yang BOD nya kurang dari 1
mg/latau 1 ppm, jika BOD nya di atas 4ppm, air dikatakan tercemar.

4
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Metode Laboratorium Offline


Metode lab offline disini kami melakukan pratikum menguji kualitas air
pada sample air Parit Sembin dengan menggunakan tiga alat yaitu : Alat ukur
pH, alat ukur suhu (Termometer) dan alat ukur TDS.
a. Metode pengukuran pH meter, Termometer dan TDS
- Penggunaan metode menggunakan alat ini juga dibantu dengan aplikasi
SPAKvue yang dimana kita harus membuka aplikasi tersebut terlebih
dahulu dan mengaktifkan bluetooth
- Setelah itu baru kita hidupkan bluetooth yang ada pada alat pengukur meter
tersebut
- Lalu koneck kan pada hp
- Kemudian setelah terhubung masukkan alat tersebut ke dalam air sample
yang sudah disiapkan, setelah itu biar kan sampai angka yang ada di aplikasi
tersebut stabil
- Lakukan 3 kali pengulangan pada pengukuran sample

3.2 Metode Laboratorium Virtual


Metode lab virtual disini kami melakukan pratikum menguji kualitas air
pada sample air di link yang sudah diberikan oleh dosen pengampu dan berikut
adalah langkah-langkah praktikum secara virtual :
b. Metode pengukuran lab virtual yang meliputi TS,TDS,TSS
- Ambil 50 ml sampel airdalam gelas kimia lalu pindah kan ke cawan rod
- Aktifkan timbangan dan catat berat wadah,cawan petri dan kertasa saring
- Setelah itu timbang kembali wadah tersebut
- Tempatkan kertas saring didam saringan membran dan tuangkan 50 ml
sample dari atas saringan secara perlahan.
- Setelah di proses di atas saringan membran

5
- Keluarkan kertas saringan dan biarkan mengering dalam oven udara
panas pada suhu 105C semalaman.
- Setelah itu kumpulkan sample yang melewati kertas saring dalam wadah
bersih dan biarkan mengering dalam ovebn udara panas pada suhu 103C
hingan 105C semalaman
- Setelah semalaman keluarkan cawan petri dan wadah dari oven udara
panas dan biarkan dingin dalam desiktor
- Keluarkan cawan petridan wadah dari desiktor setelah 24 jam. -
Kemudian catat berat akhir kertas saring dikurangi abu dan berat akhir
cawan.
- Nyalakan kertas saring dengan padatan di dalam muffle pot pada suhu
600Cdi dalam muflle furmance.
- Keluarkan mutflle pot dari desiktor lalu catat beratnya.
c. Berikut metode lab virtual determination pH, bahan pH meter, Elktroda,
pemeriksaan suhu :
- Pilih salah satu sampe yang diberikan(air laut)
- Kalibrasi pH meter, bersihkan elektroda dan probe suhu dengan air suling
dan keringkan denngan kertas tisu
- Celupkan elktroda dan prob suhu ke dalam larutan buffer dengan nilai pH
7
- Setelah itu bersih kan elktroda dengan air suling dan keringkan dengan
kertas tisu
- Celupkan elektroda dan probe suhu ke dalam larutan buffer dengan nilai
pH4
- Bersihkan elektroda dan probe suhu dengan air suling dan keringkan
dengan kertas tisu.
- Celupkan elektroda dan probe suhu ke dalam larutan untuk menentukan
nilai pH nya
d. Berikut metode lab virtual determination of biological oxygen demand :
Alat yang digunakan : Botol BOD, pipet, labu berbentuk kerucut, buret,
gelas, inkubator BOD

6
- Ambil 200ml sampel dalam 2 botol BOD dan encer kan dengan air
pengenceran dengan mengisi air hinga leher botol
- Tambahkan 1ml larutan mangan sulfat(MnSO40 kedalam botol bernama
sample a
- Tambahkan 1ml larutan alkali-azida ke dalam botol sample a
- Campur larutan dengan membalik botol BOD selama 25 sampai 30 kali
dan biar kan endapan mengendap di dasar
- Tambahkan 2ml H2 SO4 pekat dengan hati-hati tanpa membentuk
gelembung
- Campurkan larutan dengan membalik botol BOD sampai semua endapan
larut
- Ambil 200ml sampel dalam labuberbentuk kerucut mengunsksn pipet
- Ambil larutan natrium tiosulfat(Na2 S2 03) 0,025N di dalam buret
- Titisan larutan dengan Na2 S2 O2 tambahkan pati saat warna larutan
menjadi kuning pucat. Kemudian lanjutkan titrasi sampai warna biru
menjadi tida berwarna
- Simpan sample B ke dalam indikator BOD selama 5 hari pada suhu 20C
- Tambahkan 1ml larutan MnSO4 ke dalam botol BOD yang diberi nama
sampel B
- Tambahkan 1ml larutan alkali lodida azida ke sample B
- Campur laryutan dengan membalik botol BOD selama 25 sampai 30 kali
dan biar kan endapan mengendap di dasar
- Tambahkan 2ml H2 SO4 pekat dengan hati-hati tanpa membentuk
gelembung
- Campurkan larutan dengan membalik botol BOD sampai semua endapan
larut
- Ambil 200ml sampel dalam labuberbentuk kerucut mengunsksn pipet
- Ambil larutan natrium tiosulfat(Na2 S2 03) 0,025N di dalam buret
- Titisan larutan dengan Na2 S2 O2 tambahkan pati saat warna larutan
menjadi kuning pucat. Kemudian lanjutkan titrasi sampai warna biru
menjadi tida berwarna.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Faktor yang Mempengaruhi Parameter


1. TS
Total Solid atau padatan total adalah jumlah zat terlarut dan zat padat
tersuspensi yang memiliki sifat organik maupun anorganik (Dinda Isnaeni,
2022). TS dipengaruhi oleh aktivitas alam maupun manusia sekitar parit
seperti pola masyarakat membuang segala sesuatu ke dalam perairan.
2. TSS
TSS memberikan kontribusi untuk kekeruhan dengan membatasi
penetrasi cahaya untuk fotosintesis dan visibilitas di perairan. Oleh karena
itu nilai kekeruhan tidak dapat dikonversi ke nilai TSS. TSS berhubungan
erat dengan erosi tanah dan erosi dari saluran sungai (Dinda Isnaeni,
2022).
3. TDS
Sesuai dengan namanya TDS dipengaruhi oleh limpahan dari
pertanian,limbah rumah tangga, dan industri. Unsur kimia yang paling
umum adalah kalsium, fosfat, nitrat, natrium, kalium dan klorida. Bahan
kimia dapat berupa kation, anion, molekul atau aglomerasi dari ribuan
molekul. Kandungan TDS yang berbahaya adalah pestisida yang timbul
dari aliran permukaan (Dinda Isnaeni, 2022). Beberapa padatan total
terlarut alami berasal dari pelapukan dan pelarutan batu dan tanah.
Tingginya angka TDS biasanya disebabkan oleh kandungan potassium,
klorida, dan sodium yang terlarut dalam air.
4. pH
Perairan yang memiliki pH asam akan mudah menguap sehingga
menimbulkan bau busuk. Perubahan pH yang signifikan pada perairan
akan menyebabkan kematian makhluk hidup di air dan secara tidak
langsung akan menyebabkan perubahan toksisitas zat-zat yang ada dalam

8
air (Cindy Lanovia, 2015). Tinggi atau rendahnya pH air dipengaruhi oleh
senyawa yang terkandung dalam air tersebut (Dinda Isnaeni, 2022).
5. BOD
BOD didasarkan reaksi oksidasi zat organik dengan oksigen didalam
air dan proses tersebut berlangsung karena adanya bakteri aerob sebagai
hasil oksidasi menyebabkan terbentuknya karbondioksida, nitrit, nitrat, dan
ammonia. BOD dipengaruhi oleh kadar DO dalam perairan. Dissolved
Oxygen (DO) adalah banyaknya oksigen yang terkandung di dalam air dan
diukur dalam satuan milligram per liter (Cindy Lanovia, 2015).

4.2. Hasil Penelitian


1. Hasil Laboratorium Offline
No SAMPEL pH TDS SUHU
.
1. Air Parit Sembin P1 = 5,37 P1 = 0,25 P1 = 28,6°c
P2 = 4,84 P2 = 0,25 P2 = 28,6°c
P3 = 4,82 P3 = 0,25 P3 = 28,6°c

Tabel 4.1 nilai rata-rata pengukuran kualitas air dengan pH,TDS,Suhu

No ANALISIS NILAI RATA-RATA


.
1. pH 5,37+4,84+4,82=15,03
2. TDS 0,25+0,25+0,25=0,75
3. Suhu 28,6°c+28,6°c+28,6°c=85,8
Tabel 4.1 Perhitungan rata-rata

9
2. Hasil Laboratorium Virtual
a. Hasil determinasi dari TS, TDS dan TSS dalam air
- TSS

volume sampel yang diambil = 50ml


( W 2−W 1 )
TS= x 106
VOLUME SAMPEL
W1-W2= 16.7750g - 16.8030g= 560 mg/g

- TDS

( P 4−P 3)
TDS= x 106
VOLUME SAMPEL
W3-W4=38.206-38.2260=399 mg/l

- TS

TS=TSS+TDS=560+399= 959 mg/l

- FSS

( P 6−P5)
FSS= x106 38.206-38.2232=343
VOLEME SAMPEL
mg/l

- VSS

VSS=TSS-FSS=560 mg/ l-217 mg/l =343 mg/l

b. Hasil determinasi dari BOD


c. Volume sampel A (ml) = 200
d. Volume sampel B (ml) = 200

10
e. P1 :Awal = 0
f. Akhir = 6.4
g. P2 : Awal = 0
h. Awal = 4.8
i. Kesimpulan : nilai awal 6.40
j. Nilai akhir : 4.80
k. Nilai BOD = 80.00
4.3. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan uji kualitas air dengan menggunakn
sampel yang berasal dari air parit sembin uji kualitas ini menggunakan tiga
parameter yaitu : TDS, pH dan Temperatur.
1. TDS
Hasil praktikum menunjukkan bahwa kadar TDS yang terkandung
dalam sampel air parit rata - rata adalah 0,75
2. pH
Hasil praktikum menunjukkan bahwa kadar pH yang terkandung
dalam sampel air parit rata - rata adalah 15,03
3. Temperatur
Hasil praktikum menunjukkan bahwa temperatur yang terkandung
dalam sampel air parit rata - rata adalah 85,8

11
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Analisis kualitas air dilakukan untuk mengetahui kesesuaian air untuk
peruntukan tertentu dengan membandingkan dengan baku mutu air sesuai
kelas air. Hasil pratikum secara offline adalah TDS 0.75 , pH 15.3 dan
Temperatur 85.8.
Hasil analisis kualitas air secara virtual adalah TS 560 mg/g, TDS
399mg/l, TS 959 mg/l, FSS 343 mg/l dan VSS 343 mg/l.

5.2. Saran
Pada pratikum kali ini sebaiknya pratikan mencari literasi serta memahami
setiap detail penelitian serta lebih berhati-hati pada tiap langkahnya, pratikan
diharapkan lebih baik dalam menyimak instruksi serta lebih aktif berdiskusi
sdalam melakukan praktek.

12
DAFTAR PUSTAKA

Modul Praktikum - Analisis TS, TDS dan TSS. (2015). Tangerang: Teknik
Lingkungan, Surya University.

Ana Merliana, E. F. (2014). ANALISIS TTS (TOTAL SUSPENDED SOLID) DAN


TDS (TOTAL DISOLVED SOLID). Semarang: Universitas Diponegoro.

Hidayat, R. (10, Januari 2014). Pemeriksaan TS-TDS dan TSS. Diakses 10 April
2023 dari : http://kana-hapaki.blogspot.com/2014/01/pemeriksaan-ts-tss-
dan-tds.html

Kusnaedi. (2002). Mengolah Air Gambut dan Air Kotor untuk Air Minum. Jakarta:
Swadaya.

Nasution, M. (2008). Penentuan Jumlah Amoniak dan Total Padatan Tersuspensi


Pada Pengolahan Air Limbah PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate
Dolok Merangkir. Sumatera: Universitas Sumatera Utara.

Oram, B. (2014). Total Dissolved Solid and Water Quality. Diakses 10 April 2023
dari Water Research Center: http://www.water
research.net/index.php/water-treatment/tools/totaldissolved-solids

Sujinto, R. (2003). Biodiversitas Plankton sebagai Indikator Kualitas Perairan


Makassar: FMIPA UNHAS.

Sutrisno, T., & Suciastuti, E. (2002). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta:
Rineka Cipta.

13
Tarigan, M. S., & Edward. (2003). Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi (Total
Suspended Solid) di Perairan Raha, Sulawesi Tenggara. Makara Sains,
Vol.7 No.3.

WHO. (2004). Guidelines for Drinking Water Quality. Third edition. Geneva

14

Anda mungkin juga menyukai