Anda di halaman 1dari 11

Bahan Kuliah PBPAB- Elly Yuliani -2020.

MATA KULIAH : PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN

BAHAN KULIAH KE 2– 1 OKTOBER 2020 .

DOSEN IR.ELLY YULIANI MT

PENGENALAN AIR LIMBAH DOMESTIK.

1.1. Umum.

Yang dimaksud dengan Limbah Domestik adalah air Buangan yang berasal dari
kegiatan rumah tangga seperti :

 Air buangan dari kamar mandi


 Air buangan dari wc
 Air Buangan dari Bak Cuci dapur
 Air Buangan dari Mesin Cuci pakaian
 Air Buangan dari wastafel
 Air Buangan bekas membersihkan rumah
Air buangan dari kegiatan non domestic seperti hotel , sekolah, kantor, rumah makan,
setasiun, terminal , karakteristiknya mirip dengan air buangan domestic.
Air buangan yang masih segar, secara visual tampak keruh, berwarna abu-abu berbau
seperti bau tanah atau kadang-kadang berbau detergen tapi tidak menjijikan .
Air buangan tersebut mengandung sebagian besar padatan tersuspensi yang
berukuran besar dan mengambang seperti tinja, sisa makanan , kertas, kain , plastic dll
, juga mengandung padatan tersuspensi berukuran lebih kecil seperti hancuran tinja,
sobekan kertas atau kain sisa-sisa makanan atau tanah dan padatan halus lain yang
tidak dapat mengendap seta zat-zat yang terlarut.
Air buangan di daerah beriklim panas/tropis, lebih cepat terurai dengan bantuan
bakteri, sehingga kadar oksigen terlarut akan cepat habis dikonsumsi oleh bakteri
pengurai.

1
Bahan Kuliah PBPAB- Elly Yuliani -2020.

SDetelah oksigen habis, maka air buangan segera berubah menjadi busuk, basi atau
septik dengan bau yang menusuk .
Zat padat tersuspensi paling banyak dalam air buangan adalah tinja manusia,
sedangkan zat padat terlarut sebagian besar berasal daru urin.
Hadsil Analisa tinja dan urin menunjukkan bahwa sebagian besar dari zat padat nya
adalah zat organic yang terdiri dari karbo hidrat, protein dan lemak. Senyawa-senyawa
ini terutama protein dan karbohidrat merupakan bahan makanan yang baik untuk
bakteri, yaitu organisme mikroskopis yang populasinya sangat banyak di dalam tinja.
Nah , bakteri inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh ahli-ahli Teknik Lingkungan untuk
mengolah air buangan secara biologi.
Selain senyawa-senyawa organic di atas,, tinja dan urine manusia mengandung
berjuta-juta bakteri pencernakan , yang tidak membahayakan kesehatan bahkan dapat
dimanfaatkan untuk mengolah air buangan dan organisme pathogen yang dapat
menularkan penyakit pada manusia.
Tabel 1.1.
Komposisi kimia dari Tinja dan Urine Manusia
NO KOMPOSISI
PARAMETER. KETERANGAN
. TINJA/FAESES URINE
1. Kuantitas (basah) , per orang/hari( ( 135 – 270 ) gr (1,0 - 0,31)gr
2. KLuantitas (kering) per orang/hari ( 35 – 70 ) gr ( 50 – 70 ) gr
Perkiraan komposisi
1. Kadar air (% ) ( 66 – 80 ) ( 93 – 96 )
2. Kadar zat Padat ( 20 – 34 ) ( 4–7)
Perkiraan komposisi zat Padat.
2. Kadar zat Organik (%) ( 88 – 97 ) ( 65 – 85 )
3. Nitrogen (%) (5–7) ( 15 - 19 )
4. Phospor (% sebagai P2O5 ) ( 3,0 – 5,4 ) ( 2,5 - 5,0 )
5. Potassium (%< sebagai K2O5 ) ( 1,0 – 2,5 ) ( 3,0 – 4,5 )
6. Karbon (%) ( 44 – 55) ( 11 – 17 )
7. Kalsium ( sebagai CaO) 4,5 ( 4,5 – 6 )

Air Buangan non kakus disebut Grey Water mengkontribusikan senyawa-senyawa


kimia dengan variasi yang luas seperti : detergen , sabun, lemak dan minyak dengan

2
Bahan Kuliah PBPAB- Elly Yuliani -2020.

beraneka ragan pestisida,segala sesuatu yang masuk kedalam bak cuci sisa sayuran,
teh, tanah dari pencucian sayuran, susu, kopi dan masih banyak lagi.
Jumlah senyawa di dalam air buangan sangat banyak, sehingga meskipin
memungkinkan untuk dianalisa dan diukur, perincian dari semua bahan tersebut tidak
akan banyak artinya. Dengan alasan inilah para ahli Teknik Lingkungan menggunakan
parameter khusus untuk mencirikan (mengkarakterisasikan ) air buangan. Komposisi
dari air buangan secara umum dapat dilihat pada gambar berikut :

Air Buangan
(Sewage)

Air =99,9% Zat Padat (solid)= 0,1 %

Z.Organik= 70% Z.Anorganik = 30%

Protein Karbohidrat Lemak Pasir Garam2 Logam


65% 25% 10% variatif

Gambar 1 : Komposisi Air Buangan

1.2. Karakteristik Air Buangan

Karakteristik air buangan sangat penting dalam perencanaan, pengolahan, operasi


maupun pembuangan air buangan. Dalam perencanaan instalasi pengolahan air
buangan, perlu diketahui hasil analisis karakteristik air limbah di laboratorium untuk
menentukan jenis dan teknologi pengolahan yang sesuai.

Kinerja IPAL biasanya ditentukan dengan cara menghitung efisiensi pengolahan dari
ratio kualitas air limbah terolah (efluen) terhadap air limbah masuk (influen). Untuk
mengetahui kadar senyawa yang terkandung di dalam air limbah perlu dilakukan

3
Bahan Kuliah PBPAB- Elly Yuliani -2020.

pengujian kualitas air secara laboratorium. Selain kualitas atau kadar pencemar di air
limbah juga perlu diketahui kuantitas (debit) air limbah.

Air buangan biasanya diolah dengan mensuplai oksigen sehingga bakter pengurai
dapat memakan zat organic yang terdapat di dalam air buangan tersebut. Karena
kecukupan makan dan oksigen maka bakteri akan berkembang biak dengan cepat.

Persamaan umum penguraian air buangan oleh bakteri adalah sebagai berikut :

Air Buangan + oksigen (O2) Air Limbah terolah + CO2 + bakteri baru.

Sifat-sifat air buangan domestic yang sangat komplek mempersulit analisa nya di
laboratorium, karenanya secara komparatif lebih mudah mengukur jumlah oksigen yang
digunakan oleh bakteri ketika menguraikan atau mengoksidasi air buangan
tersebut .Dengan demikian konsentrasi material-material organic dalam air buangan itu
dinyatakan dalam parameter jumlah oksigen yang diperlukan untuk oksidasinya.

Sehingga bila misalnya 0,5 gram oksigen dikonsumsi dalam oksidasi setiap 1 L air
buangan maka dikatakan bahwa Kebutuhan oksigen untuk mengoksidasi air buangan
tersebut adalah sebesar 500 mg/L, dengan kebutuhan oksigen itiu , dimaksudkan
bahwa konsentrasi material organic dalam 1 L air buangan tersebut adalah setara
dengan oksidasinya yang membutuhkan 500 mg atau 0,5 gr oksigen.

Secara mendasar, terdapat 3 cara untuk menyatakan kebutuhan oksigen untuk


mengoksadasi zat organic dalam air Buangan yaitu :

1. Theoritical Oxygen Demand ( Th O D ) atau Kebutuhan oksigen teoritis.

ThOD adalah jumlah teoritis oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat
organic dalam air buangan secara sempurna menjadi Carbon di Oksida, dan air.
Sehingga dari persamaan oksidasi total zat organic, misalnya glokosa , dapat
dihitung bahwa ThOD dari 300 mg/L larutan glukosa adalah = 192/180 x 300
mg/L = 321 mg/L.

C6H12O6 + 6 O2 6 CO2 + 6 H 2O
Glukosa Oksigen Karbondioksida Air

4
Bahan Kuliah PBPAB- Elly Yuliani -2020.

2. Chemical Oxygen Demand (COD) = Kebutuhan oxygen kimiawi.

COD diperoleh dengan cara mengoksidasikan air buangan dengan suatu larutan
asam dichromat yang sedang mendidih. Proses ini dapat mengoksidasikan
ham,pir seluruh senyawa organic menjadi karbondioksida dan air, dalam
keadaan 95% sempurna. Keuntungan pengukuran COD adalah dapat dilakukan
dengan sangat cepat yaitu sekitar 3 jam saja. Tetapi pengukuran ini mempunyai
kelemahan yaitu tidak memberikan informasi berapa bagian dari zat organic
dalam air buangan tsb yang dapat dioksidasi oleh bakteri atau berapa kecepatan
oksidasi biologi (oleh bakteri) tersebut dapat berlangsung.

3. Biochemical Oksigen Demand (BOD)= Kebutuihan Oksigen Biokimia).

Parameter ini menunjukkan jumlah oksigen yang diperlukan untuk oksidasi air
buangan oleh bakteri. Karena itu BOD merupakan ukuran konsentrasi material
organic dalam air buangan tersebut yang dapat dioksidasi oleh bakteri.

Pengukuran BOD biasanya berlangsung cukup lama yaitu sekitar 20 hari agar
seluruh zat organic selesai dioksidasi oleh bakteri.,

Cara pengukuran BOD :

1) Ambil contoh air buangan sebanyai 1 L, ukur besarnya DO ,(oksigen


terlarut) yang terdapat dalam air.

2) Simpan air buangan di tempat gelap dan sejuk (20° C ¿ selama 20 hari

3) Setelah 20 hari, ukur kembali DO air buangan tersebut.

4) Banyaknya oksigen yang digunakan untuk mengoksidasi zat organic = DO


awal – DO akhir.

Selama 20 hari tersebut seluruh zat organic yang dapat terurai secara biologi
(Biodegradable) sudah selesai diuraikan. Hasil pengukuran yang diperoleh
dengan cara itu disebut BOD Ultimate atau BOD u.atau BOD20

Tetapi karena lamanya waktu pengukuran BOD U ini maka digunakan


pengukuran yang lebih cepat , yaitu BOD 5 , BOD5 adalah pengukuran BOD yang

5
Bahan Kuliah PBPAB- Elly Yuliani -2020.

dilakukan setelah 5 hari dieramkan (dari yang seharusnya 20 hari pada


percobaan di atas), diperkirakan dalam waktu 5 hari pertama, 70% dari zat
organic telah selesau diuraikan atau dioksidasi.

Dari uraian diatas tampak hubungan dari ketiga parameter tsb adalah sbb :

ThOD > COD > BOD > BOD5

Tidak terdapat hubungan matematis antara berbagai cara pengukuran tersebut,,


tapi dari hasil percobaan secara berulang-ulang, diperoleh hasil bahwa ratio
pendekatan dari parameter tersebut adalah :

BOD5/COD = 0,5

BODu/BOD5 = 1,5

Parameter kualitas air limbah dapat digolongkan dalam tiga kelompok :

1. Parameter kimia, yaitu :


 pH
 DO,
 logam-logam (kation), meliputi Fe, Mn, Zn, Cd, Cr, Pb dan lain-lain
 anion meliputi phosphat, klorida, nitrat, nitrit dan parameter organik
meliputi, BOD, COD
2. Parameter fisika, yaitu; suhu, warna, padatan tersuspensi (TSS), padatan
terlarut (TDS), padatan total (TS).
3. Parameter biologi, misal bakteri coli tinja dan total coli.

6
Bahan Kuliah PBPAB- Elly Yuliani -2020.

Gambar 2
Bagan Karakteristik Air Limbah Domestik

Secara umum , kuantitas air buangan adqalah (60 -80) % dari air minum atau air bersih
yang dikonsumsi. Air buangan ini terdiri dari ;

 Black Water, yaitu air buangn yang mengandung kadar organic tinggi seperti
Kakus.banyanya sekitar 20% dari keseluruhan air buangan.
 Grey water , adal;ah air buangan yang tidak mengandung kadar zat organic
tinggi atau limbah non kakus.Banyaknya grey Water sekitar 80% darei
keseluruhan air buangan.

Karakteristik air limbah rumah tangga non kakus berdasarkan hasil penelitian
Puslitbang Permukiman, Kementruan PUPR dapat dilihat pad table 1.1.

Tabel 1.1
Karakteristik Air Limbah Non Kakus (Grey Water) di Indonesia

No. Parameter Satuan Konsentrasi


1. pH - 8,5
2. Temperatur oC 24
3. Amonium mg/L 10
4. Nitrat mg/L 0
5. Nitrit mg/L 0.005
6. Sulfat mg/L 150
7. Fosfat mg/L 6,7
8. CO2 mg/L 44
9. HCO3 mg/L 107
10. DO mg/L 4,01
11. BOD5 mg/L 189
12. COD mg/L 317
13. Klorida mg/L 47
14. Zat Organik mg/L KMnO4 554
15. Detergen mg/L MBAS 2,7
16. Minyak mg/L < 0,05
Sumber : Laboratorium TL-ITB, 1994

7
Bahan Kuliah PBPAB- Elly Yuliani -2020.

Air Buangan non kakus, didominasi oleh kandungan sabun/ditergen , zat organic dan
senyawa-senyawa hasil penguraian zat organic seperti Nitrat dan Nitrit. Saat ini air
buangan non kakus , seringkali dibuang ke saluran drainase yang berbentuk saluran
terbuka yang mengakibatkan saluran tersebut menjadi bau, berbusa dan berwarna
hitam yang disebabkan masih tingginya kadar zat organic pada air buangan non kakus
ini.

Air buangan yang berasal dari kakus/ black water, kadar zat organiknya lebih tinggi,
berasal dari tinja. Karena itu harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu untuk
menetralkan zat organic, sebelum air buangan ini dibuang ke sungai atau saluran
Selama zat organic masih dapat diuraikan maka kemungkinan timbulnya bau sangan
besar.

Karakterikstik air limbah rumah tangga dari WC/kakus (Black Water ) seperti terlihat
pada tabel berikut :

Tabel 1.2
Karakteristik Air Limbah Kakus (Black Water) di Indonesia

No. Parameter Satuan Konsentrasi


1. pH - 6,5 - 7,0
2. Temperatur oC 37
3. Amonium mg/L 25
4. Nitrat mg/L 0
5. Nitrit mg/L 0
6. Sulfat mg/L 20
7. Fosfat mg/L 30
8. CO2 mg/L -
9. HCO3 mg/L 120
10. BOD5 mg/L 220
11. COD mg/L 610
12. Klorida mg/L 45
13. Total Coli MPN 3 x 105
Sumber : Laboratorium TL-ITB, 1994

Tinggi rendahnya mutu air limbah disuatu tempat dipengaruhi oleh karakteristik air
limbah secara fisik, kimia maupun biologi dengan parameter seperti berikut :

 Fisik : temperatur, kekeruhan, warna, dan bau

 Kimia : pH, organik (karbohidrat, protein, lemak, fenol), anorganik (zat mineral
yang mengurangi O2, zat beracun dan logam berat).

8
Bahan Kuliah PBPAB- Elly Yuliani -2020.

 Biologi : terdiri dari golongan mikroorganisma yang terdapat dalam air (golongan
koli)

Karakteristik fisik, kimia dan biologi terdapat hubungan yang saling bergantung dan
saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh, temperatur air limbah
berhubungan langsung dengan keaktifan mikroorganisme, sehingga air limbah dapat
membusuk dan bau, contoh lainnya adalah adanya hubungan tak langsung antara
mikroorganisme dengan karakteristik kimia.

Untuk mengukur sampai berapa jauh tingkat pengotor air, maka dapat digunakan
beberapa parameter antara lain : BOD (Biochemical Oxigen Demand), COD (Chemical
Oxigen Demand), SS (Suspended Solid), bakteri koli, dan golongan amoniak.

Parameter-parameter ini dipakai pula untuk mengukur kemampuan pengolahan air


limbah. Berdasarkan kekuatannya, air limbah digolongkan dalam 3 (tiga) jenis yaitu :
kuat, sedang dan lemah. Jenis kekuatan tersebut biasanya dinyatakan dengan tingkat
BOD yaitu:

 Kuat, bila nilai BOD > 300 mg/L

 Sedang, bila nilai BOD 100 -300 mg/L

 lemah, bila nilai BOD < 100 mg/L

1.3. Komposisi Air Limbah.

Air limbah domestik atau air buangan dari toilet, terdiri dari unsur 99,9 % berupa cairan
dan padatan 0,1 %. Dari unsur padatan terkandung 70% zat organik, berupa protein
65%, karbohidrat 25% dan lemak 10%. Sedangkan kandungan zat anorganik 30%,
berupa unsur butiran pasir, garam dan metal. ( lihat Gambar 1)

Melihat kandungan air limbah tersebut, maka produk sisa dari aktivitas manusia ini
berpotensi besar terhadap terjadinya penyebaran penyakit dan kesakitan pada
manusia, bila air limbah itu tidak dikelola dengan baik. Di sinilah perlunya dilakukan
proses pengolahan air limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air atau
lingkungan lainnya.

9
Bahan Kuliah PBPAB- Elly Yuliani -2020.

1.3.1. Parameter Air Limbah.

COD atau Chemical Oxygen Demand adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk
mengurai seluruh bahan organik yang terkandung dalam air (Boyd, 1990) sedangkan
BOD atau Biochemical Oxygen Demand adalah suatu karakteristik yang menunjukkan
jumlah oksigen terlarut yang diperlukan oleh mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk
mengurai atau mendekomposisi bahan organik dalam kondisi aerobik (Umaly dan
Cuvin, 1988; Metcalf & Eddy, 1991).

Selain BOD dan COD, terdapat parameter pH dan TSS (total suspended solids) yang
juga berperan penting dalam baku mutu limbah. Dari nilai pH akan dapat diketahui
apakah telah terjadi perubahan sifat asam-basa perairan dari nilai pH alaminya, bila
nilainya lebih tinggi lebih dari satu unit di atas normal berarti perairan menjadi terlalu
basa, sebaliknya bila terjadi penurunan maka perairan menjadi terlalu asam. Bila ini
terjadi selain mengganggu biota atau ekosistem perairan, juga akan mengurangi nilai
guna air. Demikian juga TSS, bila nilainya meningkat cukup signifikan, perairan akan
tampak keruh dan terkesan kotor sehingga tentu saja mengurangi daya guna airnya.
Selain parameter penting di atas, masih ada beberapa parameter air limbah lain yang
dipakai sebagai penentu baku mutu air limbah, seperti kandungan Nitrit – Nitrat,
Amonia, Khlorida, Sulfat, bahkan beberapa unsur logam seperti Cadmium, Timbal,
Tembaga dan Besi, dijadikan parameter baku mutu air limbah. Beberapa senyawa
seperti deterjen (MBAS) dan lemak / minyak, juga digunakan sebagai ukuran dalam
penentu pencemaran air. Baku Mutu Air Limbah

Baku Mutu Air adalah ukuran batas atau kadar makluk hidup, zat, energi, atau
komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang
keberadaannya di dalam air. Baku mutu air limbah domestik berlaku bagi usaha
dan/atau kegiatan permukiman (real estate), rumah makan (restauran), perkantoran,
perniagaan dan apartemen mengacu kepada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No.112/2003, tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik.

10
Bahan Kuliah PBPAB- Elly Yuliani -2020.

Tabel 1.3

Baku Mutu Air Limbah Domestik

No Parameter Satuan Kadar Maksimum

1. pH - 6–9

2. BOD mg/l 100

3. TSS mg/l 100

Minyak dan
4. mg/l 10
Lemak
(Sumber : Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.112/2003)

11

Anda mungkin juga menyukai