Anda di halaman 1dari 22

Tugas Perencanaan Drainage dan Sewerage

Jurusan Teknik Lingkungan


Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Seiring dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang amat pesat di
Indonesia, permasalahandrainase semakin meningkat pula pada umumnya
melampaui kemampuan penyediaan prasaranadan sarana perkotaan. Akibatnya
permasalahan banjir atau genangan semakin meningkat pula.Pada umumnya
penanganan sistem drainase di banyak kota di Indonesia masih bersifat
parsial,sehingga tidak menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan secara
tuntas. Pengelolaan drainase perkotaan harus dilaksanakan secara menyeluruh,
mengacu pada SIDLACOM dimulaidari tahap Survey, Investigation (investigasi),
Design (perencanaan), Land Acquisation(pembebasan lahan), Construction
(konstruksi), Operation (operasi) dan Maintenance(pemeliharaan), serta ditunjang
dengan peningkatan kelembagaan, pembiayaan serta partisipasimasyarakat.
Peningkatan pemahaman mengenai sistem drainase kepada pihak yang terlibat
baikpelaksana maupun masyarakat perlu dilakukan secara berkesinambungan.
Agar penangananpermasalahan sistem drainase dapat dilakukan secara terus
menerus dengan sebaik-baiknya.
Program pembangunan bidang penyehatan lingkungan pemukiman sangat
diperlukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat
dan lingkungan.Kebutuhan prasarana dan sarana bidang ke-PLP-an yaitu sistem

Ika Bayu kartikasari (13513071)

Winda Aisyah Nurdin

(12513176)

Tugas Perencanaan Drainage dan Sewerage


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
penyaluran air hujan (drainase) dan sistem penyaluran air buangan (sewerage)
saat ini sudah merupakan kebutuhan pokok yang tidak dapat ditawar lagi.Kondisi
rendahnyatingkat kesehatan masyarakat, degradasi kualitas sumber air baku dan
lingkungan merupakan indikasi kebutuhan prasarana dan sarana,yang kini bukan
hal yang mewah lagi.Sebab setiap masyarakat saat ini,apalagi yang tinggal
diperkotaan (urban) sudah sangat meningkat dengan pesat,dan sudah menuntut
hidup di lingkungan yang bersih dan sehat.Hal lain yang perlu dicermati adalah
perlunya paradigma dalam penanganan progam ke-PLP-an yang mendasarkan
pada pendekatan outcome dan dampak,serta keberpikiran pada lingkungan.
Dalam

progam

pembangunan

bidang

PLP

aspek

perencanaan

teknis,diperlukan penyediaan kriteria teknis yang perlu ditetapkan sesuai skala


penanganan yang telah ditetapkan.Sehingga sistem pembuangan air hujan dan
limbah

sangat

diperlukan

untuk

suatu

kota

dengan

pertimbangan

kebersihan,kesehatan dan keamanan (fisik maupun alam).Selain itu,masalah yang


terjadi saat ini adalah air yang berkualitas sudah semakin sedikit,karena air yang
digunakan tidak semua habis terpakai misalnya air sisa mencuci ataupun mandi
akan di buang ke lingkungan, sisa dari hasil aktifitas manusia ini biasa disebut air
buangan.Sisa dari aktifitas manusia ini apabila tidak dikelola dengan baik maka
akan menimbulkan dampak yang negatif bagi kualitas lingkungan.Berbagai usaha
telah dilakukan oleh pemerintah dari pembuatan undang-undang mengenai
pengelolaan lingkungan hidup hingga memberikan penyuluhan kesehetan
lingkungan kepada masyarakat, tetapi sejauh ini upaya-upaya dari pemerintah
tersebut belum sepenuhnya berhasil karena kurangnya partisipasi dan kesadaran
dari masyarakat itu sendiri sebagai sumber terbesar dalam menghasilkan air
buangan.Diperlukan suatu penanganan khusus pada air buangan ini sebelum
disalurkan ke badan air seperti dengan membuat sistem pengelolaan air buangan
baik yang bersifat out-site (penanganan di luar terjadinya buangan) ataupun yang

Ika Bayu kartikasari (13513071)

Winda Aisyah Nurdin

(12513176)

Tugas Perencanaan Drainage dan Sewerage


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
bersifat on-site (penanganan ditempat terjadinya buangan) serta yang bersifat
gabungan,sehingga air pengelolaan ini tidak mengganggu lingkungan dan
manusia.
1.2 Maksud dan Tujuan
1.2.1 Tujuan sistem perencanaan drainage
2. Mengendalikan banjir didaerah kecamatan gedongtengen.
3. Mengendalikan elevasi badan air perumahan,seperti sungai,danau,parit
dll.
4. Mengendalikan elevasi air tanah pada lahan produktif.
5. Mencegah terjadinya erosi tanah.
6. Mencegah terjadinya lingkungan yang kurang sehat atau penyebaran
penyakit melalui air.
1.2.2. Tujuan perencanaan sistem sewerage
2. Mengurangi dan menghilangkan pengaruh negatif air buangan pada
kesehatan manusia dan lingkungannya yang akan berdampak pada
terciptanya suatu kondisi lingkungan yang sehat.
3. Meningkatkan
mutulingkungan
hidup
melalui

pengolahan,

pembuangan dan/atau pemanfaatan air buangan untuk kepentingan


hidup manusia dan lingkungannya.
4. Melalui desain sistem penyaluran yang baik akan diperoleh suatu
jaringan yang efektif dan efisien dengan menekan biaya yang
seminimal mungkin dan memperoleh hasil yang semaksimal mungkin.
5. Mencegah timbulnya penyakit bawaaan air dan secara estetika.
6. Mencegah bau yang tidak sedap yang ditimbulkan air buangan.
1.3 Ruang Lingkup
Perencanaan sistem drainase dan sewerage ini dilaksanakan pada wilayah
pemukiman kecamatan gedongtengen,dengan ruang lingkup sebagai
1.3.1

berikut :
Ruang Lingkup sistem perencanaan drainage
1. Penentuan daerah pelayanan.
2. Perencanaan sistem jaringan drainage,meliputi:
a. Penentuan sistemyang direncanakan
b. Lay out jaringan

Ika Bayu kartikasari (13513071)

Winda Aisyah Nurdin

(12513176)

Tugas Perencanaan Drainage dan Sewerage


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
3. Perhitungan beban aliran,meliputi:
a. Penentuan blok pelayanan (sub area)
b. Perhitungan kapasitas aliran (sesuai tata guna lahan)
c. Menghitung curah hujan rata-rata (ekuivalen) daerah dengan
menggunakan metode Poligon Thiessen.
d. Menghitung hujan harian maksimum dengan metode:
- Gumbel
- Iwaikadoya
- Logpearson III
e. Menghitung distribusi hujan dengan menggunakan metode Hasper
Weduwen.
f. Menghitung lengkung intensitas hujan untuk tinggi hujan rencana
yang dipilih, menggunakan cara :
- Talbot
- Iishiguro
- Sherman
4. Pemilihan bentuk dan bahan saluran
5. Perhitungan dimensi dan elevasi saluran
6. Perhitungan debit banjir
7. Rencana bangunan pelengkap :
- Pompa dan rumah pompa (bila diperlukan)
- Bangunan bantu bila diperlukan
8. BOQ dan RAB
1.3.2 Ruang Lingkup sistem perencanaan sewerage
1. Penentuan daerah pelayanan
2. Perencanaan jaringan saluran air buangan, meliputi :
a. Penentuan sistem yang direncanakan
b. Lay out jaringan
3. Perhitungan beban aliran, meliputi :
a. Proyeksi penduduk
b. Perhitungan debit air limbah
4. Perencanaan saluran air limbah
a. Perhitungan dimensi saluran
b. Profil hidrolis
5. Rencana bangunan pelengkap
6. BOQ dan RAB
1.4 Sistematika Laporan
BAB I. PENDAHULUAN

Ika Bayu kartikasari (13513071)

Winda Aisyah Nurdin

(12513176)

Tugas Perencanaan Drainage dan Sewerage


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
Berisi latar belakang , maksud dan tujuan, ruang lingkup perencanaan, dan
sistematika laporan drainase dan sewerage Kecamatan Gedongtengen.
BAB II. KRITERIA PERENCANAAN
Berisi tentang kriteria perencanaan drainase dan sewerage
BAB III. DESKRIPSI DAERAH PERENCANAAN
Berisi mengenai batas wilayah admnistrasi,data curah hujan, demografi
kependudukan, fasilitas prasarana kota, kondisi eksisting sistem
drainase,dan kondisi eksisting air limbah.
BAB IV. PERENCANAAN DRAINASE
Berisi tentang penentuan daerah pelayanan, analisa hidrologi, perencanaan
saluran drainase, perencanaan bangunan pelengkap.
BAB V. PERENCANAAN SEWERAGE
Berisi

tentang

penentuan

daerah

pelayanan,perhitungan

beban

aliran,perencanaan saluran air limbah,perencanaan bangunan pelengkap.

BAB VI. BOQ DAN RAB


Berisi tentang biaya pengeluaran perencanaan drainase dan sewerage di
Kecamatan Gedongtengen.

Ika Bayu kartikasari (13513071)

Winda Aisyah Nurdin

(12513176)

Tugas Perencanaan Drainage dan Sewerage


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

BAB 2
KRITERIA PERENCANAAN

2.1.

KRITERIA PERENCANAAN DRAINAGE


a. Dasar-dasar Perencanaan
Di dalam perencanaan sistem drainase, sistem yang digunakan adalah

sistem terpisah dari saluran pengumpul air buangan kota. Sistem penyaluran air
hujan ini menggunakan beberapa parameter yang merupakan dasar perencanaan
sistem.
Dalam menentukan arah jalur saluran air hujan yang direncanakan terdapat
batasan-batasan yaitu:

Arah pengaliran dalam saluran mengikuti garis ketinggian yang ada


sehingga diharapkan pengaliran secara gravitasi dan menghindarkan
pemompaan.
Ika Bayu kartikasari (13513071)

Winda Aisyah Nurdin

(12513176)

Tugas Perencanaan Drainage dan Sewerage


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

Pemanfaatan sungai/anak sungai sebagai badan air penerima dan outfall


yang direncanakan.

menghindari banyaknya perlintasan saluran pada jalan, sehingga


mengurangi penggunaan gorong-gorong.
Dari parameter tersebut dapat dilihat adanya faktor pembatas, yaitu

kondisi topografi setempat.Dari kondisi ini dapat dikembangkan suatu sistem


dengan berbagai alternatif dengan mempertimbangkan segi teknis dan
ekonomisnya.Pengembangan suatu sistem mempunyai konsekuensi logis terhadap
dampak perencanaan.Tetapi dengan sedikit mungkin menghindari akibat sosial
yang mungkin timbul, yaitu dengan perencanaan yang logis dan baik, maka
diharapkan dapat dicapainya perencanaan sistem seperti yang diharapkan.
b. Bentuk dan Jenis Saluran
Bentuk dan jenis saluran yang akan dipilih disesuaikan dengan keadaan
lingkungan setempat, untuk itu digunakan tipe saluran air hujan sebagai berikut:
1. Saluran Tertutup, saluran ini dibuat dari beton tidak bertulang berbentuk
bulat dan diterapkan pada daerah dengan kepadatan yang tinggi dimana
ruang yang tersedia terbatas dari lalu lintas pejalan kakinya padat seperti
pada daerah perdagangan, daerah pusat pemerintahan, dan jalan protokol.
Sistem pengaliran air dari jalan ke dalam saluran menggunakan street
inlet. Dan pada jarak tertentu dibuat sumur pemeriksa (manhole) yang
fungsinya selain sebagai sumuran pemeriksa juga sebagai bangunan
terjunan (drop manhole), perubahan dimensi saluran dan pertemuan
saluran.

Ika Bayu kartikasari (13513071)

Winda Aisyah Nurdin

(12513176)

Tugas Perencanaan Drainage dan Sewerage


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
2. Saluran Terbuka, saluran ini terdiri dari dua bentuk dengan karakteristik
yang berbeda, yaitu:

Saluran berbentuk segi empat dengan modifikasinya. Saluran ini


dibuat dari pasangan batu kali atau batu belah dan biasanya
diterapkan pada suatu daerah dengan ruang yang tersedia yang
terbatas, seperti pada lingkungan pemukiman penduduk dimana
ambang saluran dapat berfungsi sebagai inlet dari air hujan yang
turun pada tributary area.

Saluran berbentuk trapesium dengan modifikasinya. Saluran ini


dibuat tanpa pengerasan, diterapkan pada daerah dengan kepadatan
penduduk terendah dimana ruang yang tersedia masih leluasa
seperti pada daerah pertanian. Dan pada daerah tertentu dilakukan
pengerasan bila batas kecepatan maksimum tidak terpenuhi.

a.

Jalur Saluran
Jaringan sistem penyaluran air hujan yang direncanakan disesuaikan
dengan keadaan fisik daerah pelayanan, dimana jalur saluran air hujan
direncanakan di salah satu sisi jalan (kiri atau kanan jalan) atau mungkin
kedua sisi jalan.Untuk saluran awal (hulu saluran), batas maksimal lebar
atas saluran adalah 1.00 meter.Sedangkan untuk saluran induk (primer)
lebar atas saluran lebih besar 1.00 meter.Untuk saluran ini diusahakan
berada jauh dan melintas jalan agar pemukiman disekitarnya tidak perlu
membuat jembatan persil (mahal).
Kapasitas saluran dan perlengkapannya sesuai dengan beban keadaan,
medan serta sifat-sifat hidrolis dimana saluran dan perlengkapan tersebut
ditempatkan. Perencanaan hidrolis juga harus diperhatikan, meliputi

Ika Bayu kartikasari (13513071)

Winda Aisyah Nurdin

(12513176)

Tugas Perencanaan Drainage dan Sewerage


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
prinsip hidrolika pengaliran saluran perencanaan.Sedangkan untuk hal
teknis berupa segi-segi teknis yang harus diperhatikan dalam rencana
penyaluran seperti topografi.
Daerah yang ditampung limpahan air hujan oleh satu jaringan drainase
disebut blok pelayanan. Tidak ada batas luas tertentu untuk setiap blok,
dan sebaiknya setiap blok dilayani jaringan drainase maksimal 1000 meter.
b.

Prinsip-prinsip Pengaliran
Prinsip pokok dalam dalam pengaliran adalah se-dapat mungkin

memanfaatkan jalur drainase alamiah sebagai badan penerima. Selain itu


dikenal juga kaidah-kaidah pengaliran sebagai berikut:

Limpasan air hujan dari awal saluran (tributary) selama masih belum
berbahaya, dihemat agar ada kesempatan untuk infiltrasi sebesar-besarnya
sehingga dapat mengurangi limpasan ke bawah aliran dan sekaligus
berfungsi untuk konversi air tanah pada daerah atas (upstream) koefisien
pengaliran untuk daerah limpasan adalah 0,045 (lihat lampiran) karena
dianggap permukaan rumput sedang.

Penentuan kecepatan aliran dalam saluran didasarkan pada kecepatan


minimum agar tetap self cleaning (tidak ada pengendapan lumpur) dan
kecepatan maksimum agar konstruksi saluran tetap aman (tidak terjadi
penggerusan). Sesuai dengan bentuk saluran yang persegi dengan
permukaan yang diperkeras maka range kecepatan saluran adalah 0,3 2,5
m/s.

Sesuai dasar saluran dengan permukaan diperkeras maka koefisien


kekasaran dinding saluran adalah 0,015.

Ika Bayu kartikasari (13513071)

Winda Aisyah Nurdin

(12513176)

Tugas Perencanaan Drainage dan Sewerage


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

Profil saluran menggunakan Periode Ulang Hujan (PUH) 10 tahun.

2.2 KRITERIA PERENCANAAN SEWERAGE


a. Periode Desain
Perencanaan Sistem Penyaluran Air Buangan Kecamatan Gedongtengen
didesain untuk periode 20 tahun kedepan. Penentuan periode desain ini dilakukan
berdasarkan sistem pembangunan yang ada di negara Indonesia yang biasanya
dilakukan secara bertahap dalam jangka waku tertentu. Dengan demikian
diharapkan selama dalam periode tertentu perencanaan tidak terlalu kesulitan
dalam menyediakan dana untuk kelangsungan proyek tersebut. Selain itu, periode
desain juga harus disesuaikan dengan kondisi kota yang akan direncanakan sistem
penyaluran air buangannya, sehingga penduduk yang ada pada saat itu dan
proyeksi penduduk yang akan datang dapat terlayani seluruhnya.
b.Sistem Jaringan Penyaluran Air Buangan
Sistem penyaluran air buangan yang akan digunakan untuk daerah
perencanaan ini adalah sistem terpisah (separate sewer system) dengan
pertimbangan bahwa daerah perencanaan terletak di daerah tropis dengan periode
musim hujan dan musim kemaraunya cukup panjang sehingga dengan diterapkan
sistem terpisah akan memerlukan dimensi saluran air buangan yang kecil.

Ika Bayu kartikasari (13513071)

Winda Aisyah Nurdin

(12513176)

Tugas Perencanaan Drainage dan Sewerage


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
c.Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air buangan yang digunakan adalah sistem pengaliran
secara gravitasi dengan mengikuti topografi daerah yang mempunyai kondisi
tanah yang menurun.
d.Penentuan Blok Pelayanan
Daerah pelayanan jaringan penyaluran air buangan disesuaikan dengan
kebutuhan. Pada perencanaan ini luas Kecamatan Gedongtengen adalah 2662,99
ha dan daerah yang akan dilayani adalah seluruh daerah perencanaan. Penentuan
blok pelayanan ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa daerah tersebut
mempunyai kepadatan yang cukup tinggi, sehingga sistem penyaluran air buangan
tidak mungkin menggunaka sistem on site, karena terbatasnya lahan yang tersedia.
Sedangkan untuk daerah-daerah yang mempunyai kepadatan yang cukup rendah,
penyaluran air buangannnya dapat menggunakan sistem on site.
Penentuan luas blok daerah pelayanan berguna untuk mempermudah
perencanaan penyaluran air buangan dan untuk mempermudah penentuan beban
aliran air buangan yang akan disalurkan ke pipa yang akan malayani daerah
pelayanan. Pembagian blok pelayanan penyaluran air buangan biasanya
berdasarkan kepadatan penduduk, keadaan topografi, perkembangan daerah dan
tata guna lahan. Dalam perencanaan sistem penyaluran air buangan Kecamatan
Gedongtengen dibagi kedalam tiga blok daerah pelayanan yang dapat dilihat pada
peta Kecamatan Gedongtengen.
e.Kecepatan Aliran Dalam Pipa

Kecepatan minimum,

Ika Bayu kartikasari (13513071)

Winda Aisyah Nurdin

(12513176)

Tugas Perencanaan Drainage dan Sewerage


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
Kecepatan minimum yang terjadi dalam pipa penyaluran air buangan
merupakan kecepatan yang didasarkan pada kemampuan pengaliran untuk
memberikan daya pembilasan tersendiri terhadap endapan (self cleaning).
Kecepatan minimum yang digunakan dalam perencanaan ini adalah 0,5 m/det.

Kecepatan maksimum
Kecepatan maksimum merupakan kecepatan yang didsasarkan pada

kemampuan saluran terhadap kemungkinan adanya gerusan-gerusan oleh air yang


mengandung partikel kasar.Kecepatan maksimum yang ditetapkan dalam
perencanaan ini adalah 3 m/det.
f.Penanaman Minimum Pipa
Penempatan saluran air buangan perlu dipertimbangkan terhadap keadaan
lapangan, keamanan sistem jaringan itu sendiri dan pengaruh terhadap jaringan
pipa distribusi yang ada ataupun yang direncanakan. Hal - hal yang perlu
diperhatikan dalam penempatan pipa air buangan adalah sebagai berikut :

Pipa service dipasang dibelakang rumah dan pipa lainnya dipasang di


tepi jalan, di bawah tritoar atau berm, hal ini mengingat kemungkinan
penggalian jika diperlukan perbaikan, atau ditengah median (jalur
hijau) yaitu antara jalur lambat dan jalur cepat.

Kedalaman minimal saluran dimaksudkan untuk melindungi saluran


terhadap

beban-beban

diatasnya.

Kedalaman

saluran

harus

disesuaikan dengan :
1

Penanaman pipa utama pada tepi jalan, 0,3 m jika tidak dilalui
kendaraan dan 0,8 m jika dilalui kendaraan.
Ika Bayu kartikasari (13513071)

Winda Aisyah Nurdin

(12513176)

Tugas Perencanaan Drainage dan Sewerage


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
2

Kelas jalan yang dilewati saluran.

Lokasi bangunan yang akan menggunakan fasilitas penyaluran


air buangan.

Kedalaman maksimum = 6 - 7 m.

Kekuatan saluran dan besarnya (diameter) umumnya hmin = 90


cm dibawah lantai dan 120 cm (awal pipa lateral), dibawah
muka tanah.

Apabila pada saat pemasangan bertemu dengan saluran air


minum yang ada atau direncanakan, maka saluran air buangan
harus diletakkan minimum 0,5 m dibawahnya

Gambar 2.1.Gambar Instalasi sambungan air limbah dari perumahan

Ika Bayu kartikasari (13513071)

Winda Aisyah Nurdin

(12513176)

Tugas Perencanaan Drainage dan Sewerage


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
(sumber : Okun & Ponghis,1975,hlm.66)
Keterangan :
a

Tata letak yang benar : letak pipa lurus, sambungan yang baik
akan memberikan kekuatan dan kerapatan maksimum.

Tata letak yang salah : terbentuk lengkungan dan sambungan


yang tidak baik berakibat terhambatnya aliran serta berkurangnya
kapasitas membawa (carrying capacity)

Kemiringan yang baik : kemiringan dengan tidak kurang dari 2


%, bagian bawah pipa ditopang secara seragam.

Kemiringan jelek : bagian bawah galian tidak rata, ada batuan


menonjol yang dapat menyebabkan sambungan bocor dan
kemampuan menopang pipa yang tidak rata.

Sambungan pipa penyalur limbah dari gedung ke saluran limbah


umum (public sewer) harus tersambung pada atau diatas
diameter horisontal saluran limbah umum.

Ika Bayu kartikasari (13513071)

Winda Aisyah Nurdin

(12513176)

Tugas Perencanaan Drainage dan Sewerage


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

Gambar 2.2. Gambar Metode peletakan pipa dan kekuatannya (sumber :


Okun & Ponghis,1975,hlm.84)
Faktor beban yang digunakan untuk penguatan 3 sisi :

Tipe 1, bahan pengisi dari tanah dengan faktor beban 1,1.

Tipe 2, bahan pengisi dari tanah dengan faktoir beban 1,5.

Tipe 3, bahan pengisi berupa butiran kerikil atau pecahan batu


dengan faktor beban 1,9.

Tipe 4, bahan pengisi berupa butiran kerikil atau pecahan batu


dengan faktor beban 2,4.

Tipe 5, bahan pengisi sebagian berupa campuran beton, faktor


beban 2,4.

Tipe 6, bahan pengisi berupa campuran beton, faktor beban 4,5.

Ika Bayu kartikasari (13513071)

Winda Aisyah Nurdin

(12513176)

Tugas Perencanaan Drainage dan Sewerage


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

Gambar2.3. Gambar bentuk galian pipa dan peletakannnya (sumber Okun &
Ponghis,1975,hlm.83)

Gambar 2..4 Gambar Jenis-jenis sambungan pipa air buangan (sumber :


Okun & Ponghis, 1975,hlm.77)
Keterangan :

Jenis sambungan sleeve coupling digunakan pada pipa asbestos


semen.

Cincin-O sebelum terpasang digunakan pada pipa beton dan


pipa tanah liat.

Cincin-O setelah terpasang.

Ika Bayu kartikasari (13513071)

Winda Aisyah Nurdin

(12513176)

Tugas Perencanaan Drainage dan Sewerage


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia

Sambungan dengan adukan semen.

BAB III
DESKRIPSI DAERAH PERENCANAAN

3.1

Batas Wilayah Administrasi


3.1.1 Kecamatan Gondokusuman

Gondokusuman terletak di bagian timur laut Kota Yogyakarta yang


berbatasan langsung dengan Kabupaten Sleman, adapun batas-batas wilayah
sebagai berikut:

Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Danurejan
Sebelah Barat
Sebelah Utara

: Kecamatan Umbulharjo
: Kecamatan Umbulharjo dan Kecamatan
: Kecamatan Jetis
: Kabupaten Sleman

3.1.2 Kecamatan Pakualaman

Ika Bayu kartikasari (13513071)

Winda Aisyah Nurdin

(12513176)

Tugas Perencanaan Drainage dan Sewerage


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
Secara geografis Kecamatan Pakualaman terletak di 110.2379 LS :
110.2379 LS dan 110.2379BT : 110.2379 BT dengan ketinggian 113 meter
diatas permukaan laut. Kecamatan Pakualaman terletak diantara batas-batas :

Sebelah Utara
Sebelah Timur
Sebelah Selatan

: Kecamatan Danurejan dan Gondokusuman


: Kecamatan Umbulharjo.
: Kecamatan Mergangsan.

Wilayah Kecamatan Pakualaman terdiri dari dua kelurahan, yaitu Kelurahan


Purwokinanti dan Kelurahan Gunungketur luas wilayahnya 0,63 km2 dengan
rincian Kelurahan Purwokinanti 0,33 km2 dan Kelurahan Gunungketur 0,30 km2,
karena luas wilayahnya paling sempit sehingga Kecamatan Pakualaman
merupakan kecamatan terkecil diantara kecamatan yang ada di Kota Yogyakarta.
3.1.3 Kecamatan Danurejan
Kecamatan Danurejan adalah salah satu dari 14 kecamatan di Daerah
Tingkat II Kota Yogyakarta, yang terletak di sebelah timur Kantor Gubernur
Daerah Istimewa Yogyakarta.
Keterangan Umum :

Tinggi wilayah kecamatan dari permukaan laut 114 m


Suhu max/min : 32 C/22 C
Jumlah terbanyak dari curah hujan 586 mm/tahun

Batas wilayah :

3.2

Sebelah utara : Kecamataan Gondokusuman dan Kecamatan Jetis Kota


Yogyakarta
Sebelah selatan : Kecamatan Gondomanan dan Kecamatan Pakualaman
Kota Yogyakarta.
Sebelah timur : Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta.
Sebelah barat : Kecamaatan Gedongtengen Kota Yogyakarta.
Data Curah Hujan
3.2.1 Kecamatan Gondokusuman

Ika Bayu kartikasari (13513071)

Winda Aisyah Nurdin

(12513176)

Tugas Perencanaan Drainage dan Sewerage


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
Kecamatan Gondokusuman memiliki iklim tropis dengan tofografi dataran
rendah.Tinggi tanah berada pada 114m dari permukaan laut dan memiliki curah
hujan 2000 mm per Tahun.
3.2.2 Kecamatan Pakualaman
Kecamatan Gondokusuman memiliki iklim tropis dengan tofografi dataran
rendah.Tinggi tanah berada pada 114m dari permukaan laut dan memiliki curah
hujan 2000 mm per Tahun.

3.3

Demografi Kependudukan
Penduduk Kecamatan Gedongtengen pada tahun 2013 sebanyak 20.778

jiwa, terdiri dari 10178 jiwa laki-laki dan 10600 jiwa perempuan. Selama periode
2010-2013 banyaknya penduduk Kecamatan Gedongtengen bergerak secara
fluktuatif.
Tabel 3.1. Tabel Penduduk
Kelurahan
Pringgokusuman
Sosromenduran
2013
2012
2011
2010
3.4

Laki-Laki
6327
3851
10178
10568
10865
8177

Perempuan
6591
4009
10600
10930
11216
9008

Fasilitas Prasarana Kota

3.4.1. Sarana Perekonomian

Ika Bayu kartikasari (13513071)

Winda Aisyah Nurdin

(12513176)

Jumlah
12918
7860
20778
21498
23001
17185

Tugas Perencanaan Drainage dan Sewerage


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
Sarana perekonomian meliputi pasar umum sebanyak 1 buah, pertokoan
sebanyak 62 buah, kios sebanyak 23 buah, warung sebanyak 19 buah, dan
swalayan 5 buah.
3.4.2. Sarana Perbankan
Sarana perbankan dan keuangan meliputi koperasi sebanyak 21 buah,
BANK sebanyak 1 buah, BUKP sebanyak 1 buah.
3.4.3. Sarana Percetakan dan Penerbitan
Sarana percetakan dan penerbitan meliputi masing-masing 1 buah.
3.4.4. Sarana Usaha Konstruksi
Sarana ini meliputi bangunan sipil sebanyak 2 buah.
3.4.5.

Sarana Industri
Sarana ini meliputi jenis industri kategori sedang sebanyak 2 buah.

3.4.6. Sarana Perhotelan


Sarana ini meliputi 3 kategori yaitu hotel berbintang, non-berbintang, dan
pondokan.Untuk hotel berbintang sebanyak 9 buah, non-berbintang sebanyak 100
buah, dan pondokan sebanyak 29 buah.
3.4.7. Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan meliputi Taman Kanak-kanak (TK) sebanyak 11 buah,
Sekolah Dasar (SD) sebanyak 13 buah, Sekolah Menengah Pertama (SMP)
sebanyak 6 buah, Sekolah Menengah Atas (SMA) sebanyak 5 buah.
3.4.8. Sarana Kesehatan

Ika Bayu kartikasari (13513071)

Winda Aisyah Nurdin

(12513176)

Tugas Perencanaan Drainage dan Sewerage


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
Sarana kesehatan meliputi Puskesmas sebanyak 1 buah, Poliklinik
sebanyak 1 buah, Praktek Dokter sebanyak 4 buah, Posyandu sebanyak 37 buah,
Pos Pelayanan KB sebanyak 2 buah.

3.5.

Kondisi Eksiting Sistem Drainase

(a). Genangan Air

(c). Outfall Sungai

Ika Bayu kartikasari (13513071)

Winda Aisyah Nurdin

(12513176)

Tugas Perencanaan Drainage dan Sewerage


Jurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
Kondisi

eksisting

sistem

drainase

di

Kecamatan Gedongtengen, belum dapat dinilai


baik. Karena di salah satu daerahnya yaitu
Pasar Kembang, masih banyak genangan air.
Genangan air dapat disebabkan karena sistem
drainase yang kurang baik atau kondisi jalan
raya yang tidak merata.

(b). Saluran Air

Daftar pustaka

Ika Bayu kartikasari (13513071)

Winda Aisyah Nurdin

(12513176)

Anda mungkin juga menyukai