Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL TUGAS AKHIR

EVALUASI KINERJA IPAL KOMUNAL DI


KABUPATEN , D.I.YOGYAKARTA
Diajukan Kepada Universitas Islam Indonesia untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Derajat Sarjana (S1) Teknik Lingkungan

Ani fitri wulandari

16513054

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2020
TUGAS AKHIR

EVALUASI KINERJA IPAL KOMUNAL DI


KABUPATEN , D.I.YOGYAKARTA
Diajukan Kepada Universitas Islam Indonesia untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Derajat Sarjana (S1) Teknik Lingkungan

Ani fitri wulandari


16513054

Disetujui,
Dosen Pembimbing:

Nama beserta gelar pembimbing 1 Nama beserta gelar pembimbing 2


Tanggal: Tanggal:
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingginya pertambahan jumlah penduduk akan berpengaruh terhadap
jumlah kebutuhan air bersih. Air bersih yang digunakan oleh
masyrakat,tentunya akan mempengaruhi jumlah air limbah yang dihasilkan
karena total dari penggunaan air bersih lebih dari 80 % nya akan menjadi air
limbah (et al ulum, 2015).

Air limbah adalah air sisa dari suatu hasil atau kegiatan.Air limbah
domestik adalah air limbah yang berasal dari aktivitas hidup sehari-hari
manusia yang berhubungan dengan pemakaian air (PERMEN LHK No.68
Tahun 2016).

Air limbah domestik menjadi sumber utama dari pencemar badan air di
karenakan 50 -75% dari beban organik suatu sungai berasal dari limbah
domestik (et al nelwan,2013). Masyarakat merasa dengan membuang air
limbah domestik ke badan air atau lingkungan adalah hal yang mudah dan
umum untuk digunakan.Padahal sungai merupakan sumber daya air yang
banyak digunakan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan sehari-
hari,seperti keperluan industri,rumah tangga,pertanian,perikanan,dan lain lain.
Pembuangan air limbah domestik secara langsung ke badan air tanpa adanya
pengolahan terlebih dahulu dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada
badan air yang berakibat menurunnya kualitas badan air (Arsyad, 2016).
Penanganan air limbah saat ini belum dilakukan sampai tahap pengunaan
kembali air limbah tersebut. Penanganan air yang dilakukan saat ini yaitu
dengan menggunakan cara kuratif, yaitu dengan melakukan pengolahan air
limbah yang akan dibuang ke badan air atau lingkungan.Dengan dilakukan
nya cara seperti masih kurang dapat mengatasi masalah pencemaran air yang
disebabkan oleh air limbah karena masih dapat menimbulkan pencemaran air
(Hammer, 1985 dan Kusnoputranto, 1983).
Pengolahan air limbah domestik merupakan salah satu persyaratan
kesehatan perumahan dalam Kepmenkes No. 892 Tahun 1999. Salah satu
aspek dari persyaratan tersebut yaitu air limbah yang berasal dari rumah tidak
boleh mencemari sumber air,tidak boleh menimbulkan bau dan tidak boleh
mencemari permukaan tanah. Oleh karena itu dibutuhkan cara untuk
mengatasi masalah air limbah sehingga tidak menimbulkan dampak buruk
bagi lingkungan dan makhluk hidup.Salah satu cara yang digunakan dalam
melakukan pengolahan air limbah domestik adalah dengan cara terpadu yaitu
menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal
(Purwatiningrum, 2018)

Sistem pengolahan air limbah yang digunakan adalah air limbah tersebut
dikumpulkan pada satu tempat dan diolah secara bersamaan (kolektif)
sebelum akhirnya dibuang ke permukaan air. Setiap sumber air limbah
terhubung pada jaringan pipa pengumpul dan kemudian disalurkan melalui
pipa pembawa menuju suatu instalasi pengolahan bersama atau terpusat
(Kepmen.LH No. 112 Tahun 2003).

Beberapa Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal yang telah


terbangun diduga banyak yang terbengkalai atau tidak berjalan secara
maksimal dikarenakan ada beberapa faktor seperti kesalahan dalam
pembangunan, pengoperasian, dan pemeliharaannya. (Herumurti, 2016)

Keadaan seperti ini menjadi suatu kajian yang sangat


menarik,dikarenakan mengingat dana yang dikeluarkan dalam membangun
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal tidaklah sedikit, Oleh
karena itu di lakukan kajian Evaluasi dengan memperhatikan beberapa aspek
yaitu aspek perecanaan,konstruksi,dan operasional yang dilakukan dalam
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal. (Herumurti, 2016)

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, dapat disimpulkan rumusan
masalah yang akan diangkat adalah pentingnya melakukan evaluasi kinerja
IPAL Komunal berdasarkan aspek perencanaan,konstruksi dan operasional
dan Bagaimana keberjalanan IPAL Komunal yang telah dibangun serta
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja IPAL Komunal
berdasarkan aspek perencanaan,konstruksi dan operasional.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Evaluasi terhadap kinerja IPAL Komunal yang dilihat berdasarkan


beberapa aspek yaitu perencaan,konstruksi dan operasional
2. Mengetahui bagaiamana keberjalanan IPAL Komunal yang telah di
bangun
3. Mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kinerja
ipal komunal

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui Bagaimana Kinerja dalam IPAL Komunal di wilayah


D.I.Yogyakarta
2. Mengetahui keberjalanan IPAL Komunal di wilayah D.I.Yogyakarta
3. Mendapatkan Informasi Faktor-faktor Apa saja yang mempengaruhi
Kinerja IPAL Komunal di wilayah D.I.Yogyakarta

1.5 Ruang Lingkup


Ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut:

1. Wilayah penelitian yang akan dilakukan evaluasi yaitu IPAL Komunal


di ...
2. Analisa akan dilakukan dengan cara yaitu wawancara dengan pengurus
IPAL Komunal ,kuisioner dengan warga yang menggunakan IPAL
Komunal dan Oberservasi ke IPAL Komunal
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air Limbah Domestik


Air limbah adalah sisa air dari yang berasal dari suatu kegiatan di
industri,rumah tangga dan tempat-tempat umum lainnya yang dapat mengandung
zat tersuspensi dan zat terlarut (Fajarwati,A.2000). Air limbah yang tidak dikelola
degan baik akan berdampak pada lingkungan dan makhluk hidup (Sugiarto,
2008).

Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha atau
kegiatan permukiman (real estate), rumah makan (restoran), perkantoran,
perniagaan, apartemen dan asrama (Kepmen LH No. 112 Tahun 2003). Sumber
air limbah domestik yaitu seluruh air buangan yang ada pada rumah tangga
meliputi air buangan dari kamar mandi, dapur,air bekas cucian, dan lain-lain. Air
limbah domestik adalah air bekas yang tidak dapat digunakan kembali untuk
tujuan semula,meliputi air berkas yang mengandung kotoran manusia (tinja) atau
dari suatu kegiatan di dapur, kamar mandi dan cucian yang dimana kuantitasnya
antara 50-70 % dari rata-rata pemakaian air bersih (120-140 liter/orang/hari) (et al
Kodoati, 2005).

Ada beberapa sistem dalam pembuangan air limbah domestik yaitu sistem
pembuangan air limbah domestik setempat (on site system) dan pembuangan air
limbah domestik terpusat (off site system) (et al kodatie, 2005).

Air limbah domestik mengandung bahan-bahan kimia yang susah untuk


dihilangkan dan dapat memberikan kehidupan untuk kuman-kuman penyebab
penyakit.Oleh sebab itu, setiap air limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah
tangga perlu dilakukan pengelolaan secara baik dan benar,seperti berdasarkan
karakteristiknya supaya dapat menurunkan kualitas bahan- bahan pencemar yang
terkandung di dalamnya sebelum pada akhirnya di buang ke badan air agar tidak
mencemari lingkungan. (et al Aly, 2015)
2.2 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Komunal (Waste Water
Treatment Plant) adalah suatu bangunan yang dirancang untuk pengelolaan dan
pengelolahan limbah biologis dan kimiawi sehingga limbah tersebut memenuhi
standar baku mutu air limbah ( et al Nugroho, 2018). Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) Komunal adalah sistem pengolahan air limbah yang dilakukan
dengan cara terpusat yaitu dimana terdapat bangunan yang digunakan untuk
memproses pengolahan limbah cair domestik yang difungsikan secara komunal
(digunakan oleh sekelompok rumah tangga) agar lebih aman pada saat dibuang ke
lingkungan, sesuai dengan baku mutu lingkungan (Karyadi, 2010).

Sistem IPAL Komunal digunakan untuk menangani permasalahan limbah


domestik pada wilayah yang tidak memungkinkan untuk dilayani secara
individual. Sistem ini dilakukan untuk penanganan pada sebagian wilayah dari
suatu kota, dimana setiap rumah tangga yang memiliki fasilitas MCK pribadi
menghubungkan saluran pembuangan ke dalam sistem perpipaan air limbah untuk
kemudian dialirkan menuju instalasi pengolahan limbah komunal. Untuk sistem
yang lebih kecil dapat melayani 2-5 rumah tangga sedangkan untuk sistem
komunal dapat melayani 10-100 rumah tangga atau bahkan dapat lebih
(Rhomaidhi, 2008 : 32).

Pembangunan IPAL Komunal merupakan salah satu solusi untuk


mengatasi permasalahan limbah domestik (Puspita, 2008). Dalam pembangunan
IPAL komunal dengan konsep pembangunan berbasis masyarakat, masyarakat
dilibatkan pada tiap-tiap tahapan pembangunan IPAL Komunal yaitu mulai dari
tahap perencanaan, pengambilan keputusan, pembangunan, pengoperasian dan
perawatan. Dalam pembangunan dan pengoperasian IPAL Komunal, akan
dibentuk lembaga pengelola IPAL Komunal yang dimana anggotanya dari
masyarakat pengguna layanan IPAL Komunal (Afandi, 2013).

Dalam merencanakan pembangunan IPAL Komunal, memerlukan


beberapa langkah – langkah yaitu melakukan survei lapangan, analisis data dan
pemilihan teknologi (proses) yang akan digunakan IPAL Komunal. Apabila
langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan telah mendapatkan semua data yang
dibutuhkan selanjutnya dilakukan perencanaan desain dan dimensi IPAL
Komunal sesuai dengan data yang telah didapatkan. Proses Pengolahan di IPAL
Komunal yaitu terdiri dari air limbah hasil kegiatan domestik (mandi, mencuci)
kemudian dialirkan ke bak pemisah lemak dan minyak. Selanjutnya dialirakan ke
bak pengendapan awal untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran
organik tersuspensi. Kemudian masuk ke bak pengendapan akhir yang akhirnya
dapat dialirkan ke saluran drainase perkotaan atau ke badan air (et al setoyono,
2008).

IPAL komunal yang telah terbangun tidak selamanya mempunyai kinerja


yang optimal dalam menurunkan kadar polutan yang ada di air limbah domestik.
Penelitian menunjukkan masih ada beberapa parameter efluen IPAL komunal
yang tidak memenuhi baku mutu air limbah ( et al Panambunan,2017 )

Berdasarkan penelitian terdahulu pengelolaan IPAL Komunal berbasis


masyarakat ditinjau dari aspek kelembagaan pemahaman pengelola tentang
prosedur operasi dan pemeliharaan IPAL komunal masih relatif rendah, tetapi dari
struktur organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) sudah memenuhi kriteria.
Untuk aspek peran masyarakat didapatkan hasil bahwa masyarakat bersemangat
untuk ikut terlibat dalam pengelolaan air limbah,namun tidak sejalan dengan
pengetahuan yang cukup tentang tata cara operasional sehingga diperlukan
sosialisasi secara terus menerus. Sedangkan untuk aspek teknis didapatkan hasil
efisiensi dalam pengolahan air limbah masih bagus. (Subandiyah , 2013)

Berdasarkan penelitian lainnya didapatkan hasil bahwa pengelolaan air


limbah domestik belum berjalan secara optimal karena beberapa faktor yaitu
keinginan masyarakat untuk memiliki sarana sanitasi yang baik masih rendah.
(Arifin ,2013)

Dalam pengoperasian IPAL Komunal terdapat beberapa kendala yang


berkaitan dengan masalah teknis yaitu kendala dalam menggunakan kembali air
limbah yaitu karena air limbah kualitasnya tidak memenuhi syarat kualitas air
untuk berbagai keperluan karena mengandung polutan yang cukup besar. Oleh
karena itu, sebelum digunakan kembali (reuse) perlu dilakukan pengolahan untuk
mencapai syarat kualitas yang sesuai dengan baku mutu (Mahida, 1986 dan
Sugiharto, 1987).

2.3 Teknologi Pengolahan Air Limbah Komunal


Ada beberapa macam Teknologi pengolahan air limbah salah satunya yaitu
Instalasi pengolahan air limbah komunal dengan sistem anaerobik dan aerobik.
Pengolahan air limbah secara anaerobik yaitu proses pengolahan air limbah yang
memanfaatkan reaksi mikroorganisme tanpa menggunakan oksigen terlarut.
Beberapa teknologi yang pada umumnya digunakan untuk pengolahan air limbah
secara anaerobik antara lain Septic tank, Imhofftank, Anaerobic baffled reactor
(ABR), Anaerobic filter, dan UASB.

Teknologi pengelolaan air limbah domestik di kawasan perkotaan yang


banyak diterapkan di Indonesia adalah decentralized wastewater treatment
systems (DEWATS) melalui program sanimas (sanitasi berbasis masyarakat)
(Prihandrijanti,2010).

Pengolahan air limbah dengan menggunakan teknologi ABR sangat cocok


untuk negara tropis seperti negara Indonesia yang memiliki suhu tinggi yang
hampir setiap waktu dan kondisinya mendukung untuk proses anaerobik
(Ramandeep,2016). Apabila terjadi tekanan hidraulik dan kondisi dimana terjadi
pemasukan bahan organik secara mendadak konfigurasi ABR diketahui relatif
stabil (et al Mousavi,2011). Teknologi ABR mampu menurunkan parameter air
limbah (BOD, TSS, minyak dan lemak) dengan efektifitas yang tinggi (et al
Kismartin,2013). ABR dapat secara efektif menurunkan kadar TSS sampai 91%,
BOD dapat diturunkan sampai 78%, dan kadar COD dapat turun mencapai 77%(
Shrestha,2009 ).
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian dilaksanakan di IPAL Komunal Sleman,Bantul dan
Kulonprogo. Waktu penelitian ini di mulai pada ... april sampai ... juli

3.2 Metode Penelitian


Jenis metode penelitan yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
kuantitatif dan kualitatif,yaitu dengan cara menggabungkan antara metode
kuantitatif dan kualitatif melalui pembuatan rumusan masalah,studi
literatur,kuisioner,wawancara,observasi dan analisis data. Dalam metode ini
pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Studi literatur dan dokumen, pada tahap ini dilakukan dengan pendekatan
ilmiah yang berguna sebagai tambahan pertimbangan dalam peningkatan
mutu data yang akan diperoleh dengan sumber terpercaya berupa jurnal,
buku dan tulisan elektronik.

2. Kuisioner, penyebaran kuisioner tentang IPAL Komunal diberikan kepada


Warga yang menggunakan IPAL Komunal

3. Observasi, pengamatan langsung di IPAL Komunal

4. Diskusi dan wawancara, berdiskusi dengan pekerja IPAL Komunal di


lapangan
Metode penelitian ini secara umum akan dijelaskan melalui diagram alir
penelitian. Diagram alir penelitian ini akan menggambarkan garis besar
tahapan yang akan dilakukan pada penelitian. Diagram alir pada penelitian ini
ditunjukkan oleh Gambar 3.1.

Anda mungkin juga menyukai