Anda di halaman 1dari 38

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari aktivitas hidup

sehari-hari manusia yang berhubungan dengan pemakaian air (Permenlhk No.68

Tahun 2016).

Limbah cair atau air buangan (waste water) adalah cairan buangan yang

berasal dari rumah tangga, perdagangan, perkantoran, industri maupun tempat-

tempat umum lainnya yang biasanya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang

dapat membahayakan kesehatan atau kehidupan manusia serta mengganggu

kelestarian lingkungan hidup. Kombinasi dari cairan atau air yang membawa

buangan dari perumahan, institusi, komersial, dan industri bersama dengan air

tanah, air permukaan, dan air hujan. Kotoran dari masyarakat dan rumah tangga,

industri, air tanah/permukaan serta buangan lainnya (kotoran umum). Cairan

buangan yang berasal dari rumah tangga, perdagangan, perkantoran, industri

maupun tempat - tempat umum lainnya, dan biasanya mengandung bahan-bahan

atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan/kehidupan manusia serta

mengganggu kelestarian lingkungan hidup ( Chandra,2006).

Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan

atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah

yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha dan atau

kegiatan (Permenlhk No.68 Tahun 2016).


2

Tujuan pengolahan air limbah adalah untuk memperbaiki kualitas air

limbah, mengurangi kadar Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen

Demand (COD) dan partikel tercampur menghilangkan bahan nutrisi dan

komponen beracun, menghilangkan zat tersuspensi, mendekomposisi zat organik,

menghilangkan mikroorganisme patogen. Namun sejalan dengan perkembangan

tujuan pengolahan air limbah sekarang ini juga terkait dengan aspek estetika

lingkungan.

Air limbah domestik sebagai limbah yang dibuang setiap harinya memiliki

berbagai kadar zat organik yang tinggi. Zat organik yang berlebih ini jika tidak

diimbangi dengan mikoorganisme pengurai maka akan mengganggu ekosistem.

Oleh karena itu perlu dilakukan pengolahan untuk menurunkan konsentrasi zat

organik dalam air. Akan tetapi, berbagai pengolahan yang dilakukan tidak

memaksimalkan potensi limbah yang masih bisa dimanfaatkan.

Komposisi limbah domestik umumnya didominasi oleh bahan organik,

parameter yang umum digunakan berdasarkan PERMEN LHK NOMOR P.68

Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik diantaranya termasuk

biochemical oxygen demand (BOD), chemical oxygen demand (COD), total

suspended solid (TSS), dan pH.

UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi

Lampung merupakan laboratorium kimia yang bergerak dibidang kesehatan

lingkungan, dengan kepadatan pemeriksaan sampel rata-rata 20 sampel / hari.

UPTD laboratorium lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung

berdasarkan Peraturan Gubernur Lampung No.3 tahun 2017 tentang pembentukan


3

Organisasi dan Tatakerja UPTD pada Dinas Daerah Provinsi Lampung menjadi

UPTD Laboratorium Lingkungan pada Dinas Lingkungan Hidup Provinsi

Lampung hingga saat ini. Dalam Perjalanannya UPTD Laboratorium Lingkungan

DLH Provinsi Lampung memperoleh pengakuan sebagai laboratorium pengujian

yang kompeten dengan diperoleh status Akreditasi sebagai berikut :

1. 20 Agustus 2014 Laboratorium memperoleh status Akreditasi dari KAN

dengan 8 parameter terakreditasi yaitu pH,DHL,TSS,DO,COD,Sulfat,Nitrit,dan

Fosfat.

2. 14 Juni 2017 Laboratorium mengajukan penambahan ruang lingkup

pengujian dan terakreditasi dengan 19 parameter.

3. 29 Agustus 2018 melalui Reakreditasi sekaligus penambahan ruang lingkup

pengujian, Laboratorium kembali memperoleh status Terakreditasi dengan 43

Parameter.

4. 31 Oktober 2019 berhasil kembali mempertahankan status Akreditasi dari

KAN.

Instalasi Pengolahan Air Limbah di UPTD Laboratorium Lingkungan

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung berdiri sejak tahun 2011. Limbah

yang dihasilkan oleh kegiatan Laboratorium UPTD Laboratorium Lingkungan

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung berasal dari sisa-sisa bahan kimia

atau pereaksi yang dipergunakan dalam analisa contoh uji dan pencucian peralatan

yang digunakan selama analisa.

Sisa-sisa bahan kimia atau pereaksi setelah analisa dikategorikan sebagai

Limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) harus ditempatkan di wadah khusus


4

(pengelolaan tersendiri) dan limbah dari pencucian alat alat gelas dikategorikan

sebagai limbah domestik yang diolah sedemikian menggunakan IPAL.

Untuk Limbah B3 yang sudah ditempatkan pada wadah khusus akan di

tempatkan pada ruangan khusus yaitu ruangan LB3. Pada pengolahan Limbah B3

ini diserahkan kepada pihak ke 3 yaitu kepada PT.MANUPPAK ABADI yang

memang mrngumpulkan, mengangkut,dan mengelola Limbah B3. Pada Limbah

yang dihasilkan dari Limbah domestik ( Limbah hasil dari pencucian alat gelas

analisa ) dikumpulkan di suatu tempat (tangki sebagai pit collector) sebelum

dilakukan pengolahan kimia fisika dan dilanjutkan dengan pengolahan biologi.

Pengolahan kimia fisika diperuntukan untuk menurunkan kandungan

logam di dalam air limbah, sedangkan pengolahan biologi untuk menurunkan

kandungan BOD dan COD air limbah. Pada proses biologi, bakteri memegang

peranan penting dalam menguraikan limbah yang berupa bahan organik menjadi

gas (misal, gas metana) dan bakteri ini juga menguraikan bahan anorganik

menjadi senyawa komplek. Kemudain air hasil pengolahan setelah dari proses

biologi akan dilewatkan melalui tabung desifektan (kaporit) untuk membunuh

bakteri yang masih terdapat dalam air hasil pengolahan, sehinga air yang

dihasilkan dari bak penampungan telah relatif bersih, baik dari bakteri maupun

bahan kimia.

Dilihat dari pra-survei yang dilakukan pada tanggal 19-25 Desember 2022

didapatkan hasil sebagai berikut.


5

Tabel. 1.1
Rekaman IPAL di Laboratorium Lingkungan DLH Lampung

Flow Meter (L) Debit (L/Hari) pH Suhu


NO Tanggal Jam
In Out In Out In Out In Out

1 19-Des-21 10:12 20,32 15,54 - - 7,25 4,75 25,5 26,5


2 20-Des-21 10:45 170,82 115,74 150,5 100,2 7,73 5,56 25,4 25,5
3 21-Des-21 10:30 261,42 201,04 90,6 85,3 7,67 4,67 25,6 25,3
4 22-Des-21 10:25 511,42 341,54 250 140,5 7,29 5,77 25,5 25,4
5 23-Des-21 10:00 655,52 439,84 1441,1 98,3 7,72 5,29 26,5 26,4
6 24-Des-21 10:30 753,72 493,04 98,2 53,2 7,50 5,82 25,4 26,4
7 25-Des-21 10:35 849,22 543,04 95,5 50 6,97 5,32 25,5 25,2

Dari hasil pra-survey didapatkan hasil limbah inlet untuk parameter PH

bersifat Netral dan limbah outlet bersifat Asam, maka dari itu peneliti ingin

melakukan penelitian mengenai Efektivitas Instalasi Pengolahan Air Limbah

(IPAL) di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi

Lampung Tahun 2022.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang tertera, maka dapat di susun rumusan masalah

yakni sebagai berikut:

1. Bagaimana bangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk UPTD

Laboratorium Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Provinsi

Lampung?

2. Bagaimana sistem pengelolaan IPAL di UPTD Laboratorium Lingkungan

Hidup Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung?


6

3. Apakah kadar pH, BOD, COD, dan TSS Air Limbah yang dihasilkan UPTD

Laboratorium Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Provinsi

Lampung sesuai dengan standar baku mutu?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengevaluasi kinerja Instalasi Pengolahan Air Limbah domestik di

UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi

Lampung Tahun 2022.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk Mengetahui kondisi IPAL yang telah dibangun

b. Untuk Mengetahui debit air limbah yang dihasilkan

c. Untuk mengetahui parameter BOD sebelum dan setelah melalui Instalasi

Pengolahan Air Limbah.

d. Untuk mengetahui parameter COD sebelum dan setelah melalui Instalasi

Pengolahan Air Limbah.

e. Untuk mengetahui parameter TSS sebelum dan setelah melalui Instalasi

Pengolahan Air Limbah.

f. Menganalisis pH sebelum dan setelah melalui Instalasi Pengolahan

Air Limbah.

g. Membandingkan hasil pemeriksaan air limbah pada sistem pengolahan

dengan Standar Baku Mutu Permen-LHK-No 68 Tahun 2016.


7

D. Ruang Lingkup

1. Lingkup Keilmuan

Penelitian ini mengacu pada ruang lingkup ilmu Kesehatan Lingkungan

khususnya mata kuliah Pengelolaan Limbah Cair.

2. Materi

Materi dalam penelitian ini mencakup tentang Instalasi Pengelolaan Air

Limbah (IPAL).

3. Obyek Penelitian

Obyek pada penelitian ini yaitu Instalasi Pengolahan Air Limbah

(IPAL).

4. Lokasi

Lokasi penelitian di UPTD Laboratorium Lingkungan Hidup Dinas

Lingkungan Hidup Provinsi Lampung.

5. Waktu

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2022.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

a. Menambah ilmu pengetahuan mengenai proses pengolahan air

limbah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

b. Menambah ilmu pengetahuan mengenai proses pengolahan air

limbah di Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) .


8

c. Menambah pengetahuan mengenai teknik pengambilan sampel pada air

limbah.

d. Menambah pengetahuan mengenai pemeriksaan parameter air

limbah.

e. Mampu mempraktikkan pengambilan sampel air limbah.

f. Mampu mempraktikkan pemeriksaan uji parameter air limbah.

g. Menambah pengalaman dalam melakukan penelitian lapangan yang

berkaitan dengan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).


9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Air Limbah

Air limbah adalah sisa hasil produksi kegiatan komersil yang tergolong

dengan buangan spesifik, yakni membutuhkan pengolahan khusus sebelum di

buang ke dalam air guna mencegah terjadinya pencemaran lingkungan. Menurut

keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup NO : KEP-51/MENLH/10/1995

Limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan

industri yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas

lingkungan.

Air limbah yang bersumber dari rumah tangga, menurut Notoatmodjo

(2003) dalam Angreni 2009, yaitu buangan yang berasal dari pemukiman

penduduk. Pada umumnya air limbah terdiri dari excreta (tinja dan air seni), air

bekas cucian dapur dan kamar mandi dan umumnya terdiri dari bahan-bahan

organik. Air dikatakan tercemar jika adanya penambahan makhluk hidup, energi

atau komponen lainnya baik sengaja maupun tidak, kedalam air baik oleh manusia

ataupun proses alam yang menyebabkan kualitas air turun sampai tingkat yang

menyebabkan air tidak sesuai peruntukannya.

Limbah adalah sisa dari suatu usaha maupun kegiatan yang mengandung

bahan berbahaya dan beracun yang karena sifat, konsentrasi dan jumlahnya, baik

yang secara langsung maupun tidak langsung dapat membahayakan lingkungan,

kesehatan, kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya


10

(Mahida,1984). Bahan yang sering ditemukan dalam limbah antara lain senyawa

organik yang mudah menguap, senyawa organik yang sulit terurai (Rekalsitran),

logam berat yang toksik, padatan tersuspensi, nutrien, mikroba pathogen, dan

parasit (Dirgantoro, 2017).

(Dirgantoro, 2017), berdasarkan wujud limbah yang dihasilkan, limbah

terbagi menjadi 3 yaitu:

1. Limbah Padat

Limbah padat adalah limbah yang memiliki wujud padat yang bersifat

kering dan tidak dapat berpindah kecuali dipindahkan. Limbah padat ini biasanya

berasal dari sisa makanan, sayuran, potongan kayu, ampas hasil industri , dan lain

lain.

2. Limbah Cair

Limbah cair adalah limbah yang memiliki wujud cair. Limbah cair ini

selalu dalam air dan selalu berpindah (kecuali ditempatkan pada wadah/bak).

Contoh dari air limbah ini adalah air bekas pencucian piring dan pakaian, limbah

cair dan industri, dan lain-lain.

3. Limbah Gas

Limbah gas adalah limbah yang berwujud gas. Limbah gas bisa dilihat

dalam bentuk asap dan selalu bergerak sehingga penyebarannya luas. Contoh nya

adalah gas buangan dari kendaraan bermotor, buangan gas dari hasil industri.

Limbah cair merupakan gabungan atau campuran dari air dan bahan-bahan

pencemaran yang terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun

tersuspensi yang terbuang dari sumber domestik (perkantoran, perumahan,


11

perdagangan), sumber industri, dan pada saat tertentu tercampur dengan air tanah,

air hujan,(Andiese, 2011).

Permukaan atau air hujan (Soeparman dan Menurut Chandra 2005),

limbah air merupakan salah satu jenis sampah. Adapun sampah (waste) adalah

zat-zat atau benda-benda yang sudah tidak terpakai lagi, baik yang berasal dari

rumah maupun sisa-sisa proses industri. Secara umum limbah cair dapar dibagi

menjadi:

a. Human excreta (feses dan urine)

b. Sewage (air limbah)

c. Industri waste (bahan buangan dari sisa proses industri).

Menurut Soeparman dan Suparmin (2002), limbah cair bersumber dari

aktivitas manusia (human sources) dan aktivitas alam (natural sources). Beberapa

aktivitas manusia yang menghasilkan limbah cair diantaranya adalah dalam bidang

rumah tangga, perkantoran, perdagangan, perindustrian, pertanian, dan pelayanan

jasa.

Menurut Chandra (2005) air limbah yang tidak menjalani pengolahan yang

benar tentunya dapat menimbulkan dampak yang tidak digunakan. Dampak

tersebut antara lain:

1) Kontaminasi dan pencemaran pada air permukaan dan badan-badan air

yang digunakan oleh manusia.

2) Mengganggu kehidupan dalam air, mematikan hewan dan tumbuhan

air.
12

3) Menimbulkan bau (sebagai hasil dekomposisi zat anaerobik dan zat

anorganik).

4) Menghasilkan lumpur yang dapat mengakibatkan pendangkalan air

sehingga terjadi penyumbatan yang dapat menyebabkan banjir.

B. Air Limbah Domestik

1. Pengertian

Merupakan air limbah hasil buangan dari perumahan, perdagangan,

perkantoran, dan sarana sejenisnyan. Air limbah kegiatan di perumahan adalah

yang paling banyak dihasilkan dari rumah tangga yang memiliki lebih dari satu

kamar mandi, mesin cuci, dan peralatan lain yang menggunakan air (Asmadi,

2012).

2. Macam-macam Air Limbah Rumah Tangga

Air limbah rumah tangga terdiri dari 3 fraksi penting :

a. Tinja (feses), berpotensi mengandung mikroba patogen. Disebut juga

black water.

b. Air seni (urine). Umumnya mengandung Nitrogen dan Fosfor.

c. Grey water, merupakan air limbah bekas cucian alat dapur,

maupun mesin cuci, dan air buangan kamar mandi.

d. Pemilihan Teknologi Pengolahan Air Limbah Domestik.


13

C. Sumber Air Limbah

Air limbah terbentuk dari hasil perbuatan manusia dengan segala

aktivitasnya atau dengan adanya kemajuan teknologi industri. Sumber air limbah

dapat dikelompokan menjadi:

1. Air limbah rumah tangga

Sumber utama air limbah rumah tangga dari masyarakat adalah berasal

dari perumahan dan daerah perdagangan. Adapun sumber lainnya yang tidak

kalah pentingnya adalah daerah perkantoran atau lembaga serta daerah fasilitas

rekreasi. Untuk daerah-daerah tertentu banyaknya air limbah diukur secara

langsung. Contoh: air pencucian, air bekas masak, air bekas mandi dan

sebagainya.

2. Air limbah industri

Jumlah aliran limbah yang berasal dari limbah industri sangat bervariasi

tergantung dari jenis besar-kecilnya industri, pengawasan, pada proses industri,

derajat penggunaan air, derajat pengolahan air limbah yang ada. Contoh: air

limbah dari pabrik baja, air limbah pabrik tinta, pabrik karet.

3. Air hujan (storm water)

Yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas permukaan

tanah. Aliran air hujan di permukaan tanah dapat melewati dan membawa

partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga dapat disebut limbah cair.

Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan

air dalam sistem prosesnya. Selain itu, ada juga bahan baku mengandung air

sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses
14

pengolahan kemuadian dibuang sisanya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu

bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian

diproses dan setelah itu dibuang.

D. Karakteristik Air Limbah

Karakteristik air limbah meliputi :

1. Karakteristik fisik

Air limbah pada umumnya terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari

bahan-bahan padat dan suspensi. Biasanya berwarna suram seperti larutan sabun,

sedikit berbau, kadang-kadang mengandung potongan bahan bahan sisa produksi

dan sebagainya. Karakteristik fisik yang lain termasuk bau, suhu dan warna juga

harus diperhatikan.

2. Karakteristik kimia

Biasanya air buangan ini mengandung campuran zat-zat kimia anorganik

yang berasal dari air bersih serta bermacam-macam zat organik berasal dari

penguraian bahan yang digunakan untuk produksi dan lainnya. Beberapa

karakteristik yang dapat dilihat dari zat-zat kimia ini antara lain, Biochemical

Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), pH (keasaman air),

Oksigen terlarut (DO), Amoniak, Nitrit, Nitrogen, Logam Berat seperti, tembaga,

cadmium, air raksa, timah, chromium, besi dan nikel, arsen, selenium, cobalt,

mangan dan aluminium.


15

3. Karakteristik biologi

Terkait dengan karakteristik biologi ini, secara umum beberapa

mikroorganisme penting dalam air limbah dan air permukaan antara lain bakteri,

jamur, protozoa dan algae. Mereka berperan penting dalam proses dekomposisi

atau stabilisasi organik.

Setelah mengetahui karakteristik dari air limbah yang dihasilkan oleh

perusahaan, perusahaan dapat mulai membuat rencana pengendalian air limbah ini

sebelum dibuang ke badan air agar tidak mencemari badan air dan ekosistem di

dalamnya. Kesadaran setiap pengusaha dalam mengendalikan air limbah yang

dihasilkannya akan membantu melestarikan lingkungan untuk generasi

berikutnya. Selain itu, dengan melakukan pengendalian terhadap air limbah,

perusahaan juga akan terhindar dari sanksi akibat pencemaran lingkungan hidup

karena telah memenuhi persyaratan yang diamanatkan oleh negara melalui

peraturan-peraturan terkait pencemaran lingkungan.

E. Cara Pengambilan Contoh Uji Air Limbah

Berdasarkan SNI 8990:2022 Tentang Metode Pengambilan Contoh Uji

Air Limbah Untuk Pengujian Fisika dan Kimia dilakukan pengambilan contoh uji

sesuai dokumen perencanaan pengambilan contoh uji dengan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Cara pengambilan contoh uji secara umum

a. Lakukan pengukuran debit air limbah pada titik pengambilan contoh uji
16

b. Siapkan alat pengambil contoh uji

c. Bilas alat pengambil contoh uji dengan air limbah yang akan diambil

minimal tiga kali pembilasan dengan air bebas mineral

d. Ambil sejumlah volume contoh uji sesuai parameter yang akan diuji

dengan teknik pengambilan contoh uji sesaat atau komposit pada titik

pengambilan contoh uji

e. Masukkan contoh uji ke dalam wadah kemudian ukur suhu dan pH contoh

uji

f. Lakukan perlakuan pendahuluan contoh uji

g. Catat identitas pada label setiap wadah yang telah berisi contoh uji,

kemudian simpan contoh uji

h. Catat dan laporkan seluruh rangkaian kegiatan pengambilan contoh uji

dalam formulir rekaman data lapangan

2. Cara pengambilan contoh uji untuk pengujian BOD

a. Lakukan pengukuran debit air limbah pada titik pengambilan contoh uji;

b. Ambil contoh uji secara hati-hati dengan cara memasukkan wadah contoh

uji berkapasitas 1 L ke dalam air limbah hingga penuh atau alirkan air

limbah secara hati-hati ke dalam wadah contoh uji;

c. Apabila langkah b tidak memungkinkan dilakukan, ambil contoh uji

menggunakan alat pengambil contoh uji kemudian pindahkan contoh uji

ke dalam wadah. Hindari terjadinya turbulensi dan gelembung udara

selama pengisian wadah dan pastikan tidak ada gelembung udara yang

tertinggal.
17

3. Pengukuran parameter lapangan

a. Lakukan pengukuran parameter lapangan yang dapat berubah dengan

cepat, segera setelah pengambilan contoh uji, yaitu parameter pH dan

suhu

b. Lakukan pengukuran parameter pH sesuai SNI 6989.11 atau petunjuk

penggunaan alat atau metode standar lainnya

c. Lakukan pengukuran parameter suhu sesuai SNI 6989.23 atau petunjuk

penggunaan alat atau menggunakan metode standar lainnya.

F. Baku Mutu Air Limbah Domestik

Menurut permen LHK No. 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah

Domestik, air limbah adalah air sisa dari suatu hasil usaha dan/atau kegiatan dan

air limbah domestik adalah yang berasal dari aktivitas hidup sehari hari manusia

yang berhubungan dengan pemakaian air. Tchobanoglous (1991) mengatakan

bahwa air limbah merupakan air buangan yang dihasilkan dari pemakaian air

untuk berbagai aktivitas manusia. Air limbah merupakan sumber pencemar yang

berasal dari berbagai sumber. Air limbah ini terdapat dari tempat tinggal, institusi,

perusahaan komersial serta industri. Salah satu jenis air limbah yang murni

berasal dari keperluan manusia sehari-hari tanpa aktivitas industri ialah air limbah

domestik.

Limbah cair baik domestik maupun non domestik mempunyai beberapa

karakteristik sesuai dengan sumbernya, karakteristik limbah cair dapat


18

digolongkan pada karakteristik fisik, kimia dan biologi (Metcalf & Eddy, 2003).

Karakteristik air limbah ini sangatlah bervariasi, sehingga tergantung pada

sumber air limbah tersebut. Adapun faktor waktu serta metoda pengambilan

sampel juga berpengaruh pada karakteristik air limbah (Said, 2000).

Menurut Fachrizal (2004) selain merusak lingkungan bagian yang paling

berbahaya dari limbah domestik yaitu mikroorganisme patogen yang berada

dalam tinja manusia, karena dapat menularkan beragam penyakit apabila masuk

kedalam tubuh manusia. Maka untuk mencegah dan mengatasi masalah

pencemaran air di badan air, maka dibuat standar baku mutu air limbah. Baku

mutu air limbah merupakan ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan atau

jumlah unsur pencemar dan atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang

keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam

sumber air dari suatu usaha dan atau kegiatan. Upaya yang dilakukan pemerintah

untuk menahan laju beban pencemaran adalah dengan memberlakukan peraturan

terbaru baku mutu air limbah domsetik yaitu Peraturan Menteri Lingkungan

Hidup dan Kehutanan Nomor P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 Tahun 2016

Tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik. Berikut merupakan data baku mutu

air limbah:
19

Tabel 2.1
Baku Mutu Air Limbah Domestik

Parameter Satuan Kadar Maksimum

pH _ 6-9

BOD mg/L 30

COD mg/L 100

TSS mg/L 30

Minyak  Lemak mg/L 5

Amoniak mg/L 10

Total Coliform Jumlah /100 mL 3000

Debit L/orang/hari 100

Keterangan:

Rumah susun, Penginapan, asrama, pelayanan kesehatan, lembaga pendidikan,

perkantoran, perniagaan, pasar, rumah makan, balai pertemuan, arena rekreasi,

permukiman, industri, IPAL permukiman, Ipal perkotaan, Pelabuhan, bandara,

stasiun kereta api, terminal dan lembaga permasyarakatan.

G. Instalasi Pengolahan Air Limbah

1. Pengertian

Menurut Peraturan Menteri pekerjaan umum Nomor 4 Tahun 2017 IPAL

Domestik adalah serangkaian air limbah domestik dalam satu kesatuan dengan
20

prasarana dan sarana pengolahan yang dilakukan secara terpusat. Dengan

sistemnya mengalirkan air limbah domestik dari sumber secara kolektif ke sub

sistem pengolahan secara terpusat untuk diolah sebelum dibuang ke badan air.

2. Parameter Pemeriksaan Limbah Cair Domestik pada Instalasi

Pengolahan.

a. BOD

Biochemical Oxygen Demand (BOD) adalah jumlah oksigen yang

digunakan oleh mikroorganisme untuk mengoksidasi zat-zat organik pada kondisi

standar. BOD5 merupakan parameter yang umumnya digunakan untuk

mengukur oksigen terlarut (Dissolved Oxygen atau DO) yang menggunakan

mikroorganisme untuk mengoksidasi biokimia zat organik dibutuhkan waktu

selama 5 hari (Asmadi dan Suharno, 2012). Hasil tes BOD digunakan untuk :

1). Menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk stabilisasi

biologi dari zat organik yang ada.

2). Menentukan ukuran fasilitas pengolahan air limbah.

3). Menyesuaikan dengan baku mutu effluen air limbah.

Dalam pengukuran parameter BOD kami menggunakan Acuan SNI

6989.72:2009 dimana prinsip pengujiannya dengan mengukur jumlah oksigen

terlarut yang dibutuhkan oleh mikroba aerobik untuk mengoksidasi bahan

organik karbon dalam contoh uji air limbah, efluen atau air yang tercemar yang

tidak mengandung atau yang telah dihilangkan zat-zat toksik dan zat-zat

pengganggu lainnya. Pengujian dilakukan pada suhu 20 °C ± 1 °C selama 5 hari

± 6 jam.( SNI 6989.72:2009).


21

b. COD

Chemical Oxygen Demand (COD) adalah parameter yang digunakan

untuk mengetahui zat organik dan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk

mengoksidasi materi organik dengan oksidasi secara kimia (Asmadi, 2012).

Kadar COD dalam air biasanya lebih tinggi dari kadar BOD, hal tersebut

terjadi karena senyawa kimia lebih banyak dapat dioksidasi secara kimia dari

oksidasi biologi. Semakin tinggi kadar COD pada air limbah maka semakin

tinggi pula tingkat pencemaran suatu perairan. COD merupakan parameter yang

sangat penting, karena digunakan sebagai parameter untuk stream serta

mengontrol unit pengolahan air limbah (Siregar, 2016). Limbah perumahan

biasanya memiliki nilai rasio COD/BOD5 mendekati 2.

Dalam pengukuran parameter COD kami menggunakan Acuan SNI

6989.73:2019 dimana prinsip pengujiannya dengan mengukur kebutuhan oksigen

kimiawi (chemical oxygen demand/COD) dalam air dan air limbah menggunakan

kalium dikromat sebagai oksidator dengan refluks tertutup dan diukur secara

titrimetri pada kisaran nilai COD 40 mg/l sampai dengan 400 mg/l. (SNI

6989.73:2019).

c. Padatan Total (Total Solid)

Merupakan padatan sisa hasil penguapan sampel limbah cair pada

suhu 103°C-105°C. Padatan total berupa bahan padat tidak terlarut dan

bahan terapung serta senyawa-senyawa terlarut dalam air dan bahan yang

tidak lolos saringan filter (Sugiharto,2014).


22

Dalam pengukuran parameter TSS kami menggunakan Acuan SNI

6989.3:2019 dimana prinsip pengujiannya untuk menentukan residu tersuspensi

yang terdapat dalam contoh uji air dan air limbah secara gravimetri. Dalam

pengujiannya, penimbangan padatan terlarut total tidak boleh lebih dari 200 mg.

Metode ini tidak termasuk penentuan bahan yang mengapung,padatan yang

mudah menguap, dan dekomposisi garam mineral.( SNI 6989.3:2019).

d. pH

Merupakan derajat keasaman dimana masih memungkinkannya

mikroorganisme di dalam air untuk hidup dengan baik. pH yang baik untuk air

limbah yaitu 7 atau netral (Sugiharto, 2014).

e. Tamperatur

Suhu air limbah biasanya berkisar 13-24°C (Sugiharto, 2014).

H. Pengolahan Air Limbah

Tujuan utama pengolahan air limbah adalah untuk menurunkan BOD,

partikel terlarut, menghilangkan nutrisi, bahan beracun (Sugiarto, 1987).

Pengolahan limbah biologis (sekunder) bertujuan untuk menghilangkan

bahan-bahan organik dan menururnkan BOD, menggunakan bantuan

mikroorganisme seperti bakteri, fungi dan virus, yang ada dalam limbah cair.

Apabila berlangsung baik pengolahan tersebut mampu menurunkan kadar BOD

antara 90% - 95%. Dalam pengolahan biologis untuk air limbah, fungsi

mikroorganisme tidak sebagai spesies yang berdiri sendiri melainkan sebagai

campuran dari berbagai jenis mikroorganisme yang membentuk sesuatu yang


23

tetap tergantung pada sifat-sifat kondisi lingkungan mikroorganisme ketika

bersaing untuk merebut makanan yang masuk (Sunu, 2001).

Media biofiltrasi sangat menentukan bagi pertumbuhan mikroorganisme

pengurai sebagai proses degradasi limbah cair oleh mikroba berlangsung optimal.

Pengolahan anaerobik adalah sistem yang pengolahannya dijalankan

disebuah tempat yang kekurangan oksigen dan tidak mempunyai banyak variasi

seperti sistem aerobik. Sistem ini efektif untuk pengolahan cairan limbah yang

kental, dan sering digunakan sebagai langkah awal untuk mengurangi zat organik

yang kemudian diikuti dengan pengolahan aerobik (Sunu,2001).

Proses pengolahan aerobik yaitu proses pengolahan air yang menggunakan

organisme yang aktif dimana oksigen tidak ada, dan proses ini mungkin

ditunjukkan oleh bakteri anaerobik, zat organik yang komplek seperti karbohidrat,

lemak dan protein mengalami proses dekomposisi/pembusukan kedalam metan

dan karbon dioksida. Proses pengolahan anaerobik dilanjutkan dengan pengolahan

aerobik (Sunu, 2001).

Pengolahan air limbah dapat di kelompokkan menjadi 5 yaitu:

1. Pengolahan pendahuluan (pre treatment)

Kegiatan pembersihan-pembersih agar mempercepat dan memeperlancar

proses pengolahan selanjutnya. Kegiatan ini berupa pengambilan benda terapung

dan pengambilan benda yang mengendap seperti pasir, antara lain:

a. Saringan (bar screen)

Proses penyaringan dibagi dalam saringan dalam saringan kasar dan

saringan halus. Saringan halus terbuat dari bahan kawat kasar, plat berlubang, atau
24

bahan lain dengan lebar bukaan 5mm atau kurang. Saringan kasar terdiri dari

batangan berpenampung persegi atau bulat yang dipasang berjajar pada

penampang aliran.

b. Pencacah (comminutor)

Fungsi pencacah yaitu sebagai penyaring dan pemotong secara otomatis

padatan yang terkandung agar ukurannya menjadi lebih kecil tanpa penyisihan

bahan padat itu dari aliran. Pencacah terdiri dari drum cast iron atau bahan lain

yang berlubang-lubang, berotasi pada sumbu vertikel dengan motor penggerek.

c. Bak penangkap pasir (grit chamber)

Partikel padat dari limbah cair terdiri dari partikel pasir kasar, partikel kasar

padat, yang mengendap dari limbah cairketika kecepatan aliran menurun. Unit ini

berfungsi untuk mencegah keausan peralatan mekanik, penyumbatan pada pipa

atau saluran akibat adanya deposit partikel padat.unit yang bisanya dipakai adalah

bak penangkapan partikel padat (grit chamber) yang direncanakan untuk

menghilangkan partikel-partikel padat, terdiri dari dua yaitu tangki detrius, unit

pengukur kecepatan.

d. Penangkap lemak dan minyak (skimer and grease tra)

Limbah cair dari dapur besar kemungkinan mengandung banyak lemak

yang dapat masuk ke tangki pembusukan bersama-sama dengan effluent dan dapat

menyumbat pori-pori media penyaringan pada bidang peresapan. Penangkap

lemak itu berupa tangki pengapungan kecil dengan inlet yang masuk kebawah

permukaan cairan, dan outlet yang ujungnya dipasang didekat dasar.

Pengoperasian penangkap lemak berdasarkan prinsip bahwa limbah cair yang


25

masuk lebih panas pada cairan yang sudah ada di dalam bak dan didinginkan

olehnya. Akibatnya kandungan lemak akan beku dan naik kepermukaan, yang

nantinya akan diambil secara berkala.

e. Bak penyetaraan (equalization basin)

Equalisasi laju air digunakan untuk menangani variasi laju air dan

memperbaiki perfomance proses-proses selanjutnya. Di samping itu equalisasi

bermanfaat untuk mengurangi ukuran dan biaya proses-proses selanjutnya. Pada

dasarnya equalisasi dibuat unruk merendam fluktuasi limbah cair sehingga dapat

masuk ke IPAL secara konstan.

2. Pengolahan pertama

Kegiatan untuk menghilangkan zat padat yang tercampur melalui

pengendapan dan pengapungan. Pengendapan adalah kegiatan utama pada tahap

ini dan pengendapan yang dihasilkan terjadi karena adanya kondisi yang sangat

tenang. Bahan kimia juga dapat di tambahkan untuk menetralkan keadaan atau

meningkatkan pengurangan dari partikel kecil tercampur. Pengolahan tahap

pertama bertujuan untuk mengendapkan partikel yang terdapat dalam effluen

pengolahan pendahuluan, pengolahan tahap pertama bertujuan untuk mengurangi

kandungan padatan tersupensi melalui proses pengendapan, yang terdiri dari bak

pengumpulan dan bak sedimentasi.

a. Bak pengumpulan

Bak pengumpulan berfungsi mengumpulkan limbah cair dari saluran,

perencanaan kapasitas sumur pengumpulan dapat menampung aliran selama 10-

20 menit.
26

b. Bak sedimentasi

Pada proses ini limbah cair mengalir kedalam bak pengendapan dengan

kecepatan aliran air 0,9 cm/detik sehingga padatan akan mengendap di dasar

tangki secara gravitasi. Akibatnya air limbah cair akan menjadi lebih jernih dan

mempermudah proses penanganan lumpur. Dalam proses sedimentasi hanya

partikel-partikel yang lebih berat dari air yang dapat terpisah misalnya kerikil dan

pasir, padatan pada tangki pengendapan primer.

3. Pengolahan kedua (secondary treatment)

Pengolahan kedua umumnya mencakup proses biologis untuk mengurangi

bahan-bahan organik melalui mikroorganisme yang ada di dalamnya. Pada proses

ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain jumlah air limbah, tingkat

kotoran, jenis kotoran dan sebagainya. Reaktor pengolah lumpur aktif dan

saringan penjernih biasanya dipergunakan dalam tahap ini. Pada proses

penggunaan lumpur aktif, maka air limbah yang telah lama ditambahkan pada

tangki aerasi dengan tujuan memperbanyak jumlah bakteri secara cepat agar

proses biologis dalam menguraikan bahan organik. berjalan lebih cepat. Terdapat

dua hal penting dalam proses biologis ini antara lain proses penambahan

oksigen/aerasi dan proses pertumbuhan bakteri.

Pengolahan tahap kedua disebut pengolahan secara biologis karena

pada tahap ini memanfaatkan mikroorganisme untuk menguraikan limbah cair

dalam bentuk bahan organik terlarut menjadi produk yang lebih sederhana dan

partikel
27

flokulen yang dapat mengendap, pengolahan kedua terdiri dari bak biofilter

anaerob-aerob, aerasi, unit lumpur aktif, dalam kolam stabilisasi.

a. Bak biofilter anaerob-aerob

Seluruh limbah cair yang berasal dari rumah sakit dikumpulkan melalui

saluran pipa pengumpulan, selanjutnya dialirkan ke bak pengontrol, dari bak

kontrol dialirakan ke bak pengurai anaerob. Bak anaerob dibagi menjadi dua buah

ruangan yaitu bak pengendapan atau bak pengurai awal, biofilter anaerob tercelup

dengan aliran up low. Air limpasan dari bak pengurai anaerob selanjutnya di

alirkan ke unit pengolahan lanjut. Unit pengolahan lanjut berisi media dari bahan

PVC bentuk sarang tawon untuk pembiakan mikroorganisme yang akan

menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam limbah cair.

b. Bak aerasi

Aerasi bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan polutan

dengan menggunakan mikroorganisme. Fondasi harus dihancurkan untuk

mencegah adanya settlement dan flotasi pada saat bak kosong atau penuh.

4. Pembunuhan bakteri (desinfection)

Pembunuhan bakteri bertujuan untuk mengurangi atau membunuh

mikroorganisme patogen yang ada di dalam air limbah. Mekanisme pembunuhan

sangat di pengaruhi oleh kondisi dari zat pembunuhnya dan mikroorganisme itu

sendiri.

5. Pengolahan lanjutan (ultimate disposal)

Dari setiap tahap pengolahan air limbah, maka hasilnya adalah berupa

lumpur yang perlu diadakan pengolahan secara khusus agar lumpur tersebut dapat
28

di manfaatkan kembali untuk keperluaan kehidupan. Jumlah dan sifat lumpur

sangat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain: jenis air limbah, tipe pengolahan

air limbah dan metode pelaksanaan. Pengolahan lumpur yang masih sedikit

mengandung bahan nitrogen dan mempermudah proses pengangkutan, maka

diperlukan beberapa tahap meliputi proses pemekatan, proses penstabilan, proses

pengaturan, proses penggunaan air, proses pengeringan dan prosess pembuangan.

I. Dampak Air Limbah

Menurut Said, NI, 1999, ditinjau dari segi kesehatan, secara umum bahaya

atau resiko kesehatan yang berhubungan dengan pencemaran air dapat

diklarifikasikan menjadi dua, yakni bahaya langsung dan bahaya tidak langsung.

Bahaya langsung terhadap kesehatan masyarakat dapat terjadi akibat

mengkonsumsi air yang tercemar atau air dengan kualitas yang buruk, baik secara

langsung diminum melalui makanan, bahkan melalui kegiatan sehari-hari,

misalnya pencucian peralatan makanan, mandi atau rekreasi. Sedangkan bahaya

tidak langsung dapat terjadi misalnya akibat mengkonsumsi hasil perikanan

dimana produk-produk tersebut dapat mengakumulasi zat-zat polutas berbahaya.

Disamping itu, resiko kesehatan dapat diakibatkan oleh polutan senyawa kimia

yang tidak menimbulkan gejala akut, akan tetapi dapat berpengaruh terhadap

kesehatan karena adanya pemajanan yang terus menerus pada dosis yang rendah.

Adapun dampak yang ditimbulkan dari air limbah apabila tidak dilakukan

pengolahan terlebih dahulu sebelum dialirkan kebadan air yaitu sebagai berikut.
29

1. Terhadap kesehatan

Air limbah sangat berbahaya bagi manusia karena terdapat banyak bakteri

patogen dan dapat menjadi media penular penyakit. Selain itu air limbah juga

dapat mengandung bahan beracun, penyebab iritasi, bau, suhu yang tinggi serta

bahan yang mudah terbakar.

2. Gangguan terhadap kehidupan biotik

Banyaknya zat yang terkandung didalam air limbah menyebabkan kadar

oksigen terlarut dalam air menurun sehingga kehidupan di dalam air yang

membutuhkan oksigen akan terganggu. Temperatur limbah yang tinggi juga dapat

menyebabkan kematian organisme air. Kematian bakteri akan menyebabkan

penjernihan air limbah menjadi terhambat dan sukar diuraikan.

3. Gangguan terhadap keindahan

Pembuangan air limbah berupa bahan organik dalam jumlah besar akan

menimbulkan bau dan terjadinya penumpukan ampas yang akan memerlukan

banyak tempat sehingga merusak pemandangan sekitar.

4. Gangguan terhadap kerusakan benda

Apabila air limbah memiliki kadar pH yang bersifat asam atau basa, akan

mengakibatkan rusaknya benda-benda yang dilalui limbah tersebut. Lemak pada

air limbah akan menyebabkan akan terjadinya penyumbatan dan akan

membocorkan saluran air limbah. Hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan

materil karena biaya perawatan yang semakin besar (Sugiharto, 1987).


30

Sedangkan dampak limbah terhadap manusia menurut Mukono (2001),

diantaranya adalah yang disebabkan oleh mikrobiologi dalam air. Contoh penyakit

yang ditimbulkan antara lain:

a. Tifoid, disebabkan oleh kuman Salmonella thyposa

b. Kolera, disebabkan oleh bakteri vibrio kolera

c. Leptospirosis, disebabkan oleh bakteri spirochaeta

d. Giardiasis, dapat menimbulkan diare disebabkan oleh sejenis

protozoa

e. Disentri, disebabkan oleh Entamoeba histolytica

J. Kerangka Teori

Input Proses Output

Sumber Air Limbah IPAL Air Hasil


Laboratorium Pengolahan IPAL

Gambar 2.1
31

K. Kerangka Konsep

Input Proses Output

Limbah cair yang


Sumber Limbah Pengolahan air
sudah diolah
Laboratorium limbah
Pemeriksan
Pemeriksaan kualitas (IPAL) di UPTD
kualitas air pH,
air pH, BOD, COD Laboratorium
BOD, COD dan
dan TSS Lingkungan
TSS
Hidup Provinsi
Lampung
32

Gambar 2.2
Tabel 2.2
Definisi Operasional

M. Definisi Operasional
NO VARIABEL PENGERTIAN CARA UKUR ALAT UKUR HASIL UKUR SKALA UKUR

1. Inlet Adalah proses masuknya air limbah dari Pengambilan Sampel Alat-Alat Laboratorium 1. pH Ordinal
berbagai sumber (tempat cuci alat gelas yang contohnya Erlenmeyer, 2. COD
dipergunakan dalam analisa contoh uji dan Buret, Labu ukur, 3. BOD
4. TSS
pencucian peralatan yang digunakan selama Beaker glass Pipet dan
analisa) ke dalam suatu bak penampungan lain-lain
IPAL
2. BOD Jumlah oksigen yang dibutuhkan bakteri untuk Metode Modifikasi 1. Buret Mg/L Interval
menguraikan hampir semua zat organik yang terlarut Azida 2. Statif
dan sebagian zat-zat organik yang tersuspensi dengan 3. Erlenmeyer
4. Botol Winkler
air
dan lain-lain
3. COD Ukuran bagi pencemaran air oleh zat-zat organik Metode Refluks 1. Vessel Mg/L Interval
yang secara ilmiah dapat dioksidasikan melalui tertutup 2. COD Reaktor
proses mikrobiologi dan mengakibatkan 3. Pipet Tetes
berkurangnya oksigen terlarut dalam air 4. Spektrofotometer
dan lain-lain
4. TSS Zat-Zat padat yang tersuspensi di dalam air berupa Metode Gravimetri 1. Necara Analitik Mg/L Interval
bahan bahan organik dan anorganik 2. Cawan
3. Oven
dan lain lain
5. pH Derajat keasaman pada air yang diukur dengan pH Pemeriksaan PH Meter Asam 0-6 Ordinal
meter serta salah satu bagian yang terpenting dalam Netral 7
proses analisis Basa 8-14
35

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif yang dapat

menjelaskan dan menggambarkan keadaan limbah cair pada objek

penelitian. Penelitian ini memberikan gambaran hasil evaluasi Instalasi

Pengolahan Air Limbah dengan parameter uji pH, kadar BOD, COD dan

TSS sebelum dan sesudah air limbah diolah. Hasil uji akan

dibandingkan dengan Permen LH No 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu

Air Limbah Domestik.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh air limbah

sebelum dan sesudah diolah di IPAL Laboratorium Lingkungan Hidup Dinas

Lingkungan Hidup Provinsi Lampung.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah masing-masing 1,5 liter air limbah

sebelum diolah (inlet) dan sampel air limbah setelah diolah (outlet) di Instalasi

Pengolahan Air Limbah. Teknik pengambilan sampel air limbah

menggunakan metode grab sampling, yaitu pengambilan sampel secara

sesaat untuk menunjukkan kadar parameter air limbah pada saat diambil.
36

C. Waktu dan Tempat

1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2022

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dilokasi UPTD Laboratorium Lingkungan

Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung.

D. Pengumpulan Data

1. Cara Pengumpulan Data

a. Pengamatan langsung dilapangan menggunakan Cheklist

b. Pengukuran langsung dilapangan menggunakan alat pH Meter

c. Analisis air limbah laboratorium dengan parameter pH, BOD, COD dan

TSS

2. Alat Pengumpulan Data

Alat Pengumpulan data yang digunakan yaitu Cheklist

3. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengukuran dan

pemeriksaan langsung dilapangan maupun di laboratorium. Data primer tersebut

meliputi parameter pH, BOD, COD dan TSS.

b. Data Sekunder
37

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari kantor UPTD

Laboratorium Lingkungan Hidup Provinsi Lampung. Data sekunder meliputi

proses produksi, hasil pengolahan dan unit pengolahan limbah, serta data

pendukung lain seperti waktu tinggal dari limbah cair dari hasil produksi.

E. Tahap Penelitian

1. Tahap Persiapan

a. Menetapkan Lokasi

b. Mengurus Perizinan

c. Menyusun Jadwal Penelitian

2. Tahap Pelaksanaan

a. Mengunjungi lokasi penelitian

b. Meminta izin pengambilan sampel kepada Kepala Laboratorium

Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Lampung dan

pengelola lokasi penelitian

c. Mengambil sampel air limbah apabila sudah mendapat izin

Parameter yang diuji dalam sampel air limbah yaitu :

1) pH = minimal sampel yang dibutuhkan 50 ml

2) COD = minimal sampel yang dibutuhkan 100 ml

3) BOD = minimal sampel yang dibutuhkan 1000 ml

4) TSS = minimal sampel yang dibutuhkan 50 ml

Jadi, diasumsikan untuk memeriksa keempat parameter

membutuhkan sampel sebanyak 1500 ml atau 1,5 liter.


38

3. Tahap Pemeriksaan

a. Pemeriksaan pH menggunakan kertas lakmus

b. Pemeriksaan BOD menggunakan metode Modifikasi Azida

c. Pemeriksaan COD menggunakan metode refluks tertutup

d. Pemeriksaan TSS menggunakan metode gravimetri

4. Tahap Penyelesaian

a. Mengumpulkan hasil

b. Mentabulasi data

c. Menetapkan kriteria dalam bentuk deskriptif

F. Analisis Data

Analisis yang dilakukan menggunakan data yang diperoleh dari hasil

uji laboratorium dan dimasukkan ke dalam tabel. Kemudian di analisis secara

deskriptif mengenai kadar pH, BOD, COD dan TSS dari sebelum dan sesudah

memasuki Instalasi Pengolahan Air Limbah dan dibandingkan dengan Standar

Permen-LHK-No 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.


39

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai