yang baik secara langsung maupun tidak salah satu fungsi dengan mengabaikan
langsung akan mempengaruhi pemanfaatan fungsi lainnya. DAS sesuai dengan
sumberdaya alam termasuk sumberdaya air definisi tersebut dipandang sebagai satuan
pada lokasi atau ruang geografis yang disebut sistem hidrologi, sehingga interaksi antar
wilayah sungai. komponen sumberdaya tersebut di suatu
DAS dapat digambarkan melalui
PENDAHULUAN
siklus/pergerakan air di DAS tersebut.
Daerah aliran sungai (DAS) yang Perubahan suatu komponen sumberdaya
diartikan sebagai bentang lahan yang dapat dikaji dampaknya terhadap
komponen sumberdaya lainnya dengan dan temporal (waktu). Perubahan salah
melihat dampak perubahan tersebut satu salah satu bagian dari bio-region akan
terhadap komponen proses pergerakan air mempengaruhi bagian lainnya, sehingga
dan keseluruhan siklus/pergerakan air. dampak dari perubahan bagian bio-region
Salah satu indikator yang dijadikan tidak hanya akan dirasakan oleh kawasan
sebagai parameter untuk mengetahui baik itu sendiri (on site) namun juga di luar
atau tidaknya adalah debit sungai. kawasan (off site). Sebagai contoh
rusaknya hutan di bagian hulu akan
Debit sungai (kuantitas, kualitas,
menimbulkan banjir, erosi, sedimentasi,
kontinuitas dan ketersediaanya)
dan penurunan kualitas air di bagian
merupakan indikator dari baik-buruknya
hilirnya.
pengelolaan suatu DAS. Sistem
pergerakan air nampak jelas Masalah pengelolaan sumberdaya
menggambarkan hubungan sebab-akibat alam menjadi isu yang semakin serius
hulu-hilir. Daerah hulu dari segi letak untuk dicermati sejak diberlakukannya
daerah dalam suatu DAS dan yang Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999
dipersepsikan oleh masyarakat luas Tentang Pemerintahan Daerah. Dua sisi
merupakan daerah paling atas sedangkan pandangan publik mengemuka sehubungan
daerah hilir adalah daerah paling bawah dengan isu tersebut. Pandangan pesimistis
dari suatu DAS. Daerah hulu umumnya cenderung mengkhawatirkan akan makin
dicirikan oleh topografi bergunung, curah merosotnya kelestarian sumberdaya alam
hujan tinggi dan kondisi sosial ekonomi (SDA) dan lingkungan yang ada, karena
masyarakat lokalnya kurang maju. SDA dikuras untuk mendapatkan
Semakin ke arah hilir cenderung makin pendapatan daerah sebesar-besarnya.
landai, hujan makin kurang dan kondisi Adapun pandangan yang optimistis merasa
sosial ekonomi lebih baik. yakin bahwa otonomi akan meningkatkan
fungsi dan jasa SDA lebih dekat kepada
Wilayah DAS sebagai kesatuan
publik, sehingga kesejahteraan masyarakat
bio-region harus dipahami secara holistik
lebih meningkat.
dan komprehensif oleh penyelenggara
daerah otonom. Prinsip dasar dari DAS
sebagai bio-region adalah adanya
keterkaitan berbagai komponen dalam
DAS secara spasial (ruang), fungsional,
A. PERATURAN BBWS b. penyusunan rencana dan pelaksanaan
pengelolaan kawasan lindung sumber air
BAB I
pada
KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN
wilayah sungai;
TIPOLOGI
c. pengelolaan sumber daya air yang
meliputi konservasi sumber daya air,
Pasal 1
pengembangan
(1) Balai Wilayah Sungai adalah unit
sumber daya air, pendayagunaan sumber
pelaksana teknis di bidang konservasi
daya air dan pengendalian daya rusak air
sumber daya air,
pada
pengembangan sumber daya air,
wilayah sungai;
pendayagunaan sumber daya air dan
d. penyiapan rekomendasi teknis dalam
pengendalian daya
pemberian ijin atas penyediaan,
rusak air pada wilayah sungai, yang berada
peruntukan,
di bawah dan bertanggung jawab kepada
penggunaan dan pengusahaan sumber daya
Direktur Jenderal Sumber Daya Air.
air pada wilayah sungai;
(2) Balai Wilayah Sungai dipimpin oleh
e. pelaksanaan operasi dan pemeliharaan
seorang Kepala.
sumber daya air pada wilayah sungai;
Pasal 2
f. pengelolaan sistem hidrologi;
Balai Wilayah Sungai mempunyai tugas
g. melaksanakan penyelenggaraan data dan
melaksanakan pengelolaan sumber daya
informasi sumber daya air;
air yang meliputi perencanaan,
h. melaksanakan fasilitasi kegiatan Tim
pelaksanaan konstruksi, operasi dan
Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air
pemeliharaan dalam rangka konsevasi
pada
sumber daya air, pendayagunaan sumber
wilayah sungai;
daya air dan pengendalian daya rusak air
i. melaksanakan pemberdayaan
pada wilayah sungai.
masyarakat dalam pengelolaan sumber
Pasal 3
daya air;
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
j. melaksanakan ketatausahaan Balai
dimaksud dalam Pasal 2, Balai Wilayah
Wilayah Sungai.
Sungai menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan pola dan rencana
pengelolaan sumber daya air pada wilayah
sungai;
B. PERATURAN BBWS air lainnya, irigasi, air tanah, air baku,
rawa, tambak dan pantai.
TUPOKSI BALAI BESAR WILAYAH
SUNGAI CITARUM FUNGSI BALAI BESAR WILAYAH
SUNGAI CITARUM
BERDASARKAN PERATURAN
MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN 1. Dalam melaksanakan tugas, Balai
PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK Besar Wilayah Sungai Citarum
INDONESIA NOMOR 34/PRT/M/2015 menyelenggarakan fungsi :
TENTANG ORGANISASI DAN TATA 2. penyusunan pola dan rencana
KERJAUNIT PELAKSANA TEKNIS pengelolaan sumber daya air pada
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM wilayah sungai;
DAN PERUMAHAN RAKYAT 3. penyusunan rencana dan program,
studi kelayakan dan perencanaan
Contohnya Balai Besar Sungai Citarum :
teknis/desain/pengembangan
sumber daya air;
Balai Besar Wilayah Sungai Citarum
4. persiapan, penyusunan rencana dan
berada di bawah dan bertanggung jawab
dokumen pengadaan barang dan
kepada Direktur Jenderal Sumber Daya
jasa;
Air. Balai Besar Wilayah Sungai Citarum
5. pelaksanaan pengadaan barang dan
dipimpin oleh seorang Kepala Balai Besar
jasa serta penetapan pemenang
Wilayah Sungai Citarum.
selaku Unit Layanan Pengadaan
TUGAS BALAI BESAR WILAYAH (ULP);
SUNGAI CITARUM 6. pengendalian dan pengawasan
konstruksi pelaksanaan
Balai Besar Wilayah Sungai
pembangunan sumber daya air;
Citarum mempunyai tugas melaksanakan
7. penyusunan rencana dan
pengelolaan sumber daya air di wilayah
pelaksanaan pengelolaan kawasan
sungai yang meliputi perencanaan,
lindung sumber air pada wilayah
pelaksanaan konstruksi, operasi dan
sungai;
pemeliharaan dalam rangka konservasi dan
8. pengelolaan sumber daya air yang
pendayagunaan sumber daya air dan
meliputi konservasi dan
pengendalian daya rusak air pada sungai
pendayagunaan sumber daya air
danau, waduk, bendungan dan tampungan
sertapengendalian daya rusak air 19. pelaksanaan urusan tata usaha dan
pada wilayah sungai; rumah tangga balai serta koordinasi
9. pengelolaan sistem hidrologi; dengan instansi terkait.
10. pengelolaansistem informasi
sumber daya air;
11. pelaksanaan operasi dan
pemeliharaan sumber daya air pada
wilayah sungai;
12. pelaksanaan bimbingan teknis
pengelolaan sumber daya air yang
menjadi kewenangan provinsi dan
kabupaten/kota;
13. penyiapan rekomendasi teknis
dalam pemberian ijin atas
penyediaan, peruntukan,
penggunaan dan
14. pengusahaan sumber daya air pada
wilayah sungai;
15. fasilitasi kegiatan Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air
pada wilayah sungai;
16. pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan sumber daya air;
17. pelaksanaan penyusunan laporan
akuntansi keuangan dan akuntansi
barang milik negara selaku Unit
Akuntansi Wilayah;
18. pelaksanaan pemungutan,
penerimaan dan penggunaan biaya
jasa pengelolaan sumber daya air
(BJPSDA) sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
dan
C. PERBEDAAN DAS DAN D. PENGELOLAAN WILAYAH
WILAYAH SUNGAI SUNGAI
workshop tersebut mendapatkan output air sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dalam pemilihan pola tatakelola organisasi petani pemakai air pada daerah
pengaturan, dan pembuangan air irigasi ayat (2) dapat membentuk induk
untuk menunjang pertanian yang jenisnya perkumpulan petani pemakai air pada
irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan beberapa blok primer, atau satu daerah