Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TERSTRUKTUR

MATA KULIAH : LABORATORIUM KESEHATAN LINGKUNGAN


“PENGUKURAN PARAMETER KUALITAS AIR BERSIH: TDS”

Dosen Pengampu :
Tri Marthy Mulyasari, SST, M.KL

Oleh :
Ulfah Faoziah
P1337433220074
Alih Jenjang D-IV Sanitasi Lingkungan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO
PROGRAM STUDI SANITASI LINGKUNGAN PROGRAM DIPLOMA IV
TAHUN 2021
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM LABORATORIUM KESEHATAN LINGKUNGAN

Pertemuan : 7
ke-
Materi : Pengukuran Parameter Kualitas Fisika Air (TDS)
Tujuan : Mahasiswa mampu melakukan praktik pengukuran parameter kualitas
fisika air bersih yaitu TDS (zat padat terlarut baik organik maupun
anorganik)

A. Dasar Teori
Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dalam kehidupan manusia
dan digunakan masyarakat untuk berbagai kegiatan sehari-hari, termasuk kegiatan
pertanian, perikanan, peternakan, industri, pertambangan, rekreasi, olahraga dan
sebagainya. Dewasa ini, masalah utama sumber daya air meliputi kuantitas air yang
sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningkat dan kualitas air
untuk keperluan domestik terus menurun khususnya untuk air minum. Sebagai sumber air
minum masyarakat, air harus memenuhi beberapa aspek yang meliputi kuantitas, kualitas
dan kontinuitas (WHO, 2004).
Menurut Sutrisno dan Suciastuti (2002), persyaratan secara fisik meliputi air harus
jernih, tidak berwarna, tidak berasa/tawar, tidak berbau, temperatur normal dan tidak
mengandung zat padatan (dinyatakan dengan TS, TSS dan TDS). Persyaratan secara
kimia meliputi derajat keasaman, kandungan oksigen, bahan organik (dinyatakan dengan
BOD, COD, dan TOC), mineral atau logam, nutrien/hara, kesadahan dan sebagainya
(Kusnaedi, 2002). Adapun Penilaian kualitas perairan secara biologi dapat menggunakan
organisme sebagai indikator (Sutjianto, 2003). Salah satu pengukuran yang dapat
dilakukan untuk mengetahui baku mutu air adalah melalui pengukuran kandungan zat
padatan TSS (Total Suspended Solid) dan TDS (Total Dissolve Solid).
Total Dissolve Solid (TDS) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu zat organik maupun
anorganik) yang terdapat pada sebuah larutan. TDS menggambarkan jumlah zat terlarut
dalam part per million (ppm) atau sama dengan milligram per liter (mg/L). Umumnya
berdasarkan definisi diatas seharusnya zat yang terlarut dalam air (larutan) harus dapat
melewati saringan yang berdiameter 2 micrometer (2×10 -6 meter). Aplikasi yang umum
digunakan adalah untuk mengukur kualitas cairan pada pengairan, pemeliharaan
aquarium, kolam renang, proses kimia, pembuatan air mineral, dan lain-lain. Total
padatan terlarut (TDS) juga dapat diartikan sebagai bahan dalam contoh air yang lolos
melalui saringan membran yang berpori 2,0 m atau lebih kecil dan dipanaskan 180°C
selama 1 jam. TDS yang terkandung di dalam air biasanya berkisar antara 20 sampai
1000 mg/L. Pengukuran total solids dikeringkan dengan suhu 103 sampai 105°C.
Digunakan suhu yang lebih tinggi agar air yang tersumbat dapat dihilangkan secara
mekanis.
Analisa total padatan terlarut merupakan pengukuran kualitatif dari jumlah ion
terlarut, tetapi tidak menjelaskan pada sifat atau hubungan ion. Selain itu, pengujian tidak
memberikan wawasan dalam masalah kualitas air yang spesifik. Oleh karena itu, analisa
total padatan terlarut digunakan sebagai uji indikator untuk menentukan kualitas umum
dari air. Sumber padatan terlarut total dapat mencakup semua kation dan anion terlarut
(Oram B. ,2010). Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari
pertanian,limbah rumah tangga, dan industri. Unsur kimia yang paling umum adalah
kalsium, fosfat, nitrat, natrium, kalium dan klorida. Bahan kimia dapat berupa kation,
anion, molekul atau aglomerasi dari ribuan molekul. Kandungan TDS yang berbahaya
adalah pestisida yang timbul dari aliran permukaan. Beberapa padatan total terlarut alami
berasal dari pelapukan dan pelarutan batu dan tanah. Sesuai regulasi dari Enviromental
Protection Agency (EPA) USA, menyarankan bahwa kadar maksimal kontaminan pada
air minum adalah sebesar 500 mg/L (500 ppm). Kini banyak sumber-sumber air yang
mendekati ambang batas ini. Saat angka penunjukan TDS mencapai 1000 mg/L maka
sangat dianjurkan untuk tidak dikonsumsi manusia. Dengan angka TDS yang tinggi maka
perlu ditindaklanjuti, dan dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Umumnya, tingginya angka
TDS disebabkan oleh kandungan potassium, khlorida, dan sodium yang terlarut di dalam
air. Ion-ion ini memiliki efek jangka pendek (short-term effect) tapi ion-ion yang bersifat
toksik (seperti timah arsenic, kadmium, nitrat dan banyak lainnya) banyak juga yang
terlarut di dalam air. Air minum ideal adalah yang memiliki level TDS 0 – 50 ppm,
dihasilkan dengan proses reverse osmosis, deionizationm microflitration, distillation, dan
banyak lainnya. Air gunung (mountain spring) dan yang melalui proses filtrasi karbon
berada di standar kedua. Rata-rata air tanah (air sumur) adalah 150-300 ppm, masih
dalam batas aman, namun bukan yang terbaik terutama untuk para penderita penyakit
ginjal.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. TDS meter
b. Beaker glass
2. Bahan
a. Sampel air bersih
b. Aquades
c. Tissue

C. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Tekan tombol on pada alat TDS meter.
3. Celupkan alat ke dalam aquades untuk mengkalibrasi alat.
4. Lap bagian bawah alat TDS meter yang tercelup aquades dengan menggunakan
tissue agar sensor alat tidak basah.
5. Celupkan alat ke dalam sampel air bersih hingga keseluruhan sensor tercelup.
6. Setelah angka hasil pengukuran pada layar monitor stabil, segera tekan hold dan
catat hasil pengukuran TDS yang didapat.

D. Hasil
Kami telah melaksanakan praktikum pengukuran TDS pada kran air bersih
ruang laboratorium fisika Kampus VII Poltekkes Kemenkes Semarang. Hasil
pengukuran TDS air bersih menggunakan TDS meter adalah sebesar 59 ppm. (59 ppm
= 59 mg/L)
E. Pembahasan
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun
2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air
untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian
Umum bahwa standar baku mutu TDS air bersih adalah 1000 mg/L. Oleh karena itu, hasil
pengukuran TDS pada kran air bersih ruang laboratorium fisika Kampus VII Poltekkes
Kemenkes Semarang masih aman dan telah memenuhi standar baku mutu yang telah
ditetapkan.

F. Kesimpulan dan Saran


1. Kesimpulan
Hasil pengukuran parameter TDS pada kran air bersih ruang laboratorium
fisika Kampus VII Poltekkes Kemenkes Semarang yang diperoleh telah
memenuhi standar yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017. Sehingga, tidak diperlukan lagi
pengelolaan air bersih untuk parameter TDS air bersih tersebut.
2. Saran
Sebaiknya, alat pengukur TDS meter selalu dikalibrasi terlebih dahulu
menggunakan aquades setiap akan dilakukan pengukuran TDS air bersih, serta
pastikan alat selalu terjamin kevalidan sensitifitasnya.

Anda mungkin juga menyukai