net/publication/311964583
CITATIONS READS
0 1,006
2 authors, including:
Cynthia Wuisang
Sam Ratulangi University
21 PUBLICATIONS 6 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Ecomuseum Development Model for Minahasa Regency: A Cultural Landscape Conservation Effort in the North Sulawesi Province, Indonesia View project
Contextual Harmony approach to Revitalize Cultural Heritage in Urban Areas: Case of Manado City View project
All content following this page was uploaded by Cynthia Wuisang on 29 December 2016.
(1)
Kelompok Keilmuan Arsitektur Lansekap, Program Studi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, UNSRAT.
(2)
Kelompok Keilmuan Perancangan Kota, Program Studi Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, UNSRAT.
Abstrak
Pada banyak kota besar di Indonesia, eksistensi dan kehidupan, kelestarian dan juga estetika
lingkungan dari beberapa sungai dan bantarannya telah terancam. Hal ini terlihat dengan adanya
dampak negatif yang terjadi seperti erosi, banjir, adanya limbah polutan, penyempitan sungai
ataupenggunaan lahan yang tidak sesuai pada tepian sungai.Penyebab utamanya adalah kurangnya
pemahaman sistim alami dan pengelolaan yang kurang sesuai dengan karakter sungai-sungai yang
mengalir di kawasan tersebut. Keterkaitan fisik dan sosial budaya masyarakat disekitarnya juga
merupakan permasalahan lain yang perlu dikaji seperti manfaat domestik sungai tersebut bagi
masyarakat untuk mandi, mencuci dan lainnya. Studi ini dilakukan untuk mengetahui dan
mempelajari karakter serta fungsi bantaran sungai di kawasan perkotaan sebagai satu bagian dari
sistim DAS dan mengkaji model perencanaan lansekap yang berkaitan dengan tata hijau sebagai
upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan bantaran sungai wilayah perkotaan. Studi dilakukan
di wiayah perkotaan dengan metoda kualitatif dan dengan mengambil kasus kota Manado. Melalui
studi ini diharapkan menjadi masukan bagi pemerintah terkait untuk dapat melakukan strategi
penataan lansekap secara efisien dan produktif sehingga bentuk dan peran serta fungsi fisik dan
ekologis yang diinginkan dan berkelanjutan dapat dicapai secara optimal.
Sungai merupakan salah satu sumberdaya alam ruamh tangga dan rekreasi baik yang alami
yang sangat penting baik di kawasan perkotaan maupun yang semi-alami belum banyak digali,
maupun kawasan perdesaan dengan pe- diperhitungkan dan diakomodasikan dalam
manfaatan yang beragam. Fungsi air pada banyak rencana ruang-ruang wilayah.
sungai selain sebagai pendukung utama kehi-
dupan manusia dan biota lainnya, juga sebagai Berdasarkan beberapa penelitian dan bencana
pengendali iklim mikro, untuk kesejah-teraan yang terjadi di kota Manado, lingkungan sungai-
dan kenyamanan manusia, sebagai alat sungai dan bantarannya cenderung semakin
transportasi, sumber energy dan ruang rekreasi rusak. Vegetasi penutup tanah pada bantaran
serta untuk melembutkan dan meningkatkan atau tepian sungai baik yang terdapat dihulu
nilai estetika lingkungan alami kawasan maupun hilir yang berfungsi sebagai pelindung
tersebut. Dampak yang terjadi karena kurang- tanah dan air semakin berkurang jumlah dan
nya pemahaman sistim sungai alami dan luasnya akibat ditebang dan dikurangi kebe-
pengelolaan yang tidak berdasarkan pada karak- radaannya. Area yang merupakan perta-hanan
teristik sungai disamping karakteristik masya- (buffer) dari sistim sungai yaitu bantarannya
rakat yang berdiam diwilayah sekitar sungai. juga telah dialih-gunakan dan atau dialih-
Dampak dan manfaat positif dari sungai dan fungsikan baik secara legal maupun illegal
bantarannya seperti misalnya kegiatan per- sehingga fungsi utama untuk perlindungan
lindungan fisik dan hayati dan peningkatan tanah dan air dan konservasi hayati menjadi
estetika lingkungan (ekoestetik), keperluan rawan. Dengan kondisi yang main menurun
Pengantar
Gambar 2. Struktur dan Fungsi Stream Corridor
Karakteristik bantaran sungai yang dikenal
(Forman dan Gordon 1986)
dengan istilah tepian sungai, stream corridor
(koridor aliran sungai) jalur riparian atau Koridor sungai berfungsi juga sebagai jalur
vegetasi riparian meliputi tepi dari saluran air, transportasi, proteksi alami dan sumberdaya
dataran banjir, tebing diatas dataran banjir dan yang dapat dipanen hasilnya (harvestable
bagian tertinggi (upland) dari tebing (Gbr 1). resources). Bentuk fisik sungai baik visual
maupun arsitektural sebagai koridor alami suatu
kawasan perkotaan juga berperan melembutkan
dan mereduksi suasana perkotaan yang sibuk,
kaku dan tercemar.
Metode
Meskipun memiliki beberapa hal yang dapat Gambar 7c.Sungai Tondano/Kuala Jengki
menuju kearah penurunan kualitas kota,
keberadaan sungai sebagai suatu bentuk Sub-
DAS yang membelah kawasan perkotaan selalu
didambakan pada setiap kota. Pada awalnya
digunakan sebagai prasarana transportasi
B 106 | Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015
Cynthia E.V Wuisang
Nilai daya dukung area tepi sungai adalah 5,48
orang (Lee dkk 1986 dalam Robbi, 1999).
Rumus daya dukung berdasarkan luas area tepi Gambar 8. Bantaran sungai Tondano di wilayah
sungai: perkotaan di Manado
Luas Area (ha) X daya Dukung area tepi sungai Dalam mengidentifikasi lebar koridor, kriteria
(Ha) area koridor yang dilihat adalah: bantaran
sungai, hutan di pinggiran sungai, lahan basah,
Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2015 | B 107
Perencanaan Greenbelt pada Lansekap Bantaran Sungai Wilayah Perkotaan
biodiversitas tinggi, tanah tidak stabil, mengalamikan kondisi bantaran
sungai.
pemukiman padat, gejala meander, jembatan
- Luas zona kurang lebih 15%
penyeberangan sungai. luas total tapak.
Daftar Pustaka