Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PMSDA

Nama : Ipink Octaviana


NIM : 5150811187
Kelas :A

WADUK

1. Pengetian
Waduk dibangun dengan membendung (Impounding) sebagian dari aliran
permukaan (run-off) pada daerah pengaliran sungai (DPS) hulu dengan Konstruksi
Bendungan (Dam) melintang di alur sungai.
Prinsip dari penandon (storage) waduk dilakukan pada periode debit aliran masuk
(in-flow) yang lebih besar dari permintaan (out-flow), jadi selama priode kebutuhan
relatif lebih rendah. Ini berarti bahwa dengan air yang disimpan dan diparkir akan dapat
menghasilkan tenaga air yang tetap (konstan) a.l : untuk : Pembangkit Listrik enaga Air
atau Navigasi, dan kebutuhan lainnya, yaitu : Irigasi, air bersih, dll. Disamping untuk
menanggulangi / mengurangi bahaya banjir di hilir. Dengan kata lain waduk dapat
meningkatkan efisiensi penggunaan potensi air.

Fungsi atau manfaat waduk :


 Pelindung / proteksi banjir
 Air tandon
 Menambah / memperbesar debit dasar (base flow)
 Memperbaiki ekosistem atau iklim dan mengurangi polusi air
 Mengurangi penyebaran penyakit
 Mereduksi kebutuhan tampang sungai di hilir bendung

Akibat negatif / kelemahan yang merugikan atas dibuatnya waduk :


 Tergenangnya areal pertanian di lembah sungai yang subur.
 Pemindahan penduduk ( problem sosial )
 Menurunnya kapasitas sungai  pembilasan polusi dan garam
 Dampak negatif pada lingkungan / ekosistem disekitar waduk
 Tertahannya endapan lempung / pasir yang subur sebagai pupuk.
 Tergenangnya areal hutan  pemindahan dan berkurangnya satwa serta flora dan
fauna

2. Klasifikasi Waduk
Waduk dapat di klasifikasikan sesuai dasar tujuan yang akan dilayaninya, sebagai
berikut :
1) Waduk Penandon (Storage Reservoir)
Waduk Penandon juga disebut sebagai waduk konservasi, karena menyimpan
air sewaktu periode aliran berlebih, sehingga dapat dipelihara pemenuhan air
secara terus menerus sesuai kebutuhan yang direncanakan, yaitu : PLTA, Irigasi,
Air bersih untuk perkotaan dan industri,dsb.

2) Waduk Pengendali Banjir


Waduk Pengendali Banjir ini menahan sebagian volume air (diluar
kemampuan daya tampung alur sungai dihilir) secara sementara atau selama
banjir.
Dan kemudian melepas / dialirkan kembali setelah banjir mereda, atau segera
setelah kapasitas alur sungai dihilir memadahi untuk debit tersebut.
Pada prinsipnya waduk ini untuk menurunkan tinggi / debit air banjir, sehingga
mencegah meluapnya aliran sungai yang dapat merusak bangunan air yang ada
dan berakibat akan merusak fasilitas umum dan bangunan-bangunan lainnya di
daerah hilir.
a) Waduk Retarding
Waduk Retarding yaitu waduk yang berfungsi untuk memperlambat
banjir, dibuat dengan pintu keluar (outlet) untuk mengatur pelepasan debit
yang agak fixed / tetap yang tidak lebih dari kemampuan alur sungai di hilir
(flood carrying capacity). Bila tinggi air di waduk naik, besar debit yang
dilepas tidak membahayakan daerah hilir. Hal ini biasanya dibuat pada sungai
yang relatif kecil dan pada lokasi sungai di hulu untuk melindungi kota yang
akan diamankan atau pada daerah hulu tempur (confluence) dua atau lebih alur
sungai.
b) Waduk Detension
Waduk Detension yaitu waduk yang berfungsi untuk menahan banjir,
dibuat dengan outlet yang berpintu sedemikian terdapat keluwesan lebih besar
pada operasi dari waduk. Biasanya dipasang pintu tetap atau pintu klep.
Bangunan ini sangat sesuai apabila areal yang diamankan bertambah luasanya
dan daerah yang dilindungi terpencar.

3) Waduk Distribusi
Waduk / Tandon Distribusi adalah waduk yang bertujuan untuk pelayanan
penyediaan dan pendistribusian air untuk suatu kepentingan, misalnya untuk
penyediaan air bersih kota.
Kapasitas waduk terbatas, digunakan terutama untuk mengatasi fluktuasi
permintaan / demand yang mungkin terjadi dalam periode yang singkat, yaitu
untuk beberapa jam sampai beberapa hari. Atau untuk keadaan darurat.
Air disimpan pada periode tidak ada permintaan atau kurang permintaan
untuk memenuhi permintaan yang berlebih suatu debit kebutuhan yang konstan
selama periode permintaan maksimum, sehingga dapat menjamin beroperasinya /
kebutuhan air dengan hasil / produksi yang uniform / tetap.

4) Waduk Serbaguna ( Multi Purpose Reservoir ) :


Waduk Serbaguna atau disebut juga sebagai waduk Multi Use, yaitu waduk
yang menyimpan dan melepaskan ( release ) air untuk mengatasi kombinasi dua
atau lebih kegunaan-kegunaan potensi energi air, seperti Irigasi, PLTA,
Pengendalian Banjir, Air Bersih untuk umum, Navigasi, Rekreasi, Perikanan,
Lingkungan Hidup dan sebaginya.
Karena banyak kegunaan, maka kapasitas waduk besar, sehingga dapat :
 Menyediakan / menyimpan (Reserve) Air.
 Menyediakan aliran yang tetap ( steady flow ).
 Melepas debit tetap yang besar
 Mensuply potensi tenaga air, untuk pembangkit listrik, dll.
Secara umtum proyek serbaguna sebagian besar dapat membayar kembali biaya-
biaya pembangunan / investasi waduk dari manfaat yang didapat, mulai pada
periode awal setelah proyek beroperasi ( 1 s/d. 10 tahun ).
Keuntungannya :
• Penanaman modal yang menguntungkan, disampin keperluan pokok.
• Manfaat maksimual dari air yang disimpan
• Banyak lagi manfaat langsung dan tidak langsung lainnya, seperti
pengembangan perikanan, pariwisata dan reservasi alam, dll.

5) Waduk Penyeimbang ( Balancing Reservoir )


Waduk Penyeimbang adalah waduk dengan kapasitas terbatas yang
ditempatkan dihilir (subsidiary) waduk utama yang berfungsi untuk :
 Menyimpan selisih air yang dikeluarkan / dikurangi kebutuhan di bagian hilir.
 Memberi keluwesan operasi pada sistem pembagian aliran air.
 Memungkinkan penyediaan yang teratur kepada penstok, sehingga dapat
mengatasi kebutuhan yang bervariasi seperti misalnya pada turbin

a) Tandon Mati
Tandon mati disediakan untuk menangani deposisi sedimen yang berasal
dari air yang mengandung sedimen dan akan mengendap di waduk, karena
hanya sebagian kecil dari sedimen yang lewat bendung. Untuk waduk PLTA
batas tandonan mati ini sekaligus sebagai head tenaga minimumnya. Volume
tandon mati sama dengan volume sedimen yang diharapkan terdeposisi selama
umur rencana dari waduk yang biasanya diambil 100 tahun. Level untuk
tandon mati ini disebut level tandon mati (dead storage level) atau sering
disebut low water level (LWL) dimana dibawahnya muka air di waduk ini tak
boleh diturunkan lagi.

b) Tandon Hidup
Tandon hidup adalah kapasitas penyimpanan air dari reservoir diatas dari
level tandon mati yang merupakan bagian yang dipakai dari tandonan total.
Tandon hidup menjamin penyediaan air untuk periode spesifik memenuhi
permintaan pokok, yaitu seperti : Irigasi, PLTA aitau Air Bersih.
Kriteria pemenuhan dari kebutuhan yang biasanya dipakai untuk tandon hidup
suatu waduk yang baik, adalah sbb. :
 75 % dari umur pemakaian waduk untuk proyek irigasi
 90 % dari umur pemakaian waduk untuk proyek PLTA
 100 % dari umur pemakaian waduk untuk proyek penyediaan air bersih

c) Tandon Banjir
Tandon banjir adalah kapasitas penyimpanan air antara level normal
(NWL) dan level maksimal / penuh (HWL) pada suatu waduk. Tandon banjir
bervariasi sejalan dengan kapasitas pelimpah (spill way) untuk banjir rencana
(design flod) tertentu. Jika kapasitas pelimpah sama dengan masukan banjir
rencana, maka tidak ada tandon banjir lagi. Jadi level maksimum sama dengan
level normal.
Tandon Banjir Efektif adalah perbedaan antara :
Jumlah air yang disimpan di waduk selama puncak banjir dan besarnya tandon
alamiah atau dapat dinyatakan dalam persamaan, sbb.:
VTBE = VWB - Valam
dimana :
VTBE = Volume tandonan Banjir Efektive.
VWB = Jumlah air (volume air) yang disimpan di waduk selama
periode reduksi puncak banjir
Valam = Besarnya tandonan alamiah lembah pada periode yang sama
pada keadaan sebelum waduk ada.
3. Kapasitas Waduk
Kapasitas tandonan waduk dapat ditetapkan dengan hasil perhitungan dari data-data
empiris inflow dari lapangan dan outflow ( kebutuhan / permintaan ) yang akan
direncanakan secara analisis maupun grafis, yaitu anatara lain dengan :
a. Secara Analisis : Tabel Neraca Air.
b. Secara Grafis : Kurva Massa.
Catatan :
 Hasil Yang Aman (Safe Yield) atau ambilan dari waduk adalah banyaknya air yang
dapat dilepaskan dari waduk dalam interval waktu tertentu.
 Interval waktu ini adalah bulan atau tahun untuk waduk konservasi yang besar.

4. Sedimentasi pada Waduk


Setiap aliran air sungai, baik sedikit maupun banyak akan mengandung bahan
sedimen / suspensi. Bahan sedimen ini dapat berupa lumpur tersuspensi (suspended
sediment) maupun butiran-butiran tanah, pasir, kerikil atau benda padat lainnya sebagai
benda terangkut sepanjang dasar sungai (bed load). Sedimen ini wajib direncanakan
untuk bangunan air khususnya waduk ( misalnya dengan ilmu angkutan sedimentasi )
dan gerakan dari perkembangan sedimentasi waduk dapat dilihat pada gambar berikut
ini.
Laju Sedimentasi dipengaruhi : tipe tanah, kemiringan daerah, penutupan vegetasi,
karakter hujan dan tata guna tanah.

Anda mungkin juga menyukai