Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/311964583

Perencanaan Greenbelt pada Lansekap Bantaran Sungai Wilayah Perkotaan

Conference Paper · October 2015

CITATIONS READS

0 1,006

2 authors, including:

Cynthia Wuisang
Sam Ratulangi University
21 PUBLICATIONS   6 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Ecomuseum Development Model for Minahasa Regency: A Cultural Landscape Conservation Effort in the North Sulawesi Province, Indonesia View project

Contextual Harmony approach to Revitalize Cultural Heritage in Urban Areas: Case of Manado City View project

All content following this page was uploaded by Cynthia Wuisang on 29 December 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


TEMU ILMIAH IPLBI 2015

Perencanaan Greenbelt pada Lansekap Bantaran Sungai


Wilayah Perkotaan
Cynthia E.V Wuisang(1), Dwight M. Rondonuwu(2)

(1)
Kelompok Keilmuan Arsitektur Lansekap, Program Studi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, UNSRAT.
(2)
Kelompok Keilmuan Perancangan Kota, Program Studi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, UNSRAT.

Abstrak

Pada banyak kota besar di Indonesia, eksistensi dan kehidupan, kelestarian dan juga estetika
lingkungan dari beberapa sungai dan bantarannya telah terancam. Hal ini terlihat dengan adanya
dampak negatif yang terjadi seperti erosi, banjir, adanya limbah polutan, penyempitan sungai
ataupenggunaan lahan yang tidak sesuai pada tepian sungai.Penyebab utamanya adalah kurangnya
pemahaman sistim alami dan pengelolaan yang kurang sesuai dengan karakter sungai-sungai yang
mengalir di kawasan tersebut. Keterkaitan fisik dan sosial budaya masyarakat disekitarnya juga
merupakan permasalahan lain yang perlu dikaji seperti manfaat domestik sungai tersebut bagi
masyarakat untuk mandi, mencuci dan lainnya. Studi ini dilakukan untuk mengetahui dan
mempelajari karakter serta fungsi bantaran sungai di kawasan perkotaan sebagai satu bagian dari
sistim DAS dan mengkaji model perencanaan lansekap yang berkaitan dengan tata hijau sebagai
upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan bantaran sungai wilayah perkotaan. Studi dilakukan
di wiayah perkotaan dengan metoda kualitatif dan dengan mengambil kasus kota Manado. Melalui
studi ini diharapkan menjadi masukan bagi pemerintah terkait untuk dapat melakukan strategi
penataan lansekap secara efisien dan produktif sehingga bentuk dan peran serta fungsi fisik dan
ekologis yang diinginkan dan berkelanjutan dapat dicapai secara optimal.

Kata-kunci :Perencanaan lansekap, Bantaran Sungai, Greenbelt, Konservasi, Kota Manado

Sungai merupakan salah satu sumberdaya alam ruamh tangga dan rekreasi baik yang alami
yang sangat penting baik di kawasan perkotaan maupun yang semi-alami belum banyak digali,
maupun kawasan perdesaan dengan pe- diperhitungkan dan diakomodasikan dalam
manfaatan yang beragam. Fungsi air pada banyak rencana ruang-ruang wilayah.
sungai selain sebagai pendukung utama kehi-
dupan manusia dan biota lainnya, juga sebagai Berdasarkan beberapa penelitian dan bencana
pengendali iklim mikro, untuk kesejah-teraan yang terjadi di kota Manado, lingkungan sungai-
dan kenyamanan manusia, sebagai alat sungai dan bantarannya cenderung semakin
transportasi, sumber energy dan ruang rekreasi rusak. Vegetasi penutup tanah pada bantaran
serta untuk melembutkan dan meningkatkan atau tepian sungai baik yang terdapat dihulu
nilai estetika lingkungan alami kawasan maupun hilir yang berfungsi sebagai pelindung
tersebut. Dampak yang terjadi karena kurang- tanah dan air semakin berkurang jumlah dan
nya pemahaman sistim sungai alami dan luasnya akibat ditebang dan dikurangi kebe-
pengelolaan yang tidak berdasarkan pada karak- radaannya. Area yang merupakan perta-hanan
teristik sungai disamping karakteristik masya- (buffer) dari sistim sungai yaitu bantarannya
rakat yang berdiam diwilayah sekitar sungai. juga telah dialih-gunakan dan atau dialih-
Dampak dan manfaat positif dari sungai dan fungsikan baik secara legal maupun illegal
bantarannya seperti misalnya kegiatan per- sehingga fungsi utama untuk perlindungan
lindungan fisik dan hayati dan peningkatan tanah dan air dan konservasi hayati menjadi
estetika lingkungan (ekoestetik), keperluan rawan. Dengan kondisi yang main menurun

Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | B 103


Perencanaan Greenbelt pada Lansekap Bantaran Sungai Wilayah Perkotaan
kualitas dan perannya maka pemerintah Kota sungai.Ilustrasi gambar 2 memperihatkan
perlu mengadakan penataan lansekap bantaran peranan bantaran sungai terhadap kehidupan
sungai-sungai wilayah kota Manado dengan biota.
mempelajari karakter sungai dan bantarannya,
sebagai arahan dalam meningkatkan fungsi,
manfaat, kelestarian serta keindahan peng-
gunaannya. Tata hijau dengan elemen taman-
nya merupakan bentuk prioritas penataan
utama untuk meningkatkan kualitas lingkungan
dari sungai ini.

Pengantar
Gambar 2. Struktur dan Fungsi Stream Corridor
Karakteristik bantaran sungai yang dikenal
(Forman dan Gordon 1986)
dengan istilah tepian sungai, stream corridor
(koridor aliran sungai) jalur riparian atau Koridor sungai berfungsi juga sebagai jalur
vegetasi riparian meliputi tepi dari saluran air, transportasi, proteksi alami dan sumberdaya
dataran banjir, tebing diatas dataran banjir dan yang dapat dipanen hasilnya (harvestable
bagian tertinggi (upland) dari tebing (Gbr 1). resources). Bentuk fisik sungai baik visual
maupun arsitektural sebagai koridor alami suatu
kawasan perkotaan juga berperan melembutkan
dan mereduksi suasana perkotaan yang sibuk,
kaku dan tercemar.

Bantaran sungai kawasan perkotaan merupakan


bagian dari sistim sungai secara holistik yaitu
bagian dari Daerah Aliran Sungai (DAS).
Keberadaan bagian hulu akan mempengaruhi
bagian hilir yang umumnya merupakan kawasan
Gambar 1.Ilustrasi Keadaan fisik Jalur Riparian perkotaan. Oleh sebab itu ketebalan dan fungsi
(Marsh 1991) bantaran sungai akan sangat berperan dalam
mempengaruhi kualitas lingkungan perkotaan
Koridor aliran sungai berperan mengatur aliran
sekitar sungai. Karakteristik fungsional bantraan
air dan mineral yang berasal dari lahan
sungai (aliran air, hara, mineral, berbagai
disekitarnya dan mempengaruhi transportasi
species yang mendiami) akan memberikan suatu
material dan air pada aliran tersebut. Lebar
prinsip panduan tertentu bagi perencanaan
koridor sungai alami yng cukup efektif pada
lansekap sungai tersebut.
semua bagian tepian sungai akan meminimalisir
erosi pada tebing sungai dan aliran hara mineral Selain sebagai suatu wilayah tata air (blue open
yang dapat mengurangi sedimentasi dan water), bantaran sungai merupakan micro-
suspended particular matter pada aliran sungai habitat system dimana setiap sistim memiliki
disamping manfaat berbagi fungsi ekologis lain. struktur dan fungsi tersendiri/tertentu berdasar-
Peran lain dari bantaran sungai adalah sebagai kan posisi atau tempatnya diareal suatu sungai
jalur lintas tumbuhan dan satwa terrestrial. (lihat gambar 3). Bantaran sungai sebagai
Pasda beberapa jenis biota dapat melintas di bagian wilayah DAS merupakan suatu
sepanjang lahan-lahan basah pada dataran komponen ekosistim baik alami maupun buatan,
banjir ini.Species yang tidak dapat mentoleransi misalnya hutan, daerah pertanian, perkebunan,
kondisi basah daerah bantaran membutuhkan perdesaan, perkotaan dan industri.
lingkungan dataran yang lebih tinggi (upland)
seperti beberapa species interior hutan yang
tidak atau jarang dijumpai ditepian
B 104 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015
Cynthia E.V Wuisang
tidak sesuai atau yang tidak memperhatikan
karakter DAS atau sub-DASnya dapat
berdampak terhadap keseluruhan sistim DAS
atau sub-DAS tersebut. Contohnya, bila mem-
buka lahan pada bagian hulu DAS tanpa
mempertahankan atau memperhatikan aspek
konservasi akan berdampak terhadap perubahan
kecepatan aliran, jumlah serta kualitas airnya.
Gambar 3. Hirarki Sream System dan Habitat Sub- Konsekuensinya adalah terjadinya perubahan
Sistim (Frissel et al, 1986) ekologis pada bagian hilir dan lebih jauh lagi
adalah perubahan pada biota dalam sistim atau
Sebagai suatu ekosistim, kawasan bantaran sub-sistim DAS tersebut.
terjadi interaksi dan keseimbangan dinamis
antara makhluk hidup dan lingkungannya, dan Vegetasi yang tumbuh atau ditanam pada
keseimbangan energi serta material. Forman bantaran sungai, stream corridor atau jalur
dan Gordon (1986) mengemukakan bahwa riparian umumnya memisahkan lahan disekitar-
perubahan atau peningkatan pada pola sungai nya dengan aliran sungai. Vegetasi berperan
(stream order) akan meningkatkan jumlah nyata dalam mempengaruhi dan melindungi
species yang mendiaminya yang berke- aliran sungai seperti peneduh, menjaga kualitas
mungkinan berasal dari first order dan lainnya. air, menghalangi masuknya partikel dan bahan-
Perubahan keadaan lingkungan seperti bahan lain sehingga dapat mencegah erosi
kecepatan aliran dan jumlah oksigen yang tebing sungai, penampung air yang meng-
dikandung juga akan mempengaruhi biota yang kreasikan dan dengan adanya potongan kayu
dapat tumbuh dan berkembang dibagian aliran dan ranting serta biji-bijian. Menurut Beatty dkk
ini. Semakin menjauhi hulu atau mendekati (1979) kepadatan dan vigor dari vegetasi yang
kawasan perkotaan, akan terlihat penurunan menutupi suatu DAS dapat merupakan indicator
kecepatan aliran air dan kandungan oksigen air kondisi hidrologisnya. Tutupan vegetasi yang
menjadi berkurang karena berbagai macam baik, padat dan subur, baik dalam bentuk hutan
limbah kimia dan padatan (sampah). Hasil atau tanaman pertanian atau bentukan alami
perubahan lingkungan ini juga dapat me- lainnya mengindikasikan keadaan yang stabil
nyebabkan perubahan berbagai biota tumbuhan sebuah DAS. Pada DAS yang ditutupi oleh
dan satwa yang hidup dibagian hilir (lihat hutan, keadaan tutupan hutan merupakan
gambar 4 alokasi penggunaan lahan indicator terhadap areal yang berpotensi
berdasarkan stream order (pola sungai). bermasalah. Tutupan pohon yang jarang atau
tidak baik pertumbuhannya yang disebabkan
keadaan tanah yang marjinal misalnya tanah
dangkal, sedikit ketersediaan air dan rendahnya
kesuburan tanah dapat menyebabkan terjadi
longsor, kebakaran.

Kawasan perkotaan juga merupakan salah satu


komponen DAS pada bagian hilir (lihat gambar
5). Wilayah Kota Manado merupakan DAS yang
dilalui 5 sungai besar ( Sungai Tondano, Sungai
Gambar 4. Alokasi penggunaan lahan sesuai Pola Tikala, Sungai Sario, Sungai Bailang dan Sungai
Sungai (stream Order) (Forman dan Gordon, 1986) Malalayang) dan beberapa sungai kecil (Gambar
6).
Alokasi penggunaan lahan yang berdasarkan
sumber daya alam pada DAS dapat juga terjadi
sebaliknya atau tidak berpola sama sekali.
Pembukaan lahan untuk suatu kegunaan yang
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | B 105
Perencanaan Greenbelt pada Lansekap Bantaran Sungai Wilayah Perkotaan
ekonomi tetapi saat ini selain berfungsi sebagai
wadah air yang harus dijaga keseimbangan
kuantitas air juga berfungsi sebagai kawasan
alami untuk meningkatkan kualitas fisik,
panoramic, hayati serta rekreatif kawasan
perkotaan. Penelitian ini merupakan tahapan
awal penelitian yang mencakup identifikasi
kondisi fisik sungai di kota Manado untuk
menghasilkan suatu perencanaan lansekap
Gambar 5.Tata Ruang pada Satu Sistim DAS bantaran sungai melalui perencanaan RTH
(Prasodyo 1994). berbentuk greenbelt.

Metode

Penelitian ini bersifat kualitatif dengan meng-


ambil studi kasus di kota Manado. kualitatif,
(Groat & Wang, 2002). Metode yang digunakan
dalam penataan kawasan bantaran sungai
adalah Metode Choo (1994) yaitu strategi pem-
buatan greenbelt ditepi sungai melalui analisis
deskriptif terhadap karakteristik lingkungan dan
pengguna tapak dan identifikasi sistim spasial
aliran sungai.

Pengumpulan data dilakukan melalui yang


survei, observasi dan arsip pada kawasan
bantaran sungai yang melintas di kota dan
Gambar 6.Sungai yang mengalir di Kota Manado (PU bermuara di teluk Manado (lihat kembali
Cipta Karya 2010). Gambar 6).

Di Kawasan Kota Manado, pembangunan dan


perluasan kawasan sebagai akibat pertambahan
penduduk dan perluasan pembangunan fisik
telah menyita lahan alami bervegetasi dan
berubah secara akseleratif menjadi lahan yang
ditutupi bangunan dan perkerasan. Secara
ekologis perubahan keadaan lingkungan fisik di
bagian sub-DAS perkotaan juga mempengaruhi Gambar 7a. Muara Gambar 7b. Muara
keadaan biota, kecenderungan yang menuju Sungai Malalayang Sungai Sario
kearah pembatasan kehidupan seperti hilangnya
vegetasi, adanya pencemaran, jumlah air yang
berfluktuasi telah menurunkan populasi biota
yang secara alami biasanya ditemukan pada
daerah riparian.

Meskipun memiliki beberapa hal yang dapat Gambar 7c.Sungai Tondano/Kuala Jengki
menuju kearah penurunan kualitas kota,
keberadaan sungai sebagai suatu bentuk Sub-
DAS yang membelah kawasan perkotaan selalu
didambakan pada setiap kota. Pada awalnya
digunakan sebagai prasarana transportasi
B 106 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015
Cynthia E.V Wuisang
Nilai daya dukung area tepi sungai adalah 5,48
orang (Lee dkk 1986 dalam Robbi, 1999).

Total Kapasitas daya Dukung: a + b

Analisis Karakteristik lingkungan mencakup


Gambar 7d. Kawasan bantaran sungai Tondano yang
estetika lansekap, penutupan vegetasi, tipe
melintas di Kota Manado
aliran sungai, runoff dan potensi erosi,
Identifikasi setiap bantaran sungai meliputi 4 kemiringan pada bantaran sungai, pengendalian
Variabel utama yaitu: pengendapan dan habitat perairan.Hidupan liar,
lansekap dan kandungan sejarah ditetapkan
Variabel Utama untuk melindungi nilai-nilai arsitektural dan
No
alami.Analisis partisipasi masyarakat dilakukan
1 Sistim spasial aliran sungai dengan cara mengidentifikasi keinginan dan
2 Karakteristik pengguna tapak tujuan mempertahankan greenbelt dalam jangka
3 Karakteristik Lingkungan yang lama (sustain).
4 Partisipasi Masyarakat
Hasil analisis akan disintesa dengan mengguna-
Analisis Data kan metode tabulasi dan overlay terhadap peta-
peta hasil analisis untuk mendapatkan zona
Dalam mengidentifikasi sistim spasial aliran kesesuaian lahan. Produk perencanaan bantaran
sungai dilakukan analisis peta untuk mengetahui ini berbentuk Landscape Plan atau Site Plan.
hubungan ruang antara tata guna lahan, hutan
disepanjang bantaran sungai dan kualitas aliran Analisis dan Interpretasi
air. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan
adalah Model Hirarki yang dikemukakan oleh Koridor bantaran sungai perkotaan Manado
Frissel dkk (1986) untuk menganalisis bingkaii terdiri dari 5 kawasan yang masing-masing
ruang aliran sungai yaitu membagi bagian- koridor akan diidentifikasi menjadi 3 zona kese-
bagian spasial sungai menjadi: stream system, suaian lahan yaitu: zona konservasi, zona semi-
segment system, reach, pool-riffle system dan konservasi dan zona rekreasi. Tiga zona ini
microhabitat system. diharapkan dapat mendistribusikan fungsi eko-
logis dan mewakili nilai, aspirasi dan keinginan
Dalam menganalisa karakteristik pengguna masyarakat. Studi kasus pertama dilakukan
tapak ditentukan berdasarkan data tipe aktifitas, pada kawasan muara DAS Tondano.
perilaku pengguna tapak, distribusi dan ke-
gunaan ruang untuk mendapatkan daya dukung
(carring capacity) disepanjang aliran sungai.
Rumus daya dukung berdasarkan panjang
bantaran sungai adalah: Kawasan bantaran sungai
perkotaan Manado

Panjang sungai (mil) X ukuran kelompok


pemakai X 2

Rata-rata ukuran kelompok pemakai adalah 4,7


orang (Schwaez dkk 1993 dlm Robbi 1999).

Rumus daya dukung berdasarkan luas area tepi Gambar 8. Bantaran sungai Tondano di wilayah
sungai: perkotaan di Manado

Luas Area (ha) X daya Dukung area tepi sungai Dalam mengidentifikasi lebar koridor, kriteria
(Ha) area koridor yang dilihat adalah: bantaran
sungai, hutan di pinggiran sungai, lahan basah,
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | B 107
Perencanaan Greenbelt pada Lansekap Bantaran Sungai Wilayah Perkotaan
biodiversitas tinggi, tanah tidak stabil, mengalamikan kondisi bantaran
sungai.
pemukiman padat, gejala meander, jembatan
- Luas zona kurang lebih 15%
penyeberangan sungai. luas total tapak.

Konsep perencanaan greenbelt yang disarankan Kesimpulan


dapat dlihat pada diagram berikut:
Tahap awal penelitian ini masih berada pada
tahap eksplorasi dan identifikasi kawasan
bantaran sungai perkotaan.Tahap kedua akan
dilakukan kajian per segmen koridor sungai.
Kajian ini diharapkan dapat memberi rekomen-
dasi dalam penataaan lansekap bantaran sungai
Kesimpulan untuk wilayah perkotaan berdasarkan iden-
tifikasi karakteristik dan atribut sungai.

Daftar Pustaka

Choo, T.S. (1994). The Park Network of


Singapore.Proceeding the 6th IFLA Eastern Regional
Conference. Taiwan.
Forman, R.T.T & Gordon, M. (1986). Landscape
Ecology. John Willey and Sons Inc. New York.
Groat, L. & Wang, D. (2002).Architectural Research
Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc.
Marsh, W. M. (1983). Landscape Planning.Addison
esley Publ. Co.Inc. Ontario
Robbi, M. P. (1999). Perencanaan Greenbelt
Sepanjang Sungai (dengan Strategi Identifikasi
Tebal Koridor hijau dan mnajemen tapak, Studi
kasus sungai Mookervart, Jakarta. Skripsi. Fakultas
Tabel.1 Pertanian, IPB.
Perencanaan Greenbelt pada koridor bantaran sungai Wuisang, C.E.V. (2008) A study of Greeways: Issues,
Zona Perencanaan Roles and Management Implication for Wildlife in
Konservasi - Dikembangkan sebagai hutan Suburban Adelaide. Thesis. The University of
kota Adelaide.
- Ketebalan koridor maksimum
sesuai kondisi tapak
- Pembatasan akses sebaiknya
diberlakukan.
- Luas zona konservasi kurang
lebih 25% luas tapak
Semi Konservasi - Pengembangan vegetasi utama
dan penyangga
- Sarana pengolahan limbah dan
pengendali banjir dengan parkir
air, jaring penahan sampah dan
area perletakan sirene peringa-
tan banjir
- Luas area kurang lebih 60%
luas tapak
Rekreasi/wisata - Fasilitas rekreasi sesuai karakter
kelurahan/desa yang ada
- Perencanaan Jalur sepeda dna
pejalan kaki
- Sepanjang kedua sisi bantaran
diterapkan konstruksi bio-engi-
neering untuk menstabilkan dan

B 108 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai