Gambar B : Buat garis netral pada ke tiga sisi segi tiga. Yaitu AC (grs netral P1-P3),
DC (grs netral P1-P2) , dan BE (grs netral P2-P3)
Q D R
P1
B C P2
P3
S E T
Sekarang terbentuk 3 poligon yang luas masing2nya mewakili pos pengamat yang
dikelilinginya . Yaitu :
Polygon ABCDQ yang curah hujannya dipengaruhi oleh P1, luasnya 0,15 x QRST
Polygon DCBETR yang curah hujannya dipengaruhi oleh P2, luasnya 0,50 x QRST
Polygon ABES yang curah hujannya dipengaruhi oleh P3, luasnya 0,35 x QRST.
Contoh :
Suatu daerah perencanaan mempunyai luas 99,10 km 2 , dipasang di dalam dan
disekitar nya 4 pos Pengamatan Hujan .Hasil pengukuran hujan pada saat yang sama
menunjukan curah hujan pada masing2 pos sebagai berikut.
Curah Hujan pada P1 = 148,50 mm/hari , P2= 167,20 mm/hari, P3= 186,10 mm/hari,
P4= 172,40 mm/hari.
135 mm
145 mm
P1= 148,58 mm/hari
155 mm
165 mm
P2 = 167,25 mm/hari P3 = 172,40 mm/hari
175 mm
185 mm
P4 = 186,10 mm/hari
195 mm
Caranya :
Ketiga metoda diatas digunakan untuk merata-ratakan curah hujan, bila dalam daerah
yang direncanakan terdapat lebih dari satu Pos Pengamat.
DAERAH GENANGAN
NO PARAMETER
A NILAI B NILAI C NILAI
I GENANGAN
1. Tinggi genangan 0,75m 0,20m 0,40m
2. Luas genangan 1,2 Ha 3 Ha 6 Ha.
3. Lama genangan 5 jam 2 jam 2 jam
4. Frekwensi genangan 10x/tahun. 6x/tahun 4 x/tahun
II KERUGIAN
EKONOMI.
1. Daerah yang Perumahan Pertokoan Daerah
tergenang dan pasar industri
kurang padat
III GANGGUAN Tidak ada Daerah kantor
SOSIAL DAN fasilitas social perkantoran Kelurahan
FASILITAS dan dan sekolah dan 2 bh
PEMERINTAH pemerintah Masjid.
IV. KERUGIAN DAN Jaringan Jaringan Jaringan
GANGGUAN transportasi Transportasi Transportasi
TRANSPORTASI terbatas Padat Padat
V KERUGIAN PADA Perumahan Perumahan Perumahan
DAERAH kurang padat Padat padat
PERUMAHAN
VI KERUGIAN HAK 40% >80% >80%
MILIK PRIBADI
TOTAL NILAI A= B= C=
1. Jenis Drainase
a. Menurut Sejarah Terbentuknya
1) Drainase Alamiah ( Natural Drainase )
Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-
bangunan penunjang seperti bangunan pelimpah, pasangan batu/beton,
gorong-gorong dan lain-lain. Saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang
bergerak karena grafitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang
permanen seperti sungai.
2) Drainase Buatan ( Arficial Drainage )
Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga
memerlukan bangunan – bangunan khusus seperti selokan pasangan
batu/beton, gorong-gorong, pipa-pipa dan sebagainya.
b. Menurut Letak Bangunan
1) Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage)
Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi
mengalirkan air limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan
analisa open chanel flow.
2) Drainase Bawah Permukaan Tanah ( Subsurface Drainage )
Saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air limpasan permukaan
melalui media dibawah permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-
alasan tertentu. Alasan itu antara lain Tuntutan artistik, tuntutan fungsi
permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan
tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, taman dan lain-lain.
c. Menurut Fungsi
1) Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air
buangan, misalnya air hujan saja atau jenis air buangan yang lainnya
seperti limbah domestik, air limbah industri dan lain – lain.
2) Multi Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan beberapa jenis
air buangan baik secara bercampur maupun bergantian.
d. Menurut Konstruksi
1) Saluran Terbuka. Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan
yang terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun
untuk drainase air non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan/
mengganggu lingkungan.
2) Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk
aliran kotor (air yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk
saluran yang terletak di kota/permukiman.
1. Siku
Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari pada
sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada di tengah kota.
Gambar 2. Pola Jaringan Drainase Siku
2. Pararel
Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang
(sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi
perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.
4. Alamiah
Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar