NIM : 205100907111001
KELOMPOK : Y1
ASISTEN :
Ananda Chandra Nabiilah Izza Mi’rajiyah
Azka Syafiqah Nurindarlina
Dimas Saka Tauhid Putri Zakiyah R.
Kiral Karentya Karna Sandra
M Rizqillah Ulimaz Rahma Wijayanti
Muhammad Brilian Zadhia Schweizer’s Fairuz A. F
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2022
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengetahui waktu detensi yang dibutuhkan untuk proses flotasi dalam
menghilangkan Total Suspended Solid (TSS)
b. Mahasiswa mampu mengetahui hubungan antara waktu detensi dan kadar TSS
c. Mahasiswa mampu melakukan analisis TSS dengan menggunakan gravimetri.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Disiapkan
Air Sampel
Air Sampel
Selanjutnya dilakukan proses
penghomogenan dan dilakukan
proses aerasi selama 2 jam
Hasil
Disiapkan
Cawan porcelein
dan kertas saring
Kertas saring
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Perubahan Waktu Detensi Flotasi terhadap TSS
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh Bangun (2018), pengukuran
nilai TSS terbesar dari suatu air limbah adalah yang memiliki waktu tinggal paling kecil.
Hal ini disimpulkan bahwa semakin besar tekanan maka proses pemisahan dengan DAF
semakin baik ditandai dengan menurunnya nilai TSS yang terkandung dalam air limbah
hasil operasi DAF. Tekanan operasi merupakan salah satu parameter penentu dalam
operasi DAF terkait dengan pembentukan gelembung udara agar mampu berikatan
dengan padatan.
4.3.2 Perbandingan Grafik Hasil Praktikum dengan Literatur
Setelah melakukan praktikum, mendapatkan data hasil praktikum, dan melakukan
perhitungan TSS, kita akan membuat grafik. Data hasil praktikum dan hasil perhitungan
TSS dimasukkan ke Microsoft Excel untuk dibuatkan grafik. Grafik hubungan waktu
detensi dengan TSS sesuai dengan Gambar 4.1. Berdasarkan Gambar 4.1, dapat
disimpulkan hubungan antara waktu detensi dan TSS adalah berbanding terbalik.
Semakin lama waktu makan akan semakin sedikit nilai TSS. Berdasarkan pengamatan
yang telah dilakukan oleh Bangun (2018), pengukuran nilai TSS terbesar dari suatu air
limbah adalah yang memiliki waktu tinggal paling kecil. Hal ini disimpulkan bahwa semakin
besar tekanan maka proses pemisahan dengan DAF semakin baik ditandai dengan
menurunnya nilai TSS yang terkandung dalam air limbah hasil operasi DAF. Maka
kesimpulannya adalah praktikum yang telah dilakukan telah benar dan hasil data grafik
yang terbentuk telah sesuai dengan literatur.
5.1 Kesimpulan
Flotasi adalah unit operasi yang digunakan untuk memisahkan fase cair atau fase padat
dari fase cair. Pemisahan partikel dari cairannya pada proses flotasi didasarkan pada
perbedaan berat jenis partikel. Flotasi terdiri atas dua macam, yaitu natural flotation dan aided
flotation. Natural flotation adalah flotasi yang terjadi karena densitas partikel (solid/liquid) lebih
kecil daripada densitas liquid (air), sehingga dapat mengapung tanpa bantuan bahan lain.
Flotasi alami ini biasanya dipergunakan untuk proses awal pemisahan minyak. Sedangkan
aided flotation adalah flotasi yang dapat terjadi dengan bantuan gelembung udara. Udara
dalam bentuk gelembung diberikan ke dalam air sehingga terjadi penempelan pada partikel
yang menyebabkan gaya buoyant meningkat sehingga partikel terangkat ke permukaan. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi flotasi yaitu ukuran partikel, pH larutan, surfaktan, laju
udara, ketebalan lapisan buih, ukuran gelembung udara, dan bahan kikmia lainnya. Hubungan
antara waktu detensi dan TSS adalah berbanding terbalik. Semakin lama waktu makan akan
semakin sedikit nilai TSS. Aplikasi metode flotasi untuk mereduksi kadar uranium dalam air
limbah.
5.2 Saran
Praktikum materi keempat ini telah dilakukan dengan baik. Namun disaranakan kepada
praktikan untuk memperhatikan video materi terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk
menambahkan pemahaman praktikan saat nanti dilakukan asistensi dan mengerjakan dhp.
DAFTAR PUSTAKA
Bangun V V. 2018. Studi Penurunan Total Suspended Solid (TSS), Chemical Oxygen Demand
(COD) dan Minyak dan Lemak pada Air Limbah Rumah Makan dengan Metode
Dissolved Air Flotation (DAF). Universitas Sumatera Utara
Sardjono I D, Prayitno dan Poernomo H. 2022. Penerapan Metode Flotasi untuk Mereduksi
Kadar Uranium yang Ada dalam Air Limbah Simulasi. Ganendra 6(2) : 1-6
LAMPIRAN
LAMPIRAN TAMBAHAN
Analisis Waktu Detensi pada Proses Flotasi untuk Menghilangkan Total Suspended
Solid
Materi praktikum pada materi kelima berjudul Analisis Waktu Detensi pada Proses
Flotasi untuk Menghilangkan Total Solid. Adapuun pada praktikum kali ini membutuhkan
beberapa alat dan bahan. Alat dan bahan yang digunakan yaitu aerator diffuser, penjepit,
kertas saring, cawan porselen, thermometer, pengaduk, gelas ukur, air limbah, pipet ukur,
corong, erlenmeyer, vacuum filter, plastisin, gela beker, desikator, dan oven. Aerator diffuser
berfungsi sebagai pemberi supply udara yang diberikan ke dalam air; penjepit digunakan untuk
mengambil cawan porcelain dan kerta saring dari dalam oven; cawan porcelain dan kertas
saring untuk perlakuan pada praktikum yakni sebagai wadah; termometer untuk mengukur
temperatur air; pengaduk untuk mengaduk air limbah; gelas ukur 100 ml untuk mengukur
volume limbah dalam ukuran tertentu yakni 100 ml; air limbah sebagai bahan perlakuan; bulb
dan pipet ukur untuk mengambil limbah dengan ukuran tertentu; corong untuk membantu
dalam penyaringan; erlenmeyer buchner untuk mempermudah penyaringan; vacuum filter
berungsi untuk mempercepat dala proses penyaringan; plastisin untuk mempererat
sambungan pada vacuum filter; beaker glass sebagai wadah; timbangan analitik untuk
menimbang massa cawan proselen dan kertas saring; desikator untuk menetralkan suhu dan
menghilangkan kadar air; oven untuk memanaskan cawan porcelain dan kertas saring.
Langkah kerja pada praktikum materi ini yakni, pertama, mengambil sampel sebanyak 1 L.
Lalu ukur suhu sampel dengan termometer, dan catat. Sebelum dilakukan aerasi, sampel
diaduk terlebih dahulu hingga padatan dalam sampel tersebut melayang. Kemudian dilakukan
aerasi selama 2 jam. Pengukuran kadar TSS diambil dari percobaan tersebut dengan variasi
waktu yang telah ditentukan. Pada variasi waktu aerasi 12 menit, sampel diambil sebanyak 25
ml, pengambilan ini dilakukan pada tengah sampel. Selanjutnya dilakukan filtrasi
menggunakan kertas saring dan vacuum filter, penyaringan dilakukan secara hati-hati agar
sampel tidak tumpah. Penyaringan juga dilakukan dengan bantuan vacuum filter untuk
mempercepat proses penyaringan. Setelah dilakukan penyaringan, kemudian cawan
porcelain dan kertas saring tersebut dipanaskan dalam oven dengan suhu sebesar 150 0C
selama 1 jam. Berikutnya cawan porcelain dan kertas saring dimasukkan dalam desikator
untuk menetralkan suhu dan menghilangkan kadar air, selama 15 menit. Kemudian
menimbang cawan porselen dan kertas saring dan mencatat hasilnya.
LAMPIRAN ACC DHP
1000
𝑇𝑆𝑆 = (𝑎 − 𝑏)𝑥
𝑉 (𝑚𝑙)
1000
• TSS menit 0 = (0,9577 − 0,931)𝑥 = 0,988 mg/L
25
1000
• TSS menit 12 = (0,9473 − 0,931)𝑥 = 0,652 mg/L
25
1000
• TSS menit 24 = (0,9467 − 0,931)𝑥 = 0,628 mg/L
25
1000
• TSS menit 36 = (0,9577 − 0,931)𝑥 = 0,576 mg/L
25
1000
• TSS menit 48 = (0,9410 − 0,931)𝑥 = 0,4 mg/L
25
1000
• TSS menit 60 = (0,9398 − 0,931)𝑥 = 0,352 mg/L
25
1000
• TSS menit 72 = (0,9343 − 0,931)𝑥 = 0,132 mg/L
25
1000
• TSS menit 84 = (0,9371 − 0,931)𝑥 = 0,244 mg/L
25
1000
• TSS menit 96 = (0,9335 − 0,931)𝑥 = 0,1 mg/L
25
1000
• TSS menit 108 = (0,9375 − 0,931)𝑥 = 0,26 mg/L
25
1000
• TSS menit 120 = (0,9380 − 0,931)𝑥 = 0,28 mg/L
25
1
TSS y = - 0 ,0058x + 0,7658
(m 0 , 8 R² = 0,7436
g/L
) 0 ,6 TSS
0 ,4 Linear (TSS)
0 ,2
0
0 50 100 150
Waktu (menit)