Anda di halaman 1dari 22

PROYEK REKAYASA SUMBER DAYA AIR

Nama Mahasiswa :
1. Dio Dika Adhistana 3116 040 507
2. Alfan A.M. Pratama 3116 040 518
3. Ettie Dwi Pratiwi 3116 040 525

D-IV TEKNIK SIPIL


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
TUGAS
PROYEK REKAYASA SUMBER DAYA AIR

Meliputi, :
1 PENGELOLAAN

2 PEMANFAATAN

3 PENGENDALIAN
PROYEK PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI


BRANTAS
DAS BRANTAS
Data Pendukung
1. CH rata-rata : 2000
mm
2. Potensi air permukaan :
373,64 m3/dtk
3. Debit Aliran permukaan
tahunan : 11.783,2 juta
m3/dtk
4. Luas DAS Brantas :
14.103 Km2 melintasi 15
Kab/kota
Tujuan

Tujuan Pembangunan DAS Brantas


 untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan sosial ekonomi,
sosial dan budaya masyarakat di dalam DAS.
Rencana pembangunan DAS Brantas yang terpadu dan
menyeluruh dirumuskan dengan tujuan untuk pengendalian
banjir, meningkatkan produksi pangan, memasok air untuk
kebutuhan domestik dan industri, serta untuk pembangkit
listrik, dan lain-lain.
KONSEP
Konsep dasar pembangunannya dilakukan secara menyeluruh
dan terintegrasi, yang disebut sebagai “one river, one plan,
one coordinated management”.
Mengingat air adalah sumber daya yang dinamis, yang mengalir
dari hulu ke muara sebagai suatu kesatuan, maka meskipun
sungai mengalir melintasi batas kecamatan, kabupaten dan
kotamadya atau negara, tetapi harus dikelola sebagai sebuah
kesatuan untuk menghindari konflik kepentingan.
TAHAPAN PEMBANGUNAN DAS BRANTAS

Berdasarkan siklus pengembangan dan ketersediaan


anggaran, pengembangan Sungai Brantas dilaksanakan dalam
beberapa tahap yang merupakan rangkaian beberapa Master
Plan yakni:
1. Master Plan I-(1961) – prioritas pengendali banjir,
2. Master Plan II 1973) – prioritas produksi pangan,
3. Master Plan III (1985) – prioritas penyediaan air untuk air
minum dan industri,
4. Master Plan IV (1998) – prioritas pengelolaan sumber daya
air.
MASALAH PENGELOLAAN DAS BRANTAS

Masalah proyek DAS Brantas sama halnya dengan masalah


proyek di Indonesia pada umumnya. Ketika proyek selesai,
masih banyak terdapat kekurangan dalam pengelolaan oleh
instansi yang bertanggung jawab. menyebabkan penurunan
fungsi struktur badan pengelola.
Untuk itu didirikan sebuah perusahaan Negara berdasarkan
PP No. 5/1990 yang dikenal dengan nama Perum Jasa Tirta
I, pada tahun 1990 oleh Pemerintah Pusat untuk mengelola
Sungai Brantas dan 39 anak sungainya.
MACAM PENGELOLAAN DAS
BRANTAS
PENGELOLAAN JUMLAH AIR PENGELOLAAN KUALITAS AIR PENGELOLAAN SEDIMEN

Sungai Brantas digunakan PJT melakukan Terdapat 2 bendungan (Sengguruh dan


Wlingi) dari 7 bendungan yang terkena
untuk berbagai tujuan. pemantauan kualitas air dampak sedimen akibat letusan
Konsumen utamanya secara terus menerus gunung berapi (Gunung Kelud dan
adalah: irigasi (80%), air pada 50 titik sampling, Gunung Semeru).
Untuk mengatasi masalah tersebut, di
baku untuk air minum, di sepanjang Sungai samping pembangunan cek dam
industri, tambak, Brantas dan di 41 outlet sebagaimana dimaksud dalam Master
Plan, juga dilakukan penggalian berkala
pembilasan kota, dan lain- sumber polusi industri. (pengerukan) oleh PJT pada kedua
lain (20%) sementara listrik bendungan tersebut.
praktis tidak Reboisasi dan penghijauan juga
berlangsung dipimpin oleh PJT untuk
mengkonsumsi air. mengendalikan erosi dan sedimentasi
PROYEK PEMANFAATAN SUMBER DAYA AIR

PEMANFAATAN AIR UNTUK PLTA


(Studi Kasus PLTA Bengkok)
PEMANFAATAN AIR UNTUK PLTA

 Daya listrik dihasilkan akibat tinggi jatuh air, memberi


tekanan yang memutar turbin, dan selanjutnya mengubah
energi potensial menjadi energi listrik, melalui transmisi
disalurkan ke daerah-daerah yang membutuhkan
 Pemanfaatan SDA untuk PLTA dapat dikategorikan:
- Pemanfaatan aliran sungai secara langsung
- Pemanfaatan SDA untuk PLTA dengan waduk
1 = waduk 7 = generator 13 = spillway
2 = power intake 8 = tail race
3 = bendungan 9 = sungai
4 = pipa pesat (penstock) 10 = trafo utama
5 = katup utama (main inlet valve) 11 = gardu induk
6 = turbin 12 = tegangan tinggi
PLTA BENGKOK

PLTA bengkok Terletak di daerah Dago


Bandung Jawa Barat tak jauh dari
Taman Hutan Raya Juanda. PLTA ini
merupakan salah satu PLTA tertua di
Indonesia, PLTA ini didirikan pada
jaman penjajahan Belanda oleh
Perusahaan Tenaga Air Negara Dataran
Tinggi Bandung (Landis Waterkracht
bedrijf Bandung In Omstreken) pada
tahun 1918 dan mulai beroperasi pada
tahun 1923.
PLTA BENGKOK (lanjutan)
PLTA Bengkok ini beroperasi dengan memanfaatkan aliran sungai Cikapundung
yang mengalir dari kawasan Lembang Kabupaten Bandung. PLTA ini memiliki 3
turbin yang masing-masing dapat menghasilkan listrik berdaya 1,05 MegaWatt,
yang pada awal pengoperasiannya PLTA ini adalah yang pertama menerangi Kota
Bandung.
PROYEK PENGENDALIAN SUMBER DAYA AIR

PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI


CILIWUNG
Lokasi DAS Sungai Ciliwung

Data Teknis
PENYEBAB BANJIR SUNGAI CILIWUNG
Penyebab Banjir Akibat Langsung Penyebab Banjir Akibat Tidak Langsung
a. Lahan kosong semakin sedikit, sehingga penyerapan air
 hujan kurang
Curah hujan yang tinggi;
 b. Besarnya/daya tampung saluran/sungai yang dibangun
Permukaan tanah yang rendah;
tidak sesuai dengan banyaknya air waktu hujan;
 Air laut pasang.
c. Adanya kecenderungan masyarakat memperkecil
saluran/sungai untuk kepentingan tempat tinggal atau
usaha;
d. Masih adanya masyarakat yang memanfaatkan bibir sungai
untuk aktivitas MCK (mandi cuci dan kakus), sehingga
banyak saranan dan prasarana di bangun untuk keperluan
tersebut;
e. Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan kebersihan
dan bencana banjir sehingga masih banyak masyarakat
rumah tangga atau pedagang membuang sampah ke
sungai/saluran.
Pengendalian Banjir Sungai Ciliwung
Pengendalian Banjir Sungai Ciliwung terdiri dari macam-macam kebijakan :
1. Pengoptimalan Kebijakan dan program yang telah, sedang dan sering
dilakukan
2. Kebijakan terobosan baru untuk menanggulangi banjir Jakarta
3. Kebijakan yang berkenaan dengan daerah hulu sungai maupun daerah yang
dilintasi sungai di Jakarta
Pengoptimalan Kebijakan Program yang
Telah Ada
a. Mengeruk sungai yang tidak mampu menampung debit air ketika
hujan/banjir;
b. Memperbanyak pompa air, ditempat-tempat daerah banjir;
c. Merelokasi warga yang tinggal /berusaha di bibir sunggai yang
dapat menghambat arus sungai;
d. Membersihkan bibir sungai dari sarana dan prasarana MCK;
e. Menyadarkan masyarakat tentang bahaya banjir, sehingga tidak
membuang sampah sembarangan;
f. Memperbanyak taman guna memperbanyak penyerapan air;
Kebijakan Terobosan Baru untuk
Menanggulangi Banjir
1. Membentuk organisasi baru,
2. Menyusun Peraturan Daerah tentang penanggulangan banjir,
3. Membangun pipa sedotan (mega sedotan) yang mana ditempatkan
di daerah2 yang rawan banjir
4. Membangun filter sampah di daerah aliran sungai yang akan masuk
sungai
Kebijakan yang Berkenan dengan daerah
hulu maupun di daerah dilintasi sungai
 Membangunan waduk di daerah hulu maupun daerah yang dilintasi
sungai yang melintas di Jakarta,
 Mengajukan undang-undang tentang pengelolaan lahan di daerah
hulu maupun daerah yang dilintasi sungai yang melintas di Jakarta;
 Menyusun Blue print bersama tentang daerah resapan air di daerah
hulu maupun daerah yang dilintasi sungai yang melintas di Jakarta;
 Mendorong pemerintah daerah (daerah hulu maupun daerah yang
dilintasi sungai yang melintas di Jakarta) untuk menyusun Peraturan
Daerah tentang resapan air,
Progress Proyek
 Sudah Melakukan Pembuatan Perundang-undangan tentang pengendalian
banjir Ciliwung serta melakukan pembuatan tim koordinasi yang telah
tercantum dalam TKPSDA Ciliwung, dan berikut realisasi kontruksi sungai
ciliwung

Anda mungkin juga menyukai