Principal Innovator:
Masalah pencemaran air sungai yang ada di Indonesia setiap tahun meningkat.
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat-zat atau komponen yang lainnya yang
menyebabkan kualitas air terganggu bahkan menurun. Pencemaran bersumber dari
beberapa hal yaitu limbah pertanian, limbah rumah tangga, dan pembuangan limbah
industri yang tidak dilakukan dengan semestinya. Akibat dari pencemaran air merusak
ekosistem maupun di luar kehidupan air terganggu. Pencemaran air juga berdampak
bagi kehidupan manusia yang tidak pernah luput dari penggunaan air.
Aktivitas yang berdampak negatif pada lingkungan terjadi di hampir semua daerah
aliran sungai (DAS) di Indonesia, tidak terkecuali sungai Citarum yang memiliki nilai
strategis. Meskipun banyak instansi pemerintah yang berkepentingan pada
keberlangsungan Citarum karena fungsinya, sungai terpanjang di Jawa Barat ini
memiliki berbagai masalah lingkungan yang komplek.
Hampir seluruh kota besar di Indonesia saat ini memiliki sistem monitoring
kualitas untuk memastikan warganya mengkonsumsi air yang bersih. Keberadaan
limbah industri berbahaya di sungai yang mengakibatkan kerusakan lingkungan,
merusak pula kesehatan manusia dan mendorong ke arah penurunan kualitas hidup.
Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas menurut Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun
2001 Tentang Pengelolaan Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Menurut data Direktori Industri Provinsi Jawa Barat 2009, jumlah industri yang
berada di sepanjang aliran Sungai Citarum tak kurang dari 200 unit usaha. Mayoritas
industri tersebut berada di wilayah Kabupaten Bandung, Purwakarta, dan Karawang.
Sebaran industri itu umumnya berdekatan dengan permukiman penduduk yang
cenderung memadat di sentra perekonomian. Hal ini menyebabkan sungai Citarum
bagaikan sebuah got besar tempat penampungan berbagai limbah, baik dari buangan
industri maupun rumah tangga. Bila merunut sungai Citarum dari hulu-hilir, sulit
sekali menemukan lokasi berair bersih, tidak tercemar, jernih, dan tidak berbau. Di
bagian hulu atau Cisanti sekalipun, air sudah tercemar. Kondisi ini menuntut adanya
suatu sistem pemantauan yang dapat memantau kualitas air di lingkungan industri
DAS Citarun. Sistem tersebut diharapkan dapat mendeteksi kualitas air dan tingkat
polutan yang terkandung dalam air.
Pemerintah Indonesia sesungguhnya telah mengeluarkan berbagai cara untuk
menanggulangi kesehatan lingkungan akibat pencemaran limbah diantaranya adalah
dengan telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. Pemerintah juga telah
mengeluarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup tahun 2010 No. 1 yang mengatur
mengenai baku mutu kualitas air yang dihasilkan dari limbah pabrik industri dan yang
selama ini memang sangat banyak mengeluarkan limbah cair.
Pengamatan atau monitoring peringatan dini pencemaran air sungai di kawasan
industri sangat penting, maka harus dilakukan setiap hari untuk mengetahui kondisi
kualitas air dengan parameter kualitas air yang diukur:
1. Ph
2. Suhu
3. Oksigan Terlarut / DO
4. CO2
Melalui proposal penelitian ini akan dilakukan tahapan-tahapan untuk
menghasilkan produk komersial sensor monitoring pencemaran air sungai yang
bekerja secara real time dan online. Produk ini dirancang secara terintegrasi yang
dapat mendeteksi mutu kualitas air sungai. Sistem pemantauan terintegrasi terdiri dari
elemen sensor TDS (Total Dissolved Solid), Sensor Temperature, Sensor Ph, Analog
Turbidity Sensor, Analog Dissolved Oxygen, dll.
Road map dalam penelitian ini untuk menghasilkan alat monitoring kualitas air di
lingkungan industri DAS Citarum untuk mempermudah masyarakat dalam proses audit
sehingga dapat mempercepat proses analisa dalam menentukan hasil evaluasi tentang
kualitas air secara real time dan online dapat terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Tabel alur pembuatan alat monitoring peringtan dini pencemaran air sungai
Tahap I Tahap II Tahap III
(Maret - Mei) (Juni - September) (Oktober -
Desember)
Tahap 1. Terwujudnya 1. Pengadaan alat- 1. Uji lapangan
Terapan dan prototype alat penunjang dan business
Produksi sistem 2. Implementasi plan
monitoring produk 2. Standarisasi
kualitas air di 3. Optimalisasi dan uji data
lingkungan sensor lingkungan industry
industri DAS 4. Evaluasi sistem 3. Uji pasar dan
Citarum yang menuju produksi masal
siap digunakan. pengembangan
Tahap 1. Fabrikasi
Pengembang sistem sensor
an 2. Optimalisasi
sensivitas dan
respon time
sensor
3. Optimalisasi
selektifitas
sensor
Dari tabel 3 dapat terlihat bahwa penelitian ini dimulai pada bulai Maret
sampai Mei yang merupakan tahap awal riset dasar di bidang Lingkungan. Tahap
selanjutnya adalah optimalisasi sensor dengan pengujian performansi sensor untuk
mendapatkan sifat-sifat sensor. Tahap ini diperkirakan akan selesai di bulan Juni
sampai September yang kemudian dilanjutkan ke tahap komersialisasi produk, dimana
yang nantinya dilakukan desain dan fabrikasi prototype serta pengujiannya. Proses
fabrikasi dan pengujian prototype melibatkan pihak-pihak pemerintah daerah seperti
BMKG setempat untuk mengetahui kebutuhan masyarakat yang sesungguhnya.
Kinerja dari alat monitoring tersebut selanjutnya kemudian di analisis dan dievaluasi
pada tahun kedua.
Hasil evaluasi menjadi dasar bagi desain dan fabrikasi prototype yang lebih
baik. Pada bulan Oktober - Desember akan dilakukan pengujian prototype yang telah
disempurnakan. Dengan adanya sistem monitoring kualitas air diharapkan masyarakat
lebih menyadari akan bahaya pencemaran air.
BAB 3
METODE PENELITIAN
Uji Alat
monitoring dan
Kalibrasi
Penyempurnaan produk
berdasarkan uji
lapangan
Uji pemasaran
bekerja dengan
calon user
Standarisasi
industri dalam
negeri
Penyusunan kinerja
pemasaran
Produksi masal
untuk perluasan
produk
1. DESAIN KONSEPTUAL
Metode pemantauan kualitas air dan deteksi dini terhadap banjir adalah in-situ
measurement, metode pengukuran parameter fisika berupa suhu, CO2, DO, kecepatan
arus, kedalaman perairan, dan kecerahan perairan dilakukan secara langsung (insitu).
Sedangkan salinitas, sedimentasi, kekeruhan, dan nutrient (ammonia, ortofosfat, dan
nitrat) dilakukan secara tidak langsung (exsitu). Parameter suhu dilakukan dengan
menggunakan sensor dengan cara dicelupkan ke perairan atau sungai kemudian dilihat
nilai suhu perairannya, kecepatan arus dan ketinggian air sungai tersebut. Untuk itu,
pembuatan alat peringatan pencemaran kualitas air sungai yang murah dan real-time
sangatlah diperlukan agar jumlah data yang didapat semakin banyak dan hasil yang
didapat semakin representatif. Secara umum, alat ini bertujuan menyediakan data-data
pencemaran kualitas air sungai yang dapat digunakan langsung oleh pengguna secara
real-time melalui internet. Pembuatan alat pemantauan kualitas air di lingkungan
industri DAS Citarum menggunakan platform terpadu didesain dengan konsep yang
mempertimbangkan berbagai aspek mulai dari fungsi, spesifikasi, pengujian, ekonomi
hingga sosial.
Gambar 4. Skema desain peralatan system sistrm monitoring kualitas air di
lingkungan industri DAS Citarum
2. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN
1. Fungsionalitas
Kontinyu dan Real-time
Dengan kemajuan teknologi, kecepatan dan jangkauan internet,
pemantauan kualitas air di lingkungan industri DAS Citarum secara
kontinyu dan real-time dapat dilakukan. Data hasil bacaan sensor dapat
dikirimkan langsung dari titik pengukuran melalui komunikasi radio GPRS
menuju server.
Penyajian data
Pengguna akhir memiliki akses langsung menuju data melalui berbagai
cara: website.
2. Spesifikasi
Alat pemantauan ini dirancang untuk mampu mengirimkan data langsung
menuju server. Secara periodik, alat pemantauan ini akan membaca pengukuran
dengan mengolah dan mengukur data serta ketinggian air dari sensor atau alat
ukur menjadi sinyal transmisi melalui koneksi internet melalui jaringan
GSM/GPRS. Berbagai besaran fisis yang mampu diukur antara lain: pH, suhu
dan temperatur air.
1) Main Board
Microcontroller ATmega2560
Operating Voltage 5V
Input Voltage (recommended) 7-12V
Input Voltage (limits) 6-20V
Digital I/O Pins 54 (of which 15 provide PWM output)
Analog Input Pins 16
DC Current per I/O Pin 40 mA
DC Current for 3.3V Pin 50 mA
256 KB of which 8 KB used by
Flash Memory bootloader
SRAM 8 KB
EEPROM 4 KB
Clock Speed 16 MHz
2) Ph Probe
Reads pH
Range 0− 14
Resolution +/- 0.0001
Response time 95% in 1s
Max pressure 100 PSI
Max depth 60m (197 ft)
Temperature range °C 1− 99 °C
Cable length 1 meter
Internal temperature sensor No
Time before recalibration 1 Year
Life expectancy 2.5 Years +
Maintenance N/A
3) ORP Probe
Reads ORP
Range +/- 2000 mV
Accuracy +/– 1mV
Response time 95% in 1s
Max pressure 100 PSI
Max depth 60m (197 ft)
Temperature range °C 1− 99 °C
Cable length 3 meter
Internal temperature sensor No
Time before recalibration 1 Year
Life expectancy 4 Years +
Maintenance N/A
5) Module SIM800L
6) Kemasan
Untuk alat pemantauan yang berukuran kecil dan dapat disebar di
banyak titik menggunakan bahan Box Panel IP66 yang tahan cuaca dan
diperuntukkan untuk outdoor:
7) Pengujian
Pengujian dilakukan untuk mengkalibrasi unjuk kerja sistem monitoring
yang digunakan. Proses kalibrasi disesuaikan dengan target air sesuai
spesifikasi. Juga dilakukan pengujian komunikasi data antara sensor dan
server.
8) Aplikasi
Konsep fundamental dari teknologi pemantauan ini adalah platform
pemantauan yang tidak terbatas di berbagai bidang kehidupan. Beberapa
aplikasi yang dapat dikembangkan dengan teknologi adalah sebagai berikut:
a. Lingkungan:
1. Untuk monitoring pencemaran air di lingkungan industri DAS
Citarum
2. Potensi banjir dapat dipantau dengan aplikasi dengan sensor
ketinggian air sungai.
b. Keamanan:
Pengawasan jarak jauh untuk tujuan kesehatan manusia dan bencana
alam seperti banjir pada area rawan banjir.
BAB 5
TARGET PENCAPAIAN
Dari penelitian yang akan dilakukan diharapkan akan didapat manfaat sebagai berikut:
1. Didapatkannya prototype yang lebih sempurna melalui uji lapangan system
monitoring kualitas air di lingkungan industri DAS Citarum secara real time dan
online.
2. Uji pemasaran dan desain industri untuk produksi sistem sensor monitoring ini
dilanjutkan dengan pemasarannya, publikasi ilmiah dan HKI serta produk
komersial dan penyusunan kinerja pemasarannya.
3. Kemampuan mengembangakan system sensor dan monitoring yang berasal dari
dalam negeri dapat dikuasai sehingga ketergantungan terhadap produk luar negeri
akan dapat ditanggulangi.
BAB 6
PELAKSANA KEGIATAN
No Kegiatan Bulan ke
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan ptototipe untuk uji
lapangan
2 Uji coba lapangan Sungai
Citarum
3 Pengolahan data hasil uji coba
di Sungai Citarum
4 Evaluasi pengembangan prototipe
5 Penyempurnaan prototype 1
6 Penyempurnaan akhir prototype
7 Publikasi dan Laporan akhir
Tahap ke-2
No Kegiatan Bulan ke
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Uji coba kepada calon pengguna
Tahap ke-3
No Kegiatan Bulan ke
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penyusunan business plan
2 Penyusunan desain industry dan
lini proses
3 Feedback desain produk dengan
elemen sistem
4 Laporan kemajuan
5 Penyusunan strategi pemasaran
6 Produksi masal
7 Laporan akhir
CURRICULUM VITAE
1. Ketua Peneliti
a. Informasi umum
1 Nama lengkap dan gelar Prof. Brian Yuliarto, ST., M. Eng., Ph.D
2 Jabatan fungsional Guru Besar
3 Kelompok keahlian Material Fungsional Maju
4 NIP 19750727 200604 1 005
5 NIDN 0027077508
6 Tempat, tanggal lahir Jakarta, 27 Juli 1975
7 Alamat rumah Jalan Bojong Kaler 30, Bandung 40191
8 Alamat kantor Gedung TP Rachmat Lt. Dasar, Jalan Ganesha No. 10
Bandung 40132
9 Telpon dan fax 022-2504424/022-2506281
10 Email brian@tf.itb.ac.id
b. Riwayat pendidikan
S-1 S-2 S-3
Perguruan Institut Teknologi University of Tokyo University of Tokyo
Tinggi Bandung
Bidang Ilmu Teknik Fisika Quantum Engineering Quantum Engineering
and Systems Science and Systems Science
Department Department