Anda di halaman 1dari 23

Laporan Mini riset

Mata Kuliah Perencanaan Pengembangan Wilayah

“ FAKTOR KEMISKINAN YANG MENGHAMBAT DAN MEMPENGARUHI

PERKEMBANGAN DESA TANJUNG BERINGIN 1, KECAMATAN SUMBUL,


KABUPATEN DAIRI 2015-2020 ”

DOSEN PENGAMPU : Dr. Darwin Parlaungan Lubis, S. Si., M. Si.

DISUSUN OLEH :

EVELINA BR GURNING

NIM. 317331012

KELAS : C 2017

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini yang berjudul “” dengan sebaik mungkin dan tepat waktu. Adapun tujuan
dari pembuatan tugas ini yakni untuk memenuhi tugas semester genap.Kami juga
tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Darwin Parlaungan Lubis,
S. Si., M. Si. yang telah membimbing kami untuk membuat tugas ini agar semakin
baik. Dan juga teman – teman yang telah membantu kami untuk memberikan
masukan ataupun bahan dukungan dalam pembuatan tugas ini.

Kami menyadari bahwa pembuatan tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan adanya kritikan maupun saran dari para pembaca
untuk membenahi pembuatan tugas kami yang berikutnya. Dan semoga makalah kami
ini dapat menjadi bacaan yang mampu menambah wawasan bagi para pembaca.
Sekian dan terima kasih.

Medan, 26 April 2020


Penyusun,

EVELINA GURNING

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................3
C. Tujuan.............................................................................................................................3
D. Manfaat...........................................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................................4
A. Kajian Teori.......................................................................................................................4
BAB III METODE PENELITIAN.........................................................................................9
A. Jenis Penelitian...............................................................................................................9
B. Metode Penelitian............................................................................................................9
C. Populasi dan Sampel.......................................................................................................9
D. Teknik Analisis Data.......................................................................................................9
BAB IV PEMBAHASAN.......................................................................................................10
A. ASPEK FISIK..................................................................................................................10
B. ASPEK NON FISIK........................................................................................................11
C. IMPLEMENTASI PROGRAM KELUARGA HARAPAN (PKH)................................17
BAB V PENUTUP..................................................................................................................20
A. Kesimpulan......................................................................................................................20
B. Saran................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemiskinan merupakan salah satu persoalan utama pembangunan yang


sifatnya kompleks dan multidimensial yang di alami oleh hampir seluruh negara maupun
daerah, akibat dari pada kemiskinan tersebut maka rakyat miskin tidak bisa mengenyam
pendidikan yang berkualitas, kesulitan dalam membiayai kesehatan, kurangnya tabungan
serta kurangnya akses pelayanan publik, kurangnya lapangan kerja, serta kurangnya
jaminan sosial dan perlindungan terhadap keluarga yang lebih parah lagi kemiskinan
menyebabkan jutaan rakyat tidak dapat memenuhi kebutuhan pangan, sandang dan papan
secara terbatas. Kemiskinan telah membatasi hak rakyat untuk memdapatkan pendidikan
yang layak, serta kesehatan yang terjamin. Kemiskinan yang terjadi dalam suatu negara
maupun daerah memang perlu dilihat sebagai suatu masalah yang sangat serius,
kemiskinan membuat banyak masyarakat Indonesia mengalami kesusahan dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Rendahnya penghasilan satu keluarga sangat miskin
menyebabkan anggota keluarga tersebut tidak mampu memenuhi kebutuhannya di
bidang pendidikan dan kesehatan. Anak-anak keluarga miskin juga banyakyang putus
sekolah atau bahkan sama sekali tidak mengenyam pendidikan di bangku sekolah karena
harus bekerja membantu mencari nafkah dalam keluarga, masalah ini harus segera
ditangani dan ditanggulangi. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan satu program
penanggulangan kemiskinan yaitu bantuan tunai bersyarat kepada rumah tangga sangat
miskin yang disebut Program Keluarga Harapan (PKH).

Program ini pada prinsipnya memberikan bantuan tunai kepada rumah tangga
sangat miskin melalui persyaratan menyekolahkan anaknya untuk menuntaskan wajib
belajar 12 tahun dan memeriksakan kesehatan serta pemberian makanan bergizi kepada
anak-anak usia balita dan ibu hamil/menyusui. Untuk jangka pendek bantuan ini
diharapkan dapat mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin. Sedangkan untuk
jangka panjang dapat memutus rantai kemiskinan, bagi keluarga miskin terhadap layanan
pendidikan, kesehatan dan gizi yang baik. Pada bulan Juni Tahun 2007 Pemerintah

1
Indonesia telah meluncurkan program dalam menanggulangi kemiskinan dimaksud yaitu
program keluarga harapan yang uji coba di tujuh provinsi yaitu (Sumatera Barat, DKI
Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, NTT, Sulawesi Utara, dan Gorontalo). Tahun
berikutnya mencakup Aceh, Sumatera Utara, Banten, D.I Yogyakarta, Kalimantan
Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Hingga tahun 2013. PKH telah menjangkau 2,4 juta
keluarga sangat miskin yang tersebar di 334 kabupaten/kota dan 2.843 kecamatan serta
didukung oleh 11.132 tenaga Pendamping di seluruh Indonesia, sejak tahun 2007 hingga
tahun 2015 peserta PKH telah mencapai 3.511.088 keluarga miskin, dimana sasaran
PKH yang sebelumnya adalah Rumah Tangga dan sejak tahun Kemiskinan bukan saja
dikarenakan sumber-sumbernya tidak ada, melainkan tidak adanya hak atas sumber
tersebut. Kelaparan seringkali terjadi bukan karena makanan didaerah tersebut tidak
mencukupi tetapi orang miskin tidak diperbolehkan dan tidak mempunyai hak untuk
memakan makanan yang ada (Suharto, 2008).

Keluarga merupakan sebuah unit terkecil dalam masyarakat yang harus


dicegah agar tidak jatuh kedalam kemiskinan. Kecamatan Sumbul adalah salah satu
kecamatan yang terletak di Pemilihan lokasi penelitian dalam Program Keluarga Harapan
(PKH) lebih dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana penerapan PKH di kecamatan
ini, mengingat di kecamatan Sumbul penerima PKH lebih banyak bila dibandingkan
dengan kecamatan lain yang ada di kabupaten Dairi dengan rincian sebagai berikut:
Desa Pegagan Julu IV : 24 keluarga , Desa Pegagan julu V : 37 keluarga, Desa Pegagan
julu VI : 24 keluarga , Desa Pegagan Julu VII : 23 keluarga , Desa Pegagan Julu VIII : 6
keluarga, Desa Pegagan Julu IX : 20 keluarga, Desa

Pegagan Julu X : 11 keluarga , Desa Pergambiran : 18 keluarga, Desa Pangguruan : 13


keluarga, Kelurahan Pegagan Julu I : 19 keluarga, Desa Pegagan Julu II : 20 keluarga,
Desa Pegagan Julu III : 6 keluarga, Desa Perjuangan : 16 keluarga, Desa Sileuh - leuh
Parsaoran : 21 keluarga, Desa Tanjung Beringin 12 keluarga, Desa Tanjung Beringin I :
7 keluarga, Desa Dolok Tolong : 11 keluarga, Desa Barisan Nauli : 11 keluarga,dan Des
Kuta Gugung: sebanyak 16 keluarga. Jadi jumlah keseluruhan Penerima PKH untuk
masing - masing Desa di Kecamatan Sumbul tahun 2015 adalah 314 keluarga. data di
atas menggambarkan sebaran penerima PKH untuk masing-masing Desa yang ada di
Kecamatan Sumbul, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian PKH di Kecamatan
Sumbul karena penerima PKH lebih banyak bila dibandingkan dengan kecamatan

2
lainnya yang ada di kabupaten Dairi sehingga cukup menarik untuk melihat bagaimana
Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Sumbul.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat digambarkan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perkembangan di Desa Tanjung Beingin I, Kecamatan

Sumbul,Kabupaten Dairi berdasarkan faktor fisik geografi ?

2. Bagaimana Implementasi program keluarga Harapan (PKH) di Desa Tanjung

Beingin I, Kecamatan Sumbul,Kabupaten Dairi?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan di Desa Tanjung Beingin I,
Kecamatan Sumbul,Kabupaten Dairi berdasarkan faktor fisik geografi.
2. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi Program Keluarga Harapan (PKH) di
Desa Tanjung Beingin I, Kecamatan Sumbul,Kabupaten Dairi.
D. Manfaat

1. Manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat untuk : Menjadi ilmu yang
bermanfaat dan menambah wawasan serta dapat memberikan sumbangan bagi ilmu
pengetahuan dan menjadi bahan informasi untuk aktivitas bagi peneliti lain dan
sebagai bahasan, kajian yang diperoleh saat mengikuti perkuliahan di
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

2. Hasil penelitian dapat memberikan informasi dalam pengambilan kebijakan dalam


merencanakan dan memonitor suatu program dengan harapan dapat memperbaiki
pelaksanaan program bantuan Pemerintah di masa mendatang.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori
1. Tinjauan Desa

Pada umumnya pengertian desa dikaitkan dengan pertanian, yang sebenarnya


masih bisa didefinisikan lagi berdasarkan pada jenis dan tingkatannya. Menurut
Koentjaraningrat mendefinisikan desa itu sebagai komunitas kecil yang menetap tetap di
suatu tempat (Rahadjo, 2010 : 29) sedangkan menurut P.H Landis terdapat tiga definisi
tentang desa yaitu pertama desa itu lingkungan yang penduduknya kurang dari 2.500
orang, kedua desa adalah suatu lingkungan yang penduduknya mempunyai hubungan
yang saling akrab serba informal satu sama lain, dan yang ketiga desa adalah suatu
lingkungan yang penduduknya hidup dari pertanian. Sedangkan menurut
Koentjaraningrat desa adalah suatu komunitas kecil yang menetap secara tetap di suatu
tempat, masyarakat desa itu sendiri mempunyai karakteristik seperti yang dikemukakan
oleh Roucek dan Warren mereka menggambarkan karakteristik masyarakat desa sebagai
berikut (Jefta Leibo, 1995:7).

1) Besarnya peranan kelompok primer

2) Faktor geografis menentukan dasar pembentukan kelompok atau asosiasi Menurut


pendapat dari Pitirim A. Sorokin dan Cark C.

Zimmerman yang mengemukakan faktor-faktor yang menjadi dasar penentuan


karakteristik masyarakat desa dan kota yaitu :

1) Mata pencaharian

2) Ukuran komunitas

3) Tingkat kepadatan penduduk

4) Lingkungan

5) Diferensiasi sosial

4
6) Stratifikasi sosial

7) Solidaritas sosial

Karakteristik desa sangat diperlukan adanya pembagian desa atau biasa


disebut dengan tipologi desa. Tipologi desa itu sendiri akan mudah diketahui jika
dihubungkan dengan kegiatan pokok yang ditekuni oleh masyarakat itu dalam memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, adapun pembagiannya sebagai berikut (Jefta Leibo, 1995:
18) 1)

1. Desa Pertanian

Pada jenis desa ini semua kegiatan masyarakatnya terlibat dalam bidang
pertanian.

     2.Desa Industri

Pada jenis desa ini pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
lebih banyak bergantung pada sektor industri baik industri kecil maupun industri
besar.

3. Desa Nelayan atau Desa Pantai

Pada jenis desa ini pusat kegiatan dari seluruh anggota masyarakatnya
bersumber pada usaha-usaha di bidang perikanan baik perikanan laut, pantai, maupun
darat.

4.Desa Pariwisata

Pada jenis desa ini terdapat obyek wisata seperti peninggalanpeninggalan kuno,
keistimewaan kebudayaan rakyat, dan juga terdapat keindahan alam.

Kebudayaan yang terdapat pada masyarakat desa masih tergolong masuk dalam
kategori yang belum maju dan masih sederhana. Kebanyakan orang menganggap bahwa
masyarakat desa khususnya masyarakat petani masih dianggap secara umum yang mana
mereka dianggap seragam atau sama antara masyarakat petani yang satu dengan yang
lain. Kenyataannya malah berbanding terbalik dimana masing-masing petani memiliki
ciri yang berbeda misalnya saja pada tingkat perkembangan masyarakatnya, jenis
tanaman yang ditanam, teknologi atau alat-alat pertanian yang mereka pergunakan, sistem

5
pertanian yang mereka pakai, dan juga topografi atau bentuk kondisi phisik geografiknya.
Masyarakat petani bisa dibagi menjadi dua yaitu antara masyarakat petani tradisonal dan
petani modern, yang membedakan antara keduanya adalah bagi kelompok petani yang
pertama mereka masih tergantung dan ditentukan oleh alam karena masih rendahnya
teknologi dan pengetahuan mereka, produksi yang mereka hasilkan hanya untuk usaha
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan menghidupi keluarganya, dan tidak mengejar
keuntungan sedangkan kelompok petani yang ke dua mereka lebih mengutamakan
mendapatkan keuntungan, mereka juga menggunakan teknologi dan sistem pengelolaan
yang modern dan menanam tanaman yang laku di pasaran (Rahardjo, 2010 : 63).

2. Faktor Geografi

Geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan
perbedaan (variasi) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi.
Indikasi geografi adalah suatu tanda yanng menunjukkan daerah asal suatu barang
dan/atau produk yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor
manusia atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan reputasi, kualitas dan
karakteristik tertentu pada barang dan/atau produk yang dihasilkan.

Faktor geografi tersebut dibagi menjadi 2, yaitu faktor fisik dan faktor non fisik.

a) Faktor Fisik
Aspek fisik merupakan kajian geografi yang meliputi unsur-unsur geosfer
yang bersifat fisik, seperti tanah, cuaca, iklim, makhluk hidup dan sebagainya. Faktor
fisik terbagi menjadi beberapa aspek, yaitu Aspek topologi : Aspek topologi meliputi
segala hal yang berkaitan dengan letak suatu wilayah baik secara geografis maupun
secara astronomis, bentuk wilayah dan batas-batas wilayah tersebut. Aspek non biotik :
Aspek non biotik meliputi sehala hal yang berkaitan dengan benda mati seperti tanah, air,
cuaca dan iklim. Aspek biotik : Aspek biotik meliputi segala hal yang berkaitan dengan
makhluk hidup yaitu manusia, hewan dan tumbuhan.

b) Faktor Non Fisik

Faktor non fisik merupakan kajian geografi yang meliputi unsur-unsur geosfer
yang bersifat non fisik, seperti kehidupan manusia baik kebudayaannya, ekonomi dan
sebagainya. Faktor non fisik terbagi menjadi beberapa aspek, yaitu Aspek sosial : Aspek
sosial meliputi hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia seperti tradisi, adat,

6
kelompok dan masyarakat. Aspek ekonomi : Aspek ekonomi meliputi hal yang berkaitan
dengan industri, perdagangan, perkebunan, ekspor-impor, transportasi, pasar dan
sebagainya. Aspek budaya : Aspek budaya meliputi segala yang mencakup pendidikan,
agama, bahasa, kesenian dan lainnya.

3. Tinjauan Lahan

a) Pengertian Lahan

Banyak definisi atau pengertian lahan dari para tokoh-tokoh, lahan adalah suatu
wilayah gabungan antara unsur-unsur permukaan bumi yang penting bagi kehidupan
manusia sehingga dapat untuk memenuhi kebutuhannya (Malingreau, 1978: 7). Lahan
adalah semua unsur lingkungan kecuali unsur-unsur yang yang murni termasuk aspek
sosial, ekonomi, dan kemanusian (Sutanto, 1986 :1). Berdasarkan pengertian di atas dapat
ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya lahan adalah tanah yang sudah ada
peruntukannya dan manusia selalu mengolah lahan sebagai upaya untuk memenuhi
kebutuhannya. Keberadaan lahan sangat dibutuhkan oleh manusia yang selalu berusaha
mengolah dan mengelola lahan yang ada sebagai upaya menjamin kelangsungan
hidupnya.

b) Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan secara umum adalah penggunaan lingkungan alam oleh


manusia untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan tertentu. Menurut Malingreau
mengemukakan bahwa penggunaan lahan adalah segala macam campur tangan manusia
baik secara menetap maupun berpindah-pindah terhadap suatu kelompok sumber daya
alam dan sumber daya buatan, yang secara keseluruhan disebut lahan dengan tujuan
untuk mencukupi kebutuhan baik material maupun spiritual ataupun kebutuhan dua-
duanya. Menurut Lindgren (Sutanto,1986 : 2) penggunaan lahan adalah semua jenis
penggunaan tanah untuk lahan pertanian, hingga lahan olahraga, rumah mukim hingga
rumah makan, rumah sakit hingga kuburan. Penggunaan lahan oleh manusia sangat
tergantung pada aktivitas hidupnya. Penggunaan lahan timbul akibat adanya perubahan
imbangan antara jumlah penduduk dengan luas lahan yang tersedia.

4. Perkembangan Desa

7
Desa adalah bagian lingkungan terkecil yang berada dibawah kecamatan dan
dipimpin oleh Kepala Desa. Perkembangan desa menjadi titik penting dalam
pembangunan negara. Dengan berkembangnya sebuah desa, diharapkan mampu untuk
mengatasi dan mengurai permasalahan yang dihadapi kota. Karena itu, pemerintah
berupaya untuk memajukan desa yang tertinggal dengan beberapa program pembangunan
desa.

Desa memiliki tingkatannya sendiri sesuai dengan kemajuan perkembangan yang


dialami oleh desa. Sebuah desa dikatakan mencapai tingkatan maju jika dinilai mampu
untuk mengatasi permasalahan yang ada dihadapi desa itu sendiri. Tingkat perkembangan
desa dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu Desa Swasembada, Desa Swakarya, dan Desa
Swadaya.

a) Desa Swasembada

Desa Swasembada atau biasa disebut desa maju atau berkembang adalah desa
yang masyarakatnya dinilai mampu memanfaatkan dan mengembangkan potensi yang
dimiliki desa baik sumber daya alam maupun fasilitas yang disediakan. Berpikiran lebih
modern dan perekonomian masyarakatnya sudah terpenuhi.

b) Desa Swakarya

Sedangkan desa yang dalam tingkatan Desa Swakarya termasuk desa yang
tingkatannya berada dibawah desa swasembada. Desa swakarya adalah desa yang sedang
dalam tahap pengembangan, pola pemikiran yang mulai terbuka dan memiliki sarana
yang mampu meningkatkan perekonomian, pendidikan, dan bidang lainnya.

c) Desa Swadaya

Desa swadaya adalah suatu wilayah pedesaan yang hampir seluruh masyarakatnya
mampu memenuhi kebutuhannya dengan cara mengadakan sendiri.

8
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian yang ingin dicapai maka
penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif, salah satu metode
penelitian yang banyak digunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan
suatu kejadian yang akan mendeskripsikan faktor perkembangan suatu Desa.

B. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tanjung Beringin I, Kecamatan Sumbul,


Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Pemilihan lokasi penelitian karena Desa tersebut
merupakan tempat tinggal peneliti, dan penugasan dari Dosen ialah sesuai tempat tinggal
masing-masing. waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama 14 hari mulai tanggal 21
April-4 Mei 2020.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah aspek fisik dan non fisik
seluruh Kelurahan dan Desa di Kecamatan Sumbul. Adapun sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah aspek fisik dan non fisik Desa Pegagan Julu X.

D. Teknik Analisis Data


Penelitian yang akan dilakukan adalah kualitatif deskriptif, artinya penelitian ini
berupaya mendeskripsikan, mencatat, menganalisis dan menginterpretasikan apa yang
diteliti, melalui observasi, survey dan studi dokumentasi (Mardalis, 2004:26).

9
BAB IV

PEMBAHASAN

A. ASPEK FISIK
1. Aspek Topologi

Aspek topologi, meliputi segala hal yang berkaitan dengan letak suatu wilayah baik
secara geografis maupun secara astronomis, bentuk wilayah dan batas-batas wilayah tersebut.
Kecamatan Sumbul berada di Kabupaten Dairi, terbentang antara 2030’-2045’ LU dan
98030’-98045’BT. Dengan ibukota di Kelurahan Pegagan Julu I, Kecamatan Sumbul
memiliki batas-batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pegagan Hilir

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Karo

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Parbuluan

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Silahisabungan.

Kecamatan Sumbul merupakan kecamatan di Dairi yang paling besar ke lima


berdasarkan luas wilayahnya, setelah Kecamatan Parbuluan yang mencapai 235,40 km2 .
Wilayah administrasi desa yang terbesar adalah Desa Pegagan Julu VII yang mencapai luas
22 km2 atau sebesar 11% dari luas total Kecamtan Sumbul. Secara topografis, wilayah
Kecamatan Sumbul semuanya berada di daratan. Apabila ditarik garis lurus dari ibukota
kecamatan, maka Desa Tanjung Beringin I dan Desa Pargambiran adalah desa yang terjauh,
yaitu mencapai 12 km dan 12 km.

2. Aspek Non Biotik

Aspek non biotik, meliputi sehala hal yang berkaitan dengan benda mati seperti tanah,
air, cuaca dan iklim. Desa Tanjung Beringin I merupakan Desa yang seluruh wilayahnya
ditutupi oleh daratan. Sumber air bersih diperoleh dari mata air yang dialirkan ke bak umum
yang ada di Desa. Air persawahan diperoleh dari sistem irigasi. Terkait dengan cuaca dan
iklim, tentu Desa Tanjung Beringin I sama halnya dengan wilayah Indonesia secara umum

10
yakni beriklim tropis. Namun tanah di Desa ini kurang subur, dimana hampir semua
tumbuhan jika ditanam dapat tumbuh namun kurang baik dalam perkembangannya.

3. Aspek Biotik

Aspek biotik, meliputi segala hal yang berkaitan dengan makhluk hidup yaitu
manusia, hewan dan tumbuhan. Dalam geografi, ketiga makhluk tersebut dilihat dari sisi
penyebaran dan keterkaitannya dalam merubah susunan keruangan permukaan bumi. Berikut
merupakan perkembangan Desa Tanjung Beringin I berdasarkan aspek biotik bagian
manusianya.

Tabel.1 Jumlah Penduduk Desa Tanjung Beringin I Menurut Jenis Kelamin


dan Rasio Jenis Kelamin tahun 2015-2020

Tahun Jenis Kelamin Rasio Jenis


Kelamin

Laki-Laki Perempuan
2015 740 721 102,63
2016 743 723 102,77
2016 745 726 102,62
2017 747 728 102,61
2019 751 731 102,74
2020

Sumber : Data BPS Kecamatan Sumbul 2016 -2021

11
Berdasarkan data tabel diatas, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa sejak
tahun 2015 hingga tahun 2020 tidak terdapat pertumbuhan penduduk yang

signifikan. Dimana dapat dilihat dari tabel, bahwa pertambahan penduduk yang terjadi
antara laki-laki dan perempuan terlihat konstan.

B. ASPEK NON FISIK


1. Aspek Sosial

Aspek sosial, meliputi hal yang berkaitan dengan kehidupan manusia seperti
tradisi, adat, kelompok dan masyarakat. Berikut merupakan aspek sosial Desa Tanjung
Beringin I tahun 2015-2020. Terkait dengan tradisi, di Desa Tanjung Beringin I
menghormati tuan tanah menjadi tradisi yang melekat dari dulu hingga saat ini, seperti
jika memakamkan keluarga yang meninggal di areal perkebunan atau dimanapun kecuali
di tempat pemakaman yang telah disediakan, maka pihak keluarga tersebut harus
membayar adat berupa uang dan beras yang telah ditentukan sejak dahulu kala. Budaya
yang menonjol ialah kehidupan yang rukun meskipun beragam suku dan agama, namun
tetap hidup tanpa melihat hal tersebut.

Suku yang terdapat di Desa Tanjung Beringin I , ialah Suku Batak Pakpak,
Suku Batak Toba, Suku Nias dan Suku Jawa. Berkaitan dengan kelompok dan
masyarakat, di Desa Pegagan Julu X terdapat guru baik di sekolah Negeri maupun Swasta
seperti pada tabel berikut ini :

Tabel.2 Jumlah Guru baik di sekolah Negeri maupun Swasta di Desa Pegagan Julu
X Tahun 2015-2020

Tahun Negeri Swasta


2015 16 7
2016 16 7
2017 16 7
2018 16 7
2019 21 -
2020 20 -

Sumber : Data BPS Kecamatan Sumbul 2015-2020

Berdasarkan data tabel diatas, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa sejak
tahun 2015 hingga tahun 2020 tidak terdapat pertambahan guru baik di Sekolah Negeri

12
maupun Swasta yang signifikan. Dimana dapat dilihat dari tabel, bahwa mulai pada tahun
2019 terdapat perubahan.

2. Aspek Ekonomi

Sebagian besar wilayah Kecamatan Sumbul ditanami padi sawah dan jeruk,
seperti di Desa Tanjung Beringin I dimana sebagian besar masyarakat hidup dari
pertanian dengan mata pencaharian sebagai petani. Disamping itu, terdapat juga
perindustrian serta perdagangan. Berikut merupakan perkembangan Desa Tanjung
Beringin I berdasarkan Aspek Ekonomi dari tahun 2015-2020 :

Tabel.3 Aspek Ekonomi dari Pertanian dan Peternakan Desa Tanjung Beringin I
tahun 2015-2020

Tahun Pertanian Peternakan (ekor)

Produksi
(ton)
Padi Jagung Ubi Sapi Kerbau Kambing Babi Unggas
Sawah Jalar

2015 241 478 46 125 14 25 143 2193


2016 351 520 42 156 17 26 137 2190
2017 270 523 132 11 27 141 2210
40
2018 432 523 40 147 16 27 136 2326
2019 433 542 153 16 29 134 2310
41
2020 432 541 40 167 21 27 - 2421

Sumber : Data BPS Kecamatan Sumbul 2016-2020

Berdasarkan data tabel diatas, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa sejak
tahun 2015 hingga tahun 2020 tidak terdapat perkembangan yang signifikan pada aspek
ekonomi bidang pertanian dan peternakan, atau dapat dikatakan stagnan. Dimana
perkembangan yang terjadi yakni pada produksi padi dari tahun 2017 meningkat 162 ton
di tahun 2019.

13
Tabel.4 Aspek Ekonomi dari Perindustrian dan Perdagangan Desa Tanjung
Beringin I tahun 2015-2020

Tahun Perindustrian Perdagangan


Kilang padi Bengkel Warung nasi Pedagang Warung
sepeda bensin kelontong
motor eceran

2015 3 2 1 3 9
2016 3 3 1 3 8
2017 2 3 1 3 10
2018 2 3 1 3 8
2019 2 3 1 2 8
2020 2 3 1 2 9
Sumber : Data BPS Kecamatan Sumbul 2015-2020

Berdasarkan data tabel diatas, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa sejak
tahun 2015 hingga tahun 2020 tidak terdapat perkembangan yang signifikan pada aspek
ekonomi bidang perindustrian dan perdagangan, atau dapat dikatakan stagnan.

Tabel.5 Jumlah Sarana Transportasi Desa Tanjung Beringin I Tahun 2015-2020

Tahun Sarana
transportasi

Mobil penumpang Mobil bus Sepeda motor

2015 5 2 14
2016 5 2 16
2017 5 2 16
2018 5 2 16
2019 5 2 21
2020 5 2 29
Sumber : Data BPS Kecamatan Sumbul 2015-2020

14
Berdasarkan data tabel diatas, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa sejak
tahun 2015 hingga tahun 2020 tidak terdapat perkembangan pada aspek ekonomi bidang
transportasi, atau dapat dikatakan stagnan.

3. Aspek Budaya

Aspek budaya, meliputi segala yang mencakup pendidikan, agama, bahasa, kesenian dan
lainnya. Berikut merupakan data aspek budaya Desa Tanjung Beringin I tahun 2015-
2020.

Tabel.6 Jumlah Sarana Pendidikan di Desa Tanjung Beringin I tahun 2015-2020.


Tahun Jumlah Sekolah (Unit)

Tahun Jumlah Sekolah (Unit)


PAUD SD SMP
2015 - 2 1
2016 - 2 1
2017 1 2 1
2018 - 2 1
2019 1 2 1
2020 1 2 1
Sumber : Data BPS Kecamatan Sumbul 2015-2020

Berdasarkan data tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sejak tahun
2015 hingga tahun 2020 tidak terdapat perkembangan pada aspek budaya bidang
pendidikan atau dapat dikatakan stagnan. Hanya saja pada jenjang PAUD, yang
sebelumnya tidak ada namun terdapat sebuah PAUD di tahun 2017 namun pada tahun
2018 PAUD tersebut tutup. Kemudian, pada tahun 2019 didirikan PAUD yang baru yang
bertahan hingga saat ini.

Tabel.7 Jenis, Jumlah Sarana Kesehatan Umum dan Klasifikasi Tenaga Medis di
Tanjung Beringin I tahun 2015-2020.

Tahun Jenis Sarana Kesehatan Umum Klasifikasi Tenaga


Medis

Pustu Posyandu Polindes Bidan Dukun Bayi


2015 1 3 1 1 1

15
2016 1 3 1 1 1
2017 1 3 1 1 2
2018 1 3 1 1 3
2019 1 5 - 1 3
2020 1 5 - 1 3
Sumber : Data BPS Kecamatan Sumbul 2015-2020

Berdasarkan data tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sejak tahun 2015
hingga tahun 2020 tidak terdapat perkembangan yang signifikan pada aspek budaya
bidang sarana kesehatan umum dan klasifikasi tenaga medis. Dimana, posyandu
bertambah 2 di tahun 2018 dan jumlah tetap di tahun 2019. Polindes yang sebelumnya
ada 1 namun sejak tahun 2017 sudah tidak ada lagi. Jumlah bidan tetap dan dukun bayi
bertambah.

Tabel.8 Jumlah dan Jenis Sarana Ibadah di Tanjung Beringin I 2015-2020

Tahun Jenis Sarana Ibadah

Mesjid Gereja
2015 1 6
2016 1 6
2017 1 6
2018 1 6
2019 1 6
2020 1 6

Berdasarkan data tabel diatas, maka diperoleh kesimpulan bahwa pada rentang tahun
2014-2019 tidak terdapat perkembangan dalam hal sarana ibadah di Desa Tanjung
Beringin I

4. Aspek Politik

Aspek politik, meliputi hal yang berkaitan dengan pemerintahan dan kebijakan
daerah. Desa Pegagan Julu X menganut sistem desa pemilihan, dimana untuk memilih
kepala desa masyarakat langsung memberikan suaranya kepada calon pilihan masing-
masing secara demokratis. Dan untuk jabatan lain, seperti Kepala Dusun (Kadus), Kepala
Urusasn (Kaur) dilakukan melalui tes tertulis kepada calon aparat, dan di Desa Pegagan
Julu X juga terdapat Badan Perwakilan Desa (BPD). Status jabatan Kepala Desa ialah non

16
PNS dan sekretaris desa ialah PNS. Berikut merupakan klasifikasi Desa Pegagan Julu X
dan banyaknya satuan lingkungan setempat dibawah Desa dari tahun 2015-2020.

Tabel.9 Klasifikasi Desa dan Banyaknya Satuan Lingkungan Setempat Dibawah


Desa tahun 2015-2020

Tahun Klasifikasi Desa Jumlah Dusun


2015 Swasembada 4
2016 Swasembada 4
2017 Swasembada 4
2018 Berkembang 5
2019 Berkembang 5
2020 Berkembang 5
Sumber : Data BPS Kecamatan Sumbul 2015-2020

Berdasarkan data tabel diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sejak tahun 2015 hingga
tahun 2020 terdapat perkembangan pada aspek politik bidang kebijakan daerah terkait
jumlah Dusun. Dimana sejak tahun 2018 jumlah Dusun di Tanjung Beringin I
bertambah 1, sehingga dari yang sebelumnya terdapat 4 Dusun menjadi 5 Dusun yakni
Dusun Juma Tuke.

C. Implementasi program keluarga Harapan (PKH)

Tujuan umum PKH adalah untuk meningkatkan aksesibilitas terhadap pelayanan


pendidikan dan kesehatan dalam mendukung tercapainya kualitas hidup keluarga miskin.
PKH diharapkan dapat mengurangi beban pengeluaran keluarga miskin dalam jangka
pendek serta memutus rantai kemiskinan dalam jangka panjang secara khusus Program
keluarga harapan memiliki tujuan untuk:

1. Meningkatkan konsumsi keluarga Peserta PKH;


2. Meningkatkan kualitas kesehatan Peserta PKH;
3. Meningkatkan taraf pendidikan anak-anak Peserta PKH;
4. Mengarahkan perubahan perilaku positif Peserta PKH terhadap

pentingnya kesehatan, pendidikan; Kriteria peserta PKH adalah keluarga miskin yang
memenuhi minimal salah satu syarat berikut:

a) Memiliki komponen kesehatan yakni anak dengan usia di bawah 6 tahun,


ibu hamil/menyusui, termasuk anak penyandang disabilitas ringan/ sedang.

17
b) Memiliki komponen pendidikan anak usia sekolah 6 hingga 21 tahun untuk
peserta pendidikan SD/MI sederajat, SMP/MTs sederajat dan/atau SMA/MA
sederajat, termasuk anak penyandang disabilitas ringan/ sedang.

Strategi Pemerintah Pusat dalam mempercepat penanggulangan kemiskinan serta


pemerataan pembangunan khususnya pembangunan Manusia di seluruh wilayah republik
indonesia dan secara khusus di Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi. Program Keluarga
harapan ini adalah salah satu komponen Program yang dialokasikan untuk kegiatan
pengembangan, pembinaan, peningkatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat di tingkat
wilayah kecamatan terutama dipergunakan untuk memberikan akses permodalan kepada
pelaku ekonomi produktif. Program ini diharapkan mampu meningkatkan pendidikan bagi
warga miskin. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan partisipsi masyarakat bagi si penerima program sebagian besar warganya
sudah mempunyai kesadaran akan menyekolahkan anaknya ke tingkat penjenjangan
sekolah. Dalam penelitian ini, penulis memakai pendapat George Edward III yang penulis
anggap relevan dengan masalah-masalah awal yang peneliti temukan dilapangan. Merujuk
pada model implementasi menurut Edward III yang penulis gunakan, terdapat empat
faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi sebuah kebijakan yaitu komunikasi,
sumber daya, dan disposisi.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Tidak terdapat perkembangan dalam aspek sosial terkait tradisi dan suku yang ada
di Desa tersebut, demikian juga dengan jumlah guru. Pada aspek ekonomi, tidak terdapat
perkembangan yang signifikan bidang pertanian dan peternakan, atau dapat dikatakan
stagnan. Dimana perkembangan yang terjadi yakni pada produksi padi dari tahun 2017

18
meningkat 162 ton di tahun 2018. Demikian juga pada bidang perindustrian dan
perdagangan serta sarana transportasi.

Pada aspek budaya terkait sarana pendidikan, hanya pada jenjang PAUD, yang
sebelumnya tidak ada namun terdapat sebuah PAUD di tahun 2017 namun pada tahun
2017 PAUD tersebut tutup. Kemudian, pada tahun 2019 didirikan PAUD yang baru yang
bertahan hingga saat ini. Pada bidang sarana kesehatan umum dan tenaga medis,
posyandu bertambah 2 di tahun 2019 dan jumlah tetap di tahun 2020. Polindes yang
sebelumnya ada 1 namun sejak tahun 2018 sudah tidak ada lagi. Jumlah bidan tetap dan
dukun bayi bertambah. Pada sarana ibadah, tidak terdapat perubahan sama sekali.

Strategi Pemerintah Pusat dalam mempercepat penanggulangan kemiskinan serta


pemerataan pembangunan khususnya pembangunan Manusia di seluruh wilayah republik
indonesia dan secara khusus di Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi. Program Keluarga
harapan ini adalah salah satu komponen Program yang dialokasikan untuk kegiatan
pengembangan, pembinaan, peningkatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat di
tingkat wilayah kecamatan terutama dipergunakan untuk memberikan akses
permodalan kepada pelaku ekonomi produktif.

B. Saran
Sebaiknya dalam hal ini, perlu adanya integrasi antara masyarakat dengan
pemerintah desa, serta aparat dalam hal penanggulangan kemiskinan. Terlebih lagi
dengan adanya penanganan pemerintah yang ingin mengentaskan strategi dalam
pengembangan desa yang lebih baik, maka harus segera dilakukan penanganan yang
intesif demi terwujudnya kesejahteraan desa yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Ulumiyah, Ita. 2019. Peran Pemerintah Desa Dalam Memberdayakan Masyarakat

19
Desa (Studi pada Desa Sumberpasir Kecamatan Pakis Kabupaten Malang).
Jurnal Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas
Brawijaya, Malang. Vol. 1, No. 5, Hal. 890-899.

BPS. 2018. Kecamatan Sumbul dalam Angka 2018. BPS : Dairi

BPS. 2015. Kecamatan Sumbul dalam Angka 2015. BPS : Dairi

BPS. 2016. Kecamatan Sumbul dalam Angka 2016. BPS : Dairi

BPS. 2017. Kecamatan Sumbul dalam Angka 2017. BPS : Dairi

BPS. 2018. Kecamatan Sumbul dalam Angka 2018. BPS : Dairi

BPS. 2019. Kecamatan Sumbul dalam Angka 2019. BPS : Dairi

BPS. 2020. Kecamatan Sumbul dalam Angka 2020. BPS : Dairi

Adisasmita ,Sakti Adji. 2011. Transportasi dan Pengembangan wilayah. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Simanungkalit, Victoria. 2014. Pengembangan Desa Wisata Hijau. Jakarta Selatan:

oleh Asisten Deputi Urusan Ketenagalistrikan.

https://www.neliti.com/id/publications/185189/faktor-faktor-yang-menghambat-
tumbuh-dan- berkembangnya-badan-usaha-milik-desa-di (Diakses Pada Tanggal 26
April 2020)

http://ejournal.stia-lk-dumai.ac.id/index.php/japabis/article/view/20 (Diakses Pada


Tanggal 26 April 2020)

20

Anda mungkin juga menyukai