ABSTRAK
Semakin banyaknya lahan terbangun dan kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) maka akan
mengakibatkan berkurangnya kawasan resapan air bagi masyarakat Bandung. untuk peresapan air ke
dalam tanah diperlukan pemanfaatan lubang resapan biopori (LRB) sebagai media konservasi air
tanah juga sebagai suatu upaya pelestarian air tanah dan penanganan genangan air di kawasan
perkotaan. Metode pendekatan yang digunakan yaitu metode dengan teknik analisis kualitatif untuk
mengidentifikasi Lubang Resapan Biopori (LRB) eksisting, serta analisis kuantitatif untuk
mengidentifikasi kebutuhan Lubang Resapan Biopori yang ideal dan untuk penentuan lokasi Lubang
Resapan Biopori (LRB) yang tepat.
Page | 1
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1
Cikapundung, khususnya pada musim hujan sebab daerah utara adalah daerah tangkapan
bertindak sebagai pematusan yang air utama bagi sumber-sumber air Cekungan
mengalirkan air, baik dari daerah tangkapan di Bandung.
bagian Utara Kota Bandung maupun dari Peran Sungai Cikapundung yaitu sebagai
daerah Kota Bandung dan juga Sungai tempat penampungan air bagi masyarakat
Citarum. Sistem Drainase Mikro yang ada di Kota Bandung agar tidak terkena bencana
Sungai Cikapundung terdiri berbagai gorong- khususnya bencana banjir dan genangan. Salah
gorong yang tersebar di setiap daerah yang satu sebab banjir dan genangan adalah
terlewati oleh sungai Cikapundung. Gorong- penggunaan lahan yang tidak terkontrol di
gorong yang berfungsi menjadi saluran Kawasan Bandung Utara sebagai daerah
drainase dan pembuangannya bermuara resapan. Selain itu, peran Sungai Cikapundung
langsung ke Sungai Cikapundung adalah sendiri adalah menghindari terjadinya erosi
Sungai Cikapundung, Saluran Cikapayang, dan sendimentasi yang cukup tinggi serta
Sungai Cibarani, Saluran Regol dan Saluran fluktusi debit yang besar. Melihat berbagai
Ancol. fungsi lahan dan pemanfaatan aliran sungainya,
Fungsi Sungai Cikapundung sebagai maka DAS Cikapundung merupakan DAS
sistem jaringan drainase utama di Kota yang sangat penting dalam mendukung
Bandung sudah tidak sesuai, hal ini berbagai fungsi sosial dan ekonomi
dikarenakan adanya faktor perilaku masyarakat di sepanjang daerah pengaliran
masyarakat disekitaran bantaran Sungai sungainya.
Cikapundung yang tidak menjaga kelestarian Semakin banyaknya lahan terbangun dan
lingkungan disekitaran sungai yang kurangnya RTH, maka akan mengakibatkan
menyebabkan Sungai Cikapundung sebagai berkurangnya kawasan resapan air bagi
tempat penampungan limbah padat, cair dan masyarakat Bandung pada umumnya. Dampak
membuat bertambahnya endapan Sungai dari hal ini bisa dirasakan adalah kekeringan
Cikapundung sehingga kapasitas Sungai pada musim kemarau dan bencana banjir pada
Cikapundung untuk menampung air berkurang. musim hujan. Sampah rumah tangga, drainase
Hal ini menyebabkan pada saat terjadinya dan air kotor yang dibuang oleh masyarakat di
hujan air di sungai Cikapundung meluap dan pemukiman sekitar sungai menyebabkan
membanjiri lingkungan sekitar sehingga pencemaran bagi Sungai Cikapundung.
fungsi utama sungai sebagai saluran Kajian terhadap DAS Cikapundung
drainase makro tidak berfungsi dengan bagian tengah dalam Kota Bandung perlu
seharusnya. dilakukan mengingat pada bagian ini
Sejak dulu peran sungai adalah sebagai merupakan zona transisi KBU yang
pengumpul air hujan yang jatuh pada suatu merupakan zona yang dipengaruhi oleh
daerah aliran sungai dan secara bebas diubah keadaan kawasan hulu dan sekaligus dapat
dalam suatu rangkaian siklus hidrologi yang mempengaruhi kawasan hilir. Selain itu
melibatkan atmosfer, air bawah tanah, kawasan bagian tengah, merupakan kawasan
lingkungan dan manusia. Sesuai dengan fungsi dengan karakteristik permukiman kepadatan
Sungai Cikapundung, peran sungai tinggi dan merupakan kawasan perkotaan.
Cikapundung adalah sebagai tempat simpanan Kawasan ini juga merupakan kawasan yang
dan resapan air yang berasal dari berbagai memiliki berbagai aktifitas diantaranya:
sumber khususnya air hujan. Peran Sungai pendidikan yaitu kampus ITB dan kampus
Cikapundung sendiri adalah sebagai tempat UNISBA, perdagangan dan jasa yaitu
penyimpanan air apabila terjadi kelangkaan Jl.merdeka (BIP dan sekitarnya), perkantoran
air baku di Kota Bandung. Dengan adanya yaitu kantor pemerintahan, kantor kecamatan,
pertambahan penduduk memberikan efek dan kantor kelurahan.
yang sangat besar pada kebutuhan akan air Maka untuk peresapan air ke dalam tanah
bersih. Adanya kerusakan Kawasan Bandung diperlukan pemanfaatan lubang resapan
Utara sudah tentu mengurangi pasokan air biopori (LRB) sebagai media konservasi air
Page | 2
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1
Page | 3
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1
(Mengurangi genangan; Menambah cadangan biopori. Secara garis besar konsep analisis ini
air tanah; Mengurangi volume sampah menerapkan teknik superimpose dengan ketiga
organic) variabel analisis penentuan lokasi LRB.
Adapun ketiga variabel tersebut adalah :
Metodologi
Metode Analisis Pertama, Analisis Jenis Tanah
Guna tercapainya tujuan penelitian, maka Analisis kualitatif ini dilakukan untuk
dilakukan analisis yang berupa analisis menganalisis jenis tanah sehingga dapat
kualitatif untuk mengidentifikasi Lubang diketahui daya serap tanah terhadap air hujan
Resapan Biopori (LRB) eksisting, serta di wilayah studi dapat dilihat pada Tabel 1
analisis kuantitatif untuk mengidentifikasi berikut ini.
kebutuhan Lubang Resapan Biopori yang ideal Tabel 1 Jenis Tanah
dan untuk penentuan lokasi Lubang Resapan N Jenis Permeabilita Nila Bobo
Biopori (LRB) yang tepat. o Tanah s i t
1 Grumoso Lambat 1 5
Metode Analisis untuk Mengidentifikasi l
2 Aluvial Sedang 2
Lubang Resapan Biopori (LRB) 3 Andosol Cepat 3
Dalam metoda ini dilakukan analisis Sumber : Pusat Penelitian Tanah Bogor, (disempurnakan,
kualitatif. Melalui analisis kualitatif ini 1982)
dilakukan pengolahan data sekunder dan
observasi lapangan mengenai Lubang Resapan Analisis jenis tanah ini juga dapat berguna
Biopori (LRB) untuk mengidentifikasi lubang untuk menentukan lokasi yang cocok,
resapan biopori yang sudah diterapkan di sehingga nantinya dapat dipergunakan dalam
Kawasan DAS Cikapundung tengah. Analisis superimpose menurut jumlah skor dalam
yang dilakukan dengan cara wawancara pembobotan. Permeabilitas adalah
terhadap bapak Camat yang berada di DAS kemampuan tanah dalam diresapi air.
Cikapundung Bagian Tengah serta observasi
lapangan. Kedua, Analisis Curah Hujan
Berdasarkan Ruang lingkup wilayah dari
Metode Analisis Penentuan Lokasi yang studi ini adalah Kawasan tengah Sungai
Cocok di Terapkan Lubang Resapan Biopori Cikapundung bermula dari Dago Bengkok
(LRB) hingga sekitar Jembatan Siliwangi merupakan
Kinerja Lubang Resapan Biopori (LRB) daerah perbukitan dengan kemiringan 30-
akan berfungsi dengan baik jika 50%, bagian tengah mulai dari Jembatan
pembangunannya di suatu kawasan yang Siliwangi hingga PLN merupakan daerah
memenuhi persyaratan, yaitu : tanah harus berombak dengan kemiringan 3-8%, dan pada
mudah meloloskan air; dibangun tidak beberapa lokasi memiliki kemiringan 15-30%
melebihi kedalaman permukaan air tanah bagian selatan mulai dari sekitaran PLN
(water table) dalam hal perancangan hingga Tol Padaleunyi merupakan daerah
pembuatan biopori. Maka dalam metode ini dengan kemiringan 0-3%. Dan curah hujan
perlu dilakukan penentuan lokasi kawasan yang berada di lokasi penelitian ini berkisar
yang memiliki persyaratan tersebut dengan 1500-2000 mm/ tahun. Analisis kualitatif ini
melihat jenis tanah, curah hujan, serta dilakukan untuk menentukan lokasi yang
kepadatan bangunan di wilayah DAS cocok diterapkannya lubang resapan biopori.
Cikapundung Tengah (hal ini sesuai dengan Setelah diketahui curah hujan maka dilakukan
syarat penentuan lokasi yang telah superimpose dari jumlah skor dalam
disampaikan oleh Ir.kamir R.Brata,Msc). pembobotan. Untuk lebih jelas dapat dilihat
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui lokasi pada Tabel 2 berikut ini.
yang cocok diterapkannya lubang resapan
Page | 4
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1
2 30 ± 60 % Sedang 2
Mononobe
3 70 ± 90 % Tinggi 3
Page | 5
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1
Page | 6
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1
Menentukan Jumlah Lubang Resapan Biopori jumlah LRB setidaknya dapat menampung air
yang Ideal di wilayah Cikapundung Bagian yang tidak terserap oleh tanah yang
Tengah dikarenakan banyaknya lahan kedap air, yang
pada akhirnya dapat berfungsi sebagai media
Berdasarkan hasil pengamatan dan
konservasi air tanah juga sebagai suatu upaya
analisis, Cikapundung Bagian Tengah Kota
pelestarian air tanah dan penanganan genangan
Bandung merupakan zona transisi KBU yang
air di kawasan perkotaan.
merupakan zona yang dipengaruhi oleh
keadaan kawasan hulu dan sekaligus dapat Sedangkan penentuan lokasi yang tepat
mempengaruhi kawasan hilir. Selain itu dalam penerapan Lubang Resapan Biopori
kawasan bagian tengah, merupakan kawasan (LRB) adalah mengidentifikasi kawasan-
dengan karakteristik permukiman kepadatan kawasan yang memenuhi persyaratan bagi
tinggi dan merupakan kawasan perkotaan. penerapan Lubang Resapan Biopori (LRB).
Kawasan ini juga merupakan kawasan yang (Hal ini sesuai dengan syarat penentuan lokasi
memiliki berbagai aktifitas diantaranya: yang telah disampaikan oleh Ir.kamir
pendidikan yaitu kampus ITB dan kampus R.Brata,Msc). Analisis ini dilakukan untuk
UNISBA, perdagangan dan jasa yaitu mengetahui lokasi yang cocok diterapkannya
Jl.merdeka (BIP dan sekitarnya), perkantoran lubang resapan biopori. Secara garis besar
yaitu kantor pemerintahan, kantor kecamatan, konsep analisis ini menerapkan teknik
dan kantor kelurahan. wilayah ini sering terjadi superimpose dengan ketiga variabel analisis
banjir akibat kurangnya daerah peresapan air penentuan lokasi LRB. Adapun ketiga variabel
yang di karenakan perkembangan kegiatan tersebut adalah : Jenis Tanah; Curah Hujan ;
perkotaan. Kepadatan Bangunan
Untuk menentukan LRB maka langkah
Dengan kondisi perkembangan Kota
perhitungan yang dilakukan yaitu sebagai
Bandung yang semakin pesat dalam setiap
berikut :
tahunnya, terjadi perubahan yang signifikan
pada penggunaan lahan permukiman, Pertama, Analisis Intensitas Curah Hujan
perdagangan dan jasa, sehingga terjadi alih Untuk menghitung intensitas curah hujan
fungsi, terutama terhadap lahan-lahan di wilayah studi ini diperlukan perhitungan
persawahan, perkebunan dan lahan kering, curah hujan maksimum harian, sebelum
serta lokasi penelitian ini cocok mendapatkan curah hujan harian terlebih
diterapkanLubang Resapan Biopori (LRB) dahulu melihat data curah hujan maksimum
karena dilihat dari karakteristik LRB yang bulanan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
ukurannya kecil, yaitu mempunyai diameter 10
pada Gambar 2 Grafik Curah Hujan
cm dengan kedalaman 80 cm, dapat Maksimum Bulanan.
ditempatkan pada kawasan permukiman padat,
sehingga diharapkan dengan adanya beberapa
Page | 7
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1
450.00
400.00
381.50
350.00
321.40
300.00
250.00 259.00
200.00
187.50
150.00
117.60
100.00 102.80 103.60
89.40
76.20 77.20
63.00
50.00
0.00 1.90
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Page | 8
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1
Page | 9
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1
Page | 10
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1
Page | 11
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1
Page | 12
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1
Page | 13
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.13 No.1
Page | 14