antara dua komponen. Komponen tersebut berupa tanaman dan patogen. Jika
pada saat terjadinya kontak tersebut lingkungan mendukung, maka akan
terjadi penyakit. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suatu penyakit
akan terjadi jika pada suatu waktu di satu tempat terdapat tanaman yang
rentan, sementara patogen yang virulen dan lingkungan baik fisik kimia
maupun biologi yang sesuai dengan untuk terjadinya penyakit. Apabila satu
faktor saja tidak tersedia, maka penyakit tidak akan terjadi. Interaksi antara
tanaman, patogen yang virulen dan lingkungan ini sering disebut sebagai
konsep segitiga penyakit (Utami dan Anggraini, 2008:228).
Pada konsep segi tiga penyakit tersebut, apabila salah satu faktor penyebab
tidak ada, maka tidak akan terjadi suatu penyakit pada tanaman. Namun,
apabila dalam kondisi pertumbuhan tanaman terdapat pathogen disekitar
tanaman tersebut serta lingkungan mendukung pertumbuhan pathogen,
maka kecenderungan untuk terjadinya infeksi penyakit pada tanaman cukup
besar (Adinugroho, 2008:14).
Dalam konsep segi empat gangguan, gangguan akan terjadi jika tanaman
rentan berinteraksi dengan patogen virulen dalam lingkungan yang
menguntungkan perkembangan pengganggu, karena adanya tindakan
manusia. Dengan demikian perlindungan tanaman pada konsep segi empat
gangguan ini ditujukan untuk empat sasaran, yaitu tanaman, pengganggu,
lingkungan dan manusia (Purnomo, 2006:6). Sehingga dibutuhkan
manajemen lahan yang baik oleh manusia agar tidak melakukan tindakan
yang mengakibatkan terjadinya interaksi ketiga faktor dalam konsep segi tiga
gangguan.