Anda di halaman 1dari 12

ALAT PENAKAR HUJAN

Untuk mengukur curah hujan, ada dua jenis alat yang bisa dipakai, yaitu alat
pencatat hujan dan alat penakar hujan. Alat pencatat hujan meliputi : 1. Penakar
hujan biasa 2. Penakar hujan rata tanah 3. Penakar hujan inggris dan 4. Interim
reference precipitation gange. Sedangkan alat pencatat hujan meliputi: 1. Pencatat
jungkit 2. Pencatat pelampung. Adapun frekuensi pengukuran bisa dilakukan
dengan 1. Sekali dalam satu hari 2. Sekali dalam seminggu atau sebulan, hal ini
dilakukan dengan alat pencatat otomatis.

ANALISIS HUJAN RATA – RATA DAERAH


Hujan rata – rata daerah pengaliran bisa digambarkan sebagai berikut : terdapat
Daerah Aliran Sungai (DAS) dengan 10 stasiun hujan :

Untuk menentukan besarnya curah hujan daerah, ada 3 cara yang umum dipakai,
yaitu :
1. Cara rata – rata hitung
2. Cara poligon thiessen
3. Cara isohyet

1. Cara rata – rata Hitung


𝑛
𝑑1 + 𝑑2 + 𝑑3 + ⋯ + 𝑑𝑛 𝑑𝑛
𝑑= = ∑
𝑛 𝑛
𝑖=1

Dengan :
d = tinggi curah hujan rata – rata daerah (DAS) (mm)
d1, d2,...,dn = tinggi curah hujan pada pos penakar 1,2,..,n (mm)
n = banyak nya pos penakar
2. Cara Poligon Thiessen

𝐴1𝑑1 + 𝐴2𝑑2 + ⋯ + 𝐴𝑛𝑑𝑛


𝑑=
𝐴1 + 𝐴2 + ⋯ + 𝐴𝑛
Dengan :
A = luas daerah (DAS) satuan : km2
D = tinggi curah hujan rata – rata daerah (DAS) satuan : mm
d1,d2,....,dn = tinggi curah hujan di pos 1,2,3,...n, satuan : mm
A1,A2,A3,...,An = luas daerah pengaruh pos 1,2,3,...,n satuan : km2
Contoh kasus cara rata – rata hitung dan cara poligon thiessen
Stasiun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah
Hujan
Pembagian 13,4 22,5 24,6 30,6 20,8 19,6 18,0 8,5 15,0 5,4 178,4
Luas Ai
(km2)
Rasio luas 0,07 0,13 0,17 0,12 0,11 0,10 0,10 0,05 0,08 0,03 1,00
/ bobot Wi
Curah 156 164 174 168 178 197 185 180 188 212 -
Hujan Ri
(mm)
Wi*Ri 10,9 21,3 24,4 28,6 21,4 21,7 18,5 9,0 15,0 6,4 177,2

Diketahui suatu DAS mempunyai 10 stasiun hujan yang tersebar secara merata
seperti pada tabel diatas :
Dengan cara thiessen di dapatkan harga curah hujan daerah sebesar 177,2 mm
sedangkan menurut cara rata – rata aljabar didapat curah hujan daerah sebesar
180,2 mm. Karena stasiun hujan diketahui tersebar merata, maka cara rata – rata
aljabar memberikan hasil lebih akurat.

3. Cara Isohyet

𝑑0+𝑑1 𝑑1+𝑑2 𝑑𝑛+𝑑𝑛+1


𝐴1 + 𝐴2 + … + 𝐴𝑛
2 2 2
𝑑=
𝐴1 + 𝐴2 + ⋯ + 𝐴𝑛

Dengan :
A1 + A2 + ... + An= luas daerah (DAS) satuan : km2
d = tinggi curah hujan rata – rata daerah (DAS) satuan : mm
d0,d1,d2,...,dn = curah hujan pada isohyet 0,1,2,...,n
A1,A2,...,A3 = luas bagian areal yang dibatasi oleh isohyet –
isohyet, satuan : km2
Langkah – langkah pembuatan garis isohyet
Seperti yang telah disebutkan diatas, isohyet merupakan garis yang
menghubungkan tempat – tempat yang mempunyai tinggi hujan yang sama. Pada
cara isohyet, daerah diantara 2 garis isohyet dianggap mempunyai tinggi hujan
yang merata yang besarnya merupakan nilai rata – rata antara 2 garis isohyet
tersebut. Sedangkan pembuatan garis isohyet dilakuka dengan langkah – lagkah
sebagai berikut :
1. Lokasi stasiun hujan dan ketinggian huja digambarkan pada peta daerah
yang ditinjau.
2. Dari nilai ketinggian hujan pada stasiun yang berdampingan dibuat
interpolasi dengan pertumbuhan nilai yang ditetapkan.
3. Dibuat kurva yang menghubungkan titik – titik interpolasi yang
mempunyai ketinggian hujan yang sama. Ketelitian bergantung pada
pembuatan garis isohyet da intervalnya.
4. Diukur luas daerah antara 2 isohyet yang berurutan dan kemudian
dikalikan dengan nilai rerata dari nilai ketinggian hujan pada dua garis
isohyet tersebut.
5. Jumlah hitungan pada butir 4untuk semua garis isohyet dibagi dengan luas
daerah yang ditinjau menghasilkan ketinggian hujan rerata daerah tersebut.
Hujan x
Isohyet Luasan antara 2 Rerata 2 isohyet ½
Daerah Luas
(mm) isohyet (An) (dn-1 + dn)
(3) x (4)
(1) (2) (3) (4) (5)
d0 = 15
I d1 = 20 12 17,5 210
II d2 = 25 50 22,5 1125
III d3 = 30 95 27,5 2613
IV d4 = 35 111 32,5 3608
V d5 = 40 140 37,5 5250
VI d6 = 45 170 42,5 2975
Jumlah 500 16826

HUJAN HARIAN DAERAH MAKSIMUM TAHUNAN


Hujan Harian Daerah MaksimumTahunan dipakai untuk menentukan Curah
Hujan Rancangan di suatu DAS. Cara penentuan akan diberikan dalam bentuk
contoh soal sebagai berikut:
Pada suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) terdapat 4 stasiunhujan A, B, C, dan D,
yang akan dipakai untuk menentukan Hujan Harian Daerah MaksimumTahunan
pada tahun 1996. Pada tahun tersebut hujan maksimum di A (bobot luas 60%: p1
= 0,6) terjadi pada tanggal 21 Februari sebesar 200 mm, di B (bobot luas 20%: p2
= 0,2) terjadi pada tanggal 2 Maret sebesar 140 mm, di C (bobot luas 10%: p1 =
0,1) terjadi pada tanggal 16 Februari sebesar 220 mm dan di D (bobot luas 10%:
p1 = 0,1) terjadi pada tanggal 14 Januari sebesar 180 mm. Untuk mencari Hujan
Harian Daerah MaksimumTahunan pada tahun 1996 di DAS tersebut ditabelkan
sbb :
Stasiun A Stasiun B Stasiun C Stasiun D Rmaks
Tanggal
(p, = 0,6) (p2 = 0,2) (p3 = 0,1) (p4 = 0,1) (mm)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
21 Feb 200 120 180 150 177*
2 Mar 100 140 120 140 114
16 Feb 180 110 220 160 168
14 Jan 140 120 150 180 141
Keterangan :
Data hujan yang dicetak tebal adalah hujan maksimum di stasiun ybs, Contohnya:
tahun 1996 terjadi hujan maksimum di stasiun A pada tanggal 21 Februari,
kemudian pada tanggal tersebut dicari data hujan untuk stasiun lain : B, C dan D.
Kolom (6) = Kolom (1) x p1 + Kolom (2) x p2 + Kolom (3) x p3 + Kolom (4) x p4.
Pada kolom (6) hujan terbesar adalah 177 mm. Jadi Hujan Harian daerah
Maksimum Tahun 1996 adalah 177 mm dan terjadi pada tanggal 21 Februari.

MENAMBAH DATA HUJAN YANG HILANG


Untuk keperluan analisis huajn daerah diperlukan data yang lengkap dari masing-
masing stasiun. Sering kali pada suatu daerah (DAS) ada pencatatan data hujan
yang tidak lengkap atau hilang datanya. Jika ini terjadi, maka data hujan yang
hilang tersebut harus dilengkapi lebih dahulu. Hal ini bias dilakukan jika : (1) Di
sekitarnya ada stasiun penakar (minimal 2) yang lengkap datanya : (2) Stasiun
penakar yang datanya hilang diketahui hujan rata-rata tahunannya
Cara:
A• •X stasiun A dan B : lengkap datanya
•B stasiun X : ada data yang hilang
Maka:
n
1 Anx Anx 1 Anx
dx= (dA +dB ) = ∑ di
2 AnA AnB n Ani
i=l

dengan
n = banyak pos penakar hujan di sekitar X
Anx = tinggi hujan rata-rata tahunan di X, satuan: mm
Ani= tinggi hujan rata-rata tahunan di pos-pos penakar hujan yang dipakai
untuk mencari data X yang hilang, satuan: mm
Contohsoal:
Suatu DAS mempunyai luas 80 km2dan mempunyai 4 pos hujan X, A, B dan C.
Ada data hujan di pos X yang tidak tercatat seperti pada table berikut:
Tinggi Hujan (mm) Hujan Tahunan
Pos Hujan
4 Januari 1997 (mm)
X - 2200
A 100 2500
B 120 2700
C 110 2600

Tinggi hujan di pos X tanggal 4 Januari 1997 =


1/3 [(2200/2500)x100 + (2200/2700)x 120 + (2200/2600)x 110 ] = 122,28 mm

LENGKUNG MASSA GANDA


Lengkung massa ganda di maksudkan untuk melakukan uji konsistensi data hujan.
Dari pengujian tersebut dapat diketahui apakah terjadi perubahan lingkungan atau
perubahan cara menakar. Jika hasil uji menyatakan data hujan di suatu stasiun
konsisten berarti pada daerah pengaruh stasiun tersebut tidak terjadi perubahan
lingkungan dan tidak terjadi perubahan cara menakar selama pencatatan data
tersebut dan sebaliknya.
1
∑ { (𝑑𝐴 + 𝑑𝐵 + 𝑑𝐶)}
3

Catatan:
Jika data hujan di stasiun A konsisten, maka:
→grafik berupa garis lurus dengan gradient sudut = tg 450

Cara melakukanujikonsistensi
Misalkan yang akan diuji data hujan di pos Y, maka data hujan tahunan komulatif
di pos Y dibandingkan secara grafis dengan harga komulatif dari rerata hujan
tahuanan dari pos A, B, C dan D dst yang lokaisnya ada di sekitar X. Data hujan
tahuanan di X dan sekitarnya minimal 10 tahun. Kemudian data digambarkan
pada kertas grafik (millimeter) dengan data hujan komulatif pos Y sebagai sumbu
tegak dan komulatif dari rerata hujan tahunanan dari pos di sekitarnya sebagai
sumbu mendatar.
Dari perubahan pola (trend) pasangan data itu dapat disimpulkan sebagai berikut:
(1) Jika pola yang terjadi berupa garis lurus dan tidak terjadi patahan arah garis
itu, maka data hujan pos Y adalah konsisten, sebaliknya
(2) Jikapola yang terjadi berupa garis lurus dan terjadi patahan arah garis itu,
maka data hujan pot tidka konsisten dan harus dilakukan koreksi. Secara rinci bias
digambarkan sebagai berikut:
ContohSoal
Pencatatan hujan di 5 stasiun di suatu DAS seperti pada tabel di bawah ini. Akan
diuji konsistensi data hujan di stasiun A menggunakan Lengkung Massa Ganda.
Hujan Tahunan di Suatu DAS
HujanTahunan (mm) Rerata
St B, KomRerata Kom
Tahun
A B C D E C, D, B, C, D, E A
E
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
2000 1375 1378 1286 1227 1483 1356 1356 1357
1999 2021 1378 1915 1987 1891 1839 3195 3378
1998 1874 1561 1994 1663 1991 1823 5018 5252
1997 2027 1644 1731 1558 1842 1789 6807 7279
1996 1517 2025 1567 1765 1835 1733 8540 8796
1995 1713 1766 1416 1579 1306 1389 9928 10509
1994 1523 1253 1229 1925 1796 1653 11582 12032
1993 1871 1663 1445 1667 1816 1557 13138 13903
1992 1214 1076 1310 1183 1594 1291 14429 15117
1991 1850 1545 1914 1603 1925 1747 16176 16967
1990 2336 1465 2494 2131 2222 2078 18254 19303
1989 950 1453 1469 1805 1262 1497 19751 20253
1988 1183 1597 1300 1386 1656 1485 21236 21436
1987 1341 1680 1618 1931 1681 1728 22963 22777
1986 1123 1235 1640 1541 1583 1500 24463 23900
1985 1314 1495 1228 1828 1590 1535 25998 25214

Keterangan:
Kolom (1) s/d (6) diketahui
Kolom (7): reratakolom (3) s/d (6)
Kolom (8): komulatif kolom (7)
Kolom (9): komulatif kolom (2)
Tahapan yang dilakukan untuk uji konsistensi
1. Data hujan tahuanan disusun mulai tahun terbaru (acuan pada pencatatan
data terbaru)
2. Menghitung hujan reratas tasiun B, C, D, E (kolom 7)
3. Menghitung nilai komulatif rerata stasiun B, C, D, E (kolom 8)
4. Menghitung nilai komulatif rerata stasiun A (kolom 9)
5. Menggambar grafik hubungan antara kolom 8 dan kolom 9 (seperti
Gambar diatas: Gambar Lengkung Massa Ganda)
6. Pada grafik di atas terlihat garis patah mulai tahun 1990, sehingga data
mulai tahun 1990 kedepan perlu di perbaiki
7. Gradien garis mulai tahun 2000 s/d 1991 (garis acuan)
= (16967 – 1357)/ 16176 – 1356) = 1,053
8. Gradien garis mulai 1990 s/d 1985 (garis yang patah)
= (25214 – 19303)/ (25998 – 18254) = 0,763
9. Perbandingan gradient garis acuan dan garis patah = 1,053 / 0,768 = 1,35
10. Data sebelum tahun 1991 (mulai tahun 1990 ke depan) dikoreksi: dengan
dikalikan factor koreksi 1,35

SOAL LATIHAN
1. Diketahui suatu DAS seperti ditunjukkan pada gambar dibawah,
mempunyai 4 stasiun hujan. Dalam gambar tersebut 3 stasiun beradadalam
DAS sedang satu stasiun diluar DAS. Tinggi hujan di stasiun A, B, C, dan
D berturut-turut adalah 40 mm, 30 mm, 10 mm, 20 mm. Hitung hujan
rerata!
2. Diketahui DAS da stasiun hujan seperti pada Gambar DAS soal no. 1. Jika
luas DAS 400 km2, hitunglah curah hujan rerata menggunakan Metode
Thiessen!

Anda mungkin juga menyukai