Anda di halaman 1dari 23

Instalasi Pengolahan Air Limbah Domestik

DISUSUN OLEH:
Harzan Razani (15110017)
Rizky Ramadhan R. (16110027)
Muhammad Yusuf (16110036)

DOSEN:
Ir. Heralyadi MT
Dr. Ir. Johannes Hendra Padangalam MSi

PROGRAM TEKNIK SIPIL S1


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI
JAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengelolaan lingkungan termasuk pencegahan, penanggulangan
kerusakan, pencemaran, dan pemulihan kualitas lingkungan. Hal tersebut telah
menuntut dikembangkannya berbagai perangkat kebijakan dan program kegiatan
yang didukung oleh sistem pendukung pengelolaan lingkungan lainnya. Sistem
tersebut mencakup kemantapan kelembagaan, sumber daya manusia, dan
kemitraan lingkungan disamping itu perangkat hukum dan perundangan,
informasi serta pendanaan. Sifat keterkaitan (interdependensi) dan keseluruhan
(holistik) dari esensi lingkungan telah membawa konsekuensi bahwa pengelolaan
lingkungan, termasuk sistem pendukungnya tidak dapat berdiri sendiri, akan tetapi
terintegrasikan dengan seluruh pelaksanaan pembangunan sektor dan daerah.
Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan
ekonomi masyarakat dan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan semakin
terasa dampaknya terhadap lingkungan. Penurunan kualitas lingkungan secara
terus-menerus menyudutkan masyarakat pada permasalahan degradasi
lingkungan. Kualitas sanitasi, pengolahan sampah, keterbatasan lahan untuk ruang
terbuka hijau dan kesadaran masyarakat atas perubahan iklim menjadi beberapa
masalah yang harus diselesaikan oleh para pejabat kota di Indonesia. Karena itu,
unsur utama yang harus dimiliki pelaku pemerintahan ini adalah kemampuan dan
konsistensi identifikasi persoalan lingkungan.
Sistem sanitasi juga memiliki permasalahan dan kendala tersendiri. Secara
konsep, sistem sanitasi yang diterapkan di perkotaan seharusnya terpadu, komunal
atau terpusat, jadi limbah dan saluran air kotor dapat diolah dengan teratur.
Saluran-saluran yang membentuk jaringan sanitasi harus diarahkan pada kawasan
pengolahan tersendiri, yaitu IPAL (Instalasi Pengolahan Air limbah). Melalui
IPAL, warga kota bisa merasa nyaman karena tak perlu lagi membuang air kotor
secara sembarangan. IPAL ini tidak hanya diperuntukkan bagi limbah rumah
tangga, tetapi juga bagi sentra industri-industri, baik kecil atau besar.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasi permasalahan
sebagai berikut :
1. Air tanah kota yang tak lagi sehat, septictank non kedap air
mengakibatkan merembesnya limbah dan bercampur dengan air tanah
2. Masih rendahnya kesadaran masyarakat akan lingkungan terutama yang
bermukim di pinggiran sungai-sungai karena cukup banyak warga yang
membuang limbah langsung ke sungai tanpa diolah terlebih dahulu.
3. Saluran-saluran air kotor masih tetap mengandalkan sungai dan
septictank yang non kedap air.

C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah, antara lain:
1. Apa yang dimaksud IPAL?
2. Apa yang dimaksud IPAL Domestik?
3. Apa saja klasifikasi dari IPAL Domestik?

D. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah, antara lain:
1. Pengertian IPAL
2. Pengertian IPAL Domestik
3. Klasifikasi IPAL Domestik
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian IPAL
IPAL Adalah sebuah sistem yang dirancang untuk membuang limbah
kimia dan biologi dari air, sehingga memungkinkan air tersebut untuk digunakan
pada aktivitas yang lain atau dapat dibuang sesuai dengan baku mutu.

2. Fungsi Ipal
Instalasi Pengolahan Air Limbah / IPAL adalah suatu perangkat teknik
beserta perlengkapannya yang memproses / mengolah air sisa proses produksi
pabrik, rumah tangga,dll. IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) merupakan
sebutan bagi fasilitas pengolahan limbah cair / air limbah yang dibuang
masyarakat ataupun industri. Setiap industri yang menghasilkan limbah pencemar
seharusnya memiliki fasilitas IPAL.

Fungsi-fungsi instalasi pengolahan air limbah / IPAL :


 Pada pengolahan air limbah bagian pertanaian, untuk membuang kotoran
hewan, residu pestesida, dan sebagainya dari lingkungan pertanian.
 Pada pengolahan air limbah daerah perkotaan, untuk membuang limbah
manusia dan limbah rumah tangga lainnya.
 Pada pengolahan air limbah di industri, untuk mengolah limbah cair dari
aktivitas manu faktur sebuah industri dan komersial, termasuk juga aktivitas
pertambangan. dll

3. Manfaat IPAL
IPAL itu sangat bermanfaat bagi manusia serta mahlik hidup lainya, antara
lain:
 Mengolah air limbah domestik atau industri, agar air tersebut dapat
digunakan kenbali sesuai kebutuhan masing-masing
 Membuat air limbah yang akan di alirkan kesungai tidak tercemar
 Menjaga kehidupan biota-biota sungai

4. Tujuan IPAL
Adapun tujuan IPAL yaitu untuk menyaring dan membersihkan ari yang sudah
tercemar baik dari domestik maupun kimia industri.

5. Perangkat Utama Ipal


Unit IPAL dirancang sedemikian rupa agar cara operasinya mudah dan
biaya operasionalnya murah. Unit ini terdiri dari perangkat utama dan perangkat
penunjang. Perangkat utama dalam sistem terdiri dari unit pencampur statis
(statistic mixer), bak antara bak koagulasi-flokulasi, saringan multimedia / krikil,
pasir, karbon, mangan zeolit (multi media filter), saringan karbon aktif (actived
carbon filter), dan saringan penukar ion (ion exchange filter). Perangkat
penunjang dalam sistem pengolahan ini dipasang untuk mendukung operasi
treatment yang terdiri dari pompa air baku untuk intake (raw water pump), pompa
dosing (dosing pump), tangki bahan kimia (chemical tank), pompa filter untuk
mempompa air dari bak koagulasi-flokulasike saringan / filter, dan perpipaan serta
kelengkapan lainya.

6. Pengertian Ipal Domestik


IPAL / Instalasi Pengolahan Air Limbah domestik adalah sistem
pengolahan limbah sisa air bekas dan tinja. Proses pengolahan air limbah
domestik yang baik akan mengurangi pencemaran debit air dan saluran-saluran
kota, limbah domestik yang tanpa proses pengolahan lalu dibuang langsung maka
akan mengakibatkan pencemaran lingkungan dan menimbulkan banyak penyakit,
penyakit yang sangat berbahaya adalah penyakit diare apalagi penyakit itu
menyerang para balita yang memang sangat lemah sistem pertahanan tubuhnya.
Pengelolaan kualitas air merupakan salah satu prioritas dalam pengelolaan
lingkungan di indonesia. Hasil pemantauan kualitas air yang dilaksanakan
melalui program prokasih masih menunjukan tingginya kadar polutan di badan
air. air mempunyai karakteristik fisik dan kimiawi yang sangat mempengaruhi
kehidupan organisme di dalamnya. Apabila terjadi kualitas perairan, terutama oleh
bahan pencemaran lingkungan, maka keseimbangan hidup organisme yang ada di
perairan tersebut bahkan kehidupan manusia pada khususnya dapat terganggu.
Pencemaran lingkungan air sebaiknya dikendalikan pada tingkat awaldari suatu
proses pencemaran yang terjadi.
Pengolahan Air Limbah Domestik
• Bangunan rumah tinggal dan bangunan non rumah tinggal wajib mengelola air
limbah domestik sebelum dibuang ke saluran umum/drainase kota.
• Perencanaan instalasi air limbah domestik yang merupakan utilitas lingkungan
atau bangunan merupakan persyaratan dalam proses penerbitan
– Surat Ijin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT),
– Rencana Tata Letak Bangunan (RTLB),
– Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), dan
• Terbangunnya instalasi air limbah domestic merupakan persyartan dalam proses
penerbitan
– Surat Ijin Pengunaan Bangunan (IPB) dan
– Kelayakan Menggunakan Bangunan (KMB), serta
– perijinan operasional dari instansi yang berwenang terkait dengan operasional
dimaksud.

7. Persyaratan Teknis
Pengolahan Air Limbah Domestik
• Perancangan instalasi pengolahan air limbah domestik didasarkan pada besaran
populasi penghuni bangunan dan jenis peruntukan bangunan
• Teknis pengaturan pengolahan air limbah domestik meliputi sistem pengolahan
air limbah secara biologis, baik proses biomasa tersuspensi maupun proses
biomasa melekat.
• Pengolahan air limbah domestik meliputi jenis pengolahan individual, semi
komunal dan komunal di kawasan pembangunan baru, kawasan perbaikan
lingkungan, kawasan pemugaran dan kawasan peremajaan.
• Pengolahan air limbah harus memenuhi ketentuan tentang Baku Mutu Air
Limbah Domestik dan mengacu pada Pedoman Umum tentang sistem pengolahan
air limbah domestik.
• Air Limbah yang akan dibuang ke saluran umum kota wajib memenuhi
ketentuan tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.

8. Klasifikasi IPAL Domestik


Dalam Permen PUPera No. 04/PRT/M/2017 Tentang Penyelenggaraan Sistem
Pengelolaan Air Limbah Domestik, disebutkan Klasifikasi Instalasi Pengelolaan
Air Limbah Domestik sebagai berikut:
1.Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S)
2.Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Terpusat (SPALD-T)
Komponen IPALD Setempat terdiri dari:
1). Sub-Sistem Pengolahan Setempat
Sub-sistem Pengolahan Setempat berfungsi untuk mengumpulkan dan
mengolahair limbah domestic (black water dangrey water) di lokasi sumber.
Kapasitas pengolahan terdiri atas:
1.Skala Individual dapat berupa Cubluk Kembar,Tangki Septik dengan bidang
resapan,bio filter dan unit pengolahan air limbah fabrikasi;dan
2.Skala Komunal dapat berupa tangki septik komunal,biofilter,dll yang
diperuntukkan:
•2(dua) sampai dengan 10 (sepuluh) unit rumah tinggal;dan
•Mandi Cuci Kakus (MCK),dapat berupa permanen dan non permanen
(mobiletoilet) untuk melayani sampai dengan 200 jiwa.

2). Sub-Sistem Pengangkutan


Sub-sistem Pengangkutan merupakan sarana untuk memindahkan/mengangkut
lumpur tinja dari Sub-sistem Pengolahan Setempat ke Sub-sistem Pengolahan
Lumpur Tinja.
3). Sub-Sistem Pengolahan Lumpur Tinja
 Sub-sistem Pengolahan Lumpur Tinja berfungsi untuk mengolah lumpur
tinja yang masuk ke dalam IPLT.
 Sub-sistem Pengolahan Lumpur Tinja terdiri dari pengolahan
fisik,pengolahan biologis,dan/atau pengolahan kimia.
Prasarana dan sarana IPLT terdiri atas:
 Unit penyaringan secara mekanik atau manual berfungsi untuk
memisahkan atau menyaring benda kasar didalam lumpur tinja;
 Unit pengumpulan berfungsi untuk mengumpulkan lumpur tinja dari
kendaraan penyedot lumpur tinja sebelum masuk ke unit pengolahan
berikutnya;
 Unit pemekatan berfungsi untuk memisahkan padatan dengan cairan yang
dikandung lumpur tinja,sehingga konsentrasi padatan akan meningkat atau
menjadi lebih kental;
 Unit stabilisasi berfungsi untuk menurunkan kandungan organic dari
lumpur tinja,baik secara anaerobik maupun aerobik;
 Unit pengeringan lumpur berfungsi untuk menurunkan kandungan air dari
lumpur hasil olahan,baik dengan mengandalkan proses fisik dan/atau
proses kimia;dan
 Unit pemrosesan lumpur kering berfungsi untuk mengolah lumpur yang
sudah stabil dari hasil pengolahan lumpur sebelumnya untuk kemudian
dimanfaatkan.
Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT)
Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT) adalah suatu mekanisme
pelayanan penyedotan lumpur tinja yang dilakukan secara periodic atau
terjadwal yang diterapkan pada system pengelolaan air limbah setempat, yang
kemudian diolah pada instalasi yang ditetapkan serta terkait dengan metode
pembayaran yang telah ditetapkan.

KRITERIA DASAR PENERAPAN LLTT


 Ketersediaan Regulasi dan Kebijakan
 Ketersediaan Lembaga Pengelola
 Ketersediaan Rencana Implementasi LLTT
 Ketersediaan kapasitas dan keberfungsian IPLT serta sarana prasarana
penunjangnya
 Ketersediaan prasarana dan sarana pengangkutan,baik yang dimiliki dan
dikelola sendiri oleh pengelola ataupun bekerja sama dengan pihak swasta
 Ketersediaan Sumber Daya Manusia(SDM)
 Ketersediaan anggaran
 Alokasi anggaran
 Kesediaan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk menerapkan
‘PolluterPayPrinciple’
Pelaksanaan LLTT di Indonesia
•Program USAID Indonesia Urban Water, Sanitation and Hygiene
Penyehatan Lingkungan untuk Semua (IUWASHPLUS)
•Unit Pelaksana Teknis Daerah Pengolahan Air Limbah UPTD PAL telah
menerapkan LLTT di 10 lokasi yang mencakup Provinsi Sumatra Utara (1), DKI
Jakarta (1),Jawa Barat (2),Jawa Tengah (1),Jawa Timur (3), Sulawesi Selatan
(1),dan Papua (1).
•Di Kota Bekasi,bantuan untuk pembentukan UPTD PAL dan memprakarsai
pelayanan LLTT dengan sistem on-call.

4 ASPEK DALAM PENGELOLAAN LUMPUR TINJA :


Sosial ekonomi, Teknis, Institusi, Regulasi-STIRF

Komponen IPALD Terpusat terdiri dari:


1). Sub-Sistem Pelayanan
Merupakan prasarana dan sarana untuk menyalurkan air limbah domestik dari
sumber melalui perpipaan ke Sub-sistem Pengumpulan.
Sub-sistem Pelayanan meliputi pipa tinja, pipanon tinja, bak perangkap lemak dan
minyak dari dapur, pipa persil, dan bak kontrol.

2). Sub-Sistem Pengumpulan


Merupakan prasarana dan sarana untuk mengolah air limbah domestik yang
dialirkan dari sumber melalui Sub-sistem Pelayanan dan Sub-sistem
Pengumpulan.
Sub-sistem Pengumpulan terdiri dari pipa retikulasi, pipa induk, dan prasarana
dan sarana pelengkap.

3). Sub-Sistem Pengolahan Terpusat


Merupakan prasarana dan sarana untuk menyalurkan air limbah domestik melalui
perpipaan dari Sub-sistem Pelayanan ke Sub-sistem Pengolahan Terpusat.
Perhitungan debit air limbah domestik
Qd = (60%-85%) x q d
Qnd = (60%-85%) x q nd
Qave = Qd + Qnd
Dimana:
Qd = Debit air buangan domestik (L/det)
Qnd = Debit air buangan non domestik (L/det)
Qave = Debit rata-rata air buangan per hari (L/det)
qd = Kebutuhan air bersih domestik (L/orang/hari)
qnd = Kebutuhan air bersih non domestik (L/orang/hari)
(Sumber: Metcalf and Eddy, 1981)

Qave inf = ( Finf x LuasArea ) / 86400


Di mana :
Qave inf = Debit rata-rata infiltrasi (L/det)
Finf = Faktor infiltrasi (dari grafik average infiltration allowance)
Luas Area = Luas area pelayanan (Ha)
Qtot = Qinf+ Qpeak
Di mana:
Qtot = Debit air buangan total (L/det)
Qinf = Debit infiltasi (L/det)
Qpeak = Debit air buangan puncak(L/det)
Qpeak= fpeakxQr
Di mana:
Qpeak = Debit air buangan puncak(L/det)
Qr = Debit air buangan rata-rata (L/det)
fpeak = Faktor puncak

Qmin= 1/5 x (P/1000)1,2 x Qr


Di mana:
Qmin = Debit air buangan minimum (L/det)
Qr = Debit air buangan rata-rata (L/det)
P= penduduk
Sumber Air Limbah Domestik

TEMPAT CUCI TANGAN (DIKANTIN)

TOILET & URINOIR

TEMPAT CUCI TANGAN


9. Karakteristik Air Limbah Domestik
Limbah cair rumah tangga atau domestik adalah air buangan yang berasal dari
penggunaan untuk kebersihan yaitu gabungan limbah dapur, kamar mandi, toilet,
cucian, dan sebagainya. Komposisi limbah cair rata-rata mengandung bahan
organik dan senyawa mineral yang berasal dari sisa makanan, urin, dan sabun.
Sebagian limbah rumah tangga berbentuk suspensi lainnya dalam bentuk bahan
terlarut. Limbah cair ini dapat dibagi 2 yaitu limbah cair kakus yang umum
disebut black water dan limbah cair dari mandi-cuci yang disebut grey water.
Black water oleh sebagian penduduk dibuang melalui septic tank, namun sebagian
dibuang langsung ke sungai. Sedangkan gray water hampir seluruhnya dibuang ke
sungai melalui saluran. Perkembangan penduduk kota-kota besar semakin
meningkat pesat, seiring dengan pesatnya laju pembangunan, sehingga jumlah
limbah domestik yang dihasilkan juga semakin besar. Sedangkan daya dukung
sungai atau badan air penerima limbah domestik
yang ada justru cenderung menurun dilihat dari terus menurunnya debit sungai
tersebut.
Komposisi limbah cair domestik yang berupa padatan dapat terbagi
menjadi komposisi organik dan anorganik. Bagan komposisi limbah cair domestik
selengkapnya dapat dilihat pada dibawah ini.
Air Limbah

Air (99%) Padatan (0,1%)

Organik Anorganik

Karbohidrat 25 % Garam
Protein 10 % Logam
Lemak 85 % Butiran

(Sumber : Ignasius DA Sutapa,1999)


Dilihat dari komposisi limbah cair diatas, maka terdapat beberapa macam
karakteristik limbah cair domestik menurut Metcalf & Eddy dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.

Parameter Konsentrasi (mg/l)


Kisaran Rata-rata
Padatan :
Terlarut 250-850 500
Tersuspensi 100-350 220
BOD 110-400 220
COD 250-1000 500
TOC 80-290 160
Nitrogen: 8-35 15
Organik 12-50 25
NH3
Phospor :
Organik 1-5 3
Anorganik 3-10 5
Chlorida 30-100 50
Minyak dan Lemak 50-150 100
Alkalinitas 50-200 100
10. Baku mutu berdasarkan Permen LHK

Sistem Penyaluran Air Limbah


2.1.3.1 Sistem Sanitasi Setempat
Sistem sanitasi setempat (on-site sanitation) adalah sistem pembuangan air limbah
dimana air limbah tidak dikumpulkan serta disalurkan ke dalam suatu jaringan
saluran yang akan membawanya ke suatu tempat pengolahan air buangan atau
badan air penerima, melainkan dibuang di tempat (Ayi Fajarwati, 2008) . Sistem
ini di pakai jika syarat-syarat teknis lokasi dapat dipenuhi dan menggunakan biaya
relatif rendah. Sistem ini sudah umum karena telah banyak dipergunakan di
Indonesia.
Kelebihan sistem ini adalah:
a) Biaya pembuatan relatif murah.
b) Bisa dibuat oleh setiap sektor ataupun pribadi.
c) Teknologi dan sistem pembuangannya cukup sederhana.
d) Operasi dan pemeliharaan merupakan tanggung jawab pribadi.
Disamping itu, kekurangan sistem ini adalah:
a) Umumnya tidak disediakan untuk limbah dari dapur, mandi dan cuci.
b) Mencemari air tanah bila syarat-syarat teknis pembuatan dan pemeliharaan
tidak dilakukan sesuai aturannya.

2.1.3.2 Sistem Sanitasi Terpusat


Sistem Sanitasi Terpusat (off site sanitation) merupakan sistem pembuangan air
buangan rumah tangga (mandi, cuci, dapur, dan limbah kotoran) yang disalurkan
keluar dari lokasi pekarangan masing-masing rumah ke saluran pengumpul air
buangan dan selanjutnya disalurkan secara terpusat ke bangunan pengolahan air
buangan sebelum dibuang ke badan perairan (Ayi Fajarwati, 2008).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keimpulan dari pembahasan makalah ini adalah :
Sebelum dibuang kelingkungan air limbah harus di olah dulu supaya tidak
mengganggu atau merusak ekosistem lingkungan.

B. SARAN
Setiap tempat seharusnya memiliki IPAL yang memadai untuk mengelola
air limbah. Para pakar lingkungan seharusnya memberikan pengetahuan tentang
pengelolaan limbah.

DAFTAR PUSTAKA
A. Morel and S. Dıener, “Greywater Management in Low and
Middle-Income Countries, Review of Different Treatment Systems
for Households or Neighbourhoods,” Duebendorf, 2006.
B. Chandra, Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: EGC, 2006.
http://163.172.68.26/sd.php/sls/1609119hYTJiZjgxZGI/50082306-jenis-jenis-
instalasi-pengolahan-air-limbah-domestik-ipal.pdf
http://dlhk.sidoarjokab.go.id/downloads/PENGELOLAAN%20LIMBAH
%20CAIR%20DOMESTIK%20KAB.pdf
http://sibima.pu.go.id/pluginfile.php/92631/mod_resource/content/1/Puti%20Sri
%20Komala-Pengelolaan%20Air%20Limbah%20Domestik.pdf
M. Dewiandratika, Sistem Penyaluran Air Limbah. Jakarta: Mutiara,2002.
Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sidoarjo, “Produksi Air
Bersih PDAM Delta Tirta Kabupaten Sidoarjo Tahun 2017,” Sidoarjo,
2017.
R. J. Kodoaatie and R. Sjarief, Pengelolaan Sumber Daya Air
Terpadu. Yogyakarta: Andi, 2008.
Setiyono, “Desain Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah
IPAL dan Re-use Air di Lingkungan Perhotelan,” JAI, vol. 5, no.2, 2009.
Sugiharto, Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta:
Universitas Indonesia Press, 2008.

Anda mungkin juga menyukai