Oleh :
Andiko Widyadhana
25-2019-038
5.6. Kriteria Desain Unit Pengoilahan Anaerobic Baffled Reactor dan Rotating Biological
Reaktor
Kriteria desain merupakan keterangan umum untuk merencanakan IPAL komunal. Berikut ini
merupakan kriteria desain sistem pengolahan air limbah ABR dan SBR
A. Anaerobic Baffled Reactor (ABR)
ABR adalah reaktor yang menggunakan serangkaian dinding (baffled) untuk membuat air limbah
yang mengandung polutan organik untuk mengalir di bawah dan ke atas (melalui) dinding dari inlet
menuju outlet. Pada dasarnya, ABR merupakan pengembangan dari reaktor Upflow Anaerobic
Sludge Blanket (UASB). Kriteria desain ABR berdasarkan Sasse (1998) adalah sebagai berikut :
• Kecepatan aliran (Up flow velocity) : < 2 m/jam
• Panjang : 50 – 60% dari ketinggian
• Pengurangan COD : 65 – 90%
• Pengurangan BOD : 70 – 95%
• Beban Organik (Organic loading) : < 3 kg COD/m3.hari
• Waktu tinggal (Hydraulic retention time) : 2 – 8 jam
• Beban hidraulik (Hydraulic loading rate) : 16,8 – 38,4 m3 /m2 .hari
ABR dirancang agar aliranya turun naik, aliran seperti ini menyebabkan aliran air limbah yang
masuk (influent) lebih intensif terkontak dengan biomassa anaerobik, sehingga meningkatkan kinerja
pengolahan. Penurunan BOD dalam ABR lebih tinggi dari pada tangki septik, yaitu sekitar 70-95%
perlu dilengkapi saluran udara
B. Rotating Biological Reactor (RBC)
Rotating Biological Reactor adalah sebuah serial piringan lingkaran yang diputar secara perlahan
pada ruangan yang dialiri air limbah, sehingga piringan tenggelam setengah bagian. Piringan dibuat
dari bahan polystrene atau polyvinyl chloride atau polypropylene. Kriteria desain RBC menurut
Metcalf and eddy,2013 sebagai berikut :
• Penurunan BOD : 90 – 95 %
• Beban Hidraulik (Hidrolik loading) : 0,05 m3 /m2 .hari
• Beban organik (Organik loading) : 0,5 – 1,0 kg/m3 .hr
• Konstanta substrat remocal rate k(1/2)a : 1,5 (g/m.hr^2 )^1/2
• Ratio surface area (A/V) : 70 m2 /m3
• Volume tangki : 5 x 10-3 m3 /m2 luas disc
Pengoperasian RBC mendapat prioritas dalam pilihan teknologi untuk proses aerobik di negara
berkembang. RBC terdiri dari satu seri kontaktor berbentuk cakram yang berputar dalam wadah atau
bejana semi sirkuler, jarak antar kontaktor satu dengan yang lain cukup dekat dan kurang lebih 40% dari
luas kontaktornya terendam dalam air limbah.
5.7. Baku Mutu Air Limbah Dinestuj
Air limbah domestik yang dilepas ke lingkungan khususnya sungai haruslah memenuhi standar
baku mutu air limbah domestik. Baku mutu air limbah domestik adalah batas atau kadar unsur
pencemar atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah domestik
yang akan dilepas ke air permukaan. Sesuai dengan lampiran Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, antara lain berlaku bagi air
limbah domestik adalah seperti tabel berikut ini :
PH - 6-9
BOD mg/L 30
TSS mg/L 30
Amoniak mg/L 10
Kelurahan Istiqlal merupakan suatu wilayah di kota manado yang memiliki jumlah penduduk
cukup banyak. Sebagian penduduk di kelurahan Istiqlal masih membuang limbah rumah tangga di
aliran sungai. Kondisi ini dapat merusak lingkungan sungai yang berakibat pada menurunnya tinggkat
kesehatan penduduk di sekitar sungai. Oleh karena itu, diperlukan sistem pengolahan air limbah
domestik di Kelurahan istiqlal Kota Manado. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan
kuantitatif yang kemudian dianalisa secara deskriptif. Data primer yang diperoleh pada penelitian ini
berdasarkan hasil observasi dan wawancara dilapangan. Data primer yang di peroleh yaitu sumber-
sumber limbah cair, debit air limbah dan perilaku penggunaan air. Sedangkan, data sekunder yang
digunakan pada penelitian ini yaitu : Data jumlah pendudu kelurahan istiqlal, jumlah bangunan yang
dilayani dan fasitilitas pendukung. Metode analisis data yang digunakan berdasarkan deskriptif
dengan menganalisa sumber-sumber limbah, Menghitung debit limbah cair yang dihasilkan dalam m3
/hari dan merencanakan sistem pengolahan air limbah domestik.(Mubin dkk., 2016)
2. Fanggi, 2015. Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Komunal Pada
Daerah Pesisir Di Kelurahan Metina Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote-Ndao
Penelitian ini dilaksanakan di RT 07, 08, 09/RW 03 dan RT 10, 11/ RW 04 Kelurahan Metina,
Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian dilaksanakan
mulai bulan Januari 2015 sampai dengan bulan Juni 2015. Penelitian ini dilakukan berdasarkan
observasi yang menunjukan bahwa sebagian penduduk tersebut belum memiliki septic tank atau
pembuangan limbah rumah tangga yang layak sehingga limbah rumah tangga tersebut ada yang di
alirkan ke laut dan yang yang dibiarkan tergenang sehingga apabila terus dibiarkan akan berpotensi
untuk menganggu kesehatan masyarakat sekitar dan mencemari lingkungan. Penelitian ini dilakukan
dengan metode kuisoner dan teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif yang
memberikan gambaran dengan jelas dan benar makna dari indikator-indikator yang ada. Penelitian ini
dilakukan dengan teknik kuisoner untuk mengetahui kondisi sanitasi dan perilaku masyarakat dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait sanitasi masyarakat sehari-hari yaitu kepemilikan sarana
prasarana, keadaan lingkungan sekitar, dan kesehatan masyarakat dan teknik observasi untuk
mengambil data pengukuran lokasi IPAL.(Fanggi dkk., 2015)
6. Metodelogi
6.1. Ide Studi
Ide awal perencanaan berawal dari kondisi eksisting masyarakat di Desa Mekarmanik Kecamatan
Cimenyan. Hampir semua warga pada daerah tersebut belum memiliki tangki septik sebagai sistem
pengolahan on-site air limbah dari WC/kakus, hanya sekitar 25% dari penduduk di Desa Mekarmanik
yang memiliki akses santiasi yang memadai. Selama ini penduduk di Desa Mekarmanik menggabungkan
grey water dan black water yang kemudian dialirkan langsung menuju badan air penerima. Hal ini tentu
saja berpotensi menjadi sumber penyakit dan dapat mencemari badan air. Berdasarkan hal tersebut maka
pada penelitian ini dilakukan perencanaan sistem pengolahan air limbah dengan skala komunal yang
layak diterapkan di daerah setempat tanpa mengabaikan segi pembiayaan serta aspek sosial.
6.2. Kerangka Perencanaan
Pengumpulan Data
Analisis Data
Aspek yang dianalisis adalah aspek teknis (pemilihan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan),
aspek finansial dan aspek sosial (kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat)
Berdasarkan data diatas, penggunaan air bersih pada Kecamatan X memiliki jumlah yang cukup besar
setiap bulannya, dengan pola jumlah penggunaaan air yang berbeda-beda Jumlah penggunaan air
rata-rata pada Kecamatan X tiap bulannya yaitu sebesar 809,57 l/bulan dengan, jumlah penggunaan
air pada tertinggi terjadi pada bulan Juni (944 liter/bulan) dan terendah pada bulan Juli (777
liter/bulan).
Pengelolaan air limbah domestik di Kecamatan X masih belum optimal, dikarenakan pengelolaan air
limbah domestik pada kecamatan X hanya dilakukan dengan mengalirkan black water ke tangki septik
sedangkan air limbah grey water langsung dialirkan ke saluran drainase. Hal ini dapat mengakibatkan
pencemaran lingkungan dan kesehatan masyarakat, karena air limbah yang belum diolah mengandung
berbagai zat pencemar yang dapat membahayakan kehidupan. Oleh karena itu, pihak Kecamatan X
akan melakukan perencanaan instalasi pengolahan air limbah domestik (IPALD) yang sifatnya
komunal, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pengelolaan air limbah di wilayah tersebut
Pada tahap awal perencanaan instalasi pengolahan air limbah domestik, pihak Kecamatan X
melakukan uji kualitas air limbah yang hasinya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1 Data Kualitas Air limbah Kecamatan X
Hasil uji menunjukkan bahwa limbah cair tersebut mengandung BOD, COD, TDS, TSS, minyak dan
lemak, detergen, pH, dan coliform yang melebihi baku mutu air limbah domestik berdasarkan Permen
LH No 68 tahun. Air limbah yang melebihi baku mutu dapat mengakibatkan penyakit bawaan air dan
kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan dan pembangunan Instalasi
Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) yang sifatnya komunal untuk mengatasi permasalahan air
limbah di Kecamatan X. Diharapkan dengan adanya IPALD, air limbah domestik dapat diolah
sebelum dibuang ke lingkungan, sehingga dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan
meningkatkan kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA