Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH KOMUNAL

BERBASIS MASYARAKAT DI DESA MEKARMANIK KECAMATAN


CIMENYAN

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh :

Andiko Widyadhana
25-2019-038

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2023
1. Uraian Umum
1.1. Judul
Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Komunal Berbasis Masyarakat di Desa
Mekarmanik Kecamatan Cimenyan
1.2. Identitas Mahasiswa
a. Nama Lengkap : Andiko Widyadhana
b. NRP : 25-2019-038
c. Jurusan : Teknik Lingkungan
d. Telepon : 085862791069
e. E-mail : andikowd1@gmail.com
1.3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini difokuskan pada perencanaan desain pembangunan instalasi
pengolahan air limbah komunal berbasis masyarakat pada lokasi studi.
1.4. Periode Pelaksanaan
Periode pelaksanaan ini dilakukan selama 6 (enam) bulan dimulai pada bulan Juli 2023
hingga Januari 2024.
1.5. Lokasi Perencanaan
Lokasi penelitian berada pada Desa Mekarmanik, Kecamatan Cimenyan.
1.6. Hasil yang Ditargetkan
Hasil yang ditargetkan pada penelitian ini yaitu
1.7. Instansi yang Terlibat
Dalam penelitian ini diperlukan kerjasama dengan beberapa instansi terkait, yaitu :
1. Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung
2. Latar Belakang
Desa Mekarmanik terletak di Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa
Barat. Desa ini memiliki luas sekitar 398,95 hektar dengan jumlah penduduk sekitar 8.000
jiwa(KecamatanCimenyan, 2021). Infrastruktur di Desa Mekarmanik memiliki akses yang
cukup baik seperti jalan raya dan fasilitas umum seperti puskesmas, sekolah dan pasar
tradisional. Secara keseluruhan, Desa Mekarmanik merupakan desa yang layak dikunjungi
untuk menikmati keindahan alam dan budaya yang masih asli.
Meskipun Desa Mekarmanik memiliki akses infrastruktur yang baik, sayangnya masalah
sanitasi masih menjadi perhatian di desa tersebut. Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten
Bandung, hanya sekitar 25% penduduk Desa Mekarmanik yang memiliki akses ke sanitasi
yang memadai, seperti jamban yang layak dan aman digunakan (DinasKesehatanBandung,
2021). Selain itu, pengolahan air limbah domestik juga masih menjadi permasalahan yang
perlu diperhatikan. Pengelolaan air limbah domestik yang buruk dapat berdampak pada
lingkungan dan kesehatan masyarakat, terutama jika air limbah tersebut langsung dibuang ke
badan air penerima tanpa melalui pengolahan yang memadai.
Masalah limbah cair dari rumah tangga ini dapat diatasi salah satunya adalah dengan
membangun pengolahan air limbah domestik yang dilakukan secara setempat. Pengelolaan
air limbah domestik secara setempat menggunakan teknologi lebih sederhana dan biaya yang
lebih rendah dibandingkan dengan sistem terpusat (Nurhidayat dan Herman, 2009).
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun
2020-2024, menetapkan bahwa kondisi santiasi di suatu daerah harus mencapai 100%
sanitasi yang layak. Oleh sebab itu, perlu adanya upaya perencanaan desain sistem
pengolahan air limbah domestik secara komunal sanitasi di Desa Mekarmanik
Kecamatan Cimenyan.

3. Maksud dan Tujuan


3.1. Maksud
Maksud dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk merencanakan desain sistem
pengolahan air limbah komunal pada Desa Mekarmanik untuk mengatasi kondisi sanitasi
yang buruk.
3.2. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Merencanakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal untuk melayani air
buangan yang dihasilkan warga setempat.
b. Menetapkan Bill of Quantity (BOQ) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) untuk
memperkirakan biaya pembangunan IPAL dan menghitung biaya Operationaal and
Maintenance (OM) serta strategi pembiayaannya.
4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang digunakan dalam perencanaan tugas akhir ini adalah:
1. Area perencanaan adalah permukiman penduduk di Desa Mekarmanik.
2. Aspek yang dikaji adalah aspek teknis, sosial, dan finansial.
3. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diambil dari intansi terkait
dengan sanitasi.
4. Data Primer yang digunakan merupakan data hasil uji kualitas air pada laboratorium dengan
parameter yang digunakan yaitu : pH, COD, BOD, TSS, Minyak & Lemak, Amoniak dan
Total Coliform
5. Data Sekunder yang digunakan pada penelitian ini merupakan data peta wilayah studi, data
kependudukan dan data terkait Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Desa
Mekarmanik.
6. Alternatif teknologi pengolahan air limbah yang akan dipilih berdasarkan beberapa
parameter seperti karakteristik air limbah, luas lahan yang tersedia, biaya operasional dan
perawatan, serta efektivitas pengolahan. Kemudian dilakukan scoring untuk memilih
alternatif teknologi pengolahan air limbah yang paling sesuai untuk memenuhi kebutuhan
pengolahan air limbah.
7. Perhitungan Bill of Quantity (BOQ) dan Rancangan Anggaran Biaya (RAB) untuk
memperkirakan biaya pembangunan SPAL dan IPAL yang akan diterapkan di wilayah
perencanaan dan biaya OM serta strategi pembiayaannya.(DinasKesehatanBandung, 2021)
8. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan cara wawancara terhadap warga
sekitar dan sampling kualitas air berdasarkan parameter diatas.
9. Metode analisis menggunakan analisis deskriptif yang digunakan untuk, menyajikan data
secara deskriptif, termasuk ukuran tendensi sentral, distribusi frekuensi dan visualisasi data
seperti grafik atau tabel.
5. Studi Pustaka
Penelitian ini dilakukan di Desa Mekarmanik yang terletak di Kecamatan Cimenyan,
Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan untuk merencanakan desain
sistem pengolahan air limbah komunal pada Desa Mekarmanik untuk mengatasi kondisi sanitasi
yang buruk. Perancangan desain sistem pengolahan air limbah komunal membutuhkan
pengumpulan data primer dan data sekunder untuk membantu desain tersebut.
5.1. Air Buangan domestik
Air buangan domestik adalah air yang telah digunakan oleh masyarakat yang mengandung material-
material organik maupun anorganik dari air bekas memasak, mandi, cuci, dan kakus (Widiana dkk.,
2012). Air buangan domestik dibagi menjadi dua kategori, dimana kategori pertama adalah air buangan
dari kakus atau Water Closet (WC) yang disebut black water dengan kandungan organik tinggi dan
kategori kedua adalah air buangan bekas mandi, cuci, dan air limbah dapur non kakus (grey water) yang
biasanya tercampur dengan deterjen bekas air cucian dan terdapat kandungan organik yang cukup tinggi
(Syafrudin dkk., 2012)
5.2. Sistem Pengolahan Air Buangan Domestik
Sistem pengelolaan air buangan domestik dikelompokkan menjadi 2 yakni:
- Sistem setempat, dimana air buangan (black water dan grey water) langsung diolah setempat.
- Sistem terpusat, dimana air buangan (black water dan grey water) dialirkan melalui perpipaan ke IPAL
1. Sistem Setempat (On-site system)
Sistem setempat adalah sistem pembuangan air limbah dimana air limbah tidak dikumpulkan serta
disalurkan ke dalam suatu jaringan saluran yang akan membawanya ke suatu tempat pengolahan air
buangan atau badan air penerima. Sistem ini biasanya digunakan dalam skala kecil/keluarga (Fajarwati,
2000). Berdasarkan (Soedjono dkk., 2010), sistem setempat yakni dimana kotoran manusia dan air
limbah (grey water) dikumpulkan dan diolah didalam lahan milik pribadi. Sistem sanitasi setempat
memerlukan pembuangan endapan tinja/pengurasan secara berkala (2-4 tahun). Endapan tinja selanjutnya
diangkut dan diolah ke Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT).
2. Sistem Terpusat (Off-site system)
Sistem terpusat adalah sistem pembuangan air buangan domestik (mandi, cuci, dapur, dan limbah
kotoran) yang disalurkan keluar dari lokasi pekarangan masing-masing rumah ke saluran pengumpul air
buangan yang selanjutnya disalurkan secara terpusat ke bangunan pengolahan air buangan sebelum
dibuang ke badan air penerima (Fajarwati, 2000). Berdasarkan (Soedjono dkk., 2010), sistem terpusat
yakni air kotoran manusia (black water) dan air limbah rumah tangga (grey water) digabungkan di satu
tempat (bak kontrol) dan dibuang ke saluran melalui satu sambungan rumah. Sistem terpusat
memerlukan adanya Sistem Penyalur Air Limbah (SPAL) yang tujuannya untuk mengalirkan air limbah
(black water dan grey water) ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
5.3. Teknologi Pengolahan Air limbah Domestik
Penanganan air buangan domestik, perlu dilakukan perencanaan teknologi pengolahan air buangan
domestik.Teknologi pengolahan air buangan domestik tergantung pada kebutuhan atau kapasitas
pengolahan, kondisi lingkungan, ketersediaan lahan, dan kemampuan pengguna dalam mengoperasikan
dan memeliharanya (Herrari, 2015).
5.4. Kriteria Pemilihan Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik
Dalam pemilihan teknologi pengolahan air buangan domestik menurut Wulandari (2014), terdapat
beberapa kriteria antara lain:
1. Lahan yang dibutuhkan tidak terlalu besar.
2. Biaya operasinya rendah.
3. Pengelolaannya mudah.
4. Perawatannya mudah dan sederhana.
5. Konsumsi energinya rendah.
6. Efisiensi pengolahan dapat mencapai standar baku mutu air buangan domestik yang disyaratkan.
7. Lumpur yang dihasilkan sedikit.
8. Penggunaan bisa untuk air buangan domestik yang beban BOD nya tinggi.
5.5. Alternatif Teknologi pengolahan air limbah domestik
Teknologi pengelolaan air limbah domestik untuk kawasan perkotaan yang banyak digunakan di
wilayah Indonesia adalah decentralized wastewater treatment systems (DEWATS) melalui program
sanimas (sanitasi berbasis masyarakat) (Prihandrijanti, 2011). Pada penelitian ini IPAL Komunal yang
diteliti teknologi pengolahan secara anaerobik berupa Anaerobic baffled reactor (ABR) dan teknologi
pengolahan secara Rotating Biological contactor (RBC).
• Sistem Anaerobic Baffled Reactor (ABR)
Sistem pengolahan air limbah tersuspensi secara anaerobik yang memiliki kompartemen-
kompartemen dan dibatasi oleh sekat vertikal disebut dengan Sistem Anaerobic Baffled Reactor
(ABR). Sistem ini biasanya digunakan pada air limbah yang memiliki beban organik rendah atau
pada pengolahan awal air limbah (Elis, 2017). Sistem Anaerobic Baffled Reactor (ABR) memiliki
beberapa keunggulan seperti sistemnya sederhana dan mudah dalam pengoperasian, biaya yang
digunakan rendah, tidak membutuhkan karakteristik biomassa khusus, waktu retensi lumpur yang
panjang, waktu retensi hidraulik dan timbulan lumpur yang rendah, stabil terhadap shock loading,
dan mampu mengolah variasi karakteristik air limbah. Mikroorganisme yang ada di dalam reaktor
akan terus mengalami peningkatan dan mengendap selama karakteristik aliran dan produksi gas,
mesikpun demikian laju pergerakan sepanjang reaktor rendah. Reaktor desain diperkaya oleh
kapasitas retensi padatan sebagai laju dorong utama di belakang (Foxon, 2006). Sistem Anaerobic
Baffled Reactor (ABR) juga memiliki kelemahan antara lain seperti membutuhkan pasokan air yang
stabil, belum adanya penyisihan nutrien/patogen serta waktu aklimatisasi panjang . Pengolahan air
limbah dengan menggunakan teknologi Anaerobic Baffled Reactor (ABR) sangat cocok untuk negara
yang memiliki iklim tropis seperti negara Indonesia, yang memiliki suhu tnggi yang hampir setiap
waktu dan kondisinya mendukung untuk proses anaerobik. Apabila terjadi tekanan hidraulik dan
kondisi dimana terjadi pemasukan bahan organik secara mendadak konfigurasi ABR diketahui relatif
stabil. Teknologi Anaerobic Baffled Reactor (ABR) dapat menurunkan parameter air limbah seperti
BOD, TSS, minyak dan lemak dengan efektifitas yang tinggi. Teknologi ABR mampu menurunkan
kadar TSS sampai 91%, BOD dapat diturunkan sampai 78%, dan kadar COD turun samapai 77%
(Shingh et al., 2009).
• Rotating Biological Contactor (RBC)
Rotating Biological Contactor (RBC) adalah proses biofilm dalam pengolahan air limbah yang dapat
mengolah bahan organik dengan parameter COD mencapai 600 – 2000 mg/L. Peran utama dalam
biodegradasi organik adalah biomassa dalam RBC (Rongjun Su et al., 2015). Efisiensi biodegradasi
RBC tergantung pada jumlah parameter dan kandungan oksigen terlarut air limbah, intensitas aliran
air limbah, kandungan senyawa organik, kecepatan rotasi serta sistem konfigurasi dan metode
distribusi cairan dan kondisi aerasi. Sistem ini merupakan salah satu alternatif metode konvensional
teknologi lumpur aktif dari pengolahan air limbah. Sistem ini banyak digunakan untuk pengolahan
biologis pada air limbah domestik dan air limbah industri. Sistem ini memiliki ciri ciri proses
perawatan yang stabil, pemakaian energi listrik yang rendah, waktu detensi yang pendek, biaya
operasional yang rendah dan kemudahan dalam pengoperasian (Joanna et al., 2018). Sistem RBC
memiliki beberapa keunggulan seperti waktu detensi yang pendek, kebutuhan daya rendah,
konsentrasi biomassa tinggi, mampu menangani berbagai aliran dan menghasilkan lumpur yang
rendah (Atieh et al., 2018). Selain memiliki keunggulan, sistem RBC juga memiliki kelemahan yaitu
sensitif terhadap perubahan pH dan temperature, konsentrasi parameter organik dari hasil pengolahan
terkadang masih tinggi, dapat menimbulkan bau dikarenakan dapat tumbuh cacing rambut,
pengontrolan jumlah mikroorganisme sulit dilakukan (Said, 2005).

5.6. Kriteria Desain Unit Pengoilahan Anaerobic Baffled Reactor dan Rotating Biological
Reaktor
Kriteria desain merupakan keterangan umum untuk merencanakan IPAL komunal. Berikut ini
merupakan kriteria desain sistem pengolahan air limbah ABR dan SBR
A. Anaerobic Baffled Reactor (ABR)
ABR adalah reaktor yang menggunakan serangkaian dinding (baffled) untuk membuat air limbah
yang mengandung polutan organik untuk mengalir di bawah dan ke atas (melalui) dinding dari inlet
menuju outlet. Pada dasarnya, ABR merupakan pengembangan dari reaktor Upflow Anaerobic
Sludge Blanket (UASB). Kriteria desain ABR berdasarkan Sasse (1998) adalah sebagai berikut :
• Kecepatan aliran (Up flow velocity) : < 2 m/jam
• Panjang : 50 – 60% dari ketinggian
• Pengurangan COD : 65 – 90%
• Pengurangan BOD : 70 – 95%
• Beban Organik (Organic loading) : < 3 kg COD/m3.hari
• Waktu tinggal (Hydraulic retention time) : 2 – 8 jam
• Beban hidraulik (Hydraulic loading rate) : 16,8 – 38,4 m3 /m2 .hari
ABR dirancang agar aliranya turun naik, aliran seperti ini menyebabkan aliran air limbah yang
masuk (influent) lebih intensif terkontak dengan biomassa anaerobik, sehingga meningkatkan kinerja
pengolahan. Penurunan BOD dalam ABR lebih tinggi dari pada tangki septik, yaitu sekitar 70-95%
perlu dilengkapi saluran udara
B. Rotating Biological Reactor (RBC)
Rotating Biological Reactor adalah sebuah serial piringan lingkaran yang diputar secara perlahan
pada ruangan yang dialiri air limbah, sehingga piringan tenggelam setengah bagian. Piringan dibuat
dari bahan polystrene atau polyvinyl chloride atau polypropylene. Kriteria desain RBC menurut
Metcalf and eddy,2013 sebagai berikut :
• Penurunan BOD : 90 – 95 %
• Beban Hidraulik (Hidrolik loading) : 0,05 m3 /m2 .hari
• Beban organik (Organik loading) : 0,5 – 1,0 kg/m3 .hr
• Konstanta substrat remocal rate k(1/2)a : 1,5 (g/m.hr^2 )^1/2
• Ratio surface area (A/V) : 70 m2 /m3
• Volume tangki : 5 x 10-3 m3 /m2 luas disc
Pengoperasian RBC mendapat prioritas dalam pilihan teknologi untuk proses aerobik di negara
berkembang. RBC terdiri dari satu seri kontaktor berbentuk cakram yang berputar dalam wadah atau
bejana semi sirkuler, jarak antar kontaktor satu dengan yang lain cukup dekat dan kurang lebih 40% dari
luas kontaktornya terendam dalam air limbah.
5.7. Baku Mutu Air Limbah Dinestuj
Air limbah domestik yang dilepas ke lingkungan khususnya sungai haruslah memenuhi standar
baku mutu air limbah domestik. Baku mutu air limbah domestik adalah batas atau kadar unsur
pencemar atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah domestik
yang akan dilepas ke air permukaan. Sesuai dengan lampiran Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Nomor 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, antara lain berlaku bagi air
limbah domestik adalah seperti tabel berikut ini :

Tabel 5. 1 Baku Mutu Air Limbah Domestik

Parameter Satuan Kadar Maksimum

PH - 6-9

BOD mg/L 30

COD mg/L 100

TSS mg/L 30

Minyak & Lemak mg/L 5

Amoniak mg/L 10

Total Coliform Jumlah/100 ml 3000

Debit L/Orang/Hari 100

Sumber : Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 68 Tahun 2016


5.8. Kualitas Air Limbah Kota Bandung
Berikut merupakan tabel karakteristik air limbah domestik di Kota Bandung:

Parameter Satuan Baku Mutu Saptomo 2018

BOD mg/L 30 140,45*


COD mg/L 100 284,604*
TSS mg/L 30 130*
Minyak dan Lemak mg/L 5 12,125*
Amoniak mg/L 10 15,225*
Total Coliform jumlah/100ml 3000 35000*
Keterangan : * melebihi baku mutu
Sumber : Saptomo, 2018
5.9. Penelitian Terdahulu
1. Mubin, 2016. Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik Di Kelurahan Istiqlal Kota
Manado

Kelurahan Istiqlal merupakan suatu wilayah di kota manado yang memiliki jumlah penduduk
cukup banyak. Sebagian penduduk di kelurahan Istiqlal masih membuang limbah rumah tangga di
aliran sungai. Kondisi ini dapat merusak lingkungan sungai yang berakibat pada menurunnya tinggkat
kesehatan penduduk di sekitar sungai. Oleh karena itu, diperlukan sistem pengolahan air limbah
domestik di Kelurahan istiqlal Kota Manado. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan
kuantitatif yang kemudian dianalisa secara deskriptif. Data primer yang diperoleh pada penelitian ini
berdasarkan hasil observasi dan wawancara dilapangan. Data primer yang di peroleh yaitu sumber-
sumber limbah cair, debit air limbah dan perilaku penggunaan air. Sedangkan, data sekunder yang
digunakan pada penelitian ini yaitu : Data jumlah pendudu kelurahan istiqlal, jumlah bangunan yang
dilayani dan fasitilitas pendukung. Metode analisis data yang digunakan berdasarkan deskriptif
dengan menganalisa sumber-sumber limbah, Menghitung debit limbah cair yang dihasilkan dalam m3
/hari dan merencanakan sistem pengolahan air limbah domestik.(Mubin dkk., 2016)

2. Fanggi, 2015. Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga Komunal Pada
Daerah Pesisir Di Kelurahan Metina Kecamatan Lobalain Kabupaten Rote-Ndao

Penelitian ini dilaksanakan di RT 07, 08, 09/RW 03 dan RT 10, 11/ RW 04 Kelurahan Metina,
Kecamatan Lobalain, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian dilaksanakan
mulai bulan Januari 2015 sampai dengan bulan Juni 2015. Penelitian ini dilakukan berdasarkan
observasi yang menunjukan bahwa sebagian penduduk tersebut belum memiliki septic tank atau
pembuangan limbah rumah tangga yang layak sehingga limbah rumah tangga tersebut ada yang di
alirkan ke laut dan yang yang dibiarkan tergenang sehingga apabila terus dibiarkan akan berpotensi
untuk menganggu kesehatan masyarakat sekitar dan mencemari lingkungan. Penelitian ini dilakukan
dengan metode kuisoner dan teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif yang
memberikan gambaran dengan jelas dan benar makna dari indikator-indikator yang ada. Penelitian ini
dilakukan dengan teknik kuisoner untuk mengetahui kondisi sanitasi dan perilaku masyarakat dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait sanitasi masyarakat sehari-hari yaitu kepemilikan sarana
prasarana, keadaan lingkungan sekitar, dan kesehatan masyarakat dan teknik observasi untuk
mengambil data pengukuran lokasi IPAL.(Fanggi dkk., 2015)
6. Metodelogi
6.1. Ide Studi
Ide awal perencanaan berawal dari kondisi eksisting masyarakat di Desa Mekarmanik Kecamatan
Cimenyan. Hampir semua warga pada daerah tersebut belum memiliki tangki septik sebagai sistem
pengolahan on-site air limbah dari WC/kakus, hanya sekitar 25% dari penduduk di Desa Mekarmanik
yang memiliki akses santiasi yang memadai. Selama ini penduduk di Desa Mekarmanik menggabungkan
grey water dan black water yang kemudian dialirkan langsung menuju badan air penerima. Hal ini tentu
saja berpotensi menjadi sumber penyakit dan dapat mencemari badan air. Berdasarkan hal tersebut maka
pada penelitian ini dilakukan perencanaan sistem pengolahan air limbah dengan skala komunal yang
layak diterapkan di daerah setempat tanpa mengabaikan segi pembiayaan serta aspek sosial.
6.2. Kerangka Perencanaan

Ide Awal Perencanaan


Perencanaan Penyediaan Pengolahan Air
Limbah Komunal Berbasis Masyarakat (Studi
Kasus: Desa Mekarmanik, Kec. Cimenyan)

Kondisi Eksisting Kondisi Ideal

• Hanya sekitar 25% penduduk di • Rencana Pembangunan Jangka


Desa Mekarmanik yang memiiki Menengah Nasional (RPJMN) tahun
akses sanitasi yang memadai 2020-2024, menetapkan bahwa kondisi
• Grey water dan black water sanitiasi di suatu daerah harus mencapai
dialirkan langsung ke badan air 100% sanitasi yang layak
penerima • Grey water dan Black water harus diolah
terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan
air penerima
Studi Pustaka

Studi mengenai perencanaan sanitasi


berbasis masyarakat yang ekonomis dan
mampu diterapkan di daerah setempat.

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder

• Observasi lapangan • Peta administrative wilayah


• Kuesioner perencanaan
• Kualitas air limbah • Data kependudukan
domestik • Data statistic lingkungan
hidup
• Data warga terjangkit diare

Analisis Data

Aspek yang dianalisis adalah aspek teknis (pemilihan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan),
aspek finansial dan aspek sosial (kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat)

Perencanaan dan Kesimpulan

6.3. Tahapan Perencanaan


Berdasarkan diagram alir diatas, tahapan dalam perencanaan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Ide awal perencanaan, merupakan awal mula adanya masalah sehingga diperlukan suatu pemecahan
solusi melalui kegiatan perencanaan. Ide awal atau ide studi pada tugas akhir kali ini adalah:
“Perencanaan Sistem Pengolahan Air Limbah Komunal Berbasis Masyarakat di Desa Mekarmanik
Kecamatan Cimenyan
2. Identifikasi masalah, merupakan tahap mengidentifikasi masalah yang ada pada kondisi eksisting di
wilayah perencanaan dengan kondisi ideal yang ingin diterapkan.
3. Studi literatur, merupakan tahapan pengumpulan literatur yang berkaitan dengan topik perencanaan
guna digunakan sebagai acuan dalam melakukan perencanaan. Literatur yang perlu dikumpulkan
antara lain, tentang:
• Air Buangan Domestik
• Sistem Pengolahan Air Buangan Domestik
• Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik
• Kriteria Pemilihan Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik
• Baku Mutu Air Limbah Domestik
4. Pengumpulan data, merupakan tahapan dasar dalam perencanaan sanitasi masyarakat daerah aliran
sungai, yaitu dengan melakukan pengumpulan data yang diperoleh secara langsung (data primer)
atau diperoleh dari instansi-instansi terkait (data sekunder).
Data Primer
a. Observasi awal lapangan
b. Kuesioner
c. Kualitas air limbah domestic
Data Sekunder
a. Peta administratif dan topografi wilayah perencanaan
b. Data Kependudukan Desa Sukwarna
c. Data Statistik Lingkungan Hidup (SLHD)
d. Data warga terjangkit diare
5. Analisis data merupakan pengolahan data secara matematik yang dianalisis untuk mendapatkan
kesimpulan yang diperlukan sebagai dasar sebuah perancangan. Data-data tersebut antara lain, yaitu:
• Analisis data hasil kuesioner masyarakat
a. Identitas
b. Aspek teknis
c. Aspek sosial
d. Aspek finansial
• Observasi awal lapangan
• Kualitas air limbah domestic
• Perhitungan bangunan pengolahan air limbah domestik
6. Perencanaan, merupakan tahapan perencanaan yang dilakukan berdasarkan analisis data yang akan
digunakan sebagai dasar perhitungan dalam perencanaan dan memenuhi kriteria desain.
• Perencanaan IPAL komunal
• Perhitungan Bill of Quantity (BOQ) dan Rancangan Anggaran Biaya (RAB)
• Perencanaan teknis dan pembiayaan Operation and Maintenance (OM)
• Struktur kelembagaan melalui pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM)

7.1. Tampilan Analisis dan interpretasi Data


Diketahui data penggunaan air bersih di Kecamatan X pada tahun 2022 adalah sebagai berikut :
No Bulan Debit(l/bulan)
1 Januari 801
2 Februari 823
3 Maret 792
4 April 910
5 Mei 842
6 Juni 944
7 Juli 777

Berdasarkan data diatas, penggunaan air bersih pada Kecamatan X memiliki jumlah yang cukup besar
setiap bulannya, dengan pola jumlah penggunaaan air yang berbeda-beda Jumlah penggunaan air
rata-rata pada Kecamatan X tiap bulannya yaitu sebesar 809,57 l/bulan dengan, jumlah penggunaan
air pada tertinggi terjadi pada bulan Juni (944 liter/bulan) dan terendah pada bulan Juli (777
liter/bulan).
Pengelolaan air limbah domestik di Kecamatan X masih belum optimal, dikarenakan pengelolaan air
limbah domestik pada kecamatan X hanya dilakukan dengan mengalirkan black water ke tangki septik
sedangkan air limbah grey water langsung dialirkan ke saluran drainase. Hal ini dapat mengakibatkan
pencemaran lingkungan dan kesehatan masyarakat, karena air limbah yang belum diolah mengandung
berbagai zat pencemar yang dapat membahayakan kehidupan. Oleh karena itu, pihak Kecamatan X
akan melakukan perencanaan instalasi pengolahan air limbah domestik (IPALD) yang sifatnya
komunal, sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pengelolaan air limbah di wilayah tersebut
Pada tahap awal perencanaan instalasi pengolahan air limbah domestik, pihak Kecamatan X
melakukan uji kualitas air limbah yang hasinya dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1 Data Kualitas Air limbah Kecamatan X

No Parameter Satuan Baku mutu Hasil uji


kualitas
1 pH 6–9 6,5
2 BOD Mg/l 30 282
3 COD Mg/l 100 316,3
4 TDS Mg/l 30 390
5 TSS Mg/l 5 298
6 Minyak & Lemak Mg/l 10 150,4
7 Detergen Mg/l 0,2 4,8
8 Coliform MPN/100ml 3000 >16

Hasil uji menunjukkan bahwa limbah cair tersebut mengandung BOD, COD, TDS, TSS, minyak dan
lemak, detergen, pH, dan coliform yang melebihi baku mutu air limbah domestik berdasarkan Permen
LH No 68 tahun. Air limbah yang melebihi baku mutu dapat mengakibatkan penyakit bawaan air dan
kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan dan pembangunan Instalasi
Pengolahan Air Limbah Domestik (IPALD) yang sifatnya komunal untuk mengatasi permasalahan air
limbah di Kecamatan X. Diharapkan dengan adanya IPALD, air limbah domestik dapat diolah
sebelum dibuang ke lingkungan, sehingga dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan
meningkatkan kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

DinasKesehatanBandung. (2021). Profil Kesehatan Kabupaten Bandung Tahun 2020. Kabupaten


Bandung: Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung.
Elis Hastuti, R. N. (2017). Pengembangan Proses Pada Sistem ANAEROBIC BAFFLED REACTOR
Untuk Memenuhi Baku Mutu Air Limbah Domestik . Jurnal Permukiman , 71.
Fajarwati, A. (2000). Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan Domestik Kota Palembang (Studi
Kasus: Kecamatan Ilir Timur I dan Kecamatan Ilir Timur II). Bandung: Program Studi
Teknik Lingkungan ITB.
Fanggi, M. S., Utomo, S., dan Udiana, I. M. J. J. T. S. (2015). Perencanaan Instalasi Pengolahan Air
Limbah Rumah Tangga Komunal Pada Daerah Pesisir Di Kelurahan Metina Kecamatan
Lobalain Kabupaten Rote-Ndao. 4(2), 159-166.
Foxon, K. C. (2006). The Evaluation of the Anaerobic Baffled Reactor for Sanitation in Dense Peri-
Urban Settlements. Report to the Water Research Commission.
Herrari, S. (2015). Perencanaan Teknologi Sanitasi sebagai Upaya Bebas Buang Air Besar
Sembarangan di Kecamatan Tegalsari Kota Surabaya. Surabaya: FakultasTeknik Sipil dan
Perencanaan, ITS.
Joanna Szulżyk-Cieplak, A. T. (2018). Study on the Influence of Selected Technological Parameters
of a Rotating Biological Contactor on the Degree of Liquid Aeration. Journal of Ecological
Engineering, 247-253
KecamatanCimenyan. (2021). Data Desa Kecamatan Cimenyan Tahun 2021. Kabupaten Bandung.
MetCalf and Eddy. 2003. Wastewater Engineering Treatment, Disposal, Reuse, 4 th edition. New
York (US): McGraw-Hill Series Water Resource and Enviromental Engineering.
Mubin, F., Binilang, A., dan Halim, F. J. J. S. S. (2016). Perencanaan sistem pengolahan air limbah
domestik di Kelurahan Istiqlal Kota Manado. 4(3).
Nurhidayat, dan Herman. (2009). Pengelolaan Air Limbah Domestik Dengan Sistem Sanitasi Skala
Lingkungan Berbasis Masyarakat Di Kota Batu Jawa Timur. Surabaya: Prosiding.
Saptomo, S. K. (2018). Evalaluasi Kinerja Unit Instalasi Pengolahan Air limbah Bojongsoang
Bandung. ResearchGate, DOI: 10.29244/jsil.3.1.35-48.
Rongjun Su, G. Z. (2015). Treatment of Antibiotic Pharmaceutical Wastewater Using a Rotating
Biological Contactor. Hindawi Journal of Chemistry
Soedjono, S, E., Wibowo, T., Sarityatuti, dan Keetelaar, C. (2010). Buku Referensi Opsi Sistem dan
Teknologi Sanitasi. Jakarta: TTPS.
Syafrudin, Sudarsono, dan Widyanto. (2012). Studi Pengaruh Variasi Debit terhadap Penurunan
Konsentrasi BOD, COD, dan TSS Limbah Cair Domestik Black Water Menggunakan Reaktor
UASB(Studi Kasus: Kelurahan Gabahan, Semarang)
Semarang: Teknik Lingkungan, Undip.
Singh, S. H. (2009 ). Performance of an anaerobic baffled reactor and hybrid constructed wetland
treating high-strength wastewater in Nepal—a model for DEWATS. Journal Ecological
Engineering, 654-660
Widiana, Wisnu, I., dan Siwi, D. (2012). Perencanaan Pengolahan AirLimbah Sistem Terpusat (Studi
Kasus di Perumahan PT. Pertamina Unit Pelayanan III Plaju – Sumatera Selatan). Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Sriwijaya, Volume 2.

Anda mungkin juga menyukai