Anda di halaman 1dari 8

PENGUKURAN KONSENTRASI TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN

VSS SEBAGAI PENENTU BAHAN TERCEMAR PADA SUNGAI CIAPUS

MEASUREMENT OF TOTAL SUSPENDED SOIL (TSS) AND VSS


CONCENTRATIONS AS DETERMINANTS OF POLLUTANT LOAD ON
THE CIAPUS RIVER

Anggun Fatimah1, Ayu Sartika Imia Manik2, Dian Hestiyantari3, Emir Aulia4, Triyogo
Aleksandria5 Kelompok 5 – Selasa Pagi
1,2,3,4,5)
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Kamper, Kampus
IPB Dramaga, Bogor 16680
anggunfatimah32@gmail.com
Abstrak: Air merupakan sumberdaya alam yang diperlukan oleh semua makhluk hidup. Masalah
utama yang dihadapi oleh sumberdaya air dewasa ini meliputi kuantitas air yang sudah tidak
mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang
semakin menurun. Perubahan kondisi kualitas air disebabkan oleh penggunaan lahan, litologi,
waktu, curah hujan dan aktivitas manusia yang mengakibatkan pencemaran air sungai, baik fisik,
kimia, maupun biologi. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi
semua makhluk hidup yang bergantung pada sumberdaya air. Pengelolaan sumberdaya air sangat
penting agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi TSS dan VSS sebagai parameter dalam
penentuan kualitas sungai Cihideung, Dramaga. Metode pertama yang dilakukan, yaitu perhitungan
konsentrasi TSS dan metode kedua, yaitu perhitungan konsentrasi VSS. Total suspended solid (TSS)
merupakan residu dari padatan total yang tertahan oleh saringan deng
an ukuran partikel maksimal 2 μm atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. TSS menyebabkan
kekeruhan pada air akibat padatan tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh besar konsentrasi TSS pada sampel
air sungai Ciapus sebesar 11,809 mg/l. Jika dibandingkan dengan besar nilai TSS pada baku mutu
PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, nilai
TSS dititik sampel dari sungai Ciapus tersebut termasuk jenis air kelas 1 atau 2. Sedangkan
konsentrasi VSS pada sampel air sungai Ciapus diperoleh sebesar 3.830 mg/l. Jika dibandingkan
dengan besar nilai TSS pada baku mutu PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air, diproleh nilai VSS di titik sampel dari sungai Ciapus ini
termasuk air kelas 1.
Kata kunci: Kekeruhan, pencemaran air, TSS, VSS
Abstract: water is a natural resource that is needed by all living things. The main problems faced
by water resources currently include the quantity of water that has not been able to meet the ever
increasing needs and the quality of water for domestic purposes is increasingly on the decline. Water
quality condition changes caused by land use, litologi, time, precipitation and human activities
resulting in pollution of river water, whether physical, chemical or biological. This condition can
cause interference, damage, and a danger to all living things that depend on water resources. Water
resource management is very important in order to be utilized on an ongoing basis with the desired
quality level. This research aims to know the concentration of TSS and VSS as a parameter in the
determination of the quality of the river Cihideung, Dramaga. The first method, i.e. the calculation
of the concentration of TSS and the second method, i.e. the calculation of the concentration of Total
suspended solid. VSS (TSS) is the residue from the total solids is stuck by a sieve deng an particle
size up to 2 μm or more of colloidal particle size. TSS cause turbidity in the water due to dissolved
solids does not and can not be directly deposited. Based on the results of the research that has been
done, large concentrations of TSS obtained on samples of river water of outside looking 11.809 mg/l.
compared to large values of TSS in the raw quality of PP No. 82 Year 2001 about water quality
Management and control Water pollution, the TSS value emphasis samples from the outside looking
River including water type class 1 or 2. While the concentration of VSS on river water samples
outside looking acquired for 3,830 mg/l. compared to large values of TSS in the raw quality of PP
No. 82 Year 2001 about water quality Management and control of water pollution, diproleh value
of VSS in the sample point from the outside looking in this class include 1.
Keywords:, TSS, turbidity, VSS, water pollution,
PENDAHULUAN
Air merupakan sumberdaya alam yang diperlukan oleh semua makhluk
hidup. Masalah utama yang dihadapi oleh sumberdaya air dewasa ini meliputi
kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat
dan kualitas air untuk keperluan domestik yang semakin menurun (Effendi 2003).
Sungai merupakan salah satu sumber air yang penting bagi manusia karena
dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti air minum, kegiatan domestik
rumah tangga, transportasi, dan lain–lain. Meningkatnya kebutuhan manusia
menyebabkan terjadinya pencemaran di sungai. Menurut Kristanto (2002),
pencemaran air adalah adanya benda–benda asing yang mengakibatkan air tersebut
tidak dapat digunakan sesuai dengan peruntukannya secara normal.
Kegiatan industri, domestik, dan kegiatan lainnya dapat berdampak negatif
terhadap sumberdaya air, seperti menyebabkan perubahan kualitas air sungai.
Banyak aliran sungai di Indonesia yang telah tercemar dan tidak layak lagi
dikonsumsi untuk berbagai kebutuhan. Kualitas air sungai dipengaruhi oleh kondisi
alami sungai maupun kegiatan manusia (Siregar 2004). Perubahan kondisi kualitas
air disebabkan oleh penggunaan lahan, litologi, waktu, curah hujan dan aktivitas
manusia yang mengakibatkan pencemaran air sungai, baik fisik, kimia, maupun
biologi (Kusuma 2005). Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan, dan
bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung pada sumberdaya air.
Pengelolaan sumberdaya air sangat penting agar dapat dimanfaatkan secara
berkelanjutan dengan tingkat mutu yang diinginkan. Salah satu langkah
pengelolaan yang dilakukan adalah pemantauan dan interpretasi data kualitas air.
Perubahan kualitas air dapat diketahui dengan pemantauan kualitas air. Oleh sebab
itu, pemantauan kualitas air dapat digunakan untuk menjawab permasalahan yang
spesifik terkait dengan pengelolaan daerah aliran sungai. Parameter yang digunakan
dalam penentuan kualitas air adalah konsentrasi TSS dan VSS. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui konsentrasi TSS dan VSS sebagai parameter dalam
penentuan kualitas sungai Cihideung, Dramaga.

METODOLOGI
Penelitian mengenai pengukuran konsentrasi TSS dilaksanakan pada
tanggal 30 April 2019 di Laboratorium Kualitas Udara dan Kebisingan. Contoh uji
yang digunakan merupakan air sungai dari Sungai Cihideung di sekitar Metode
pertama yang dilakukan yaitu perhitungan konsentrasi TSS.kampus IPB Dramaga.
Kertas saring yang digunakan pada penelitian ditimbang terlebih dahulu, kemudian
diletakkan pada peralatan filtrasi. Vakum dipasang pada wadah pencuci dengan
peralatan saring diletakkan di antaranya. Sampel uji kemudian dimasukkan ke
dalam peralatan filtrasi dan dilakukan penyedotan untuk menghilangkan sisa air.
Vakum dihentikan dan kertas saring dipindahkan dari peralatan filtrasi ke dalam
cawan porselin. Kertas saring dioven selama satu jam pada suhu 105˚C, kemudian
dimasukkan ke dalam desikator selama 15 menit. Kertas filter kemudian ditimbang
dan dihitung konsentrasi TSS dengan menggunakan Persamaan 1.
(𝑎−𝑏)
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑇𝑆𝑆 (𝑚𝑔/𝑙) = 𝑣𝑜𝑙.𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑢𝑗𝑖 (𝑙) 𝑋 1000 …………………(1)
Keterangan :
a : berat kertas saring + residu kering (mg)
b : berat kertas saring (mg)

Metode kedua yaitu perhitungan konsentrasi VSS. Kertas yang digunakan


yaitu kertas filter setelah oven pada perhitungan TSS. Kertas filter dipanaskan pada
furnice selama 1 jam pada suhu 550˚C. Selanjutnya dimasukkan ke desikator
selama 15 menit. Kertas filter kemudian ditimbang dan dihitung konsentrasi VSS
menggunakan Persamaan 2. Data TSS dan VSS yang diperoleh dibandingkan
dengan PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air. Diagram alir penelitian disajikan pada Gambar 1.
(𝑎−𝑏)
𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑉𝑆𝑆 (𝑚𝑔/𝑙) = 𝑣𝑜𝑙.𝑐𝑜𝑛𝑡𝑜ℎ 𝑢𝑗𝑖 (𝑙) 𝑋 1000 …………………..(2)
Keterangan :
a : berat kertas saring + residu kering setelah oven (mg)
b : berat kertas saring + residu kering setelah furnace (mg)
Mulai

Kertas saring yang digunakan pada penelitian ditimbang dan diletakkan pada peralatan filtrasi

Vakum dipasang pada wadah pencuci dengan peralatan saring diletakkan diantaranya

Sampel uji dimasukkan ke dalam peralatan filtrasi dan disambungkan dengan penyedot

Vakum dihentikan dan pindahkan kertas saring dari peralatan filtrasi ke dalam cawan Gooch

Kertas saring dioven 1 jam pada suhu 105˚C dan dimasukkan ke desikator selama 15 menit

Kertas filter kemudian ditimbang dan dihitung konsentrasi TSS

Kertas filter dipanaskan pada furnice selama 1 jam pada suhu 550˚C dan dimasukkan ke
dalam desikator selama 15 menit

Kertas filter ditimbang dan dihitung konsentrasi VSS

Dialakukan analisis berdasarkan PP RI No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air

Selesai.

Gambar 1 Diagram alir penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN


Air sangat penting bagi kehidupan manusia dan fungsinya tidak dapat
diganti dengan senyawa lain. Sesuai dengan fungsinya, air digunakan untuk
berbagai keperluan seperti: untuk minum, keperluan rumah tangga, keperluan
industri, pertanian, pembangkit tenaga listrik, untuk sanitasi dan air untuk
transportasi baik di sungai maupun laut (Wardana 2001). Dewasa ini, masalah
utama sumber daya air meliputi kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi
kebutuhan manusia yang terus meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik
terus menurun khususnya untuk air minum. Sebagai sumber air minum masyarakat,
air harus memenuhi beberapa aspek yang meliputi kuantitas, kualitas dan
kontinuitas (WHO 2004).
Uji TSS (Total suspended Solid) merupakan suatu cara untuk menguji kadar
total padatan terlarut dalam suatu bahan makanan. Bahan makanan yang dicuci
terlalu lama akan menyebabkan hilangnya kandungan gizi dalam jumlah banyak,
selain itu pemanasan yang terlalu lama juga dapat menyebabkan hilangnya
kandungan gizi dalam bahan makanan tersebut. Larutan adalah campuran homogen
yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat yang jumlahnya lebih sedikit di dalam
larutan disebut (zat) terlarut atau solute, sedangkan zat yang jumlahnya
lebih banyak dari pada zat-zat lain dalam larutan disebut pelarut atau solven. Zat
padat tersuspensi dapat bersifat organis dan inorganis. Zat padat tersuspensi dapat
diklasifikasikan sekali lagi menjadi antara lain zat padat terapung yang
selalu bersifat organis dan zat padat terendap yang dapat bersifat organis dan
inorganis. Jumlah padatan tersuspensi dapat dihitung menggunakan gravimetri,
padatan tersuspensi akan mengurangi penetrasi sinar matahari ke dalam air sehingga
akan mempengaruhi regenerasi oksigen serta fotosintesis (Alaerts dan Sri 1984).
Zat padat tersuspensi (Total Suspended Solid ) adalah semua zat padat (pasir,
lumpur, dan tanah liat) atau partikel-partikel yang tersuspensi dalam air dan
dapat berupa komponen hidup (biotik) seperti fitoplankton, zooplankton, bakteri,
fungi, ataupun komponen mati (abiotik) seperti dentritus dan partikel-partikel
anorganik. Zat padat tersuspensi merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi
kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang paling
awal dandapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu perairan.
Penetrasi cahaya matahari ke permukaan dan bagian yang lebih dalam tidak
berlangsung efektif akibat terhalang oleh zat padat tersuspensi, sehingga
fotosintesis tidak berlangsung sempurna, sebaran zat padat tersuspensi di laut antara
lain dipengaruhi oleh masukan yang berasal dari darat melalui aliran sungai,
ataupun dari udara dan perpindahan karena resuspensi endapan akibat pengikisan
(Tarigan dan Edward 2003).
Material tersuspensi mempunyai efek yang kurang baik terhadap kualitas
badanair karena dapat menyebabkan menurunkan kejernihan air dan dapat
mempengaruhi kemampuan ikan untuk melihat dan menangkap makanan serta
menghalangi sinar matahari masuk ke dalam air. Endapan tersuspensi dapat juga
menyumbat insang ikan, mencegah telur berkembang. Ketika suspended solid
tenang di dasar badanair, dapat menyembunyikan telur dan terjadi pendangkalan
pada badan air sehingga memerlukan pengerukan yang memerlukan biaya
operasional tinggi. Kandungan TSS dalam badan air sering menunjukan konsentrasi
yang lebih tinggi pada bakteri, nutrien, pestisida, logam didalam air (Suriawiria
2003). Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) adalah residu dari
padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm
atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. TSS menyebabkan kekeruhan pada air
akibat padatan tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap. TSS terdiri
dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen,
misalnya tanah liat, bahan-bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme, dan
sebagainya (Nasution 2008).

Tabel 1 Hasil perhitungan TSS dan VSS


Parameter Nilai Satuan
Flter kosong (A) 108,2 mg
Filter setelah di oven (B) 119,3 mg
Volume 940 ml
Konsentrasi TSS 11,809 mg/l
Filter setelah di furnance (C) 115,7 mg
Konsentrasi VSS 3,830 mg/l

Berdasarkan hasil perhitungan yang disajikan pada tabel 1, dapat dilihat


bahwa berat filter sebesar 108.2 mg dan berat filter ditambah residu setelah dioven
adalah 119.3 mg. Dengan menggunakan data-data tersebut dan memasukannya ke
dalam persamaan (1) maka didapat besar konsentrasi TSS pada sampel air sungai
Ciapus sebesar 11,809 mg/l. Jika dibandingkan dengan besar nilai TSS pada baku
mutu PP No. 82 Th. 2001 tentang Pengelolaan kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air, nilai TSS dititik sampel dari sungai Ciapus ini termasuk air kelas
1 atau 2. Besarnya baku mutu kelas 1 dan 2 berdasarkan PP No. 82 Th. 2001
yaitu sebesar 50 mg/l. Dengan menggunakan data-data diatas dan memasukannya
ke dalam persamaan (2) maka didapat besar konsentrasi VSS pada sampel air sungai
Ciapus sebesar 3.830 mg/l. Jika dibandingkan dengan besar nilai TSS pada baku
mutu PP No. 82 Th.2001 tentang Pengelolaan kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air, nilai VSS di titik sampel dari sungai Ciapus ini termasuk air
kelas1.

SIMPULAN
Total suspended solid atau padatan tersuspensi total (TSS) merupakan residu
padatan total yang tertahan oleh saringan dengan ukuran partikel maksimal 2μm
atau lebih besar dari ukuran partikel koloid. TSS menyebabkan kekeruhan pada air
akibat padatan tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap. Berdasarkan
hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh besar konsentrasi TSS pada sampel
air sungai Ciapus sebesar 11,809 mg/l. Jika dibandingkan dengan besar nilai TSS
pada baku mutu PP No. 82 Th. 2001 tentang Pengelolaan kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, nilai TSS dititik sampel dari sungai Ciapus tersebut
termasuk jenis air kelas 1 atau 2. Sedangkan konsentrasi VSS pada sampel air
sungai Ciapus diperoleh sebesar 3.830 mg/l. Jika dibandingkan dengan besar nilai
TSS pada baku mutu PP No. 82 Th.2001 tentang Pengelolaan kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, nilai VSS di titik sampel dari sungai Ciapus ini
termasuk air kelas 1.

SARAN
Penelitian INi sebaiknya dilakukan dengan teliti dan dibimbing oleh asisten
praktikum maupun dosen pengajar agar tidak terjadi kesalahan yang fatal dalam
penelitian, terutama dalam pengadukan tanah dan pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts dan Sri Sumestri. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional
Effendi H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta (ID): Kanisius
Kristanto P. 2002. Ekologi Industri. Yogyakarta (ID): Penerbit Andi.
Kusuma EM. 2005. Kajian Perubahan Kualitas Air Sungai Code Setelah Melewati
Kawasan Perkotaan Tahun 2005. [Skripsi]. Universitas Gadjah Mada:
Yogyakarta.
Nasution, MI. 2008. Penentuan Jumlah Amoniak dan Total Padatan Tersuspensi
Pada Pengolahan Air Limbah PT. Bridgestone Sumatera Rubber Estate
Dolok Merangkir. Universitas Sumatera Utara
Siregar MRT, Djadjadiningrat A, Hiskia, Syamsi D, Idayanti N, Widyarani. 2004.
Pemantauan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Pengolahan Limbah. Jakarta
(ID): LIPI Press.
Suriawiria, Unus. 2003. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat.
Bandung (ID) : Alumni
Tarigan, M. S., dan Edward. 2003. Kandungan Total Zat Padat Tersuspensi
(Total Suspended Solid) di Perairan Raha, Sulawesi Tenggara. Dalam: Jurnal
Makara Sains. 7(30): 109.
Wardana, Arya Wisnu. 2001. Dampak pencemaran lingkungan. Yogyakarta (ID) :
Penerbit Andi
WHO. (2004).Guidelines for Drinking Water Quality. Third edition.
Lampiran 1 Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai