Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

PRAKTIKUM PEMERIKSAAN PENGUKURAN TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID)

DAN TDS (TOTAL DISSOLVED SOLID)

Oleh

Nama : Masna Manik

Nim : P00933120030

Dosen pembimbing

Nurmala Hayati Sihombing, M.Kes

POLTEKKES KEMENKES MEDAN

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

Tahun Ajaran 2020/2021

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Air adalah materi esensial di dalam kehidupan. Tidak satupun mahluk hidup di dunia ini yang
tidak memerlukan dan tidak mengandung air. Sel hidup, baik tumbuhan maupun hewan, sebagian besar
tersusun oleh air, seperti di dalam sel tumbuhan terkandung lebih dari 75% atau di dalam sel hewan
terkandung lebih dari 67%. Dari sejumlah 40 juta mil-kubik air yang berada di permukaan dan di dalam
tanah, ternyata tidak lebih dari 0,5% (0,2 juta mil-kubik) yang secara langsung dapat digunakan untuk
kepentingan manusia. Karena 97% dari sumber air tersebut terdiri dari air laut, 2,5% berbentuk salju
abadi yang dalam keadaan mencair baru dapat digunakan.

Air merupakan sumber daya alam yang dapat diperbarui, tetapi air akan dapat dengan mudah
terkontaminasi oleh aktivitas manusia. Air banyak digunakan oleh manusia untuk tujuan yang
bermacam-macam sehingga dengan mudah dapat tercemar. Menurut tujuan penggunaannya,
kriterianya berbeda-beda. Air yang sangat kotor untuk diminum mungkin cukup bersih untuk mencuci,
untuk pembangkit tenaga listrik, untuk pendingin mesin dan sebagainya. Air yang terlalu kotor untuk
berenang ternyata cukup baik untuk bersampan maupun memancing ikan dan sebagainya.

Pencemaran air dapat merupakan masalah, regional maupun lingkungan global, dan sangat
berhubungan dengan pencemaran udara serta penggunaan lahan tanah atau daratan. Pada saat udara
yang tercemar jatuh ke bumi bersama air hujan, maka air tersebut sudah tercemar. Beberapa jenis
bahan kimia untuk pupuk dan pestisida pada lahan pertanian akan terbawa air ke daerah sekitarnya
sehingga mencemari air pada permukaan lokasi yang bersangkutan. Pengolahan tanah yang kurang baik
akan dapat menyebabkan erosi sehingga air permukaan tercemar dengan tanah endapan.

Air murni tidak berwarna, tapi air dialam sering berwarna oleh zat asing. Air yang warnanya
sebagian disebabkan bahan tersuspensi dikatakan memiliki warna tampak (apparent color). Warna yang
disebabkan oleh padatan terlarut yang tersisa setelah penghilangan bahan tersuspensi dikenal sebagai
warna sesungguhnya (true color).  Setelah hubungan dengan puing-puing organik seperti daun, batang
pohon, rumput atau kayu, air mengambil tannin dan asam humus dan berwarna coklat kekuningan. Besi
oksida menyebabkan air kemerahan dan mangan oksida menyebabkan air coklat atau kehitaman.

Air yang berwarna secara estetis tidak dapat diterima masyarakat. Kenyataannya, bila diberi
pilihan masyarakat cenderung memilih air yang jernih tidak berwarna. Air yang sangat berwarna tidak
cocok untuk mencuci, mandi, minum, produksi dan pengolahan makanan.Oleh karena itu, untuk tetap
menjaga kualitas air tersebut utamanya padatan terlarut dan padatan tersuspensi maka diadakanlah
percobaan pengukuran Total Dissolved Solid dengan menggunakan  metode elektrikal konduktiviti dan
pengukuran Total Suspended Solid dengan menggunakan metode Gravimetri.

 TUJUAN

1.      Untuk mengetahui  kadar  Total Dissolved Solid dalam sampel air yang diteliti.

2.      Untuk mengetahui  kadar  Total Suspended  Solid dalam sampel air yang diteliti.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.    Tinjauan Umum TSS dan TDS

Air merupakan salah satu kebutuhan hidup dan merupakan dasar bagi perikehidupan di bumi. Tanpa air,
berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung. Oleh karena itu, penyediaan air merupakan salah
satu kebutuhan utama bagi manusia untuk kelangsungan hidup dan menjadi faktor penentu dalam
kesehatan dan kesejahteraan manusia.

Sumber daya air dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain kepentingan rumah tangga,
industri, perikanan, pertanian, dan sarana angkutan air. Sesuia kebutuhan akan air dan kemajuan
tekhnologi air permukaan dapat dimanfaatkan lebih luas lagi untuk baku mutu sumber air minum dan
air industri (Arif, 2010).

  Tersedianya persediaan air yang cukup dalam hal jumlah dan kualitas sangat penting bagi manusia.
Sejak awal manusia mengakui pentingnya air dari segi jumlah. Peradaban berkembang disekitar badan
air sehingga dapat mendukung pertanian dan transportasi sebaik menyediakan air minum. Kesadaran
pentingnya kualitas air berkembang lebih perlahan. Sejak awal manusia menilai kualitas air hanya
melalui penampakan fisik, rasa dan bau. Tidak hingga ilmu pengetahuan biologi, kimia, dan medis
berkembang berbagai cara tersedia untuk mengukur kualitas air dan menentukan pengaruhnya pada
kesehatan manusia (Arif Sumantri, 2010).

Peraturan pemerintah No. 20 tahun 1990 mengelompokkan kualitas air menjadi beberapa golongan
menurut peruntukannya. Asapun penggolongan air menurut peruntukannya adalah sebagai berikut :

1.      Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa
penggolongan terlebih dahulu.

2.      Golongan B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku minum.

3.      Golongan C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan.

4.      Golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha diperkotaan,
industri, dan pembangkit listrik tenaga air.

Air merupakan sumberdaya yang sangat diperlukan oleh makhluk hidup baik untuk memenui
kebutuhannya maupun menopang hidupnya secara alami. Kegunaan air yang bersifat universal atau
menyeluruh dari setiap aspek kehidupan menjadi semakin berharganya air baik jika dilihat dari segi
kuantitas maupun kualitasnya. Air dibumi sekitar 95,1% adalah air asin sedangkan 4,9% berupa airtawar,
hal ini tentu saja menjadi perhatian yang sangat penting mengingat keberadaan air yang bisa
dimanfaatkan terbatas sedangkan kebutuhan manusia tidak terbatas sehingga perlu suatu pengelolaan
yang baik agar air dapat dimanfaatkan secara lestari
BAB III

METODE PRATIKUM

Alat

1. Loyang
2. Cawan marmer
3. Cawan alumanium
4. Kertas saring
5. Gelas ukur
6. Tisu
7. Beaker glass
8. Corong
9. Erlenmeyer
10. Desikator
11. Timbangan analitik
12. Oven

Bahan

1. Sampel
2. Aquades

Cara kerja

1. Menyalakan oven sampai 105 derajat Celsius


2. Sambal menunggu oven, kita membentuk kertas saring seperti corong
3. Memasukan kertas saring dan cawan kedalam oven 105 derajat celcius selama 1 jam
4. Setelah satu jam, keluarkan cawan dan kertas saring dari oven. Kemudian masukkan kedalam
desikator selama 15 menit yang bertujuan utk menyerap kadar air
5. Setelah 15 menit, keluarkan cawan dan kertas saring dari desikator dan menimbangnya
menggunakan timbangan analitik
6. Tekan tombol on pada timbangan analitik tunggu hingga angkanya 0 lalu letakkan cawan
didalam timbangan analitik tunggu hingga angkanya konstan
7. Kemudian catat hasil pengukuran dan melakukan 3 kali pengulangan pembacaan
8. Setelah itu masukkan kertas saring kedalam corong,bilas gelas ukur menggunakan sampel
9. Tuangkan air sampel sebanyak 30 ml kedalam gelas ukur
10. Lalu tuangkan air sampel kekertas saring. Lakukan 3 kali pengulangan pengukuran.
11. Tuangkan 3 ml aquades pada kertas saring,tunggu hingga kertas saringnya tidak mengendung air
lagi
12. Pindahkan kertas saring kedalam cawan kembali, setelah proses penyaringan sempurna
13. Pindahkan air hasil penyaringan kedalam cawan marmer yang telah diberi label nama masing
masing.
14. Lalu lakukan pengawetan kertas saring selama 1 jam dan larutan air hasil penyaringan sampai
kering sempurna pada suhu 105 derajat celcius
15. Setelah 1 jam, angkat kertas saring dan cawan yang telah kering sempurna, lalu masukkan
kedalam desikator selama 15 menit
16. Setelah 15 menit angkat, lalu lakukan penimbangan kertas saring dan cawan dengan timbangan
analitik
17. Hidupkan timbangan tunggu hingga angkanya konstan lalu masukkan satu persatu,lakukan 3 kali
pengulangan
18. Catat hasil nya
19. Untuk penimbangan yang kedua merupakan nilai dari A,yaitu berat kertas saring beserta filtrate
20. Untuk penimbangan yang pertama sebelum melakukan penyaringan nillai B, yaitu berat kertas
saring saja
21. Sedangkan untuk C yaitu berapa volume yang kita gunakan yaitu sebanyak 30ml

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN

Filtrate yang tertinggal pada saringan disebut dengan parameter TSS

Sedangkan hasil cairan yang telas disaring menggunakan kertas saring disebut dengan parameter TDS

Anda mungkin juga menyukai