Anda di halaman 1dari 42

STANDAR DESAIN

BENDUNGAN

Minggu-1

Integrasikan lokasi bendungan


dengan ekosistem sungai

Sri Sangkawati
Suprapto
Ni Made Sumiarsih

1
Kemampuan akhir
Pokok bahasan
pembelajaran
CPMK 2-1 : Mahasiswa mampu 1. Konsep ekosistem
mengintegrasikan lokasi proyek
bendungan dengan ekosistem
2. Ekologi sungai
sungai sesuai standar desain 3. Pengelolaan sungai
bendungan 4. Pertimbangan lingkungan untuk
proyek bendungan

2
Ekologi Sungai mempunyai fungsi vital dalam
Sungai kaitannya dengan ekologi. Sungai dan
bantarannya biasanya merupakan habitat
yang sangat kaya akan flora dan fauna
sekaligus sebagai barometer kondisi ekologi
daerah tersebut.

Sungai yang masih alamiah dapat berfungsi


sebagai aerasi alamiah yang akan
meningkatkan atau menjaga kandungan
oksigen sungai
3
Sering juga ditemui sisa-sisa vegetasi, seperti kayu mati yang
Ekologi posisinya melintang atau miring di sungai.
Sungai Pada sungai kecil dan menengah menunjukkan fungsi hidraulik
maupun ekologi yang berarti. Karena akan dapat menghambat
aliran air ke hilir, aliran air terbendung sehingga air tertahan di
daerah hulu.

Keuntungan ekologi dengan “kayu mati” ini adalah :


 dapat menciptakan keheterogenan kecepatan aliran air
dan kedalaman muka air.
 terjunan-terjunan kecil yang dapat meningkatkan
kandungan oksigen dalam air.
 merupakan habitat yang cocok untuk flora dan fauna,
sekaligus berfungsi sebagai retensi aliran air.
Ekologi Komponen ekosistem sungai terdiri dari komponen biotik
Sungai dan abiotik yang saling berpengaruh menjadi satu
kesatuan dan memiliki kemampuan untuk membuat
Secara umum sistem aturannya sendiri.
ekosistem sungai juga
mengikuti kaidah
ekosistem lainnya Pengaruh komponen fisik misalnya kecepatan aliran
sungai, substrat, kualitas air, iklim mikro, karakteristik
penyinaran matahari dan perubahan temperatur sangat
menentukan jenis-jenis biotop (fauna) yang ada pada
wilayah sungai tersebut.

Berkahkhair.com
Konsep
Ekosistem
Pengelolaan sungai adalah usaha manusia guna memanfaatkan
sungai sebesar-besarnya bagi kepentingan manusia dan lingkungan
secara integral dan berkesinambungan, tanpa menyebabkan
kerusakan rezim dan kondisi ekologi sungai yang bersangkutan

7
Langkah-langkah berikut dapat menjadi panduan dalam perumusan
rencana untuk studi sumber daya air (USBR) :
1. Identifikasi awal kebutuhan dan peluang.

2. Keputusan awal (preliminary decision) tentang kemungkinan rencana alternatif


untuk memenuhi kebutuhan dan peluang.

3. Perkiraan awal perbedaan prospektif di antara alternative (fisik atau moneter).

4. Penerjemahan deskripsi perbedaan di antara alternatif ke dalam perkiraan


kasar manfaat dan biaya dalam istilah moneter, waktu terjadinya, dan
konversinya ke nilai yang kira-kira setara untuk jangka waktu yang sama.

5. Evaluasi dampak non moneter dari rencana tersebut, seperti dampak


lingkungan dan sosial yang diharapkan.
8
(lanjutan) Langkah-langkah berikut dapat menjadi panduan dalam
perumusan rencana untuk studi sumber daya air (USBR) :
6. Analisis dan perbandingan perkiraan moneter dan nonmoneter kasar, dan
pemilihan alternatif yang membenarkan studi lebih lanjut.

7. Penyempurnaan progresif dalam evaluasi fisik, ekonomi, lingkungan, dan sosial;


dan pemilihan alternatif yang lebih menjanjikan untuk studi yang lebih rinci.

8. Pemeriksaan ulang secara progresif terhadap masalah dan peluang, rencana


alternatif yang telah dipertimbangkan sebelumnya, dan alternatif baru yang dapat
dipahami berdasarkan hasil dan penyempurnaan investigasi dan analisis progresif.

9. Seleksi di antara beberapa alternatif yang tersisa, dengan mempertimbangkan


studi yang lebih rinci, manfaat dan biaya komparatif, dan perbedaan di antara
alternatif yang tidak mudah direduksi menjadi istilah moneter.
9
(lanjutan) Langkah-langkah berikut dapat menjadi panduan dalam
perumusan rencana untuk studi sumber daya air (USBR) :
9. Pemilihan satu rencana dari alternatif-alternatif yang masih ada, dengan
analisis lebih lanjut menggunakan tingkat pembangunan yang progresif untuk
menentukan ukuran proyek yang optimal, dan dengan mempertimbangkan
pertimbangan-pertimbangan seperti undang-undang terkait, dan kebijakan
fiskal dan administrative.

Dalam prakteknya, hubungan prinsip-prinsip teknik, ekonomi, hidrologi, lingkungan,


dan sosial dan kriteria perumusan rencana harus dipahami dengan baik.

Hubungan ini harus diterapkan pada semua tahap investigasi dan analisis perencanaan
mulai dari inventarisasi sumber daya dan inspeksi lapangan, melalui peningkatan
tahapan penyempurnaan, hingga satu rencana dipilih untuk investigasi dan evaluasi
terperinci
10
Pengelolaan Sungai
dengan Prinsip pengelolaan sungai adalah bagaimana
Konsep Eko-hidraulik mempertahankan kondisi sungai tersebut semaksimal
mungkin masih seperti pada kondisi semula atau kondisi
alamiahnya (back to nature concept).

Pembangunan bendungan, sudetan, pelurusan, pembuatan


tanggul, maka harus diadakan kajian secara integral
perubahan yang ada baik fisik maupun ekologi akibat
adanya konstruksi bangunan tersebut.

Dalam konsep eko-hidraulika tidak ada satu faktor pun


dalam wilayah sungai yang dianggap tidak penting.

Berkahkhair.com
11
Pengelolaan Sungai
dengan Maka, pengelolaan sungai tidak dapat dilakukan
Konsep Eko-hidraulik hanya dengan melihat secara parsial fungsi
hidrauliknya saja, sedang fungsi ekologi sama
sekali diabaikan.

Pengelolaan sungai dengan konsep eko-hidraulik


ini bukan saja bertujuan untuk melestarikan
komponen ekologi di lingkungan sungai, namun
juga untuk memanfaatkan komponen ekologi
sungai dalam rekayasa hidraulik.
www.civil.ist.utl.pt

12
Pengelolaan Sungai Komponen ekologi dan hidraulik mempunyai
dengan keterkaitan yang saling berpengaruh positif.
Konsep Eko- Misalnya, guna menanggulangi banjir, maka
hidraulik komponen ekologi sepanjang alur sungai dapat
dimanfaatkan sebagai komponen retensi
hidraulik yang menahan aliran air, sehingga
terjadi peredaman banjir di sepanjang alur
sungai.

Dengan banyaknya genangan retensi lokal di


sepanjang sungai akan meningkatkan kualitas
ekologi sungai tersebut

www.civil.ist.utl.pt
13
Ekologi dan Perencanaan bendungan yang tepat membutuhkan
Pertimbangan kesadaran yang tinggi terhadap lingkungan hidup.
Kepedulian terhadap kualitas lingkungan mencakup
Lingkungan kepedulian terhadap udara dan air, sistem ekologi alam,
dan sosial budaya.

Dalam banyak kasus, AMDAL perlu terus dikembangkan.


AMDAL bukan hanya dokumen tetapi keputusan yang lebih
menyeimbangkan penggunaan sumber daya air dengan
perlindungan dan peningkatan kualitas lingkungan.

Aspek lingkungan harus dipertimbangkan mulai dari


kelayakan / perencanaan awal, desain proyek konstruksi
dan operasi.
Efek bendungan besar tidak hanya akan mempengaruhi
Dampak Bendungan
degradasi wilayah sekitar bendungan akan tetapi juga
Terhadap akan mempengaruhi wilayah-wilayah hulu dan hilir yang
Lingkungan dan masih memperlihatkan relasi aliran sumberdaya”.
Ekosistem

Pembangunan
bendungan, selain
menuai
permasalahan
sosial juga
berimbas kepada
ekologi yang
terdapat di sungai
Dampak Menghambat aliran nutrient
Bendungan
Berubahnya hidrologi sungai membuat aliran air terhambat di
Terhadap waduk, sehingga nutrient yang dibutuhkan ikan di sepanjang
Lingkungan dan aliran sungai menjadi terhambat dan menumpuk di waduk.
Ekosistem Akibat dari terhalangnya nutrisi di waduk membuat populasi
ikan- ikan yang berada di hilir menjadi lapar akan gizi.

Masalah lingkungan
yang umumnya
dihadapi di semua
proyek pengembangan
sumber daya air.

16
Waduk dapat menjadi manfaat yang signifikan
bagi spesies ikan dan satwa liar tertentu
ketika persyaratan biologis spesies ini
dipertimbangkan selama perencanaan,
desain, dan pengoperasian proyek waduk.

Ikan dan satwa liar dapat terpengaruh oleh


bendungan dan waduk, sehingga menjadi
penting untuk dimasukkan ke dalam desain
proyek untuk mengurangi dampak merugikan
atau untuk secara langsung menguntungkan
kelompok spesies tertentu.
Dampak Bendungan
Terhadap Lingkungan
dan Ekosistem

Waduk dapat menpunyai


manfaat yang signifikan bagi
spesies ikan dan satwa liar
tertentu ketika persyaratan
biologis spesies ini
dipertimbangkan selama
perencanaan, desain, dan
pengoperasian proyek waduk
Dampak Pengalaman mengindikasikan bahwa dalam
Bendungan pengembangan sumber daya air, masalah besar
Terhadap lingkungan yang harus ditangani sebelum
Lingkungan dan konstruksi dan operasi adalah sumber daya ikan
Ekosistem dan satwa liar.

Karena sumber daya ini termasuk spesies hewan


dengan kepentingan ekonomi.
Pertimbangan
Ikan dan Satwa Selain merupakan indikator kesehatan lingkungan,
Liar spesies termasuk dengan daya tarik estetika yang
juga harus dipertimbangkan
Dampak terhadap ikan dan biota air
disebabkan oleh perubahan kondisi air
mengalir menjadi air tergenang,
modifikasi aliran hilir, perubahan suhu
dan kondisi kualitas air, atau oleh
penambahan hambatan fisik untuk
kedua aliran hulu dan hilir.

Dalam kebanyakan kasus, spesies ikan


yang menempati reservoir baru
berbeda dari yang ada di sungai, atau
rasio berbagai spesies yang
berkontribusi terhadap total populasi
berubah secara signifikan.
Di sungai dan anak sungai yang relatif
kecil, seringkali dimungkinkan untuk
menciptakan kondisi habitat yang
meningkatkan populasi ikan
21
Ekologi Sungai dan migrasi ikan dalam
upaya memberikan jalan bagi ikan dan
fauna air lainnya agar tetap bergerak,
berpindah atau bermigrasi ke hulu dan ke
hilir
22
Hilangnya sedimen dan
terjadinya erosi di hilir

23
Pembangunan bendungan nantinya akan
Hilangnya sedimen dan mencegah endapan air sungai dibawa ke hilir.
terjadinya erosi di hilir Padahal endapan tersebut mengandung bahan-
bahan bergizi tinggi untuk tanah.

Menurut hasil penelitian dari Universitas


Umea, di Swedia, bendungan juga
mempengaruhi tumbuh- tumbuhan yang
berada di sepanjang aliran sungai di bagian hilir.
Setidak- tidaknya jenis tanaman yang berada
dikiri dan kanan sungai.

Selama 70 tahun pembangunan bendungan di


swedia, jenis tumbuhan yang punah mencapai
15 persen.
Perubahan kualitas air waduk/
bendungan juga diakibat oleh
pembusukan hutan dan vegetasi yang
tergenang.
Pembangunan dan
Lingkungan Setiap kegiatan pembangunan yang dilaksanakan
pasti menimbulkan dampak terhadap lingkungan
baik dampak positif maupun dampak negatif.

Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana


melaksanakan pembangunan untuk
mendapatkan hasil dan manfaat yang
maksimum dengan dampak negatif terhadap
lingkungan yang minimum.
Pembangunan • Pembangunan bertujuan untuk setingkat demi
setingkat mengubah keseimbangan lingkungan ke
terlanjutkan arah kualitas lingkungan yang dianggap lebih tinggi.
• Kualitas lingkungan diusahakan terus meningkat dari
kondisi a sampai d, dengan kecenderungan garis e
• Pembangunan (1,2 dan 3) merupakan intervensi terhadap
Pembangunan lingkungan yang “mengganggu” keseimbangan lingkungan
dan membawa ke keseimbangan baru dengan tingkat
terlanjutkan kualitas yang lebih tinggi (b,c,d),
• Pembangunan membawa kualitas lingkungan ke arah
tingkat yang makin tinggi (garis e)
• Dalam usaha tersebut harus dijaga agar kemampuan
lingkungan untuk mendukung tingkat hidup yang lebih tinggi
tidak rusak (garis f)
Dampak dapat bersifat negatif maupun positif.
Dampak Positif dan • Dalam beberapa hal, banyak yang hanya memperhatikan
Dampak Negatif dampak negatif dengan menguraikan tentang penanggulangan
dampak yang secara implisit mengandung arti dampak negatif.
Sebaliknya pembahasan dampak tidak mengandung tentang
usaha memperbesar dampak positif.
• Dampak negatif dan dampak positif harus dipandang secara
berimbang.

Contoh : dampak negatif pengeringan rawa menjadi lahan


pertanian al. rusaknya habitat ikan dan organisme rawa lainnya,
sedangkan dampak positif nya adalah rusaknya habitat nyamuk
yang akan menurunkan angka sakit.

• Positif (baik) dan negative (buruk) adalah tidak mutlak.


• Kadar baik dan buruk suatu hal tergantung pada sudut
pandang sebagai tolok ukur untuk menilai.
Buruk
Dampak Positif Skema kadar sifat baik

Baik
dan sifat buruk yang
dan Dampak dimiliki oleh suatu hal
Negatif dalam hubungannya Baik
dengan sudut pandang
seseorang

Sudut pandang
menentukan tolok ukur Baik Buruk
yang dipakai untuk
menilai

• Penilaian dampak merupakan pertimbangan nilai (value


judgement) dan bersifat subyektif  konflik selalu terjadi

• Analisis dampak lingkungan mencakup pula usaha untuk


mengatasi atau sedikitnya memperkecil konflik
Kualitas
Kualitas lingkungan dapat diukur dengan
Lingkungan menggunakan kualitas hidup sebagai acuan.
Hidup
Kualitas hidup dapat diukur dengan tiga kriteria:
1. Derajat dipenuhinya kebutuhan untuk
kelangsungan hidupnya
2. Derajat dipenuhinya kebutuhan untuk
kelangsungan hidup manusiawi
3. Derajat kebebasan untuk memilih
Kualitas 1. Kebutuhan untuk hidup sebagai mahluk
Lingkungan hayati
Hidup
 Kebutuhan bersifat mutlak untuk menjaga
kelangsungan hidup hayati.
 Kebutuhan dasar terdiri dari udara, air bersih,
pangan, kesempatan berkembang biak,
perlindungan terhadap serangan penyakit
 Kebutuhan bersifat paling mendasar dan dalam
keadaan terpaksa mengalahkan kebutuhan hidup
yang lain
Kualitas 2. Kebutuhan untuk hidup manusiawi
Lingkungan Kebutuhan bersifat relatif.
Hidup Contoh:
• rumah dan pakaian bukan bukan kebutuhan
yang mutlak, melainkan manusiawi.
• Pekerjaan; selain pendapatan untuk memenuhi
kebutuhan hayati, tetapi juga untuk menjaga
martabat sesorang.
Kualitas 3. Kebebasan memilih.
• Dalam masyarakat yang tertib, derajat kebebasan
Lingkungan dibatasi oleh hukum
Hidup • Contoh kebebasan memilih seperti agama, pendidikan.
• Kemampuan memilih merupakan sifat hakiki mahluk
hidup untuk dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya
• Pada manusia kemampuan memilih berkembang
melampaui tujuan untuk memertahankan kelangsungan
hidup hayati, yaitu merupakan juga ekspresi kebudayaan

Dengan mengaitkan kualitas lingkungan dengan


kualitas hidup yang diberikan oleh tiga kriteria,
kualitas lingkungan dapat diukur
TENTUKAN
TUJUAN
Amdal Sebagai PROYEK
SARING EVALUASI
Studi Kelayakan ALTERNATIF ALTERNATIF
RENCANA LOKASI YG TERPILIH
PROYEK

IDENTIFIKASI IDENTIFIKASI ALTERNATIF LANJUTKAN


ALTERNATIF ALTERNATIF OPERASIONAL & DENGAN
TEKNOLOGI LOKASI PENGELOLAAN ALTERNATIF
YANG
DITENTUKAN
TENTUKAN
“SUMBER DAYA” ALTERNATIF
IDENTIFIKASI YG DIPERLUKAN IMPLEMENTASI
STRATEGI
PEMBANGUNAN
ALTERNATIF
KONFIGURASI
SARING DESIGN
TENTUKAN ALTERNATIF
TUJUAN TEKNOLOGI
PEMBANGUNAN BANDINGKAN
SEKTORAL / ALTERNATIF
REGIONAL

Sumber : World Bank-EIA Source Book


Bagaimana
AMDAL BERURUTAN
Studi Kelayakan
Ekonomi / Teknis, AMDAL Modifikasi Proyek
dengan Upaya
dilakukan ? Detail Desain
Pengelolaan

Studi Kelayakan
Ekonomi /
Teknis, Detail
SEIRING Desain
Modifikasi Proyek dengan
Upaya Pengelolaan

AMDAL

Studi Kelayakan
Ekonomi /
Teknis, Detail PROYEK YANG RAMAH
TERINTEGRASI LINGKUNGAN
Desain
AMDAL

Sumber: Reliantoro, 2005


AMDAL Sebagai Melibatkan tim interdisipliner yang mewakili
Studi Kelayakan berbagai keahlian, termasuk ekonomi, teknik ,
desain, biologi, pariwisata, hidrologi, dan sosiologi,
Ekologi dan kesmas, dll.
Pertimbangan
Lingkungan Disiplin yang terlibat dalam setiap studi harus
didasarkan pada sumber daya alam dan fisik yang
terlibat dalam studi itu. Melalui interaksi yang efektif
dari anggota tim pengaturan dibuat untuk
mengakomodasi masalah lingkungan di awal
perencanaan daripada melalui tindakan mitigasi
setelah proyek selesai.
Karakteristik AMDAL Keterbatasan AMDAL
 AMDAL merupakan keputusan dan  Amdal bersifat reaktif terhadap suatu
arahan eksternal yang mempengaruhi rencana kegiatan
keputusan internal
 Amdal hanya mengenai proyek
 Untuk memaksakan agar keputusan
eksternal dipatuhi, maka di indonesia  Amdal tidak ditujukan untuk
AMDAL dikaitkan dengan perijinan pengendalian masalah lingkungan secara
 Di banyak negara, keputusan eksternal parsial
dikaitkan dengan kontrol sosial, sehingga  Amdal tidak dapat dipergunakan untuk
keberdayaan masyarakat dan
pengendalian kegiatan yang
keterbukaan informasi menjadi syarat
berkembang atau tumbuh secara terus
penting
menerus
 AMDAL merupakan instrumen
pengendalian pembangunan yang  Amdal hanya untuk kegiatan yang
bersifat komprehensif dan situasional berada dalam suatu kesatuan ruang
Dengan proyek bendungan akan tampak dapat menghemat air
Bendungan dan
dengan menyimpannya, tetapi gambaran ini dapat menunjukkan
kehilangan air hal ini tidak benar (https://www.earthlawcenter.org/blog-
entries/2017/12/dams-climate-change-bad-news)
• Waduk memiliki luas permukaan yang lebih besar dari sungainya. Area
permukaan yang lebih besar memaparkan lebih banyak air ke matahari, yang
mempercepat penguapan.

• Karena air kaya nutrisi dari sedimen yang terperangkap, bendungan dan waduk
juga mendorong pertumbuhan tanaman air. Transpirasi tanaman berkontribusi
pada tingkat penguapan yang sudah tinggi.

• Setiap tahun, sekitar 170 kilometer kubik air menguap dari reservoir dunia. Ini
menyumbang sekitar 7% dari semua air tawar yang dikonsumsi oleh aktivitas
manusia (https://www.internationalrivers.org/resources/how-dams-affect-
water-supply-1727)
Bendungan dan
kehilangan air Penguapan juga mempengaruhi iklim mikro daerah sekitarnya,
mengganggu fluktuasi suhu alami, ekosistem dan habitat.

Misalnya, peningkatan penguapan di wilayah bendungan besar


dapat mengubah konsentrasi kelembaban udara yang
menyebabkan peningkatan curah hujan yang deras.

Hal ini akan merubah pola curah hujan lokal di daerah sekitarnya,
yang dapat menciptakan banjir yang lebih sering dan intens
daripada yang dirancang untuk ditangani oleh bendungan
[http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1029/2009EO480001/pdf]
AMAZON, JITUNEWS.COM- Para ahli ekologi
memaparkan, rencana Mekong dan Kongo
membangun bendungan besar di Amazon,
dapat menghancurkan keanekaragaman hayati
air tawar di daerah aliran sungai tropis itu.

Bahkan, sepertiga dari ikan air tawar di dunia


bakal terancam, jika puluhan bendungan
hidroelektrik besar dibangun di cekungan
Amazon, Kongo, dan Mekong.

Para ahli ekologi akuatik pun telah


memperingatkan hal tersebut.
Bendungan dan
kehilangan air

Pada 2012, 40% pasokan air terbarukan di DAS hilang (habis).

Hal ini menciptakan lingkaran setan, di mana permintaan yang


meningkat membutuhkan lebih banyak bendungan untuk
memenuhi penggunaan air bersih. Penipisan air permukaan
dan tanah kemudian berakselerasi terlalu cepat untuk
pengisian kembali secara alami menjadi mungkin.
[https://voices.nationalgeographic.org/2012/03/14/are-we-running-out-of-water/]

Anda mungkin juga menyukai