Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN EKOLOGI PERTANIAN

FAKTOR BIOTIK DAN ABIOTIK

Oleh :

Nama : Damaraji Nurwidhi Anggara


NIM : 165040207111112
Kelas : AC
Asisten : Regina Sotya Rahagi Praptoko
Prodi : Agroekoteknologi

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
BIOTIK DAN ABIOTIK

Damaraji Nurwidhi Anggara


Fakultas Pertanian, Agroekoteknologi, Universitas Brawijaya, Malang

Abstrak
Dalam dunia ini makhluk hidup saling berinteraksi, tidak hanya manusia, makhluk
hidup yang berada di dunia pasti melakukan itu. Proses interaksi itu disebut
ekosistem. Antara makhluk hidup satu sama lain saling timbal balik. Ekosistem
itu dibagi menjadi dua, ada komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen -
komponen tersebut saling berkaitan satu sama lain. Terkadang komponen satu
membutuhkan apa, komponen lainnya membantunya. Sistem tersebut sudah di
diatur oleh Tuhan, jadi bagaimanapun pasti akan membutuhkan satu sama lain.

A. BIOTIK
Komponen Biotik merupakan komponen ekosistem yang terdiri atas
makhluk hidup, meliputi hewan, tumbuhan, mikroorganisme, dan manusia.
(Sandy, dkk, 2014)
Komponen Biotik adalah anggota dari ekosistem yang berupa makhluk
hidup seperti mikroorganisme, jamur, protista, tumbuhan, hewan dan manusia.
Dalam interaksi hidup tumbuhan dan sebagian protista berperan sebagai produsen,
hewan dan manusia sebagai konsumen, sedangkan mikroorganisme dan jamur
berfungsi sebagai dekomposer. (Gunawan, 2007)
Sesama komponen biotik ini dalam suatu ekosistem terjadi interaksi.
Interaksi yang terjadi dapat memengaruhi kepadatan maupun penyebaran suatu
spesies dalam ekosistem. Di dalam suatu ekosistem, setiap komponen biotic
memiliki cara hidup berbeda dengan komponen biotik lainnya sehingga interaksi
yang terjadi dapat menghasilkan berbagai macam karakter dalam suatu ekosistem.
(Rikky, dkk, 2009)
B. ABIOTIK
Komponen Abiotik merupakan kondisi fisik dan kimiawi yang berperan
sebagai medium dan substrat yang menyertai kehidupan organisme yang terdiri
atas segala sesuatu yang tak hidup. Contoh : tanah, cahaya, udara, air,
kelembaban, suhu, mineral, air. (Sandy. Dkk, 2014)
Menurut Deden (2008), Komponen Abiotik adalah benda tak hidup yang
meliputi faktor klimatik dan substratum. Faktor klimatik terdiri atas suhu, sinar
matahari, dan angin. Adapun faktor substratum terdiri atas air dan tanah.
a. Faktor Klimatik
1) Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan
syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Beberapa jenis
organisme hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.

2) Sinar Matahari
Sinar matahari memengaruhi ekosistem secara global karena
matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan
unsure vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen
untuk melakukan fotosintesis.
3) Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembaban juga
berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.

b. Faktor Substratum
1) Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan
untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air
diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan
penyebaran biji.
2) Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah
yang berbeda juga menyebabkan organisme yang hidup di
dalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsure –
unsure penting bagi pertumbuhan organisme, terutama
tumbuhan.

Menurut AAK (2008), Pengaruh Komponen Abiotik terhadap tanaman


sebagai berikut :
1) Suhu
Suhu tertentu untuk kehidupan tanaman
a. Titik 0 bagi tanaman; Pada suhu di bawah 0 derajat ini, pertum
buhan tanaman akan berhenti, biji-biji tak akan berkecambah.
Berbagai biji tanaman kekuatan berkecambahnya berlainan suhu
ny,, umpama: untuk gandum 0 — 3°C, sedang untuk jagung 9 —
10°C.
b. Suhu minimum bagi tanaman; Tiap-tiap tanaman tak akan dapat
berkembang pada suhu di bawah derajat minimal; suatu periode
tanaman menghendaki derajat minimal tersendiri. Umpamanya
pada masa berbunga, Jagung membutuhkan suhu minimal 10°,
sedang jagung tua menghendaki suhu yang lebih tinggi lagi.
c. Suhu optimal bagi tanaman; Kecepatan tumbuh tanaman
tergantung dari suhu yang dibatasi oleh suhu maksimal; di atas
suhu maksimal tanaman sudah tidak akan tumbuh lagi, apalagi
berproduksi. Ada tanaman yang menghendaki suhu optimalnya
25°,ada pula yang kurang dan ada pula yang lebih. Pada suhu yang
lebih tinggi darirpada maksimum. Sekalipun mendapat
irigasi/siraman.
d. Jumlah suhu; sampai akhir lingkaran perkembangannya, tanaman
membutuhkan jumlah panas tertentu. Maka jumlah panas itu
diukur sekian derajat, umpanya suatu tanaman butuh jumlah 1200
derajat, berarti selama 100 hari rata-rata tiap hari 12°, mungkin
tanaman lain membutuhkan 2000°.

2) Angin
Angin merupakan unsur penting pula bagi tanaman. Karena angin dapat
mengatur penguapan/temperature, membantu penyerbukan, lebih - lebih
penyerbukan bersilang seperti jagung, membawa uap air, sehingga udara yang
panas akan menjadi sejuk, embawa gas-gas yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

3) Sinar Matahari
Pengaruh teriknya/kerasnya sinar matahari; Setiap tanaman berbeda – beda
pengaruhnya terhadap kerasnya sinar matahari; ada tanaman yang tumbuh lebih
baik pada tempat yang terbuka, sebaliknya ada beberapa tanaman yang tumbuh
lebih baik pada tempat yang memakai peneduh, atau tempat yang teduh.
Pengaruh lama atau panjangnya sinar matahari terhadap tanaman;
Pengarruh lamanya sinar matahari terhadap tanaman ini disebut foto-periodisme.
Lingkaran perkembangan tanaman sehari-hari dipengaruhi oleh lama atau
panjangnya penyinaran; lamanya penyinaran di daerah tropis setiap hari tetap
sama, hanya pada musim-musim penghujan karena sering terjadi mendung maka
panjangnya penyinaran sering berukuran; tetapi di musim kemarau karena hampir
tidak ada mendung, maka panjangnya penyinaran dapat dikatakan hampir sama,
sehingga praktis efeknya sama bagi tanaman.

4) Air
Tanaman selalu membutuhkan air menurut masa vegetatifnya, karena pada
masa itulah tanaman terbentuk dan justru tanaman sendirilah yang banyak
mengandung air, bukan pada bijinya. Andaikata masa-masa mudanya tanaman
menderita kekurangan air, akan mengakibatkan sangat merosotnya hasil yang tak
dapat diperbaiki lagi. Maka tanaman sangat peka terhadap kekurangan air pada
masa mudanya. Masa ini disebut masa kritis yang tidak sama untuk semua
tanaman.
DAFTAR PUSTAKA

Hermawan Sandy, dkk. 2015. 3 in 1 Solusi Cerdas BIOKIMFIS SMA/MA


Kelas 1, 2, & 3. Jakarta : PT. Bintang Wahyu (Diakses dari
https://books.google.co.id/ , pada : 21 September 2016 pukul 19.08)

Firmansyah Rikky, dkk. 2009. Mudah dan Aktif Belajar Biologi untuk
kelas X Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. (Diakses dari
https://books.google.co.id/ , pada : 21 September 2016 pukul 20.17)

Susilowarno Gunawan R., dkk. 2007. Biologi untuk SMA/MA Kelas X.


Jakarta : Grasindo. (Diakses dari https://books.google.co.id/ , pada : 21
September 2016 pukul 20.17)

Abdurahman Deden. 2008. Biologi Kelompok Pertanian dan Kesehatan


untuk Sekolah Menengah Kejuruan Kelas XI. Bandung : Grafindo Media
Pratama. (Diakses dari https://books.google.co.id/ , pada : 21 September
2016 pukul 20.34)

AAK. 1983. Dasar – Dasar Bercocok Tanam. Bandung : Kanisius.


(Diakses dari https://books.google.co.id/ , pada : 21 September 2016 pukul
20.34)

Anda mungkin juga menyukai