38616
JRL Vol. 12 No. 1 Hal : 41 - 57
Juni 2019 e-ISSN : 2580-0442
Abstrak
Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman,
rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Sebelum dibuang ke lingkungan
air limbah domestik harus diolah di unit pengolahan atau Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Sampel air diambil dari inlet dan outlet Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang menggunakan
metode biologis (biofilter anaerob-aerob) di area perkantoran. Sampel inlet diambil dari bak
ekualisasi dan sampel outlet diambil dari hasil akhir IPAL. Sebanyak 7 parameter yaitu pH,
BOD/Biochemical Oxygen Demand, COD/Chemical Oxygen Demand, amonia, minyak dan lemak,
total padatan tersuspensi (TSS/Total Suspended Solids) dan total coliform dianalisis setiap bulan
untuk memantau hasil IPAL dan kualitas dari air limbah domestik sehingga aman jika dibuang ke
lingkungan. Parameter yang digunakan didasarkan pada PERMEN LHK RI No. 68 tahun 2016
tentang kualitas air limbah domestik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pH (inlet 7.09 dan outlet
6.60), BOD (inlet 49.5132 mg/L dan outlet 6.1122 mg/L), COD (inlet 287.5833 mg/L dan outlet
145.1667 mg / L), TSS (inlet 65.8333 mg/L dan outlet 14.1667 mg/L), amonia (inlet 158.1989 mg/L
dan outlet 56.5617 mg/L), minyak dan lemak (inlet 1822.75 mg / L dan outlet 102.25 mg/L), dan
total coliform (inlet 160000 / 100mL dan outlet 300 / Nilai 100 mL dianalisa selama tiga bulan
(Februari-April). Berdasarkan parameter tersebut, kualitas air limbah domestik area perkantoran
masih dalam ambang batas untuk pH, BOD, TSS, dan total coliform, sementara COD, amonia, dan
minyak & lemak melebihi standar kualitas yang ditetapkan.
Kata kunci: air limbah domestik, instalasi pengolahan air limbah, dan parameter kualitas air limbah
domestik
Abstract
Domestic waste water is waste water from businesses and / or residential activities, restaurants, offices,
commerce, apartments and dormitories. Before being released into the environment, domestic waste
water must be processed in the processing unit or Waste Water Treatment Plant (WWTP). Water
samples were collected from inlet and outlet Wastewater Treatment Plant (WWTP) using biological
methods (biofilter anaerobic-aerobic) in the office. Inlet samples were took from equalization place and
outlet samples were took from final output from WWTP. A total of 7 parameters (potential hydrogen,
biochemical oxygen demand, chemical oxygen demand, amonia, lipid, total suspended solids, and total
coliform) were analyzed every month to monitoring the result of WWTP and quality from domestic
wastewater then it will be safe if thrown into the environment. The parameters used are based on
PERMEN LHK RI Number 68 of 2016 about quality standards of domestic wastewater. The result show
that pH (inlet 7.09 and outlet 6.60), BOD (inlet 49.5132 mg/L and outlet 6.1122 mg/L), COD (inlet
287.5833 mg/L and outlet 145.1667 mg/L), TSS (inlet 65.8333 mg/L and outlet 14.1667 mg/L),
ammonia (inlet 158.1989 mg/L and outlet 56.5617 mg/L), lipids (inlet 1822.75 mg/L and outlet 102.25
mg/L), and total coliform (inlet 160000/100mL and outlet 300/100mL) values were recorded for three
months (February-April). Beside on these parameters, the domestic waste water quality in the office
space is still within limits for pH, BOD, TSS, and total coliform, while COD, amonia, and lipids are
exceeds the set quality standard.
Keywords: domestic wastewater, wastewater treatment plant, and quality domestic wastewater
parameters
42 Sulistia. S,2019
I. PENDAHULUAN biasanya menjadi sumber kehidupan bagi
masyarakat.
Dewasa ini air menjadi masalah yang Beberapa sifat utama dari limbah
perlu mendapat perhatian yang seksama domestik yang perlu diperhatikan yaitu
dan cermat. Hal ini disebabkan untuk mengandung bakteri, virus, dan parasit
mendapatkan air yang bersih yang sesuai dalam jumlah yang banyak sehingga dapat
dengan standar tertentu, saat ini menjadi menyebabkan penyebaran penyakit
barang yang mahal karena air sudah dengan cepat, kandungan detergen dalam
banyak tercemar oleh bermacam-macam air limbah domestik meningkatkan unsur
limbah dari hasil kegiatan manusia, baik hara terutama komponen fosfor dan
limbah dari kegiatan rumah tangga, limbah nitrogen tinggi sehingga sering
dari kegiatan industri dan kegiatan- menyebabkan terjadinya eutrofikasi,
kegiatan lainnya. Ketergantungan keberadaan logam berat seperti timbal
manusia terhadap air pun semakin besar dapat meningkatkan resiko penurunan
sejalan dengan perkembangan penduduk kesehatan akibat hilangnya kemampuan
yang semakin meningkat (Harmayani dan hemoglobin dalam mengikat zat penting
Konsukharta 2007). Adanya banyak seperti kalsium, timbulnya bau yang tidak
aktivitas yang dilakukan oleh manusia sedap akibat bahan volatil, gas terlarut dan
dapat mengakibatkan sistem pembuangan hasil samping dari pembusukan bahan
limbah rumah tangga atau yang biasa organik seperti hidrogen sulfida (H2S),
disebut sebagai limbah domestik seperti serta kerugian lain apabila limbah
pembuangan limbah kamar mandi dan domestik dibuang ke badan sungai yaitu
dapur sehingga limbah tersebut dapat berkurangnya keragaman biota air karena
mengakibatkan terjadinya pencemaran rutinnya senyawa B3 (Bahan Berbahaya
yang dapat mengakibatkan kerugian bagi dan Beracun) masuk ke dalam sungai
manusia. Salah satu tempat yang akan (Mubin et al. 2016).
banyak menghasilkan limbah domestik Masalah akibat limbah domestik
yaitu perkantoran. Banyaknya populasi sudah menjadi perhatian yang cukup
manusia yang berada di perkantoran serius sehingga dibutuhkan tenaga
menyebabkan jumlah limbah domestik manusia untuk menanggulanginya. Oleh
yang dihasilkan akan tinggi. Hal ini dapat karena itu diperlukan instalasi pengolahan
menimbulkan pencemaran bagi air limbah (IPAL) yang digunakan untuk
lingkungan sekitar seperti sungai yang meminimalisir pencemaran bahkan
mendaur ulang limbah domestik. Jenis
44 Sulistia. S,2019
atau kadar unsur pencemar dan atau analisis pH, Biochemical Oxygen Demand
jumlah unsur pencemar yang ditenggang (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD),
keberadaannya dalam air limbah domestik Total Suspended Solids (TSS), amonia
yang akan dibuang atau dilepas ke air (NH3), minyak dan lemak, serta total
permukaan. Jadi semua air limbah coliform. Parameter yang digunakan ini
domestik sebelum dibuang ke perairan/ merupakan parameter yang umumnya
saluran umum harus diolah terlebih dahulu menjadi acuan untuk melihat kualitas
sampai memenuhi baku mutu yang telah limbah domestik yang telah diolah melalui
ditetapkan Pemerintah. Pengolahan IPAL yaitu baik atau tidaknya untuk
dapat dilakukan secara individu maupun dibuang ke lingkungan yang biasanya
secara terpadu. Pengolahan air limbah berupa sungai.
domestik terpadu adalah sistem Potential Hydrogen (pH) adalah
pengolahan air limbah yang dilakukan derajat keasaman yang digunakan untuk
secara bersama-sama (kolektif) sebelum menyatakan tingkat keasaman atau
dibuang ke air permukaan (Yudo dan kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan.
Setiyono 2008). pH didefinisikan sebagai kologaritma
Salah satu teknik pengolahan air aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut.
limbah domestik yaitu dengan Instalasi Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat
Pengolahan Air Limbah (IPAL) biofilter diukur secara eksperimental, sehingga
anaerob-aerob yang bekerja secara nilainya didasarkan pada perhitungan
biologis dengan keuntungan lebih murah, teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut.
penurunan kadar pencemar yang cukup Hal ini bersifat relatif terhadap sekumpulan
signifikan serta ramah bagi lingkungan. larutan standar yang pHnya ditentukan
Analisis effluent IPAL dilakukan secara berdasarkan persetujuan internasional.
harian dan periodik yaitu minimal satu Nilai pH merupakan ukuran untuk
bulan satu kali untuk mengetahui kualitas konsentrasi ion hidrogen dalam larutan
air limbah domestik yang dihasilkan serta akuatik. Nilai pH menentukan sifat dari
memperbaiki dengan segera apabila suatu larutan yaitu bersifat basa, netral
terdapat error pada sistem IPAL. atau basa. Jika pH 1 sangat asam, pH 7
Parameter analisis kualitas dari netral, dan pH 14 sangat basa. Nilai pH
limbah domestik yang digunakan dapat ditentukan dengan elektrometrik
mengacu kepada PERMEN LHK Nomor atau dengan indikator warna (Zulius 2017).
68 tahun 2016 tentang baku mutu limbah Analisis COD adalah menentukan
domestik. Parameternya terdiri dari banyaknya oksigen yang diperlukan untuk
46 Sulistia. S,2019
adalah relatif stabil, tidak mudah Limbah (IPAL) limbah domestik di salah
terdekomposisi oleh bakteri (Mubin 2016) satu perkantoran pemerintahan di
Minyak dan lemak merupakan salah Serpong. Sampel diambil dan dianalisa
satu senyawa yang dapat menyebabkan setiap satu bulan sekali selama tiga bulan.
terjadinya pencemaran di suatu perairan Alat-alat yang digunakan yaitu pH
sehingga konsentrasinya harus dibatasi. meter WISSENSCHAFTLICH-
Minyak mempunyai berat jenis lebih kecil TECHNISCHE WERKSTATTEN (WTW)
dari air sehingga akan membentuk lapisan pH 315i, DO meter HORIBA model OM-
tipis di permukaan air. Kondisi ini dapat 71G, botol BOD, peralatan gelas, aerator,
mengurangi konsentrasi oksigen terlarut inkubator, tabung COD, mikropipet,
dalam air karena fiksasi oksigen bebas heating block, aduk dengan vortex,
menjadi terhambat. Minyak yang menutupi spektrofotometer UV-Vis JASCO V-530
permukaan air juga akan menghalangi dan kuvet, oven, neraca analitik, desikator,
penetrasi sinar matahari ke dalam air tabung durham, autoclave HIRAYAMA
sehingga menganggu ketidakseimbangan HVE-50, magnetic stirrer, hotplate, rotary
rantai makanan. Minyak dan lemak evaporator HEIDOLPH, dan botol
merupakan bahan organik bersifat tetap semprot.
dan sukar diuraikan bakteri (Andreozzi et Bahan-bahan yang digunakan yaitu
al. 2000). buffer pH 4,7, dan 10, kalium dihidrogen
Bakteri coliform merupakan bakteri fosfat (KH2PO4), dikalium hidrogen fosfat
indikator kehadiran bakteri patogen dan (K2HPO4), dinatrium hidrogen fosfat
memiliki ketahanan paling besar terhadap heptahidrat (Na2HPO4 . 7H2O), ammonium
desinfektan. Bakteri coliform yang klorida (NH4Cl), magnesium sulfat
dinyatakan sebagai nilai total coliform heptahidrat (MgSO4 . 7H2O), kalsium
dapat digunakan sebagai indikator karena klorida (CaCl2), besi klorida heksahidrat
berbanding lurus dengan pencemaran air, (FeCl3 . 6H2O), standar COD CRM 50.000
semakin sedikit kandungan coliform ppm, asam sulfat (H2SO4), perak sulfat
artinya kualitas air semakin baik (Sari dan (Ag2SO4), kalium dikromat (K2Cr2O7),
Sutrisno 2018). kertas saring, n-heksana, dinatrium sulfat
anhidrat (Na2SO4 anhidrat), natrium
IV. METODOLOGI PENELITIAN salisilat (C6H5NaO3), natrium sitrat
(C6H5N13O7 . H2O), natrium nitroprusida
Sampel yang dianalisis merupakan (Na2[Fe(CN)5NO] . 2H2O), natrium
inlet dan outlet dari Instalasi Pengolahan hidroksida (NaOH), dikloro asam sianurat
48 Sulistia. S,2019
Kedua larutan dicampurkan dan diaduk selama 30 menit lalu ditimbang. Prosedur
dengan magnetic stirrer selama 24 jam. diulangi hingga diperoleh bobot konstan.
Pembuatan kurva kalibrasi Kertas saring kosong yang telah ditimbang
dilakukan dengan diset alat heating block dipasangkan ke dalam corong lalu
pada suhu 150°C selama 2 jam. Larutan dibasahi dengan akuades. Sebanyak 50
standar COD CRM 50.000 mg/L dipipet mL sampel disaring lalu dibilas sebanyak
sebanyak 2 mL ke dalam labu takar 100 tiga kali dengan 10 mL akuades. Kertas
mL untuk diperoleh standar 1000 mg/L. saring berisi residu dipanaskan di dalam
Kemudian dipipet sebanyak 2.5, 7.5, 12.5, oven dengan suhu 105°C selama 1 jam.
17.5, dan 22.5 mL dan ditera ke dalam Kertas saring berisi residu didinginkan di
labu takar 25 mL sehingga diperoleh desikator selama 30 menit lalu ditimbang.
konsentrasi standar 100, 300, 500, 700, Prosedur diulangi hingga diperoleh bobot
dan 900 mg/L. Setelah itu dipipet 1 mL konstan.
standar ke dalam tabung COD dan F. Analisis Amonia (NH3) (IP. S-2)
ditambahkan 2 mL pereaksi destruksi lalu Pereaksi salisilat dibuat dengan
dimasukkan ke dalam heating block yang dicampurkan 6.5 gram natrium salisilat,
telah diset. Larutan didinginkan dan diukur 6.5 gram natrium sitrat, dan 0.0485 gram
dengan spektrofotometer UV-Vis pada natrium nitroprusida lalu ditambahkan 50
panjang gelombang 600 nm. mL akuades dan diaduk hingga homogen.
Prosedur analisis sampel Pereaksi asam sianurat dibuat dengan
dilakukan dengan dipipet 1 mL sampel ke cara dicampurkan 1.6 gram NaOH dan 0.1
dalam tabung COD lalu ditambahkan 2 mL gram dikloro asam sianurat lalu
pereaksi destruksi kemudian dimasukkan ditambahkan 50 mL akuades dan diaduk
ke dalam heating block yang telah diset. hingga homogen.
Larutan didinginkan dan diukur dengan Larutan baku amonia dibuat
spektrofotometer UV-Vis pada panjang dengan ditimbang NH4Cl yang telah
gelombang 600 nm. dikeringkan dalam oven dengan suhu
E. Analisis Total Suspended Solids 100°C selama 2 jam sebesar 0.191 gram
(TSS) (SNI 06-6989.3:2004) lalu ditera ke dalam labu takar 50 mL
Penentuan bobot kosong kertas saring sehingga diperoleh konsentrasi 1000 mg/L
dilakukan dengan dibilasnya kertas saring lalu dipipet 0.1 mL dan ditera ke dalam
dengan 20 mL akuades lalu dipanaskan labu takar 100 mL dan diperoleh
pada oven dengan suhu 105°C selama 1 konsentrasi 1 mg/L.
jam. Kertas saring didinginkan di desikator Deret standar amonia dibuat
50 Sulistia. S,2019
V. HASIL DAN PEMBAHASAN yaitu pH, BOD, COD, amonia, TSS,
minyak dan lemak, serta total coliform,
Parameter pengujian sampel air seperti yang ditampilkan dalam tabel 2 dan
limbah adalah berdasarkan PERMEN 3 berikut :
LHK Nomor 68 Tahun 2016 mengenai Air Inlet
Parameter Satuan
Februari Maret April
baku mutu air limbah domestik yang terdiri
pH 6.87 7.36 7.05
dari parameter kimia dan biologis seperti di
BOD mg/L 44,5 83,1 20,9
tabel 1 sebagai berikut : COD mg/L 354 312 197
Kadar TSS mg/L 120 34 43.5
Parameter Satuan
maksimum Amonia mg/L 111 226 138
52 Sulistia. S,2019
BOD COD
100 83,125 400 354,5
311,625
80
300
60 44,4706 196,625
200 163,125 148
40 20,944 30 124,375
30
9,6342 30
20 3,8222 4,8801 100 100 100 100
0
0
1 2 3
Februari Maret April
Inlet Outlet Baku Mutu
Inlet Outlet Baku Mutu
54 Sulistia. S,2019
pemisahan minyak dan lemak yang Berdasarkan hasil analisis amonia
dilakukan dengan metode gravitasi. Jika pada gambar 6, terjadi penurunan sekitar
dibandingkan dengan baku mutu, kadar 50% nilai amonia inlet (158.1989 mg/L) ke
minyak dan lemak air limbah domestik outlet (56. 5617 mg/L). Hal ini dapat terjadi
perkantoran tersebut berada diatas nilai karena pada saat proses pengolahan pada
ambang batas. Konsentrasi yang masih IPAL, mikroba pada IPAL akan merombak
tinggi dapat terjadi karena proses amonia menjadi nitrit dan nitrat yang akan
penghilangan lemak yang sudah terbuang pada saat dilakukan aerasi
menggumpal dibagian atas hanya dengan karena menguap. Jika dibandingkan
pengambilan secara manual oleh manusia dengan baku mutu, kadar amonia air
sehingga dapat tersisa dan karena lemak limbah domestik perkantoran tersebut
yang sulit terdegradasi oleh bakteri maka berada diatas nilai ambang batas, bahkan
kadarnya sulit berkurang. Konsentrasi terlampau cukup jauh. Kadar amonia yang
minyak yang tinggi di dalam air limbah tinggi dapat terjadi karena jumlah bahan
dapat mengganggu proses pengolahan air organik yang terkandung dalam air limbah
limbah secara kimia dan biologi berikutnya domestik tidak sebanding dengan jumlah
sehingga mengakibatkan biaya mikroba pengurai, debit air limbah yang
pengolahan menjadi mahal selain itu dapat terlalu deras juga dapat menyebabkan
menghambat transfer oksigen di bak kontak mikroba dengan air limbah lebih
aerasi yang menyebabkan kinerja IPAL sebentar sehingga proses penguraian
menurun. kurang optimum. Kadar amonia yang
Hasil analisis amonia air limbah tinggi semakin meningkatkan jumlah
domestik dapat dilihat dari gambar 6 : konsumsi oksigen untuk menguraikan
amonia menjadi nitrit dan nitrat sehingga
akan menurunkan kadar oksigen terlarut
Amonia dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
250 225,859
Hasil analisis total coliform limbah
200 domestik dapat dilihat dari gambar 7 :
138,0227
150
110,7149
100
58,7552 60,525 50,4048
50
0
Februari Maret April
56 Sulistia. S,2019
Jakarta (ID): Badan Standardisasi akibat pembuangan limbah
Nasional. domestik di lingkungan kumuh
[BSN] Standar Nasional Indonesia 06- studi kasus Banjar Ubung Sari,
6989.10. 2004. Air dan air limbah: Kelurahan Ubung. Jurnal
Bagian 10: Cara uji minyak Permukiman Natah. 5(2): 62 –
danlemak secara gravimetri. 108.
Jakarta (ID): Badan Standardisasi Karyadi L. 2010. Partisipasi Masyarakat
Nasional. Dalam Program Instalasi
[MENLHK] Peraturan Menteri Lingkungan Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Hidup dan Kehutanan Nomor 68. Komunal Di RT 30 RW 07
2016. Baku Mutu Air Limbah Kelurahan Warungboto,
Domestik. Jakarta (ID): Menteri Kecamatan Umbulharjo, Kota
Lingkungan Hidup dan Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta
Kehutanan. (ID): Universitas Negeri
[PTL] Instruksi Pengujian IP. S-2. 2016. Yogyakarta.
Analisa N-Amonia dengan Mubin F, Binilang A, dan Halim F. 2016.
Spektrofotometri. Tangerang Perencanaan sistem pengolahan
Selatan (ID): Pusat Teknologi air limbah domestik di Kelurahan
Lingkungan – BPPT. Istiqlal Kota Manado. Jurnal Sipil
Andreozzi R, Caprio V, Insola A, Maritta R, Statik. 4(3): 211-223.
dan Sanchirico R. 2000. Sari S.F dan Sutrisno J. 2018. Penurunan
Advanced oxidation processes for total coliform pada air tanah
the treatment of mineral oil- menggunakan membran keramik.
contaminated wastewater. Water Jurnal Teknik Waktu. 16(1): 30-38.
Resource. 34(2): 620-628. Sastrawijaya A.T. 2000. Pencemaran
Budianto S dan Hariyanto T. 2017. Analisis Lingkungan. Jakarta (ID): Rineka
perubahan konsentrasi Total Cipta.
Suspended Solids (TSS) dampak Wijeyekoon S, Mino T, Satoh H, dan
bencana lumpur Sidoarjo Matsuo T. 2000. Growth and novel
menggunakan Citra Landsat Multi Structural features of tubular
Temporal (Studi Kasus: Sungai biofilms. Journal water science
Porong, Sidoarjo). Jurnal Teknik and technology. 41(4-5): 129-138.
ITS. 6(1): 130-135. Yudo S dan Setiyono. 2008. Perencanaan
Djoharama V, Rianib E, Yanic M. 2018. instalasi pengolahan limbah
Analisis kualitas air dan daya domestik di rumah susun Karang
tampung beban pencemaran Anyar Jakarta. Jurnal Teknik
Sungai Pesanggrahan Di Wilayah Lingkungan. 9(1): 31-40.
Provinsi DKI Jakarta. Jurnal Zulius A. 2017. Rancang bangun
Pengelolaan Sumberdaya Alam monitoring pH air menggunakan
dan Lingkungan. 8(1): 127-133. Soil Moisture Sensor di SMK N 1
Harmayani K.D dan Konsukartha G.M. Tebing Tinggi Kabupaten Empat
2007. Pencemaran air tanah Lawang. JUSIKOM. 2(1): 37-43.