Anda di halaman 1dari 20

Perancangan Sistem Pengolahan Air Bersih Untuk Melayani Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Indonesia Dengan Slow Sand Filter Bermediakan


Pasir Silika Dan Karbon Aktif Yang Efektif Dalam Menghilangkan
Parameter Besi, Mangan, dan Fekal Koliform

Adrian Wasistoadi Budiarto1, Djoko M. Hartono2, Irma Gusniani3

1. Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
2. Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
3. Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

E-mail: adrian.wasistoadi@ui.ac.id
djokomh@eng.ui.ac.id
irmagsdanu@gmail.com

Abstrak

Air merupakan suatu senyawa yang penting dalam aspek kehidupan manusia, salah satunya dalam dunia
pendidikan. Sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia, Universitas Indonesia menyediakan dan
menghemat air bersih tersebut, terutama menghindari penggunaan sumber air tanah, seperti tercantum
di UI GreenMetric kategori air bersih. Namun, salah satu fakultas universitas tersebut, yakni Fakultas
Ilmu Keperawatan UI (FIK UI) menggunakan air tanah sebagai sumber utama air bersih mereka dengan
jumlah pemakaian yang masif, yaitu sebesar 2.115.240 liter pada tahun 2018 dan 2.010.960 liter pada
tahun 2019. FIK UI perlu mencari sumber air alternatif untuk mengurangi bahkan menghindari
penggunaan air tanah, misalnya menggunakan air permukaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
merancang sebuah sistem pengolahan air bersih dengan menggunakan sumber air dari danau Agathis
UI untuk melayani FIK UI hingga tahun 2042. Unit operasi yang jadi fokus utama adalah filtrasi jenis
slow sand filter dengan media pasir silika dan karbon aktif berbutir, yang diketahui efektif dalam
menghilangkan kadar besi, mangan, dan fekal koliform sebagai parameter utama dalam Permenkes RI
no. 492/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Kebutuhan air bersih FIK UI hingga tahun 2042
diproyeksikan mencapai 2,82 L/detik. Perancangan sistem tersebut dilakukan dengan mengandalkan
literatur dan standar yang berlaku, terutama dalam menentukan efisiensi penghilangan tiga parameter
yang telah disebutkan dari unit slow sand filter. Berdasarkan hasil tinjauan dan penggabungan
kesimpulan dari beberapa literatur, jurnal, dan hasil eksperimen, slow sand filter pada sistem
pengolahan air bersih rancangan ini dapat mencapai efisiensi penghilangan besi sebesar 95,07%;
mangan sebesar 97,09%; dan fekal koliform sebesar 99% apabila filter tersebut memiliki ketebalan
media pasir silika sebesar 60 cm dan karbon aktif berbutir sebesar 40 cm. Dihasilkan desain IPAM
dengan satu unit intake, dua unit suction well dengan dua unit pompa sentrifugal, satu saluran transmisi,
dua unit slow sand filter, satu unit desinfeksi dan reservoir, serta dua unit pencucian media filter yang
dapat melayani FIK UI dengan debit 3,8 L/s hingga tahun 2042.

Kata Kunci: Slow Sand Filter, Besi, Mangan, Fekal Koliform, Perancangan Sistem Pengolahan Air
Bersih.
The Design of Water Treatment System Contains Slow Sand Filter with Silica Sand and
Activated Carbon Known Effective to Reduce Iron, Manganaese, and Fecal Coliform
Concentration to Serve the Faculty of Nursing in University of Indonesia.

Abstract

Water is one of the very necessary essence in human life aspects, which education is being one of them.
As one of the best universities in Indonesia, University of Indonesia provides and find some ways to
save clean water by minimizing the use amount of it, especially to reduce groundwater uses, as its noted
in the UI GreenMetric purpose of clean water category. However, one of the faculties in UI, which is
the Faculty of Nursing (FIK UI), have used a massive amount of groundwater in 2018 and 2019, with
the amount number being 2.115.240 litres and 2.010.960 litres respectivel. FIK UI must find an
alternative of water source other than groundwater, such as surface water. The purpose of this research
is to design a water treatment system using the Agathis UI Lake water as the source to serve FIK UI
need of clean water until 2042. The operation unit being the main focus of this designing process is the
filtration using slow sand filter with silica sand and granular activated carbon as the filter medias, which
both known effective to reduce iron, manganese, and fecal coliform concentration in raw water as the
three parameters are important criterias in the Indonesia’s Health Minister Rule number 492 year 2010
about The Criterias of Drinking Water Quality. The amount of clean water need of FIK UI projected is
2,82 L/s. This design based on literatures and legal standards, especially in deciding the removal
efficiency of the three parameters being said before of the slow sand filter. Based on the review of
literatures, journals, and experiment results being done by others, the slow sand filter of this water
treatment design can reach the removal efficiency of iron, manganese, and fecal coliform by 95,07%;
97,09%; and 99% respectively if the filter have 60 cm thick of silica sand above and 40 cm of granular
activated carbon underneath the sand. One intake unit, two suction wells with two centrifugal pumps,
one conveyance system, two slow sand filter units, one disinfection and reservoir unit, and two filter
media cleaning units created to produce 3,8 L/s of clean water for FIK UI until 2042.

Key Words: Slow Sand Filter, Iron, Manganese, Fecal Coliform, Water Treatment System Design.

Pendahuluan

Air merupakan unsur yang memiliki peran penting dalam menjamin keberlangsungan
hampir seluruh makhluk hidup yang ada di dunia ini. Senyawa kimia yang terbentuk dari dua
unsur, yaitu hidrogen dan okisgen ini digunakan untuk mememnuhi kebutuhan sehari-hari
manusia, seperti untuk diminum, dipakai untuk mencuci, memasak, mandi dan lain sebagainya.
Selain digunakan untuk kebutuhan domestik, air juga memiliki peran besar dalam berjalannya
sistem-sistem kehidupan yang lebih besar seperti industri, irigasi dan transportasi air. Air bersih
juga memiliki peran penting dalam dunia pendidikan, seperti di universitas. Selain digunakan
untuk kebutuhan minum dan sanitasi bagi mahasiswa dan dosen, air bersih digunakan untuk
pembelajaran dan praktikum dalam laboratorium bagi mahasiswa pada fakultas dan jurusan
tertentu, seperti fakultas teknik, ilmu pengetahuan alam, dan kesehatan. Sehingga, penyediaan
air bersih menjadi tanggung jawab bagi pihak universitas agar seluruh kegiatan baik belajar
mengajar maupun lainnya yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen, maupun tenaga
kependidikan dan staff dapat berjalan dengan baik.
Sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia, Universitas Indonesia tidak hanya
sebatas menyediakan air bersih untuk seluruh kegiatan di dalam universitas, tetapi juga
mengatur bagaimana air yang disediakan dapat digunakan secara hemat dan digunakan
kembali. Hal tersebut dikarenakan Universitas Indonesia telah menerapkan program kampus
hijau dan keberlanjutan sejak tahun 2010. Program tersebut dikenal sebagai UI GreenMetric,
yang telah diatur dalam Keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor 2893/SK/R/UI/2018
tentang Kebijakan Kampus Hijau Universitas Indonesia. UI GreenMetric menggunakan
konsep lingkungan berkelanjutan dengan 3 komponen utama yaitu lingkungan, ekonomi, dan
sosial. Dari 3 komponen ini, terbentuklah 6 kategori yang digunakan sebagai penilaian, yaitu:
penataan dan infrastruktur,energi dan perubahan iklim, limbah, air, transportasi, serta
pendidikan dan penelitian (Universitas Indonesia, 2018).
Aspek air bersih menjadi salah satu indikator utama dalam penilaian UI GreenMetric,
dikarenakan jumlah mahasiswa, dosen, dan karwayan universitas yang semakin bertambah
seiring berjalannya waktu menyebabkan kebutuhan air dalam lingkungan Universitas
Indonesia juga semakin meningkat. Penggunaan air tanah sebagai sumber air bersih sudah tidak
dapat diandalkan, dikarenakan air tersebut diutamakan untuk masyarakat sekitar yang lebih
membutuhkan, sehingga UI lebih mengandalkan sumber air bersih dari PDAM Depok.
Meskipun begitu, biaya air bersih dari PDAM cukup mahal. UI GreenMetric menghimbau
fakultas-fakultasnya untuk mengurangi bahkan menghindari pemakaian air tanah yang
berlebihan.
Setiap tahunnya, dimulai dari tahun 2016, seluruh fakultas yang berada di Universitas
Indonesia, terdiri dari 15 fakultas dan 1 program vokasi diberlakukan penilaian untuk keenam
kategori utama pada UI GreenMetric. Fakultas Ilmu Keperawatan UI pada tahun 2016
memperoleh peringkat 10 dari 16 fakultas untuk keenam kategori. Pada tahun 2017 dan 2018,
skor fakultas tersebut untuk kategori air bersih menurun dari 595 menjadi 450 (UI
GreenMetric, 2020). Adapun skor kategori air bersih FIK UI meningkat menjadi 650 pada
tahun 2019, namun peringkat FIK UI dalam kategori air bersih UI GreenMetric adalah posisi
kedelapan dari 16 fakultas. Peringkat tersebut disebabkan oleh pemakaian air tanah Gedung
Pendidikan dan Laboratorium FIK UI selama 2018 dan 2019 cukup masif, yaitu masing-masing
sebesar 2.115.240 liter dan 2.010.960 liter, dan sama sekali tidak menggunakan air dari PDAM
pada tahun-tahun tersebut (Divisi Riset Publikasi Pengmas FIK UI, 2020). FIK UI adalah
dengan menggunakan sumber air bersih alternatif selain air tanah dan PDAM. Adapun terdapat
danau artifisial yang terletak cukup berdekatan dengan FIK UI, yaitu danau Agathis. Namun,
beberapa parameter pada air inlet danau tersebut belum memenuhi standar baku mutu, seperti
besi dengan kadar 2,31 mg/L; mangan dengan kadar 0,51 mg/L; dan fekal koliform 34
MPN/100 mL (Lab Teknik UI, 2019) yang melampaui batas maksimal Permenkes RI no.
492/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Maka dari itu, air dari inlet danau Agathis
harus diolah terlebih dahulu sebelum dijadikan sumber air bersih di FIK UI.
Filtrasi adalah salah satu metode dalam pengolahan air bersih, yang merupakan proses
pemisahan partikel-partikel padat dari fluida atau cairan, dimana aliran fluida tersebut dialirkan
melewati medium filter/penyaringan agar partikel-partikel padat tersebut tertahan. Berdasarkan
debit air yang melewati filter dan lama proses penyaringannya, filter dibagi menjadi dua jenis,
yaitu rapid sand filter dan slow sand filter. Meskipun memiliki layanan debit yang besar dan
penyaringan yang cepat, rapid sand filter memiliki efisiensi penghilangan yang kecil terutama
untuk parameter-parameter biologis seperti penghilangan bakteri patogen, sehingga
memerlukan pre-treatment dan desinfeksi yang lebih intensif (Astari, et al., 2007). Slow sand
filter adalah jenis yang tepat untuk digunakan dalam penghilangan bakteri patogen, salah
satunya adalah bakteri koliform. Efisiensi penghilangan bakteri tersebut pada slow sand filter
dapat mencapai 99%, tergantung faktor yang mempengaruhinya, seperti ketebalan media dan
laju filtrasinya (Maryani, et al., 2014).
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk memproyeksikan jumlah kebutuhan air bersih
FIK UI sebagai tolak ukur perancangan sistem pengolahan air bersih yang akan melayani
fakultas tersebut, menganalisis kinerja penyingkiran kadar tiga parameter kefokusan (besi,
mangan, dan fekal koliform) dari slow sand filter rancangan merujuk pada studi literatur dan
referensi, serta merancang sistem pengolahan air bersih untuk melayani FIK UI dengan danau
Agathis sebagai sumber air baku.

Metodologi Penelitian

Proses penelitian secara keseluruhan dimulai dengan memproyeksikan jumlah sivitas


FIK UI hingga tahun 2042, menggunakan data jumlah sivitas riil pada tahun 2014-2019.
Terdapat 3 metode proyeksi yang dilakukan: aritmatik, geometri, dan regresi linier. Hasil
proyeksi dari metode dengan nilai koefisien korelasi tertinggi dan standar deviasi terendah
digunakan sebagai proyeksi jumlah sivitas FIK UI terpilih. Proyeksi jumlah sivitas FIK UI
terpilih akan dikalikan dengan standar kebutuhan air bersih untuk fasilitas pendidikan tingkat
SMU menurut SNI 03-7065-2005 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing.
Jenis unit operasi/proses yang akan digunakan sebagai pelengkap slow sand filter
bermediakan pasir silika dan karbon aktif berbutir mengacu pada beberapa standar berikut:
a. Spesifikasi Unit Paket Instalasi Pengolahan Air oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
Permukiman Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum (2014)
b. Technical Guidelines for the Construction and Management of Slow Sand Filters oleh
Public Water Corporation MIWR-GONU (Ministry of Irrigation and Water Resources –
Government of National Unity) dan MWRI-GOSS (Ministry of Water Resources and
Irrigation – Government of Southern Sudan) didukung oleh UNICEF (2007)
c. Water Treatment Manuals Filtration oleh EPA (1995)
d. Modul Sosialisasi dan Diseminasi Standar Pedoman dan Manual dari Instalasi Saringan
Pasir Lambat oleh Balitbang PUPR (2014)
Setelah menentukan unit operasi/proses terpilih, akan diestimasikan persentase efisiensi
penghilangan ketiga parameter kefokusan pada setiap unit-unit tersebut, terutama slow sand
filter. Penentuan efisiensi tersebut mengandalkan studi literatur atau jurnal mengenai
eksperimen terkait slow sand filter yang menggunakan pasir silika dan karbon aktif sebagai
medianya. Lalu, dilakukan perhitungan desain yang mengacu pada kriteria desain bersumber
dari beberapa literatur buku. Perhitungan desain digunakan untuk merancang dan menggambar
detail desain dengan menggunakan aplikasi AutoCAD.

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Keseluruhan.


Gambar 2. Diagram Alir Perancangan Desain Pada Penelitian.

Perhitungan dan Hasil Desain

Diperoleh data sivitas FIK UI tahun 2014-2019, terdiri dari jumlah mahasiswa, dosen,
dan tenaga kependidikan sebagai berikut:
Tabel 1. Data Jumlah Sivitas FIK UI tahun 2014-2019.

JUMLAH JUMLAH JUMLAH


TAHUN
MAHASISWA DOSEN TENDIK
2014 1202 74 47
2015 1250 76 51
2016 1263 82 53
2017 1203 82 54
2018 1123 78 53
2019 1371 82 54
Sumber: (Divisi Riset Publikasi Pengmas FIK UI, 2020).

Data diatas akan dipakai untuk melakukan proyeksi jumlah sivitas FIK UI dari tahun 2022
hingga 2042. Alasan pemilihan rentang tahun tersebut adalah asumsi perancangan IPAM untuk
melayani FIK UI dimulai pada tahun 2020, pembangunan pada tahun 2021, mulai beroperasi
pada tahun 2022 dan diestimasikan dapat beroperasi hingga tahun 2042 atau selama 20 tahun
lamanya. Terdapat 3 metode proyeksi yang digunakan, yaitu aritmatik, geometri, dan regresi
linier. Setelah dilakukan perhitungan proyeksi, akan muncul nilai koefisien korelasi
determinasi atau R. Nilai R mendekati 1 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel x dan
y (dalam kasus ini x adalah tahun dan y adalah jumlah penduduk hasil proyeksi di tahun
tersebut) sangat kuat atau memiliki korelasi (Spiegel, et al., 2007). Maka dari itu, hasil proyeksi
suatu metode dengan nilai R terbesar atau mendekati nilai 1 akan digunakan. Selain koefisien
korelasi, standar deviasi setiap metode juga akan dihitung sebagai tambahan bahan
pertimbangan dalam menentukan metode proyeksi yang tepat. Semakin kecil nilai standar
deviasi, semakin menunjukkan bahwa data memiliki korelasi atau kesamaan.
Proyeksi sivitas FIK UI antara mahasiswa dengan pendidik (campuran dosen dan
tenaga kependidikan) dipisah. Diperoleh nilai koefisien korelasi dan standar deviasi ketiga
metode dalam memproyeksikan jumlah sivitas FIK UI sebagai berikut:

Tabel 2. Nilai Standar Deviasi dan Koefisien Korelasi Ketiga Metode Proyeksi Jumlah Sivitas FIK UI.
STANDAR KOEFISIEN
METODE PROYEKSI
DEVIASI KORELASI
Proyeksi Mahasiswa:
 Aritmatik 52,69 0,261
 Geometris 63,237 0,269
 Regresi Linier 52,86 0,234
Proyeksi Dosen dan Tenaga
Kependidikan:
 Aritmatik 2,5 0,787
 Geometris 15,366 0,760
 Regresi Linier 8,5 0,773

Untuk proyeksi mahasiswa dan pendidik FIK UI, dipilih proyeksi metode aritmatik yang
memperoleh nilai standar deviasi terendah dan koefisien korelasi tertinggi dari ketiga jenis
metode yang diaplikasikan. Sehingga, diperoleh jumlah sivitas FIK UI hasil proyeksi aritmatik
sebesar 1599 hingga 2212 jiwa dari tahun 2022 hingga 2042.
Standar kebutuhan air bersih yang dipakai adalah 80 liter/siswa/hari untuk kategori
sarana SMU/SMK lebih tinggi menurut SNI 03-7065-2005 mengenai Tata Cara Perencanaan
Sistem Plambing. Seiring berjalannya waktu, standar tersebut akan mengalami kenaikan akibat
pertumbuhan penduduk yang menyebabkan munculnya berbagai macam kebutuhan atau
keperluan tambahan yang menggunakan air bersih. Sehingga, diasumsikan standar tersebut
mengalami kenaikan sebesar 5 liter/siswa/hari setiap 5 tahunnya. Hingga tahun 2042, standar
kebutuhan air bersih mencapai angka 100 liter/siswa/hari. Selain kebutuhan air bersih yang
akan dikonsumsi oleh sivitas, besar kebutuhan air bersih untuk laboratorium pada gedung FIK
UI akan diperhitungkan dengan asumsi sebesar 10% dari total kebutuhan air bersih sivitas dari
fakultas tersebut. Kebutuhan air bersih yang telah didapatkan dengan mengkalikan jumlah
proyeksi penduduk dengan standar tersebut, dikalikan kembali dengan faktor sebesar 1,2
sebagai kebutuhan air bersih hari maksimum (Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2007).
Kebutuhan air bersih total hari maksimum akan ditambahkan dengan debit instalasi untuk
mendapatkan debit desain. Debit instalasi adalah debit penambahan untuk mencegah terjadinya
overload atau overflow pada pengoperasian IPAM nantinya, diasumsikan sebesar 10% dari
kebutuhan air bersih harian maksimum (Qasim et al., 2000).
Tabel 3. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Total FIK UI 2022-2042.

STANDAR KEBUTUHAN TOTAL


KEBUTUHAN
TOTAL KEBUTUHAN AIR BERSIH KEBUTUHAN
TAHUN AIR LAB
AIR BERSIH SIVITAS AIR BERSIH

Jiwa L/jiwa/hari L/hari L/hari L/detik


2022 1599 80 127920 12792 1.63
2023 1630 80 130373 13037 1.66
2024 1660 80 132827 13283 1.69
2025 1691 80 135280 13528 1.72
2026 1722 80 137733 13773 1.75
2027 1752 85 148948 14895 1.90
2028 1783 85 151555 15156 1.93
2029 1814 85 154162 15416 1.96
2030 1844 85 156768 15677 2.00
2031 1875 85 159375 15938 2.03
2032 1906 90 171510 17151 2.18
2033 1936 90 174270 17427 2.22
2034 1967 90 177030 17703 2.25
2035 1998 90 179790 17979 2.29
2036 2028 90 182550 18255 2.32
2037 2059 95 195605 19561 2.49
2038 2090 95 198518 19852 2.53
2039 2120 95 201432 20143 2.56
2040 2151 95 204345 20435 2.60
2041 2182 95 207258 20726 2.64
2042 2212 100 221233 22123 2.82
Tabel 4. Proyeksi Debit Desain IPAM FIK UI Rencana 2022-2042.

KEBUTUHAN
TOTAL
AIR BERSIH DEBIT DEBIT
KEBUTUHAN FAKTOR
TAHUN AIR BERSIH HARIAN INSTALASI DESAIN
MAKSIMUM MAKSIMUM
L/detik L/detik L/detik L/detik
2022 1.63 1.2 1.95 0.20 2.15
2023 1.66 1.2 1.99 0.20 2.19
2024 1.69 1.2 2.03 0.20 2.23
2025 1.72 1.2 2.07 0.21 2.27
2026 1.75 1.2 2.10 0.21 2.31
2027 1.90 1.2 2.28 0.23 2.50
2028 1.93 1.2 2.32 0.23 2.55
2029 1.96 1.2 2.36 0.24 2.59
2030 2.00 1.2 2.40 0.24 2.63
2031 2.03 1.2 2.43 0.24 2.68
2032 2.18 1.2 2.62 0.26 2.88
2033 2.22 1.2 2.66 0.27 2.93
2034 2.25 1.2 2.70 0.27 2.98
2035 2.29 1.2 2.75 0.27 3.02
2036 2.32 1.2 2.79 0.28 3.07
2037 2.49 1.2 2.99 0.30 3.29
2038 2.53 1.2 3.03 0.30 3.34
2039 2.56 1.2 3.08 0.31 3.39
2040 2.60 1.2 3.12 0.31 3.43
2041 2.64 1.2 3.17 0.32 3.48
2042 2.82 1.2 3.38 0.34 3.72

Sehingga, diambil debit desain untuk perancangan IPAM untuk tahun 2042 sebesar 3,72 L/s,
yang dibulatkan menjadi 3,8 L/s. Pentahapan tidak diperhitungkan karena debit layanan yang
terlalu kecil.
Standar IPAM pada Indonesia terdiri dari unit pengambil air baku, pengukur aliran
air, pembubuh larutan kimia, mikser, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi
(Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum RI, 2014). Adapun pada perancangan ini digunakan
filtrasi jenis slow sand filter, maka IPAM dapat beroperasi tanpa pre-treatment dengan alasan
pre-treatment tersebut berpotensi menghasilkan residu kimiawi (dari koagulasi atau flokulasi)
yang dapat merusak schmutzdecke pada slow sand filter tersebut (EPA, 1995), namun dengan
syarat bahwa air baku memiliki kekeruhan dibawah 20 NTU (MIWR-GONU, 2009), jumlah
fekal koliform 1-500 MPN/100 mL, serta kadar oksigen terlarut yang cukup (Balitbang
Kementerian Pekerjaan Umum RI, 2014). Inlet danau Agathis UI memiliki kekeruhan sebesar
9,77 NTU (Nusantara, 2019); fekal koliform 34 MPN/100 mL (Lab Teknik UI, 2019) dan kadar
oksigen terlarut 3,15 mg/L. Oleh karena itu, IPAM yang dirancang untuk FIK UI dapat
beroperasi tanpa pre-treatment, namun memerlukan unit desinfeksi.

Gambar 3. Diagram Alir Unit IPAM FIK UI yang Dipilih.

Dari diagram alir unit yang telah ditetapkan, setidaknya ada 3 unit yang dapat
menghilangkan parameter kefokusan, yaitu suction well, slow sand filter, dan desinfeksi-
reservoir. Pada suction well, dapat diasumsikan terjadi penghilangan besi dan mangan masing-
masing sebesar 5% akibat pengendapan dan membentuk lumpur (Qasim et al., 2000). Pada
slow sand filter, terjadi penghilangan besi sebesar 95,07%; mangan sebesar 97,09%; dan fekal
koliform sebesar 99% apabila filter memiliki komposisi media pasir silika setebal 60 cm dan
karbon aktif berbutir setebal 40 cm (Panigoro et al., 2015). Sedangkan pada unit desinfeksi
dapat terjadi penghilangan fekal koliform sebesar 1,02-log atau setara 90% (Liu, et al., 2017).
Tabel 5. Proyeksi Debit Desain IPAM FIK UI Rencana 2022-2042.

Penghilangan di Unit
Kadar
Kadar
Inlet
Intake s/d Slow Desinfeksi Kadar Maksimum
Parameter Satuan (Lab.
Suction Sand & Outlet Permenkes RI
Teknik,
Well Filter Reservoir no.492/2010
2019)
5% 95.07% -
Besi mg/L 2.15 0.102 0.3
2.04 0.102 0.102
5% 97.09% -
Mangan mg/L 0.51 0.014 0.4
0.48 0.014 0.014
Fekal Jumlah/ - 99% 90%
34 0** 0
Koliform 100 mL 34 0* 0**
*Hasil sebenarnya adalah 0,34; namun dalam perhitungan MPN atau koloni bakteri tidak ada hasil desimal,
sehingga angka bakteri dibawah 1 per 100 mL dianggap 0 atau tidak ada bakteri.
**Hasil sebenarnya adalah 0,034; namun dalam perhitungan MPN atau koloni bakteri tidak ada hasil desimal,
sehingga angka bakteri dibawah 1 per 100 mL dianggap 0 atau tidak ada bakteri.
Berdasarkan diagram alir IPAM desain, unit-unit yang digunakan adalah shore intake
(dilengkapi coarse dan bar screen), suction well yang dilengkapi dengan pompa suction,
saluran transmisi, alat ukur debit venturimeter, slow sand filter, desinfeksi, dan reservoir. Hasil
dan detail desain masing-masing unit adalah sebagai berikut:

1. Intake
Intake yang digunakan adalah shore intake. Shore intake cocok untuk danau Agathis
yang memiliki kedalaman yang tidak terlalu dalam, hanya sekitar 1-4 meter (Nabilah, 2012).
Selain itu, jenis intake tersebut memudahkan perawatan dan desain yang cukup sederhana
(Qasim et al., 2000). Intake dilengkapi dengan coarse screen dan fine screen. Intake yang
dirancang hanya satu unit, dengan panjang 6 meter, lebar 1 meter, dan kedalaman 2 meter.

Gambar 4. Hasil Desain Tampak Depan Pintu Air (Kiri) dan Tampak Atas (Kanan) Shore Intake.

2. Suction Well
Setelah melewati pintu air dan penyaringan pada intake, air baku akan sampai pada
suction well atau sumur penampung. Di ujung sumur penampung tersebut terdapat pipa hisap
yang akan menghisap air dari penampung dengan tenaga pompa, dan mengalirkannya melewati
pipa transmisi menuju unit filtrasi. Suction well yang akan digunakan dalam rancangan adalah
2 unit, dengan panjang dan lebar masing-masing unit adalah 3 meter dan 1,7 meter. Setiap well
dilengkapi pompa suction yang mengalirkan air dari well menuju saluran transmisi, dengan
daya pompa masing-masing sebesar 0,28 kW.
Sebelum memasuki sumur pengumpul, air yang berasal dari intake akan melewati
sebuah bak penghubung antara intake dengan suction well, dimana bak ini berfungsi untuk
menahan air agar tidak masuk ke well yang sedang diberlakukan maintenance. Bak
penghubung ini memiliki panjang 3 meter dengan luas 6 m2.

Gambar 5. Hasil Desain Tampak Atas (Kiri) dan Potongan Samping (Kanan) Suction Well.

Gambar 6. Hasil Desain Tampak Atas Bak Penghubung Antara Intake Dengan Suction Well.

3. Saluran Transmisi
Saluran transmisi berfungsi untuk mengalirkan air baku dari suction well menuju
filtrasi. Suction well berada pada elevasi 66 mdpl, dan filtrasi pada elevasi 69 mdpl. Saluran
transmisi yang digunakan pada desain hanya 1 unit, memiliki panjang 44,8 meter dan pipa
berbahan cast-iron. Saluran perpipaan ini akan mengangkat air baku dengan perbedaan
ketinggian 3 meter. Diameter pipa transmisi adalah 25 cm, dengan kecepatan aliran air yang
akan melalui pipa tersebut sebesar 0,301 m/s.
Gambar 7. Hasil Desain Tampak Samping (Kiri) dan Tampak Atas (Kanan) Saluran Transmisi.

4. Alat Ukur Debit: Venturimeter


Sebelum masuk ke dalam unit filtrasi, air akan melalui alat ukur debit untuk memantau
kecepatan aliran maupun debit dari air baku. Alat ukur debit yang digunakan adalah
venturimeter. Dirancang sebuah venturimeter sebanyak satu unit, dengan panjang 2,6 meter
dan diameter throat 20 cm.

Gambar 8. Hasil Desain Detail Venturimeter.

5. Filtrasi

Jenis filtrasi yang digunakan adalah slow sand filter yang dialirkan secara down flow
atau air akan turun secara gravitasional melewati media dari atas ke bawah. Adapun slow sand
filter dipilih sebagai opsi dan unit utama pada IPAM rancangan ini, dikarenakan tingkat
efisiensi penghilangan pada tiga parameter tinjauan pada penelitian ini sangat tinggi, yaitu 99%
untuk penghilangan bakteri koliform dan 30-90% untuk penghilangan besi dan mangan, namun
bergantung pada jenis dan ketebalan medianya (Galvis et al., 2002).
Jumlah slow sand filter yang akan digunakan adalah sebanyak 2 unit, dengan panjang
dan lebar bak masing-masing unit sebesar 8 meter dan 4 meter. Kedalaman bak tersebut adalah
2,8 meter. Media yang digunakan adalah pasir silika dengan ES 0,4 mm setebal 60 cm dan
GAC atau karbon aktif berbutir dengan ES 0,89 mm setebal 40 cm. Kecepatan filtrasi pada
slow sand filter ketika beroperasi adalah sebesar 0,124-0,2 m/jam. Di samping bak filter,
terdapat bak katup dan bak outlet dengan panjang masing-masing sebesar 2 meter.

Gambar 9. Hasil Desain Tampak Atas (Kiri) dan Potongan Samping (Kanan) Bak Slow Sand Filter.

6. Desinfeksi dan Reservoir


Desinfeksi berfungsi untuk menyingkirkan mikroorganisme dan bakteri penyebab
patogen pada air sebelum disalurkan ke konsumen. Desinfektan yang digunakan adalah bahan
kimia. Setelah air berkontak dengan desinfektan pada unit desinfeksi, air tersebut akan
dialirkan ke reservoir atau clearwell. Desinfektan yang digunakan adalah klorin, yang mudah
didapatkan dan memiliki performa yang sangat baik untuk menghilangkan bakteri dan virus
(Crittenden, 2012). Selain itu, desinfektan klorin memiliki residual persistence yang rendah.
Kloramin juga akan digunakan sebagai desinfektan sekunder dan pelengkap untuk
meningkatkan performa penghilangan bakteri dan virus pada air bersih.
Akan dirancang satu unit bak desinfeksi dan reservoir. Bak desinfeksi memiliki
panjang 2,4 meter; lebar 1,2 meter; dan kedalaman 1,15 meter. Sebelum memasuki bak
reservoir, terdapat reservoir inlet channel berupa bak dengan panjang 2,1 meter; lebar dan
kedalaman disamakan dengan ukuran bak kontak (1,4 meter dan 1,15 meter). Pintu air yang
digunakan berukuran 50 cm x 50 cm. Bak reservoir memiliki sisi sepanjang 7 meter, dengan
kedalaman 2,3 meter. Setelah reservoir, terdapat ruang wet well sebanyak 4 unit, dengan
kedalaman 2,1 meter; panjang 2,5 meter dan lebar 1,5 meter setiap unit. Di atas setiap wet well
terdapat sebuah pompa sentrifugal berdaya 0,0325 kWh (total daya seluruh unit pompa 0,13
kWh) untuk mengangkat air bersih dari wet well menuju FIK UI.

Gambar 10. Hasil Desain Tampak Atas (Kiri) dan Potongan Samping (Kanan) Bak Kontak Desinfeksi.

Gambar 11. Hasil Desain Potongan Reservoir (Kiri) dan Potongan Samping Wet Well (Kanan).
7. Unit Pencucian Media Filtrasi

Unit pencucian ini akan digunakan untuk mencuci media filter, yaitu pasir silika dan
GAC. Pencucian media dilakuklan secara hidrolik (Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum
RI, 2014). Untuk GAC, setelah dicuci akan diaktivasikan kembali pada ruang aktivasi karbon
dengan rincian proses sebagai berikut: proses oksidasi akan dilakukan selama 6 jam pada suhu
250oC, dimana lama tersebut akan menghasilkan kereaktifan karbon yang lebih baik pada
GAC. Proses karbonisasi akan dilakukan dengan tambahan nitrogen 500 mL/ menit pada suhu
650oC selama 30 menit untuk menghasilkan gas CO2 dan CO yang lebih banyak. Proses
aktivasi dilakukan dengan tambahan gas CO2 500 mL/menit pada suhu 1000oC selama 60 menit
(Apriyanti, 2010).
Akan dirancang dua buah unit pencucian media filter, yang terdiri dari bak
pencampuran air dan media, tangki pencucian, bak pengeirngan, dan tangki penampung air sisa
pencucian dengan luas masing-masing unit 28 m2. Panjang dan lebar ruangan aktivasi setiap
unit adalah 3,6 meter dan 5,6 meter; dengan kedalaman ruangan tersebut 2 meter.

Gambar 12. Hasil Desain Potongan Samping Unit Pencucian Media Filter.

Gambar 13. Hasil Desain Tampak Bak Penampung Media Filtrasi dan Ruang Aktivasi Karbon GAC.
8. Layout

Lokasi IPAM yang akan melayani FIK UI terletak di sebelah selatan Gedung
Pendidikan dan Laboratorium FIK UI, serta sebelah barat RSUI. Lokasi tersebut merupakan
lahan kosong dengan luas sekitar 16300 m2. Luas total seluruh unit operasi dan proses IPAM
desain adalah 314,77 m2. Setiap unit tersebut ditambahkan fasilitas/utilitas seperti ruang
pegawai, laboratorium, gudang, ruang kontrol, dll. Sehingga, total luas IPAM keseluruhan
setelah ditambahkan utilitas adalah 2112,89 m2.

Gambar 14. Hasil Desain Denah Layout Keseluruhan IPAM Rancangan.

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik adalah:
1. Berdasarkan hasil proyeksi, jumlah kebutuhan air bersih sivitas FIK UI dari tahun 2022-
2042 adalah 1,63 L/s s/d 2,82 L/s. Debit desain yang didapat berdasarkan perhitungan debit
harian maksimum dan debit desain menurut Qasim et al. (2000) untuk melayani FIK UI
tahun 2022-2042 adalah 2,15 L/s s/d 3,8 L/s.
2. Berdasarkan hasil studi literatur, jurnal, dan eksperimen yang dilakukan oleh peneliti lain,
slow sand filter dengan ketebalan sekitar 60 cm untuk lapisan pasir silika (atas) dan 40 cm
untuk lapisan karbon aktif berbutir (dibawah lapisan pasir silika) dapat mencapai efisiensi
penghilangan parameter besi dan mangan masing-masing sebesar 95,07% dan 97,09%
(Panigoro et al., 2015), serta penghilangan parameter fekal koliform 99%.
3. Hasil desain sistem penyediaan air bersih/IPAM yang dapat melayani pemenuhan kebutuhan
air bersih sivitas FIK UI hingga 2042 sebagai berikut:
a. Satu unit struktur intake dengan panjang 6 meter, kedalaman 2 meter dan lebar 1 meter,
dilengkapi dengan coarse screen dan fine screen.
b. Dua unit suction well dengan panjang 3 meter, lebar 1,7 m; dan kedalaman 2 meter.
c. Satu unit saluran pipa transmisi berdiameter 25 cm dan panjang 44,8 meter yang
mengalami kenaikan 3 meter, didorong dengan pompa sentrifugal berdaya 0,28 kW.
d. Satu unit alat ukur debit utama sebelum memasuki unit filtrasi berjenis venturimeter.
e. Dua unit slow sand filter dengan panjang bak filtrasi 8 meter dan lebar bak filtrasi 4
meter.
f. Satu unit bak kontak desinfeksi dengan total panjang dan lebar unit sebesar 4,5 meter
(ditambah dengan reservoir inlet channel) dan 1,2 meter, serta total panjang dan lebar
unit reservoir (ditambah wet well) masing-masing sebesar 9 m dan lebar 6,5 meter.
g. Dua unit pencucian media filter terdiri dari bak pencampuran 2 m x 2 m, tangki pencucian
2 m x 2 m, bak pengeringan 4 m x 4 m, bak penampung air sisa pencucian 2 m x 2 m,
bak penampung pasir silika sementara 4,5 m x 4,5 m, nak penampungan GAC 3,6 m x
3,6 m; dan ruang aktivasi karbon GAC 3,6 m x 5,6 m.
h. Penambahan ruang-ruang utilitas pada unit intake-suction well, slow sand filter,
desinfeksi-reservoir, dan pencucian media filter dengan total luas lahan keseluruhan yang
dibutuhkan adalah 2112,89 m2.
Daftar Referensi

Apriyanti, E. (2010). Pembuatan Karbon Aktif dari Batubara dengan Proses Aktivasi
Karbondioksida. Semarang: Universitas Pandanaran Kota Semarang.

Astari, S., & Iqbal, R. (2007). Kehandalan Saringan Pasir Lambat dalam Pengolahan Air.
Jurnal Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung.

Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum RI. (2014). Modul Sosialisasi dan Diseminasi
Standar Pedoman dan Manual dari Instalasi Saringan Pasir Lambat. Bandung:
PUSKIM.

Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum RI. (2014). Spesifikasi Unit Paket Instalasi
Pengolahan Air. Bandung: PUSKIM.

BSN RI. (2005). SNI 03-7065-2005 mengenai Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing.
Bandung: Badan Standardisasi Nasional.

Crittenden, J. C. (2012). MWH's Water Treatment: Principles and Design 3rd Edition. New
Jersey: McGraw Hill Companies Incorporated.

Direktorat Jenderal Cipta Karya. (2007). Buku Panduan Pengembangan Air Minum. Jakarta
Selatan: Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.

Divisi Riset Publikasi Pengmas FIK UI. (2020). Data Jumlah Mahasiswa dan Pegawai FIK
UI 2014-2019. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan UI.

Divisi Riset Publikasi Pengmas FIK UI. (2020). Data Pemakaian Air Tanah FIK UI 2018-
2019. Depok: Kepala Fasilitas Gedung Pendidikan dan Laboratorium Fakultas Ilmu
Keperawatan UI.

EPA. (1995). Water Treatment Manuals filtration. Irlandia: Environmental Protection Agency.

Galvis, G., Latorre, J., & Galvies, A. (2002). Multi-stage Filtration Technology: In Small
Community Water Supplies. 40(121-345).

Lab Teknik UI. (2019). Laporan Final Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kampus
Depok Universitas Indonesia. Depok: Laboratorium Teknik Universitas Indonesia.

Liu, L., MacDougall, A., Hall, G., & Champagne, P. (2017). Disinfection Performance in
Wastewater Stabilization Ponds in Cold Climate Conditions: A Case Study in Nunavut,
Canada. 4(93).

Maryani, D., Masduqi, A., & Moesriati, A. (2014). Pengaruh Ketebalan Media dan Rate Filtrasi
pada Sand Filter dalam Menurunkan Kekeruhan dan Total Koliform. Jurnal Teknik
POMITS Vol. 3, No. 2, ISSN: 2337-3539.

MIWR-GONU. (2009). Technical Guidelines for the Construction and Management of Slow
Sand Filters. Sudan: WHO and UNICEF Public Water Corporation.
Nabilah. (2012). Struktur Komunitas Hidrofita di Situ Agathis Kampus Universitas Indonesia,
Depok, Jawa Barat. Depok: Skripsi Fakultas MIPA UI.

Panigoro, S. A., Saraswati, D., & Prasetya, E. (2015). Pengaruh Variasi Ketebalan Pasir dan
Karbon Aktif pada Media Saringan Pasir Lambat Terhadap Penurunan Kadar Besi
dan Mangan pada Air Sumur. Gorontalo: Skripsi Jurusan Kesehatan Masyarakat
Universitas Negeri Gorontalo.

Qasim, S. R., Motley, E. M., & Zhu, G. (2000). Water Works Engineering: Planning, Design,
and Operation. New Jersey: Prentice Hall.

Spiegel, M., & Stephens, L. (2007). Schaum's Outline of Statistics. New York: McGraw Hill
Professional.

UI GreenMetric. (2020, May 11). Peringkat Fakultas. Diambil kembali dari Sustainability at
Universitas Indonesia: green.ui.ac.id

Universitas Indonesia. (2018). University of Indonesia Sustainability. Depok, Jawa Barat:


Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai