Siti Nur Indah Sari¹, I Gusti Ngurah Kerta Arsana2, I Pt. Gustave Suryantara P.²
1
Alumni Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
2
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
E-mail: iinnairasari@gmail.com
Abstrak: Banjir merupakan salah satu problema yang sering terjadi di kota-kota besar. Masalah
banjir juga tidak lepas dari Kota Denpasar akibat pertambahan penduduk yang meningkat setiap tahun.
Berdasarkan data dari BPS kepadatan penduduk di Kota Denpasar pada tahun 2012 telah mencapai 6.526
jiwa per-km2. Laju pertumbuhan penduduk di Kota Denpasar pada tahun 2013 mencapai 2,09%. Dari tahun
ke tahun luas lahan pertanian di Kota Denpasar terus mengalami penurunan. Sebagai sebuah kota besar
dengan perkembangan ekonomi yang sudah maju, sebagian besar lahan di Kota Denpasar tidak
diperuntukkan sebagai lahan pertanian. Pada tahun 2012, lahan pertanian di Denpasar hanya meliputi 19,71
persen dari total wilayah Denpasar. Alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan bukan pertanian setiap
tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 total industri yang ada di Denpasar meningkat dari 1.337
menjadi 1.563 atau meningkat sebesar 16,90 persen. Akibatnya daerah resapan berkurang dan pada saat
musim hujan tiba banjir melanda.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut salah satu solusi yang ditawarkan adalah perencanaan pola
aliran saluran drinase sekunder. Perencanaan dilakukan dengan melakukan penataan pola aliran saluran
drainase sekunder baru, analisis hidrologi dan analisis hidrolika. Analisis hidrologi digunakan untuk
menghitung debit banjir rencana dengan menggunakan metode rasional, dimana debit rencana yang
digunakan adalah periode ulang 10 tahun. Analisis hidrolika diperlukan untuk mengetahui kapasitas eksisting
sudah mampu menampung debit banjir rencana atau tidak.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kapasitas eksisting tidak mampu menampung debit banjir rencana
periode ulang 10 tahun, sehingga perlu perencanaan dimensi saluran. Berdasarkan kondisi wilayah studi,
maka direncanakan saluran drainase sekunder dengan menggunakan box culvert.
Abstract: Flood is one of the problems that often occur in large cities. Flooding problems are also
not free from Denpasar due to population growth increasing every year. Based on data from BPS population
density in Denpasar in 2012 has reached 6,526 people per km2. The rate of population growth in Denpasar in
2013 reached 2.09%. From year to year the agricultural land area in Denpasar continue to decline. As a large
city with economic development that have been developed, most of the land in Denpasar are not designated
as agricultural land. In 2012, agricultural land in Denpasar only covers 19.71 percent of the total area of
Denpasar. Conversion of agricultural land into non-agricultural land each year has increased. In 2013 the
total industry in Denpasar increased from 1,337 becomes 1,563 or an increase of 16.90 percent. Catchment
areas and consequently reduced during the rainy season flooding.
To overcome these problems, one solution offered is planning a secondary flow pattern drinase
channel. Planning is done by making the arrangement pattern of the new secondary drainage channel flow,
analysis of hydrologic and hydraulic analysis. Hydrological analysis is used to calculate the flood discharge
plan using the rational method, where the discharge plan used was 10-year return period. Hydraulics analysis
is needed to determine the existing capacity has been able to accommodate the flood discharge plan or not.
The analysis shows that the existing capacity can not accommodate the flood discharge plans return
period of 10 years, so it needs planning channel dimensions. Under the conditions of the study area, it is
planned to use a secondary drainage box culvert.
ini dapat mempengaruhi ketelitian hasil analisis. Cara rencana metode rasional adalah sebagai berikut
pengujian sederhana dapat dilakukan untuk (suripin, 2004).
mendeteksi penyimpangan ini adalah dengan Q = 0,278.C.I.A
menggunkan metode Rescaled Adjuster Partial Sums dimana, Q adalah debit rencana dengan periode
(RAPS) yaitu pengujian dengan menggunakan data ulang T tahun (m3/dtk), C adalah koefisien aliran
hujan tahunan rata-rata dari stasiun itu sendiri yaitu permukaan, I adalah intensitas hujan selama waktu
dengan pengujian kumulatif penyimpangan kuadrat konsentrasi (mm/jam), A adalah luas daerah
terhadar nilai reratanya (Sri Harto, 1993). pengaliran (km2).
(4)
Perencanaan Pola Aliran Saluran Drainase Sekunder Pada Sistem I Di Kota Denpasar
Jl. Ga
gka
Nan
B H B h B H
Jl.
1 Jl. Gatot Subroto II - Jl. Gatot Subroto VI L Jl. Maruti
Jl. Sutomo
Jl. Nakula
Budi
2-3 0.60 0.60 1.40 0.87 1.40 1.40
dara
Jl. Dr. Setia
Jl. Werku
Jl. Kumbakarna Jl. Mawar
Jl. Kartini
3 Gg. XI Jl. Nangka - Gg. IV Jl. Salya
Jl. Veteran
Jl. Karna
Jl. Durian
Jl. Arjuna
na
1-2 0.40 0.50 1.40 0.87 1.40 1.40
Jl. Kres
Jl. Thamrin
2-3 0.40 0.50 1.40 1.30 1.40 1.40
esi
Jl. Udayana
Jl. Sulaw
4 Gg. V Jl. Nangka - Jl. Kartini
1-2 0.60 0.60 1.00 0.77 1.00 1.00
2-3 0.80 0.80 1.00 0.77 1.00 1.00
5 Jl. Gatotkaca - Jl. Kumbakarna
1-2 0.80 0.80 1.60 0.78 1.60 1.60
2-3 0.80 0.80 1.60 1.30 1.60 1.60
3-4 0.80 0.80 1.60 1.41 1.60 1.60
6 Jl. Gajah Mada U
16 Jl. Ahmad Yani (Selatan) Ka 1.00 1.00 Box Culvert Jl. Maruti
20 Jl. Ahmad Yani (Selatan) Ki 0.80 0.80 Box Culvert Tukad Jurang
(ruas I)
Perencanaan Pola Aliran Saluran Drainase Sekunder Pada Sistem I Di Kota Denpasar
Tabel 8. Rencana pola aliran saluran drainase sarana dan prasarana yang memadai khususnya
sekunder pada sistem I di Kota Denpasar saluran drainase kota untuk menanggulangi terjadinya
(Lanjutan) bencana banjir pada saat musim hujan tiba.
Nama Jalan/Saluran Dimensi Bentuk
No.
Sekunder
Sisi
B (m) H (m) Penampang
Arah Aliran (menuju) Penggunaan precast pada saluran drainase di Kota
Sistem Drainase Sekunder Kiri Denpasar perlu ditingkatkan dan hendaknya
21 Jl. Ahmad Yani (Selatan) Ki 0.80 0.80 Box Culvert Tukad Jurang
(ruas II) pembangunan dilakukan secara merata baik saluran
22 Jl. Ahmad Yani (Selatan) Ki 0.80 0.80 Box Culvert Tukad Jurang
(ruas III) drainase primer, sekunder dan tersier.
23 Jl. Cokroaminoto Ki 0.80 0.80 Box Culvert Tukad Badung
(ruas I)
24 Jl. Cokroaminoto Ki 1.00 1.00 Box Culvert Jl. Maruti UCAPAN TERIMA KASIH
(ruas II)
25 Jl. Maruti Ki 1.00 1.00 Box Culvert Tukad Badung Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa
26 Jl. Cokroaminoto Ki 0.80 0.80 Box Culvert Gg. Merak
karena berkat rahmat dan karunia-Nya Penelitian ini
(ruas III) dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Jurnal
27 Gg. Merak Ki 0.80 0.80 Box Culvert Gg. III Jl. Sutomo
ilmiah dengan judul “Perencanaan Pola Aliran
28 Gg. III Jl. Sutmo Ki 0.80 0.80 Box Culvert Tukad Badung
Saluran Drainase Sekunder Pada Sistem I Di Kota
29 Jl. Gambuh Ki 1.40 1.40 Box Culvert Jl. Kumbakarna Denpasar” ini dapat diselesaikan atas bantuan dan
30 Jl. Kumbakarna Ki 1.40 1.40 Box Culvert Tukad Badung bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, ucapan
31 Jl. Sutomo Ki 1.40 1.40 Box Culvert Tukad Badung
terimakasih disampaikan kepada Bapak IGN Kerta
Arsana, MT. dan IP Gustave Suryantara P., ST., M.
32 Jl. Gajahmada Ki 1.00 1.00 Box Culvert Tukad Badung
Eng., selaku Dosen Pembimbing I dan Pembimbing
Sumber : Hasil Analisis (2014) II, Jurusan Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Udayana, kepada kedua orang tua, sahabat dan
SIMPULAN DAN SARAN seluruh keluarga atas dorongan semangat dan doa
yang diberikan baik secara langsung maupun tidak
Simpulan langsung.
Berdasarkan analisa di atas maka dapat
disimpulkan bahwa : DAFTAR PUSTAKA
1. Dari hasil survey diketahui bahwa sebab terjadinya
banjir di wilayah studi adalah sebagai berikut : Indarto, 2010, Hidrologi, Penerbit Bumi Aksara,
a) Adanya perubahan tata guna lahan sehingga Jakarta.
merubah pola aliran yang sudah ada dan Kementerian Pekerjaan Umum, 2008, Masterplan
berkurangnya daerah resapan air. Drainase Dan Irigasi Kota Denpasar, PT.
b) Adanya sampah dan sedimen yang Kencana Adhi Karma, Denpasar.
menyumbat saluran drainase sekunder Pemerintah Propinsi Dati I Bali, 1994/1995,
sehingga air tidak mengalir dengan lancar Perencanaan Masterplan Drainase Di Kota
hingga pada pembuangan terakhir. madya Denpasar, CV Veygasi Disain,
c) Kurangnya pemeliharaan sehingga saluran Denpasar.
rusak dan tidak berfungsi dengan baik. Saragi, Tiurma Elita, 2007, Tinjauan Manajemen
d) Kapasitas eksisting tidak mampu menampung Sistem Drainase Kota Pematang Siantar,
debit banjir dan perlu pembesaran dimensi. (Tugas Akhir yang dipublikasikan, Jurusan
2. Untuk mengantisipasi terjadinya banjir di Sistem I Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Kota Denpasar perlu dilakukan perencanaan pola Sumatera Utara, 2007).
aliran secara menyeluruh dan ditindak lanjuti Soemarto, 1999, Hidrologi Teknik Edisi Ke-2,
dengan pembangunan fisik saluran drainase Penerbit Erlangga, Jakarta.
sekunder Kota Denpasar. Berdasarkan hasil Sri Harto, 1993, Analisis Hidrologi. PT Gramedia
analisis dari 18 rencana saluran drainase sekunder Pustaka Utama, Jakarta.
terdapat beberapa saluran yang perlu pembesaran Standar Perencanaan Irigasi, 2010, Kriteria
dimensi diantaranya adalah Gg. Merpati, Jl. Gatot Perencanaan Bagian Saluran KP – 03,
Subroto II, Jl. Gatot Subroto IV, Jl. Gatot Subroto Republik Indonesia Departemen Pekerjaan
VI L, Gg. Kenari, Jl. Gatot Subroto VI Q, Gg. XI Umum Direktorat Jenderal Sumber Daya
Jl. Nangka, Gg. IV Jl. Salya, Gg. V Jl. Nangka, Jl. Air, Jakarta
Salya, Jl. Shadewa, Jl. Kumbakarna, Jl. Gajah Suripin, 2004, Sistem Drainase Perkotaan yang
Mada, Jl. Maruti, Jl. Gambuh, Gg. Merak, dan Jl. Berkelanjutan. Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Sutomo. Sukarto Haryono, 1999, Drainase Perkotaan, PT
Mediatama Saptakarya, Jakarta.
Saran Triatmodjo Bambang, 2009, Hidrologi Terapan, Beta
Pembangunan sistem jaringan drainase Offset, Yogyakarta.
sekunder terutama di Kota Denpasar perlu penataan Triatmodjo Bambang, 2010, Hidrologi Terapan, Beta
secara menyeluruh dan terintegrasi seiring dengan Offset, Yogyakarta.
pertumbuhan penduduk dan perubahan tata guna
lahan. Kepadatan penduduk menuntut pelayanan