Anda di halaman 1dari 16

Prinsip Dasar

Pengolahan Air
Kelompok 2
Alda Alviana (P21345120004)
Ersa Fatma Noviyanti (P21345120020)
Farisya Puspita Pratama (P21345120024)
Fazly Qais Febriyanto (P21345120025)

2D3A – Kesehatan Lingkungan


PENGOLAHAN AIR
PRINSIP DASAR

1 2 3
PROSES PROSES PROSES
KOAGULASI FILTRASI DISINFEKS
I
PROSES KOAGULASI
Koagulasi didefinisikan sebagai proses destabilisasi muatan koloid padatan
tersuspensi termasuk bakteri dan virus, dengan suatu koagulan. Sehingga akan
terbentuk flok-flok halus yang dapat diendapkan.

Pengadukan cepat (flashmixing) merupakan bagian integral dari proses


Koagulasi. Tujuan pengadukancepat adalah untuk mempercepat dan
menyeragamkan penyebaran zat kimiamelalui air yang diolah.

Jenis koagulan yang sering dipakai adalah :


1. Alumunium Sulfat (Alum)
2. Ferrous Sulfate (FeSO4)
3. Ferric Sulfate dan Ferric Chloride
Faktor – faktor yang Mempengaruhi Koagulasi

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses koagulasi antara lain:


1. Kualitas air meliputi gas-gas terlarut, warna, kekeruhan, rasa, bau,
dankesadahan;
2. Jumlah dan karakteristik koloid;
3. Derajat keasaman air (pH);
4. Pengadukan cepat, dan kecepatan paddle;
5. Temperatur air;
6. Alkalinitas air, bila terlalu rendah ditambah dengan pembubuhan kapur;
7. Karakteristik ion-ion dalam air.
Koagulan yang paling banyak digunakan dalam praktek di lapangan adalah alumunium
sulfat karena mudah diperoleh dan harganya relatif lebih murah dibandingkan dengan jenis
koagulan lain.
Sedangkan kapur untuk pengontrol pH air yang paling lazim dipakai adalah kapur tohor
(CaCO3).
Agar proses pencampuran koagulan berlangsung efektif dibutuhkan derajat pengadukan >
500/detik, nilai ini disebut dengan gradien kecepatan (G).
Untuk mencapai derajat pengadukan yang memadai, berbagai cara pengadukan dapat
dilakukan, diantaranya:
1. Pengadukan Mekanis
2. Pengadukan Pneumatis
3. Pengadukan hidrolis
Operasional dan Pemeliharaan bak koagulasi
Operasional dan Pemeliharaan bak koagulasi seperti:
1. Pemeriksaan kualitas air baku di laboratorium instalasi sangat diperlukan untuk
menentukan dosis koagulan yang tepat, pemeriksaan yang perlu dilakukan diantaranya
mengukur kekeruhan air (turbidity) dan derajat keasaman (pH) air baku. Dosis
koagulan ditentukan berdasarkan percobaan jar-test, sedangkan pH air baku ditentukan
dengan komparator pH;
2. Pengontrolan debit koagulan yang masuk ke splitter box dilakukan setiap jam oleh
operator instalasi;
3. Pemeriksaan clogging pada saluran/pipa feeding dan pompa pembubuhlarutan koagulan
dilakukan setiap harinya oleh operator instalasi, dan pemeriksaan clogging pada orifice
diffuse
PROSES FILTRASI
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan, dimana zat padat itu tertahan.
karena varietas dari material yang harus disaring beragam dan kondisi proses
yang berbeda, banyak jenis penyaring telah dikembangkan, beberapa jenis akan
dijelaskan di bawah ini.
1. Fluida mengalir melalui media penyaring karena perbedaan tekanan yang
melalui media tersebut. Penyaring dapat beroperasi pada:
2. Tekanan di atasatmosferpada bagian atas media penyaring.
3. Tekanan operasi pada bagian atas media penyaring.
4. Vakum pada bagian bawah.
Daya filtrasi (jumlah cairan atau gas yang menerobos per satuan waktu) dipengaruhi
oleh:
1. Luas permukaan filter, semakin besar luas media tersebut, semakin besar pula daya
filtrasinya.
2. Beda tekanan antara kedua sisi media filter. Secara teoritis, daya filtrasi sebanding
dengan beda tekanan. Gaya pendorong dapat ditimbulkan oleh: •tekanan hidrostatik,
tekanan lebih (filtrasi tekanan), tekanan rendah (filtrasi vakum) dan gaya sentrifugal
3. Tahanan media filter. Tahanan media terhadap aliran yang menembusnya semakin
kecil jika diameter kapiler semakin besar, yang berarti jumlah kapiler per satuan luas
semakin sedikit.
4. Viskositas cairan. Semakin kecil viskositas cairan, semakin besar daya filtrasinya.
PROSES DISINFEKSI
Desinfeksi merupakan salah satu proses dari pengolahan air, yang mana proses desinfeksi
adalah suatu proses atau usaha agar kuman patogen yang ada didalam air punah atau
hilang.
Bahan desinfeksi yang dipakai tidak boleh membahayakan, dapat diterima masyarakat
pemakai, serta mempunyai efek desinfeksi untuk waktu yang cukup lama.
Beberapa cara desinfeksi yang dapat dilakukan yaitu dengan:
1. Desinfeksi dengan pemanasan/perebusan
2. Desinfeksi dengan klorinasi
3. Desinfeksi dengan radiasi sinar ultra violet dan panas matahari
4. Desinfeksi dengan ozonisas
KESIMPULAN
Pengolahan air , adalah proses pemisahan partikel padat dalam air dengan bantuan media
berpori, sehingga partikel padat tertahan dan air mengalir Jika partikel di dalam air cukup
banyak dan akan memberikan beban yang terlalu berat pada filter, dapat dilakukan proses
coagulasi dengan menambahkan chemical coagulant dan kemudian mengendapkannya. Endapan
dapat dipisahkan, dan kemudian filtrat yang berupa air dapat dilewatkan pada media filtrasi.
Setelah air ini bebas partikel, proses selanjutnya adalah dilakukan disinfection.
Disinfection/penyuci-hama adalah proses dimana hampir semua microorganisme di deaktifkan
sehingga tidak mampu meng-infeksi lagi.
DAFTAR PUSTAKA
https://dokumen.tips/documents/makalah-filtrasi.html
https://id.scribd.com/doc/241752508/makalah-koagulasi
https://fk.uii.ac.id/mikrobiologi/materi/sterilisasi/
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai