Anda di halaman 1dari 12

EXTRAPOLASI Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya P-ISSN: 1693-8259

Desember 2014, Vol. 7 No. 2, hal. 129 - 140

STUDI KELAYAKAN PROYEK PENGENDALIAN BANJIR


PADA DAS KALI BUNTUNG KABUPETAN SIDOARJO
BERDASARKAN ANALISIS BIAYA MANFAAT DAN EFISIENSI BIAYA

Bambang Tjatur Miarso


Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
email: sipil@untag-sby.ac.id

Abstrak

Kabupaten Sidoarjo merupakan daerah yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan sangat
strategis, hal ini tercermin dari pesatnya pembangunan dikawasan wilayah ini. Dari tahun ke tahun
pembangunan industri dan pemukiman sangat dominant, sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan tata
guna lahan (land use) yang sangat berarti bagi sistem pengaliran air. Tujuan penelitian ini adalah Untuk
menganalisis rencana pembangunan proyek “Dam” di daerah aliran sungai (DAS) kali Buntung dengan
menggunakan standar pembebanan biaya yang paling efisien, sesuai dengan metode pembebanan biaya
dengan menggunakan analisis “Activity Based Costing”, Untuk menganalisis rencana pembangunan proyek
“Dam” di daerah aliran sungai (DAS) kali Buntung dengan menggunakan analisis biaya manfaat (Cost
Benefit Analysis) dalam pengambilan keputusan proyek, dan untuk mengetahui apakah proyek pembangunan
“Dam” di kali Buntung dapat efektif digunakan untuk pengendalian banjir di Kabupaten Sidoarjo. Penelitian
ini menggunakan populasi adalah sepanjang daerah aliran sungai (DAS) di wilayah Kabupaten Sidoarjo.
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis pembebanan biaya berdasarkan metode ”activity based
costing” (ABC), analisis biaya dan manfaat untuk perencanaan proyek pengendali banjir. Hasil dari
penelitian ini adalah keputusan pembangunan 1 (satu) buah DAM pada tahun 2010, maka dapat melakukan
penghematan dari PAD Kabupaten Sidoarjo sebesar : Rp 799,124,507,943.89 -2,914,352,597.95,-. = Rp
796,210,155,345.94,-, dengan hasil NPV proyek pembangunan 1 (satu) buah DAM yang > 0, maka
keputusan pembangunan proyek 1 (satu) buah DAM di DAS Kali Buntung Sidoarjo dapat diterima, Dengan
melihat besarnya tingkat efektivitas biaya sebesar 97,34%, maka dapat disimpulkan bahwa keputusan
investasi dengan proyek 1 (satu) Dam dapat memberikan manfaat yang cukup besar terhadap pengendalian
banjir pada DAS Kali Buntung selama prediksi tahun 2010 sampai dengan 2013.

Kata kunci : Efisien, Bemanfaat (Net Present Value) dan Efektif

I. PENDAHULUAN yang menjadi semakin tinggi. Hal ini


karena fungsi penyerapan lahan makin kecil
1.1. Latar Belakang aliran permukaan menjadi makin besar,
Kabupaten Sidoarjo merupakan sementara itu lahan persawahan yang
daerah yang mempunyai nilai ekonomi semula dapat digenangi sudah berkurang
yang tinggi dan sangat strategis, hal ini sehingga air permukaan yang harus
tercermin dari pesatnya pembangunan di dialirkan ke laut makin besar pula. Di lain
kawasan wilayah ini. Dari tahun ke tahun pihak saluran-saluran yang ada tidak
pembangunan industri dan pemukiman berfungsi sebagaimana direncanakan karena
sangat dominant, sehingga mengakibatkan adanya penyempitan/hambatan yang lain.
terjadinya perubahan tata guna lahan (land Secara geografis wilayah Kabupaten
use) yang sangat berarti bagi sistem Sidoarjo termasuk wilayah dengan
pengaliran air. Perubahan tata guna lahan topografi yang relatif rendah dan datar,
dari lahan pertanian (sawah atau tegalan) sehingga air hujan yang turun tidak dapat
menjadi lahan industri/perdagangan dan mengalir cepat ke system saluran pembuang
kawasan pemukiman/perumahan, memba- / drainase yang ada termasuk juga akibat
wa konsekuensi perubahan koefisien aliran pengaruh pasang surut air laut. Hal ini

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 129


berdampak terjadi banjir/terjadinya menjadi 1615,5 Ha pada tahun 2007
genangan di beberapa wilayah. Di lain dibanding tahun 2006 seluas 1815,5 Ha.
pihak sistem jaringan saluran yang semula Kegiatan yang sangat menunjang
merupakan jaringan saluran irigasi belum keberhasilan pencapaian indikator ini
diubah menjadi sistem jaringan drainase. antara lain adalah rehabilitasi/
Jumlah penduduk yang secara terus pemelihara an plengsengan di 19 lokasi
menerus bertambah, baik dari perkem- sepanjang 3.900 M, pembersihan dan
bangan penduduk setempat maupun dari pengerukan afvoer di 58 lokasi
urbanisasi penduduk, yang secara otomatis sepanjang 119.500 m dan
memerlukan lahan untuk perumahan, pengoperasian 4 unit pompa air.
mengakibatkan semakin berkurangnya Dilihat dari kondisi geografis,
lahan bebas yang mampu menampung sepanjang Kali Buntung bagian hulu
genangan air/menahan lajunya banjir. merupakan daerah persawahan dan
Pemerintah daerah beserta jajarannya perkampungan ada sebagian kecil industri
sudah berupaya semaksimal mungkin untuk di wilayah Kecamatan Krian di sepanjang
melakukan pengendalian / penanggulangan jalan Bay Pass, sedangkan pada daerah hilir
banjir, dengan memfungsikan prasarana dari Desa Sepanjang sampai muara di Desa
yang ada saat ini, bahkan meningkatkan Tambak Oso Kec. Waru yang merupakan
prasarana yang ada, namun hasilnya belum daerah padat perumahan dan sebagian
sesuai dengan yang diharapkan sehingga di industri serta sebagian tambak pada pesisir
beberapa daerah masih terjadi banjir. Untuk laut Jawa, disamping itu juga daerah yang
sedikit kita melihat bagaimana kondisi dimanfaatkan untuk komersial khususnya
infrastruktur yang ada yang telah dilakukan yang berdekatan dengan perumahan dan
oleh Pemda Sidoarjo dalam rangka untuk jalan raya. Meng-ingat semakin cepatnya
memfasilitasi sarana dan prasarana publik. pertumbuhan penduduk yang memerlukan
Berikut beberapa proyek pekerjaan umum lahan perumahan, maka pada sepanjang kali
yang telah dilakukan mulai tahun 2007 Buntung banyak perumahan yang terletak
sampai dengan tahun 2009, sebagai berikut: dipinggiran kali. Bahkan berhimpitan
a) Pada tahun 2007 jumlah sarana pra- dengan bibir sungai sehingga menyulitkan
sarana pekerjaan umum berupa drainase dalam pemeliharaan khususnya jika menga-
sepanjang 49,550 km terjadi kenaikan dakan pembersihan dan penggalian
470 m atau 0,96% bila dibandingkan sedimen, hal ini perlu adanya penertiban
dengan tahun 2006 sepanjang 49,080 yang mendesak, sebagai bentuk kepedulian
km. Peningkatan rasio hanya mencapai terhadap kawasan yang bersih, rapih dan
1,5% dan dibandingkan dengan target sehat serta bebas banjir.
sebesar 5% maka tingkat capaian Hasil survey kondisi sungai, kali
kinerjanya sebesar 30%. Buntung merupakan orde 1 (satu) drainase
b) Penurunan luas genangan banjir: utama mempunyai panjang 44 (empat puluh
Indikator ini menggambarkan keberha- empat) km dengan luas daerah aliran sungai
silan Kab Sidoarjo dalam mencegah ± 72,36 km2, dimulai dari desa Bakalan
terjadinya banjir di lingkungannya. sampai muara laut Jawa, dengan 5 (lima)
Tahun 2007 pemerintah kabupaten anak sungai orde 2 (dua) dan 2 (dua) anak
menargetkan adanya penurunan luas sungai orde 3 (tiga). Pada kali Buntung
genangan banjir seluas 8,8% dibanding terdapat bendung gerak Ketegan terletak di
tahun 2006. Target ini terealisir sebesar desa Ketegan yang berfungsi sebagai
minus 11,01% dengan capaian suplesi untuk pabrik baja. Kondisi kali
125,11%. Capaian ini di dapat dengan Talud sebagian besar berupa tanah, hanya
adanya pengurangan luas areal banjir sebagian terdapat pasangan batu di
sebanyak 200 Ha atau (11,01%) beberapa lokasi, Kali Butungan mengalami

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 130


penyempit an daerah hilir, sehingga biaya dengan menggunakan analisis
mengurangi kapasitas tampungan sungai. “Activity Based Costing”
Pe- ninggian tanggul di bagian hilir perlu b. Untuk menganalisis rencana
dilakukan mengingat sering terjadi luapan pembangunan proyek “Dam” di daerah
kali saat hujan deras dan bersamaan aliran sungai (DAS) kali Buntung
dengan pasang air laut. Anak sungai kali dengan menggunakan analisis biaya
Buntung meliputi Afvour Bulu bendo, manfaat (Cost Benefit Analysis) dalam
Afvour Cantel dan Afvoer Bono. pengambilan keputusan proyek.
Berdasarkan informasi dari laporan c. Untuk mengetahui apakah proyek
dinas pekerjaan umum Kabupaten Sidoarjo pembangunan “Dam” di kali Buntung
mulai tahun 2007 sampai dengan tahun dapat efektif digunakan untuk
2009, dapat dilihat bahwa program pengendalian banjir di Kabupaten
pemerintah Kabupaten Sidoarjo untuk Sidoarjo.
membenahi infrastruktur pengendalian
banjir dan saluran irigasi memiliki Super
prioritas. II. TINJAUAN PUSTAKA

1.2. Perumusan Masalah 2.1 Penelitian Terdahulu


a. Apakah rencana untuk membangun Penelitian yang dilakukan oleh Kemas
proyek “Dam” di daerah aliran sungai Fachruddin (2004), mengenai “Pendekatan
(DAS) kali Buntung telah memenuhi Analisa Cost Benefit sebagai Alat
standar pembebanan biaya yang paling Pengambilan Keputusan Dalam
efisien, baik untuk usulan pembangunan Menentukan Konservasi Daerah Lahan
1 (satu) DAM utuh maupun usulan untuk Basah” adapun dalam penelitian tersebut
membangun 3 (tiga) buah DAM secara menggunakan analisis valuasi ekonomi
bertahap sesuai dengan metode untuk menentukan daerah lahan basah.
pembebanan biaya dengan menggunakan Hasil dari penelitian ini adalah didapatkan
analisis “Activity Based Costing” ? nilai ekonomis dari lahan basah,
b. Apakah rencana untuk membangun berdasarkan metode CBA (Cost Benefit
proyek “Dam” di daerah aliran sungai Analysis).
(DAS) kali Buntung memenuhi standar Penelitian tentang “Pengelolaan
kelayakan jika dianalisis dengan Daerah Aliran Sungai” yang dilakukan oleh
menggunakan analisis biaya manfaat Hardono Hadi, Henny Soelistyowati,
(Cost Benefit Analysis) dalam (2006), yang mengarah kepada hasil
pengambilan keputusan proyek laporan pengamatan di sepanjang “Daerah
pembangunan “Dam”? Aliran Sungai” (DAS) di beberapa wilayah
c. Apakah rencana proyek pembangunan dengan melakukan beberapa teknik
“Dam” di kali Buntung dapat efektif pendekatan dalam pengelolaan daerah
digunakan untuk pengendalian banjir di aliran sungai.
Kabupaten Sidoarjo?
2.2. Dasar Teori
1.3. Tujuan Penelitian 2.2.1.Pengelolaan DAS terpadu
a. Untuk menganalisis rencana Pengelolaan Daerah Aliran Sungai
pembangunan proyek “Dam” di daerah (DAS) secara Terpadu merupakan sebuah
aliran sungai (DAS) kali Buntung pendekatan holistik dalam mengelola
dengan menggunakan standar sumberdaya alam yang bertujuan untuk
pembebanan biaya yang paling efisien, meningkatkan kehidupan masyarakat dalam
sesuai dengan metode pembebanan mengelola sumberdaya alam secara
berkesinambungan. Di daerah dataran

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 131


tinggi curah hujan yang jatuh akan mengalir depan, dan mencari strategi untuk mencapai
dan berkumpul pada beberapa parit, anak visi tersebut. Program ini hanya
sungai, dan kemudian menuju ke sebuah menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan
sungai. Keseluruhan daerah yang untuk melaksanakan strategi yang secara
menyediakan air bagi anak sungai dan kritis dipicu oleh faktor pemicu dan
sungai-sungai tersebut merupakan daerah mengembangkan kelembagaan masyarakat
tangkapan air (Catchment area), dikenal yang dibutuhkan untuk memenuhi visi
sebagai Daerah Aliran Sungai (DAS). tersebut.
DAS merupakan unit hydro-geologis yang Maksud pengelolaan DAS terpadu
meliputi daerah dalam sebuah tempat adalah suatu pendekatan yang melibatkan
penyaluran air. Air hujan yang jatuh di teknologi tepat guna dan strategi sosial
daerah ini mengalir melalui suatu pola untuk memaksimalkan pengembangan
aliran permukaan menuju suatu titik yang lahan, hutan, air dan sumebrdaya manusia
disebut outlet aliran air. Untuk tujuan dalam suatu daerah aliran sungai, yang
pengelolaan dan perlindungan, DAS dibagi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
menjadi tiga bagian, yaitu DAS bagian manusia secara berkesinambungan. Dengan
hulu, DAS bagian tengah dan DAS bagian kata lain pengelolaan DAS ini bertujuan
hilir. Daerah hulu merupakan daerah yang agar generasi masa depan dapat menikmati
berada dekat dengan aliran sungai yang sumberdaya alam yang lebih sehat dan lebih
merupakan tempat tertinggi dalam suatu produktif dari generasi sekarang. Di masa
DAS, sedangkan daerah hilir adalah daerah mendatang penduduk jangan lagi dianggap
yang dekat dengan jalan ke luar air bagi hanya penerima manfaat, tetapi mereka
setiap DAS dan daerah tengah adalah harus ikut berpartisipasi aktif mulai dari
daerah yang terletak di antara daerah hulu perencanaan, pembuatan anggaran dan
dan daerah hilir. pelaksanaan kegiatan di lapangan.
DAS memiliki aspek sosial yang
kompleks. Sebagian penduduk yang memi- 2.2.3. Implementasi Pengelolaan DAS.
liki tanah di DAS atau yang bergantung Pengelolaan Terpadu DAS pada
pada sumber DAS tidak tinggal di dalam dasarnya merupakan pengelolaan partisipasi
DAS tersebut. Dengan kata lain ada petani berbagai sektor/sub sektor yang berkepen-
yang tinggal di luar DAS, yang merupakan tingan dalam pemanfaatan sumberdaya
pemilik lahan pertanian yang terletak dalam alam pada suatu DAS, sehingga di antara
suatu DAS atau penduduk yang meman- mereka saling mempercayai, ada keterbu-
faatkan sumber daya alam ini. Ada petani kaan, mempunyai rasa tanggung jawab dan
yang tidak memiliki lahan garapan, dan ada saling mempunyai ketergantungan (inter-
petani yang memiliki lahan di beberapa dependency). Demikian pula dengan biaya
DAS. Aspek sosial ini sangat berperan kegiatan pengelolaan DAS, selayaknya
dalam pembentukan sebuah lembaga yang tidak lagi seluruhnya dibebankan kepada
mengelola program DAS. Oleh karena itu, pemerintah tetapi harus ditanggung oleh
kompleksitas ini sangat penting untuk semua pihak yang memanfaatkan dan
dipahami sebelum sebuah lembaga semua yang berkepentingan dengan
terbentuk. kelestariannya. Untuk dapat menjamin
kelestarian DAS, pelaksanaan pengelolaan
2.2.2. Tujuan Pengelolaan DAS DAS harus mengikuti prinsip-prinsip dasar
Tujuan pengelolaan DAS terpadu hidrologi. Dalam sistem ekologi DAS,
adalah membantu masyarakat mengem- komponen masukan utama terdiri atas curah
bangkan visinya tentang apa yang mereka hujan sedang komponen keluaran terdiri
inginkan terhadap DAS yang berada di atas debit aliran dan muatan sedimen,
daerah mereka, misalnya dalam 10 tahun ke termasuk unsur hara dan bahan pencemar di

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 132


dalamnya. DAS yang terdiri atas 2) Biaya tenaga kerja (Direct
komponen-komponen vegetasi, tanah, labor/DL)
topografi, air/sungai, dan manusia berfungsi 3) Biaya Overhead pabrik (Factory
sebagai prosesor. Overhead/FOH)
Oleh karena itu Sistem ABC dapat
2.3. Teori Pembebanan Biaya membebankan BOP agar lebih akurat
Berdasarkan Metode ”Activity Based dibanding metode tradisional dan dapat
Costing” (ABC). membantu pengambilan keputusan
Activity Based Costing (ABC) adalah manajemen untuk penetapan harga jual
metode costing yang dirancang untuk dengan akurat. Pada Konsep ABC tersebut
menyediakan informasi bagi manajer untuk terlihat bahwa sistem ABC ini memiliki dua
keputusan stratejik dan keputusan lainnya tahap sebagai berikut :
yang mungkin akan mempengaruhi Tahap I : Bagaimana meng alokasikan
kapasitas dan juga biaya tetap. ABC juga sumber daya yang dimiliki
digunakan sebagai elemen activity-based perusahaan ke dalam aktifitas.
management, yaitu pendekatan manajemen Tahap II : Bagaimana membeban kan
yang terfokus pada aktivitas. biaya yang dikeluar kan
Activity Based Costing dapat diartikan masing-masing aktivitas ke
sebagai Penentuan harga pokok produk dalam objek biaya.
berdasarkan kegiatan atau aktivitas. Dalam Untuk menetapkan aktivitas dan
sistem akuntansi biaya tradisional, objek biaya, terlebih dahulu harus diketahui
tujuannya adalah untuk menilai secara tepat apa yang menyebakan terjadinya biaya atau
persediaan dan harga pokok penjualan disebust penggerak biaya (cost driver).
untuk pelaporan keuangan eksternal. Perlakuan biaya dalam system ABC:
Tujuan dari ABC adalah memahami o BIAYA NON PRODUKSI :
overhead dan profitabilitas produk dan Dalam akuntansi biaya tradisional, hanya
konsumen. Sebagai konsekuensi perbedaan biaya produksi yang dibebankan ke
tujuan ini, maka praktek ABC memiliki produk. Beban penjualan, umum dan
perbedaan dengan system akuntansi biaya administrasi diperlakukan beban periodic
tradisional. Sedangkan dalam ABC: dan tidak dibebankan ke produk.
a. Biaya produksi dan non produksi Meskipun demikian, beberapa biaya non
dibebankan ke produk produksi ini juga sebagai bagian dari
b. Beberapa biaya produksi tidak biaya produksi, penjualan, distribusi dan
dimasukkan ke biaya produk pelayanan atas produk. Contoh, komisi
c. Ada sejumlah pool biaya overhead, yang dibayarkan kepada tenaga
setiap pool dialokasikan ke produk dan penjualan, biaya pengiriman dan biaya
obyek biaya lainnya dengan garansi dapat dengan mudah ditelusuri
menggunakan ukuran aktivitas masing- ke produk. Untuk menentukan tingkat
masing yang khusus. profitabilitas barang dan jasa biaya-biaya
d. Basis alokasi biasanya berbeda dengan non produksi tersebut dalam activity-
basis alokasi dalam sistem akuntansi based costing dibebankan ke produk.
biaya tradisional. o BIAYA PRODUKSI.
e. Tarif overhead atau tingkat aktivitas Dalam akuntansi biaya tradisional,
disesuaikan dengan kapasitas dan semua biaya produksi dibebankan ke
bukannya dengan kapasitas yang produk-produk, bahkan biaya produksi
dianggarkan. tidak langsung. Dalam ABC, biaya
o Komponen biaya produksi: hanya akan dibebankan ke produk
1) Biaya bahan baku (Direct apabila ada alas an yang mendasar
material/ DM)

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 133


bahwa biaya tersebut dipengaruhi oleh proyek A harus dihitung dan dibandingkan
produk yang dibuat. dengan proyek B.
o PENGGERAK BIAYA (COST ( NBa – NBb) > 0
DRIVER). Oleh karenanya biaya manfaat harus
Metode Tradisional: penggerak biaya ”discounted” menjadi nilai yang pada saat
adalah yang berkaitan dengan volume ini (present value).
merupakan satu-satunya faktor yang
menyebabkan adanya kegiatan dan Formula BCA : ∑ ( Bt – Ct )( 1 + r ) –t > 0
biaya. Metode ABC membebankan biaya Dimana: B adalah benefit termasuk benefit
kegiatan ke produk menggunakan lingkungan
volume maupun non-volume. C adalah biaya termasuk biaya lingkungan

Net present value digambarkan oleh


2.4. Metode Analisis Kelayakan Proyek
benefit dikurangi biaya. Sedangkan
dengan “Benefit Cost Analysis”
efisiensi adalah proporsi antara benefit dan
(BCA).
kapital (biaya) yang ditanamkan. Kita dapat
Metode analisis ini diterapkan untuk
melihat perbedaan perhitungan efisiensi
proyek-proyek yang bertujuan melayani
antara metoda statis dan dinamis. Metoda
kepentingan social. Biasanya dihadapi oleh
statis dibuat berdasarkan valuasi dari
Pemerintah atau lembaga-lembaga sosial,
parameter yang dapat dikuantisir dengan
karena yang menanggung biaya adalah
memberikan unit moneter untuk periode
pemerintah/lembaga sosial, tetapi
waktu yang tetap sedangkan metoda
manfaatnya untuk masyarakat. Pada
dinamis menggunakan akumulasi dan factor
dasarnya metode ini adalah metode yang
diskonto (discounted) dan mempertimbang-
paling umum dipakai dalam melihat
kan ”cash inflow” yang terjadi bukan
perkiraan nilai ekonomi dan kebijakan
secara periodik.
untuk suatu proyek. BCA, merupakan suatu
Jika total benefit bersih dari suatu
alat yang menjastifikasi suatu proyek
daerah lahan basah dinyatakan dengan
dengan membandingkan antara biaya
NBW dan biaya langsung adalah CP ( Cost
(disadvantages) dengan benefit
for setting up daerah yang diproteksi)
(advantages). Jika suatu proyek memper-
termasuk biaya merelokasi ataupun
lihatkan nilai benefit bersih (net benefit)
konvensasi untuk pengguna, dan NBA
maka proyek tersebut dapat dilaksanakan
adalah benefit bersih yang hilang.
dan beberapa proyek dapat direngking
Maka jika: NBW > CP + NBA
sesuai dengan besarnya net benefit tersebut.
Proyek diterima jika: ( Ba – Ca ) > 0
III. METODA PENELITIAN
Ba = Benefit dari proyek A dan
Ca = Biaya Proyek A
3.1. Rancangan Penelitian
Proyek harus dianalisa terhadap Rancangan dalam penelitian ini ber-
benefit jika ada dan tidak adanya proyek, sifat penelitian studi kasus, yakni penelitian
karena sumberdaya yang dipakai oleh yang melakukan pengamatan terhadap suatu
proyek memiliki penggunaan alternatif permasalahan yang akan diteliti dan dengan
yang lain dan memberikan nilai menggunakan metode analisis tertentu yang
pengembalian (rate of return) yang positip. dipakai untuk mengatasi masalah yang
Oleh karenanya nilai positip dari proyek A dihadapi. Penelitian ini menggunakan
tidak cukup didalam mempertimbangkan teknik analisis biaya untuk melakukan
apakah proyek A layak untuk dilaksanakan. alokasi pembebanan biaya dan menentukan
Biaya kesempatan yang disebabkan oleh besarnya pengendali biaya (cost driver)
untuk diterapkan pada laporan pembebanan

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 134


biaya proyek rencana pembuatan DAM Mengingat semakin cepatnya
dengan menggunakan metode pengendali pertumbuhan penduduk yang memerlukan
biaya dengan metode “Activity Based lahan perumahan, maka pada sepanjang kali
Costing” (ABC). Dalam menganalisis Buntung banyak perumahan yang terletak
kelayakan proyek pembangunan DAM di pinggiran kali. Bahkan berhimpitan
digunakan metode analisis biaya manfaat dengan bibir sungai sehingga menyulitkan
(Benefit Cost Analysis), dan menentukan dalam pemeliharaan khususnya jika
alternative proyek manakah yang akan mengadakan pembersihan dan penggalian
dilaksanakan apakah dengan alternatif endapan, hal ini perlu adanya penerbitan
pembangunan DAM secara bertahap, atau yang mendesak, sebagai bentuk kepedulian
pembangunan DAM secara utuh. terhadap kawasan yang bersih, rapi dan
sehat serta bebas banjir.
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah 3.3. Pengumpulan Data
sepanjang daerah aliran sungai (DAS) di Pengumpulan data dalam penelitian
wilayah Kabupaten Sidoarjo. Sampel ini dilakukan dengan metode “non
penelitian diambil dari satu lokasi kali di probability sampling” yakni dengan
wilayah Kabupaten Sidoarjo yakni kali mengumpulkan data dengan langsung
Buntung. Luas daerah aliran sungai mengambil data sesuai dengan kebutuhan
Buntung +/- 72.36 km2 , dimulai dari Desa untuk analisis dengan memiliki kriteria
Bakalan sampai muara laut Jawa, dengan 5 yang telah ditetapkan, yaitu data-data:
(lima) anak sungai orde 2 (dua) dan 2 (dua) 1) Data penyusunan studi pengendalian
anak sungai orde 3 (tiga). Pada kali banjir kabupaten Sidoarjo tahun 2008
Buntung terdapat bendung gerak (Berdasarkan pembagian system
ketegangan yang berfungsi sebagai suplesi drainase di Kabupaten Sidoarjo)
untuk pabrik Baja. Kondisi kali Talud 2) Data curah hujan harian maksimum
sebagian besar berupa tanah hanya terdapat rata-rata DAS Afvoer Buntung
pasangan batu di beberapa lokasi, kali 3) Gambaran deskripsi obyek penelitian di
Butungan mengalami penyempitan di kali Buntung (Gambar dan Peta Lokasi)
daerah hilir, sehingga mengurangi kapasitas 4) Laporan “RAB” proyek “Bill of
tampungan sungai. Peninggian tanggul di Quantity” (BQ) Rehabilitasi /
bagian hilir perlu dilakukan mengingat Pemeliharaan Reservoir Pengendali
sering terjadi luapan kali saat hujan deras Banjir Paket I Pembuatan DAM tahun
dan bersamaan dengan pasang air laut. anggaran 2008 Desa Kalidawir
Anak sungai kali Buntung meliputi Afvour Kabupaten Sidoarjo
Bulu Bendo, Afour Cantel dan Afour Bono. 5) Data Anggaran Dinas PU Pengairan
Sepanjang kali Buntung bagian hulu Kabupaten Sidoarjo tahun anggaran
merupakan daerah persawahan dan 2008 – 2010
perkampungan ada sebagian kecil industri
di wilayah Kecamatan Krian di sepanjang
jalan by-pass, sedangkan pada daerah hilir IV. ANALISA DATA DAN
dari Desa Sepanjang sampai muara PEMBAHASAN
merupakan daerah padat perumahan dan
sebagian industri serta sebagian tambak 4.1. Diskripsi Penelitian
pada pesisir laut Jawa, disamping itu juga Berdasarkan hasil perhitungan curah
ada daerah yang dimanfaatkan untuk hujan maksimum (M³/dt) untuk periode 5
komersial khususnya yang berdekatan tahun, 10 tahun, 25 tahun, 50 tahun dan 100
dengan perumahan dan jalan raya. tahun yang akan datang pada DAS kali
Buntung kabupaten Sidoarjo, bahwa Debit

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 135


banjir DAS kali Buntung mengalami mengetahui besarnya alokasi anggaran
kenaikan yang cukup signifikan dengan biaya pengendalian banjir yang telah
curah hujan maksimum mencapai 200 M³ dianggarkan, dan apakah anggaran tersebut
dalam periode waktu 6 sampai 7 jam, hal dapat memenuhi besarnya alokasi biaya
ini menunjukkan bahwa antisipasi bahaya pengendalian banjir di Kabupaten Sidoarjo,
banjir untuk diprediksi berkisar antara untuk proyeksi 1, 01 tahun, 1,25 tahun, 2
waktu 6 sampai 7 jam, dengan debit banjir tahun dan 5 tahun yang akan datang, dan
mencapai maksimum dalam hitungan M³, sekaligus melakukan alokasi pembebanan
selanjutnya kita dapat menghitung curah biaya pengendalian banjir berdasarkan
hujan rencana untuk periode waktu 46 analisis “Activity Based Costing” (ABC).
tahun (1965–2010) sebagai data histories Adapun alokasi anggaran untuk
curah hujan rencana untuk memperoleh Pengendalian Banjir Kab. Sidoarjo selama 5
gambaran tentang perkembangan curah tahun adalah sebagai berikut :
hujan di Kabupaten Sidoarjo selama 46  Anggaran Rp, 16.045.536.280,00
(empat puluh tiga tahun), didapat ranking  Realisasi Rp. 15.423.922.300,00
pengurutan curah hujan berdasarkan curah  Silpa Rp. 621.613.980,00
hujan yang terendah sampai dengan curah Dari Alokasi anggaran Pengendalian
hujan yang tertinggi selama tahun tersebut Banjir selama 5 tahun tersebut dapat
dengan perhitungan “Log Pearson Type diketahui pembebanan biaya banjir
III”, didapat nilai rata-rata untuk curah berdasarkan proyeksi/curah hujan rencana
hujan maksimum selama 46 (empat puluh dengan hasil sebagai berikut :
enam) tahun sebesar 59,61 mm.
PEMBEBANAN BIAYA BANJIR DAS KALI BUNTUNG SIDOARJO
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat kita (Metode Analisis “Activity Based Costing”)
TAHUN CH PEMBEBANAN
lakukan proyeksi (perhitungan curah hujan ke_n RENCANA BIAYA/ M² BIAYA
Nilai G (1) (M²) (2) (Rp) (3) = (1) x (2) = (Rp)
rencana) berdasarkan data curah hujan 1,01 tahun 22.40 265,806,626.49 5,953,634,007.80
1,25 tahun 52.00 72,962,743.06 3,794,284,885.80
maksimum selama periode 1965 sampai 2 tahun 63.52 79,156,477.14 5,028,198,669.80
dengan 2010, dan kemudian kita dapat 5 tahun
Total
67.91 69,041,158.89 4,688,872,379.20
19,464,989,942.60
membandingkan dengan perhitungan debit
banjir DAS kali Buntung Sidoarjo yang Berdasarkan Tabel diatas dapat
telah dilakukan untuk 5 tahun, 10 tahun, 25 diketahui bahwa total biaya pembebanan
tahun, 50 tahun sampai dengan 100 tahun pengendalian banjir untuk perencanaan
yang akan datang dengan melakukan grafik mulai tahun 2007 sampai dengan tahun
perbandingan debit banjir dan curah hujan 2013 didapat nilai Rp 19,464,989,942.60 ,
secara bersama-sama, untuk perhitungan sedangkan besarnya biaya program
curah hujan rencana untuk 1,01th , 1,25 th, pengendalian banjir berdasarkan anggaran
2 th, 5 th yang akan datang berdasarkan dinas PU Kab Sidoarjo sampai dengan
data histories curah hujan selama 1965 tahun 2009 sebesar Rp 15.423.922.300,-..,
sampai dengan tahun 2010. dengan demikian terjadi selisih sebesar Rp
Berdasarkan curah hujan rencana 4,041,067,642.60 dari realisasi anggaran.
yang telah diproyeksikan, maka selanjutnya Dengan jumlah ini dapat disimpulkan
kita dapat melakukan perhitungan pembe- bahwa metode pembebanan biaya
banan biaya banjir berdasarkan proyeksi / pengendalian banjir dengan metode
curah hujan rencana. Sebelum itu kita juga “Activity Based Costing” dapat dipakai
perlu mengetahui besarnya anggaran untuk untuk mengalokasikan biaya pengendalian
pengendalian banjir Kabupaten Sidoarjo banjir untuk masa 5 (lima) tahun yang akan
untuk periode masa 5 tahunan (sesuai datang berdasarkan besarnya curah hujan
dengan laporan pertanggungjawaban dan rencana yang telah diproyeksikan.
tugas Bupati Kabupaten Sidoarjo sampai
tahun 2009), dengan tujuan untuk

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 136


Proyek diterima jika: (Ba-Ca) > 0 dari pembangunan 1 (satu) buah DAM pada
Ba = benefit dari Proyek A dan tahun 2010, dengan menggunakan formula
Ca = Biaya Proyek A BC (Dam/A) sebagai berikut :
Formula BCA : ∑
(Bt-Ct)(1+r)-1>0
Dengan keputusan pembangunan 1 (satu)
buah DAM pada tahun 2010, maka kita
(Bt-Ct)= Net Present Value periode (t) dapat melakukan penghematan dari PAD
Keterangan: BC a (Benefit Cost proyek A) Kabupaten Sidoarjo sebesar :
Rp 799,124,507,943.89 - 2,914,352,597.95,-. = Rp
4.2. Perhitungan Kelayakan Investasi 796,210,155,345.94,-
Proyek DAM Besarnya penghematan biaya pembuatan
Perhitungan kelayakan investasi DAM sebesar Rp 796,210,155,345.94,-,
proyek DAM dapat dihitung sebagai sehingga besarnya “Net Present Value”
berikut: proyek pembangunan DAM tersebut adalah
Alternatif pembiayaan untuk sebesar : NPV ( 1 + r ) –t > 0
membangun proyek DAM dengan jumlah Jadi nilai NPV proyek 1 buah DAM sebesar
modal Rp 15.423.922.300,- diasumsikan Rp 602,396,614,856.78 ,-
diambil dari biaya hutang bank jangka Dengan hasil NPV proyek pembangunan 1
panjang, untuk masa proyek 20 tahun. (satu) buah DAM yang > 0 maka keputusan
Dengan demikian untuk besarnya “cos of pembangunan proyek 1 (satu) buah DAM di
debt” = I x (1-t), dimana I = Tingkat BI DAS Kali Buntung Sidoarjo dapat diterima.
Rate, dan t = Tax Rate. Dengan formula
tersebut didapat besarnya biaya modal yang 4.3. Analisis Efektivitas Penggunaan Pro-
dikeluarkan dengan alternative hutang bank yek 1 Buah Dam terhadap Pengen-
yakni sebesar Rp 884,947,541.96,-, hal ini dalian Banjir Das Kali Buntung
dapat di lihat pada table berikut : Setelah kita menghitung besarnya
BIAYA MODAL PEMBANGUNAN DAM
nilai NPV proyek 1 (satu) Dam pada Das
BIAYA DNG
HARGA PEROLEHAN Kali Buntung, selanjutnya kita juga perlu
TAHUN
2008
HUTANG
884,947,541.96
NILAI 1 DAM
1,510,541,574.90
NILAI 3 DAM
4,531,624,724.70
mengetahui tingkat efektivitas dari sudut
2009 884,947,541.96 1,857,966,137.13 5,573,898,411.38 pandang biaya pengendalian banjir untuk
2010 884,947,541.96 2,914,352,597.95 8,743,057,793.85
TOTAL
2,654,842,625.88 6,282,860,309.98 18,848,580,929.93
prediksi mulai tahun investasi yakni tahun
BIAYA
Sumber: data analisis 2010 sampai estimasi tahun 2013, untuk
Berdasarkan tabel di atas menjelaskan melihat berapa persen tingkat efektivitas
besarnya total biaya modal yang proyek 1 (satu) buah Dam terhadap
dikeluarkan untuk 1 (satu) dan 3 (tiga) buah pengendalian banjir selama 2010–2013,
DAM per tahun, dimana total biaya hutang sebagai berikut :
untuk periode 2008 – 2010 adalah sebesar Besarnya nilai efektivitas proyek 1
Rp 2.654.842.625,88,- (dengan tingkat BI Dam didapat dari :
rate diasumsikan tetap sebesar 6,75% / th). Nilai NPV – Total Biaya pengendalian Banjir
Dengan besarnya alternative biaya modal (2010 – 2013), dengan nilai :
total tersebut maka keputusan untuk Rp 602.396.614.856,78 – Rp 16.997.162.374,60 = Rp.
585,399,452,482.18
membangun 1 buah DAM saja, yang
Hal ini dapat dilihat bahwa tingkat
dilakukan pada tahun 2010, dengan melihat
efektivitas proyek 1 (satu) buah Dam untuk
besarnya nilai investasi pembangunan 1
dapat mengendalikan banjir selama periode
(satu) buah DAM tahun 2010 sebesar
2010 sampai dengan 2013 memiliki tingkat
Rp 2,914,352,597.95,-. Setelah kita
efektivitas sebesar 97,18% (perbandingan
menentukan keputusan untuk melakukan
antara Nilai Efektivitas proyek 1 Dam
investasi proyek 1 (satu) buah DAM pada
dibandingkan dengan NPV 1 (satu) buah
tahun 2010, maka selanjutnya kita dapat
Dam. Melihat besarnya tingkat efektivitas
menghitung tingkat “benefit” yang didapat

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 137


biaya sebesar 97,18%, maka disimpulkan pulkan bahwa keputusan investasi
bahwa keputusan investasi dengan proyek 1 dengan proyek 1 (satu) Dam dapat
(satu) Dam dapat memberikan manfaat memberikan manfaat yang cukup besar
yang cukup besar terhadap pengendalian terhadap pengendalian banjir.
banjir pada Das Kali Buntung.
5.2. Saran
1. Studi Kalayakan Pengendalian Banjir
V. KESIMPULAN DAN SARAN pada DAS Kali Buntung ini, bisa
digunakan Acuan oleh Pemerintah Kab.
5.1. Kesimpulan Sidoarjo dalam merencanakan Program
1. Dengan melihat asumsi besarnya biaya Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
hutang untuk periode 2008 –2010 adalah terutama dalam mengalokasi anggaran
sebesar Rp 2.654.842.625,88,- (dengan untuk Dinas PU Pengairan dan PU Cipta
tingkat BI rate diasumsikan tetap sebesar Karya Tata Ruang dalam kegiatan
6,75% / th), maka keputusan untuk Pengendalian Banjir di Kab. Sidoarjo,
membangun 1 buah DAM menjadi agar efektifitas anggaran bisa maksimal,
alternatif pertama yang dilakukan oleh untuk menghasilkan out come sebesar-
Pemerintah Kab. Sidoarjo dalam besar untuk Masyarakat Sidoarjo.
mengambil Keputusan untuk Pengen- 2. Penanganan Masalah Banjir di DAS Kali
dalian Banjir di DAS Kali Buntung. Buntung yang menjadi prioritas utama
Dengan keputusan pembangunan 1 disamping Upaya Struktur adalah Upaya
(satu) buah DAM pada tahun 2010, Non Struktur karena DAS Buntung
maka dapat melakukan penghematan hampir 80 % daerah sempadan
dari PAD Kabupaten Sidoarjo sebesar: salurannya di Bangun rumah. Maka
Rp 799,124,507,943.89 -2,914,352,597.95,-. = perlu dilakukan kegiatan Sosialisasi,
Rp 796,210,155,345.94,- pemasangan rambu-rambu larangan serta
2. Tingkat “benefit” yang didapat dari menindak tenggas terhadap masyarakat
alternatif pembangunan 1 (satu) buah yang melanggar garis Sempadan Sungai
DAM oleh Pemerintah Kab. Sidoarjo, sesuai Peraturan Pemerintah No. 35
bisa mendapatkan penghematan biaya tahun 1991 tentang Sungai dan Peraturan
pembuatan DAM sebesar Menteri PU No: 63/PRT/1993 tentang
Rp 796,210,155,345.94,-, sehingga garis Sempadan Sungai, dan Perda No.
besarnya “Net Present Value” proyek 20 Tahun 2004 tentang Irigasi.
pembangunan DAM tersebut adalah
sebesar : Rp 602,396,614,856.78,-
Dengan hasil NPV proyek pem- VI. DAFTAR PUSTAKA
bangunan 1 (satu) buah DAM yang > 0,
maka keputusan pembangunan proyek 1 Artikel LIPI, (2003), Analisis DAS Terpadu
(satu) buah DAM di DAS Kali Buntung
Sidoarjo dapat diterima. Bidang Perencanaan Teknis dan Tata
3. Berdasarkan pengukuran efektifivitas Bangunan Dinas Kimpraswil Kota
proyek 1 (satu) buah Dam untuk dapat Malang, (2006), Upaya Pengenda-
mengendalikan banjir selama periode lian Banjir dengan Peran Serta
2010 sampai dengan 2013 memiliki Masyarakat
tingkat efektivitas sebesar 97,34% Camille Bann, 2008, The Economic
(perbandingan antara Nilai Efektivitas Valuation of Mangroves; A Manual
proyek 1 Dam dibandingkan dengan for Researchers.
NPV 1 (satu) buah Dam. Dengan melihat
besarnya tingkat efektivitas biaya Edward B Barbier .et.al.
sebesar 97,34%, maka dapat disim- http://www.ramsar.org/lib_val

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 138


2.htm. 7 April-2004, Economic bilan Keputusan Dalam Menentukan
Valuation of Wetlands: a guide for Konservasi Daerah Lahan Basah,
policy makers and planners. Makalah Pribadi Pengantar Falsafah
Chapter-3. Sains. Sekolah Pasca Sarjana/S3 IPB
Mei 2004
Economic valuation of wetlands (2007): a
guide for policy makers and Hongren, (1993), “Introduction to
planners, The Ramsar Library Management Accounting” Prentice
Hall Int, Inc, Pages 33-35.
Fachruddin, K (2004), Pendekatan Analisa
Cost Benefit sebagai Alat Pengam-

Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 139


Jurnal Teknik Sipil Untag Surabaya 140

Anda mungkin juga menyukai