Anda di halaman 1dari 39

Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

SOAL 4
CURAH HUJAN HARIAN MAKSIMUM RERATA WILAYAH
4.1 Latar Belakang
Dalam perencanaan tata air perlu dilakukan penghitungan curah hujan harian
maksimum terutama di wilayah yang rawan bencana alam. Juga penting untuk mengendalikan
kualitas stasiun hujan di suatu wilayah dengan menghitung curah hujan maksimumnya.
Menghitung curah hujan harian maksimum rerata wilayah merupakan salah satu cara untuk
mengevaluasi potensi banjir di suatu wilayah. Curah hujan harian maksimum adalah jumlah
curah hujan tertinggi yang terjadi dalam satu hari di wilayah tersebut, sementara rerata
wilayah adalah nilai rata-rata curah hujan di seluruh wilayah dalam periode waktu tertentu.
Dengan menghitung curah hujan harian maksimum rerata wilayah, dapat diketahui
berapa banyak curah hujan tertinggi yang mungkin terjadi dalam satu hari di wilayah tersebut
dan seberapa sering kejadian ini terjadi dalam jangka waktu yang ditentukan. Hal ini dapat
membantu dalam merencanakan sistem pengelolaan air dan infrastruktur untuk mengurangi
risiko banjir yang dapat terjadi akibat hujan yang sangat deras.
Selain itu, menghitung curah hujan harian maksimum rerata wilayah juga dapat
membantu dalam memprediksi kejadian cuaca ekstrem di masa depan. Dalam konteks
perubahan iklim, kejadian cuaca ekstrem seperti banjir dapat menjadi lebih sering terjadi atau
lebih intens. Oleh karena itu, memahami curah hujan harian maksimum rerata wilayah dapat
membantu dalam meningkatkan kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana di masa
depan.
4.2 Landasan Teori
4.2.1 Presipitasi
Presipitasi adalah proses turunnya air hujan, salju, atau hujan es dari atmosfer
ke permukaan bumi. Proses ini terjadi ketika uap air di atmosfer mengalami pendinginan dan
berubah menjadi tetesan air atau kristal es yang cukup besar untuk jatuh ke bumi. Presipitasi
adalah salah satu siklus air yang penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan
memenuhi kebutuhan air manusia dan hewan.
Presipitasi dapat terjadi dalam beberapa bentuk, termasuk hujan, salju, hujan es, kabut,
embun beku, dan hujan kabut. Bentuk presipitasi yang terjadi tergantung pada suhu dan
kondisi atmosfer pada saat itu. Presipitasi dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk suhu,
tekanan, dan kelembaban di atmosfer. Suhu adalah faktor utama yang mempengaruhi bentuk
presipitasi, dengan suhu yang lebih rendah menyebabkan pembentukan kristal es dan salju.
Kelembaban juga merupakan faktor penting, karena uap air yang lebih banyak dapat
menghasilkan presipitasi yang lebih banyak.
Presipitasi dapat memiliki dampak yang signifikan pada ekosistem, termasuk
kekeringan dan banjir. Di beberapa daerah, presipitasi yang berlebihan dapat menyebabkan
banjir, sementara di daerah lain, kurangnya presipitasi dapat menyebabkan kekeringan dan
krisis air. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang proses presipitasi sangat penting

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

dalam pengelolaan sumber daya air dan perlindungan lingkungan secara keseluruhan
Menurut Soemarto (1987), ada lima unsur yang harus ditinjau dalam data hujan,
yaitu :
1. Intensitas (i), laju hujan yang merupakan tinggi air persatuan waktu, seperti;
mm/menit, mm/jam, mm/hari.
2. Lama waktu (t), durasi curah hujan dalam menit atau jam.
3. Tinggi hujan (d), banyaknya hujan yang dinyatakan dalam ketebalan air di atas
permukaan datar, dalam mm.
4. Frekuensi, merupakan frekuensi kejadian yang biasanya dinyatakan dengan kala ulang
(Tr), misalnya sekali dalam T tahun.
5. Luas, merupakan luas geografis curah hujan.
4.2.2 Pengukuran Curah Hujan
Pengukur curah hujan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah hujan yang jatuh
pada suatu wilayah dalam periode waktu tertentu. Alat ini biasanya digunakan oleh
meteorolog atau peneliti untuk memantau kondisi cuaca di suatu wilayah. Menurut Soemarto
(1987), Dalam praktek pengukuran curah hujan, terdapat dua jenis alat yang memiliki fungsi
berbeda, yaitu: alat pencatat hujan dan alat penakar hujan. Sampai saat ini di Indonesia alat
pengukur hujan yang digunakan yaitu alat pengukur hujan manual dan alat pengukur hujan
otomatis. Namun untuk efisiensi waktu dan tenaga, alat pengukur hujan otomatis sering
digunakan.
4.2.3 Curah Hujan Maksimum dan Hujan Rata-Rata Daerah
Sesuai dengan kebutuhannya, pengumpulan dan pengolahan data hujan diharapkan
dapat menyajikan data hujan yang akurat dan berkelanjutan sesuai dengan kondisi lapangan
dan tersusun dalam sistem database, sehingga nantinya data tersebut menyediakan
data/informasi hidrologi yang tepat
Terkait dengan pentingnya data rata rata curah hujan daerah dan curah hujan
maksmimum di suatu wilayah, ada 3 metode yang dapat digunakan dalam menentukan kedua
hal tersebut, yaitu :
1. Metode Rata – rata Aritmatik
Metode rata-rata aritmatik dapat digunakan dalam perhitungan curah hujan untuk
menghitung rata-rata curah hujan dalam suatu wilayah dalam periode tertentu. Metode ini
merupakan metode perhitungan yang paling sederhana, karena cara perhitungannya dilakukan
di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan lalu dijumlahkan dan kemudian dibagi
jumlah stasiun. Stasiun hujan yang digunakan dalam hitungan adalah yang berada dalam
DAS, tetapi stasiun di luar DAS tangkapan yang masih berdekatan juga bisa diperhitungkan.
Metode ini cukup memiliki hasil yang baik apabila stasiun hujannya tersebar secara merata
dan hujannya tidak terlalu bervariasi.

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Gambar 4.1 Rerata Aritmatik


Sumber : PPT pertemuan ke 5,6,7 (Presipitasi)

Rumus :

p1 + p2 + p 3+ ⋯+ p n
p=
n

Keterangan :
p = Hujan rerata di suatu DAS (mm)
p1 , p2 = Hujan pada tanggal kejadian yang sama di setiap stasiun
hujan (mm)
n = Jumlah Stasiun
2. Metode Poligon Thiessen
Metode poligon Thiessen adalah salah satu teknik dalam analisis spasial yang
digunakan untuk mengetahui curah hujan. Teknik ini juga dikenal dengan nama Voronoi
polygon atau Thiessen polygon.
Pada dasarnya, metode poligon Thiessen membagi suatu wilayah menjadi beberapa segmen
atau poligon yang berbeda-beda, dengan memperhitungkan jarak antara stasiun pemantau
hujan yang ada. Setiap poligon tersebut merepresentasikan area pengaruh dari stasiun
pemantau hujan terdekat. Oleh karena itu, poligon tersebut akan memiliki karakteristik curah
hujan yang berbeda-beda, tergantung pada lokasi stasiun pemantau hujan yang ada.

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Gambar 4.2 Poligon Thiessen


Sumber : http://eprints.undip.ac.id/34625/5/2072_chapter_II.pdf

Rumus :

A1 . P1 + A 2 . P2+ A 3 . P3 +⋯ + A n . Pn
P=
A 1+ A 2+ A 3 +⋯+ A n

Keterangan :
P = Hujan rerata di suatu DAS (mm)
P 1 , … , Pn = Curah hujan pada tanggal kejadian yang sama di
setiap stasiun hujan (mm)
A1 , … , A n = Luas daerah pengaruh stasiun hujan yang dibatasi tiap
poligon (mm)
3. Metode Isohyet
Metode isohyet adalah teknik dalam analisis curah hujan yang
digunakan untuk memetakan distribusi curah hujan di suatu wilayah. Metode ini didasarkan
pada pemetaan garis isohyet, yaitu garis-garis yang menghubungkan titik-titik yang memiliki
curah hujan yang sama. Isohyet digunakan untuk memvisualisasikan pola distribusi curah
hujan di suatu wilayah dengan mudah. Metode Isohyet merupakan cara paling teliti untuk
menghitung kedalaman hujan rata-rata di suatu daerah. Pada metode ini stasiun hujan harus
banyak dan tersebar merata. Metode
Isohyet membutuhkan pekerjaan yang lebih banyak dibanding dua metode lainnya.

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Gambar 4.3 Isohyet


Sumber : www.wikipedia.com
Rumus :

I 1 + I2 I 2+ I 3 I n + I n+1
A1 + A2 + ⋯+ A n
2 2 2
P=
A 1 + A 2 + A3 +⋯ + A n

Keterangan :
P = Hujan rerata di suatu DAS (mm)
A1 , A2 = Luasan dari titik 1, 2
I1 , I2 = Garis Isohyet ke 1, 2

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

4.3 Data Yang Tersedia


Tabel 4.1 Data Curah Hujan

Data Curah Hujan Setelah dicari yang hilang


Stasiun Hujan
No. Tahun
A B C D
1 2006 382,9 402,8 294,1 293,0
2 2007 372,9 292,9 383,8 283,0
3 2008 314,9 322,6 313,2 372,9
4 2009 272,6 396,4 353,0 392,4
5 2010 272,5 314,3 283,4 312,3
6 2011 232,5 377,5 322,6 271,8
7 2012 161,5 263,2 312,8 291,9
8 2013 382,1 383,9 212,6 269,1
9 2014 281,8 291,6 362,6 321,3
10 2015 231,0 321,2 242,3 230,8
11 2016 420,7 271,2 322,4 370,6
12 2017 320,5 360,7 312,1 260,8
13 2018 300,3 378,0 321,2 200,2
14 2019 320,7 210,0 227,0 360,0
15 2020 319,3 288,6 304,8 322,8

Untuk menghitung hujan maksimum daerah dan hujan rata – rata daerah selain
data hujan pada setiap stasiun pengukur atau pencatat hujan yang didapat dari hasil
pengerjaan soal 3, di perlukan juga peta topografi dengan letak stasiun hujan yang telah
ditentukan yakni :

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Gambar 4.4 Peta Topografi DAS dan Letak Stasiun

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

4.4 Analisa Data dan Pembahasan


4.4.1 Metode Rata – rata aritmatik
Tabel 4.2 Perhitungan Hujan Rata-Rata Daerah Dengan Metode Rata-Rata Hitung Aritmatik

Stasiun Hujan Jumlah Rerata


No. Tahun
A B C D (mm) (mm)
1 2006 382,9 402,8 294,1 293,0 1372,8 343,20
2 2007 372,9 292,9 383,8 283,0 1332,6 333,15
3 2008 314,9 322,6 313,2 372,9 1323,6 330,90
4 2009 272,6 396,4 353,0 392,4 1414,4 353,60
5 2010 272,5 314,3 283,4 312,3 1182,5 295,63
6 2011 232,5 377,5 322,6 271,8 1204,4 301,10
7 2012 161,5 263,2 312,8 291,9 1029,4 257,35
8 2013 382,1 383,9 212,6 269,1 1247,7 311,93
9 2014 281,8 291,6 362,6 321,3 1257,3 314,33
10 2015 231,0 321,2 242,3 230,8 1025,3 256,33
11 2016 420,7 271,2 322,4 370,6 1384,9 346,23
12 2017 320,5 360,7 312,1 260,8 1254,1 313,53
13 2018 300,3 378,0 321,2 200,2 1199,7 299,9
14 2019 320,7 210,0 227,0 360,0 1117,7 279,4
15 2020 319,3 288,6 304,8 322,8 1235,5 308,9
Contoh Perhitungan :
Perhitungan Rerata Hujan pada tahun 2006
p 1 + p2 + p3 + p4
p =
4

p = Tinggi Hujan
No. Tahun
382,9+402,8+294,1+293 Maksimum (mm)
4 1 2006 343,20
2 2007 333,15
p = 343,20 mm
3 2008 330,90
4 2009 353,60
5 2010 295,63
Tabel 4.3 Data Curah Hujan 6 2011 301,10 Maksimum
Tahunan Dengan Metode 7 Lanjutan2012
Tabel 4.3 257,35 Rata-Rata
Aritmatik 8 2013 311,93
9 2014 314,33
10 2015 256,33
11 2016 346,23
(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15) 12 2017 313,53
13 2018 299,9
14 2019 279,4
15 2020 308,9
Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Dari data tinggi hujan maksimum yang telah didapat dari metode rata – rata aritmatik
diatas, maka terdapat grafik dibawah ini :

Grafik Ketebalan Hujan Metode Rata - rata Aritmatik


400.00

350.00

300.00
Tinggi Hujan Maksimum (mm)

250.00

200.00

150.00

100.00

50.00

0.00
2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020 2022
Tahun

Berdasarkan grafik dan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa curah hujan maksimum
berada pada tahun 2009 yaitu sebesar 353,60 mm.

4.4.2 Metode Poligon Thiessen


Dibawah ini merupakan hasil ploting pembagian area DAS dengan
menggunakan metode Poligon Thiessen

Gambar 4.5 Plottingon Poligon Thiessen

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Tabel 4.4 Perhitungan Koefisien Thiessen

Stasiun Luas Skala Luas


Kr
Hujan (cm²)   (km²)
A 4,02 0,04 0,16 0,05
B 29,35 0,04 1,17 0,35
C 17,44 0,04 0,70 0,21
D 31,89 0,04 1,28 0,39
Jumlah 82,69   3,3 1,00

Contoh Perhitungan :
Perhitungan Kr pada Stasiun Hujan A

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Luas A
Kr =
Total Luas
0,16
Kr =
3,3
K r = 0,05

Tabel 4.5 Perhitungan Hujan Rata-Rata Daerah Metode Poligon Thiessen

No. Tahun PA.KA PB.KB PC.KC PD.KD Pmax


(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
1 2006 18,62 142,95 62,03 112,98 336,57
2 2007 18,13 103,94 80,95 109,12 312,14
3 2008 15,31 114,48 66,06 143,79 339,64
4 2009 13,26 140,67 74,45 151,31 379,68
5 2010 13,25 111,54 59,77 120,42 304,98
6 2011 11,31 133,97 68,04 104,80 318,11
7 2012 7,85 93,40 65,97 112,55 279,78
8 2013 18,58 136,24 44,84 103,76 303,42
9 2014 13,70 103,48 76,47 123,89 317,55
10 2015 11,23 113,99 51,10 88,99 265,32
11 2016 20,46 96,24 68,00 142,90 327,60
12 2017 15,58 128,00 65,82 100,56 309,97
13 2018 14,60 134,14 67,74 77,20 293,68
14 2019 15,59 74,52 47,88 138,81 276,81
15 2020 15,53 102,42 64,28 124,47 306,70

Tabel 4.6 Data Curah Hujan Maksimum Tahunan Metode Poligon Thiessen

Tinggi Hujan
No Tahun
Maksimal (mm)
1 2006 336,57
2 2007 312,14
3 2008 339,64
4 2009 379,68
5 2010 304,98
6 2011 318,11
7 2012 279,78
8 2013 303,42
9 2014 317,55
10 2015 265,32
11 2016 327,60
12 2017 309,97

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023
Lanjutan Tabel 4.6

13 2018 293,68
14 2019 276,81
15 2020 306,70

Contoh Perhitungan :
Perhitungan Hujan Tinggi Maksimum tahun 2006
 Stasiun A
P StA =P A . K A
¿ 382,9∗0,05
¿ 18,62
 P max ¿ P A . K A + P B . K B+ P C . K C + P D . K D
¿ 336,57 mm

Dari tabel data curah hujan maksimum tahunan dengan metode Poligon Thiessen deperoleh
grafik dibawah ini :

Gambar 4.6 Grafik Curah Hujan Maksimum Tahunan Metode Poligon Thiessen
Tinggi Hujan
400.00

350.00

300.00
Tinggi Hujan Maksimal (mm)

250.00

200.00

150.00

100.00

50.00

0.00
2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020 2022
Tahun

Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat disimpulkan bahwa curah hujan maksimum berada
pada tahun 2009 yaitu sebesar 379,68 mm

4.4.3 Metode Isohyet

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Tabel 4.7 Jarak antar stasiun hujan

Jarak Antar DAS (cm)

A-B 11,492
B-C 16,633
C-D 11,524
A-D 22,155
A-C 16,167
B-D 15,545

1. Tahun 2006
Gambar 4.6 Isohyet 2006

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Contoh Perhitungan :

 Interpolasi

Data Curah HujanTahun 2006


Stasiun Stasiun Stasiun Stasiun
A B C D
382,9 402,8 294,1 293,0

Ruas Garis BC :
P B−P X 0− X
=
PB −PC 0−Garis BC
402,8−300 0−X
=
402,8−294,1 0−11,492

X = 15,730 (Garis B ke C)

Tabel 4.8 Tabel Perhitungan Tahun 2006

TAHUN 2006
Daerah Isohye Rerata Dua Luasan Antara Dua Volume
Luas Daerah
(mm) t Isohyet Isohyet Hujan
300
I 33.298 315 307.5 1.332 409.565
II 11.435 330 322.5 0.457 147.512
III 16.403 345 337.5 0.656 221.441
IV 20.677 360 352.5 0.827 291.543
v 35.867 375 555 1.435 796.241
Jumlah 4.707 1866.301
Curah Hujan Rata-
   
Rata 396.480  

Contoh Perhitungan :

Ptotal
P=
Atotal
1812,999
¿
4,587
¿ 395,275 mm

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

2. Tahun 2007

Contoh Perhitungan :

 Interpolasi

Data Curah Hujan Tahun 2007


A B C D
372,9 292,9 383,8 283,0

Ruas Garis AB :
P A−P X 0−X
=
P A −PB 0−Garis AB
372,9−340 0− X
=
372,9−292,9 0−11,492

X = 4,7262 (Garis A ke B)

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Jadi, garis yang ditarik dari titik A ke B sepanjang 4,7262 cm untuk memperoleh rentang
hujan 340 mm.

Tabel 4.9 Tabel Perhitungan Tahun 2007

TAHUN 2007
Daerah Isohye Rerata Dua Luasan Antara Dua Volume
Luas Daerah
(mm) t Isohyet Isohyet Hujan
320
I 30.338 340 330 1.214 400.460
II 26.962 360 350 1.078 377.462
III 60.380 380 370 2.415 893.625
Jumlah 4.707 1671.548
Curah Hujan Rata-
   
Rata 355.106  

Contoh Perhitungan :

Ptotal
P=
Atotal
1666,295
¿
4,692
¿ 355,130 mm

3. Tahun 2008

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Contoh Perhitungan :

 Interpolasi

Data Curah Hujan Tahun 2008


A B C D
314,9 322,6 313,2 372,9

Ruas Garis CD :
PC −P X 0− X
=
P C −P D 0−GarisCD
313,2−335 0− X
=
313,2−372,9 0−11,524

X = 4,208 (Garis C ke D)
Jadi, garis yang ditarik dari titik C ke D sepanjang 4,208 cm untuk memperoleh rentang
hujan 335 mm.

Tabel 4.10 Tabel Perhitungan Tahun 2008

TAHUN 2008

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Daerah Luas Rerata Dua Luasan Antara Dua Volume


Isohyet
(mm) Daerah Isohyet Isohyet Hujan
320
I 68.964 335 327.5 2.759 903.426
II 33.077 350 342.5 1.323 453.158
III 14.203 365 357.5 0.568 203.106
IV 1.436 380 372.5 0.057 21.392
Jumlah 4.707 1581.081
Curah Hujan Rata-Rata 335.886  

Contoh Perhitungan :

Ptotal
P=
Atotal
1612,685
¿
4,711
¿ 342,309 mm

4. Tahun 2009

Contoh Perhitungan :

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

 Interpolasi
Data Curah Hujan Tahun 2009
A B C D
272,6 396,4 353,0 392,4

Ruas Garis AB :
P A−P X 0−X
=
P A −PB 0−Garis AB
272,6−330 0−X
=
272,6−396,4 0−11,492

X = 5,328 (Garis A ke B)
Jadi, garis yang ditarik dari titik A ke B sepanjang 5,328 cm untuk memperoleh rentang
hujan 330 mm.

Tabel 4.11 Tabel Perhitungan Tahun 2009

TAHUN 2009
Daerah Luas Rerata Dua Luasan Antara Dua Volume
Isohyet
(mm) Daerah Isohyet Isohyet Hujan
310
I 17.424 330 320 0.697 223.025
II 37.678 350 340 1.507 512.424
III 30.095 370 360 1.204 433.372
IV 32.482 390 380 1.299 493.729
Jumlah 4.707 1662.550
Curah Hujan Rata-Rata 353.194  

Contoh Perhitungan :

Ptotal
P=
Atotal
1636,967
¿
4,634
¿ 353,265 mm

5. Tahun 2010

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Contoh Perhitungan :

 Interpolasi

Data Curah Hujan Tahun 2010


A B C D
272,5 314,3 283,4 312,3

Ruas Garis AB :
P A−P X 0−X
=
P A −PB 0−Garis AB
272,5−300 0− X
=
272,5−314,3 0−11,492

X = 7,561 (Garis A ke B)
Jadi, garis yang ditarik dari titik A ke B sepanjang 7,561 cm untuk memperoleh rentang
hujan 300 mm.

Tabel 4.12 Tabel Perhitungan Tahun 2010

TAHUN 2010

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Daerah Luas Isohye Rerata Dua Luasan Antara Dua Volume


(mm) Daerah t Isohyet Isohyet Hujan
290.0
I 46.7791 300.0 295 1.871 551.993
II 47.7703 310.0 305 1.911 582.798
III 23.1301 320 315 0.925 291.439
Jumlah 4.707 1426.230
Curah Hujan Rata-Rata 302.990  

Contoh Perhitungan :

Ptotal
P=
Atotal
1422,847
¿
4,696
¿ 302,990 mm

6. Tahun 2011

Contoh Perhitungan :

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

 Interpolasi

Data Curah Hujan Tahun 2011


A B C D
232,5 377,5 322,6 271,8

Ruas Garis AB :
P A−P X 0−X
=
P A −PB 0−Garis AB
232,5−310 0− X
=
232,5−377,5 0−11,492

X = 6,142 (Garis A ke B)
Jadi, garis yang ditarik dari titik A ke B sepanjang 6,142 cm untuk memperoleh rentang
hujan 310 mm.

Tabel 4.13 Tabel Perhitungan Tahun 2011

TAHUN 2011
Daerah Luas Isohye Rerata Dua Luasan Antara Dua Volume
(mm) Daerah t Isohyet Isohyet Hujan
270.0
I 69.316 310.0 290 2.773 804.062
II 42.819 350.0 330 1.713 565.211
III 5.530 390 370 0.221 81.844
Jumlah 4.707 1451.117
Curah Hujan Rata-Rata 308.316  

Contoh Perhitungan :

Ptotal
P=
Atotal
1444,255
¿
4,684
¿ 308,346 mm
7. Tahun 2012

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Contoh Perhitungan :

 Interpolasi

Data Curah HujanTahun 2012


A B C D
161,
5 263,2 312,8 291,9

Ruas Garis AB :
P A−P X 0−X
=
P A −PB 0−Garis AB
161,5−200 0−X
=
161,5−263,2 0−11,492

X = 4,35 (Garis A ke B)
Jadi, garis yang ditarik dari titik A ke B sepanjang 4,35 cm untuk memperoleh rentang hujan
200 mm.

Tabel 4.14 Tabel Perhitungan Tahun 2012

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

TAHUN 2012
Daerah Luas Isohye Rerata Dua Luasan Antara Dua Volume
(mm) Daerah t Isohyet Isohyet Hujan
180
I 8.690 200 190 0.348 66.045
II 29.268 220 210 1.171 245.852
III 37.078 240 230 1.483 341.117
IV 22.323 260 250 0.893 223.230
V 20.313 280 270 0.813 219.380
Jumlah 4.707 1095.624
Curah Hujan Rata-Rata 232.771  

Contoh Perhitungan :

Ptotal
P=
Atotal
1087,035
¿
4,667
¿ 232,896 mm

8. Tahun 2013

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Contoh Perhitungan :

 Interpolasi

Data Curah HujanTahun 2013


A B C D
382,1 383,9 212,6 269,1

Ruas Garis BC :
P B−P X 0− X
=
PB −PC 0−Garis BC
383,9−250 0−X
=
383,9−212,6 0−16,633

X = 13 (Garis B ke C)
Jadi, garis yang ditarik dari titik B ke C sepanjang 13 cm untuk memperoleh rentang hujan
250 mm.

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Tabel 4.15 Tabel Perhitungan Tahun 2013

TAHUN 2013
Daerah Luas Isohye Rerata Dua Luasan Antara Dua Volume
(mm) Daerah t Isohyet Isohyet Hujan
210.0
I 52.133 250.0 230 2.085 479.624
II 19.882 290.0 270 0.795 214.725
III 13.752 330.0 310 0.550 170.522
IV 11.298 370.0 350 0.452 158.165
V 20.615 410.0 390 0.825 321.599
Jumlah 4.707 1344.634
Curah Hujan Rata-Rata 285.656  

Contoh Perhitungan :

Ptotal
P=
Atotal
1333,080
¿
4,660
¿ 286,060 mm
9. Tahun 2014

Contoh Perhitungan :

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

 Interpolasi

Data Curah Hujan Tahun 2014


A B C D
281,8 291,6 362,6 321,3

Ruas Garis BC :
P B−P X 0− X
=
PB −PC 0−Garis BC
291,6−310 0−X
=
291,6−326,6 0−16,633

X = 4,310 (Garis B ke C)
Jadi, garis yang ditarik dari titik B ke C sepanjang 4,310 cm untuk memperoleh rentang hujan
310 mm.

Tabel 4.16 Tabel Perhitungan Tahun 2014

TAHUN 2014
Daerah Luas Isohye Rerata Dua Luasan Antara Dua Volume
(mm) Daerah t Isohyet Isohyet Hujan
290.0
I 14.044 310.0 300 0.562 168.524
II 42.737 330.0 320 1.709 547.037
III 28.775 350.0 340 1.151 391.335
IV 32.124 370 360 1.285 462.586
Jumlah 4.707 1569.482
Curah Hujan Rata-Rata 333.423  

Contoh Perhitungan :

Ptotal
P=
Atotal
1543,909
¿
4,631
¿ 333,402 mm

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

10. Tahun 2015

Contoh Perhitungan :

 Interpolasi

Data Curah Hujan Tahun 2015


A B C D
231,0 321,2 242,3 230,8

Ruas Garis BC :
P B−P X 0− X
=
PB −PC 0−Garis BC
321,2−280 0− X
=
321,2−242,3 0−16,633

X = 8,685 (Garis B ke C)
Jadi, garis yang ditarik dari titik B ke C sepanjang 8,685 cm untuk memperoleh rentang hujan
280 mm.
Tabel 4.17 Tabel Perhitungan Tahun 2015

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

TAHUN 2015
Daerah Luas Isohye Rerata Dua Luasan Antara Dua Volume
(mm) Daerah t Isohyet Isohyet Hujan
250.0
I 53.004 280.0 265 2.120 561.843
II 49.933 310.0 295 1.997 589.213
III 14.742 340 325 0.590 191.647
Jumlah 4.707 1342.704
Curah Hujan Rata-Rata 285.246  

Contoh Perhitungan :

Ptotal
P=
Atotal
1313,056
¿
4,600
¿ 285,463 mm

11. Tahun 2016

Contoh Perhitungan :

 Interpolasi

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Data Curah Hujan Tahun 2016


A B C D
420,7 271,2 322,4 370,6

Ruas Garis AB :
P A−P X 0−X
=
P A −PB 0−Garis AB
420,7−300 0−X
=
420,7−271,2 0−11,492

X = 9,278 (Garis A ke B)
Jadi, garis yang ditarik dari titik A ke B sepanjang 9,278 cm untuk memperoleh rentang
hujan 300 mm.

Tabel 4.18 Tabel Perhitungan Tahun 2016

TAHUN 2016
Daerah Luas Rerata Dua Luasan Antara Dua Volume
Isohyet
(mm) Daerah Isohyet Isohyet Hujan
270.0
I 2.966 300.0 285 0.119 33.815
330.00
II
17.874 0 315 0.715 225.217
360.00
III
15.309 0 345 0.612 211.260
IV 81.530 390 375 3.261 1222.953
Jumlah 4.707 1693.245
Curah Hujan Rata-Rata 359.715  

Contoh Perhitungan :

Ptotal
P=
Atotal
1687,301
¿
4,688
¿ 359,936 mm

12. Tahun 2017

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Contoh Perhitungan :

 Interpolasi

Data Curah Hujan Tahun 2017


A B C D
320,5 360,7 312,1 260,8

Ruas Garis BC :
P B−P X 0− X
=
PB −PC 0−Garis BC
360,7 – 320 0− X
=
360,7−312,1 0−16,633

X = 13,929 (Garis B ke C)
Jadi, garis yang ditarik dari titik B ke C sepanjang 13,929 cm untuk memperoleh rentang
hujan 320 mm.

Tabel 4.19 Tabel Perhitungan Tahun 2017

TAHUN 2017

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Daerah Luas Rerata Dua Luasan Antara Dua Volume


Isohyet
(mm) Daerah Isohyet Isohyet Hujan
300.0
330.00
I
57.310 0 315 2.292 722.102
360.00
II
23.801 0 345 0.952 328.457
III 36.564 390 375 1.463 548.460
Jumlah 4.707 1599.019
Curah Hujan Rata-Rata 339.711  

Contoh Perhitungan :

Ptotal
P=
Atotal
1576,723
¿
4,638
¿ 339,941 mm

13. Tahun 2018

Contoh Perhitungan :

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

 Interpolasi

Data Curah Hujan Tahun 2018


a b c d
300,3 378,0 321,2 200,2

Ruas Garis CD :
PC −P X 0− X
=
P C −P D 0−Garis CD
321,2−220 0− X
=
321,2−200,2 0−11,524

X = 9,639 (Garis C ke D)
Jadi, garis yang ditarik dari titik C ke D sepanjang 9,639 cm untuk memperoleh rentang
hujan 220 mm.

Tabel 4.20 Tabel Perhitungan Tahun 2018

TAHUN 2018
Daerah Luas Isohye Rerata Dua Luasan Antara Dua Volume
(mm) Daerah t Isohyet Isohyet Hujan
190.0
I 7.002 220.0 205 0.280 57.417
II 30.778 250.0 235 1.231 289.315
III 79.902 280.0 265 3.196 846.965
Jumlah 4.707 1193.698
Curah Hujan Rata-Rata 253.584  

Contoh Perhitungan :

Ptotal
P=
Atotal
1114,450
¿
4,408
¿ 252,809 mm

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

14. Tahun 2019

Contoh Perhitungan :

 Interpolasi

Data Curah Hujan Tahun 2019


A B C D
320,7 210,0 227,0 360,0

Ruas Garis CD :
PC −P X 0− X
=
P C −P D 0−Garis CD
227−240 0−X
=
227−360 0−11,524

X = 1,126 (Garis C ke D)
Jadi, garis yang ditarik dari titik C ke D sepanjang 1,126 cm untuk memperoleh rentang
hujan 240 mm.

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Tabel 4.21 Tabel Perhitungan Tahun 2019

TAHUN 2019
Daerah Luas Isohye Rerata Dua Luasan Antara Dua Volume
(mm) Daerah t Isohyet Isohyet Hujan
190.0
I 9.470 220.0 205 0.379 77.657
II 28.774 250.0 235 1.151 270.479
III 79.435 280.0 265 3.177 842.009
Jumlah 4.707 1190.146
Curah Hujan Rata-Rata 252.836  

Contoh Perhitungan :

Ptotal
P=
Atotal
1190,146
¿
4,707
¿ 252,836 mm

15. Tahun 2020

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Contoh Perhitungan :

 Interpolasi

Data Curah Hujan Tahun 2020


A B C D
319,3 288,6 304,8 322,8

Ruas Garis AB :
P A−P X 0−X
=
P A −PB 0−Garis AB
319,3−290 0− X
=
319,3−288,6 0−11,492

X = 10,968 (Garis A ke B)
Jadi, garis yang ditarik dari titik A ke B sepanjang 10,968 cm untuk memperoleh rentang
hujan 290 mm.

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Tabel 4.22 Tabel Perhitungan Tahun 2020

TAHUN 2020
Daerah Luas Isohye Rerata Dua Luasan Antara Dua Volume
(mm) Daerah t Isohyet Isohyet Hujan
280.0
I 18.637 290.0 285 0.745 212.465
II 18.772 300.0 295 0.751 221.513
III 80.270 310 305 3.211 979.292
Jumlah 4.707 1413.270
Curah Hujan Rata-Rata 300.237  

Contoh Perhitungan :

Ptotal
P=
Atotal
1349,869
¿
4,499
¿ 300,031 mm

Tabel 4.23 Tinggi Hujan Daerah Tahunan Isohyet

Tinggi Hujan
No. Tahun
(mm)
1 2006 395,3
2 2007 355,1
3 2008 342,3
4 2009 353,3
5 2010 303,0
6 2011 308,3
7 2012 232,9
8 2013 286,1
9 2014 333,4
10 2015 285,5
11 2016 359,9
12 2017 339,9
13 2018 252,8
14 2019 252,8
15 2020 300,0

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

Gambar 4.7 Grafik Curah Hujan Maksimum Tahunan Metode Isohyet

Metode Isohyet
450.0
400.0
350.0
300.0
Tinggi Hujan (mm)

250.0
200.0
150.0
100.0
50.0
0.0
2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020 2022
Tahun

Tabel 4.24 Perbandingan 3 Metode Mencari Tinggi Hujan Daerah Tahunan


Tahun Perbandingan Metode
  Aritmatic Thiessen Isohyet
2006 343,20 336,57 395,3
2007 333,15 312,14 355,1
2008 330,90 339,64 342,3
2009 353,60 379,68 353,3
2010 295,63 304,98 303,0
2011 301,10 318,11 308,3
2012 257,35 279,78 232,9
2013 311,93 303,42 286,1
2014 314,33 317,55 333,4
2015 256,33 265,32 285,5
2016 346,23 327,60 359,9
2017 313,53 309,97 339,9
2018 299,9 293,68 252,8
2019 279,4 276,81 252,8
2020 308,9 306,70 300,0

Gambar 4.8 Diagram Batang Tinggi Hujan Rerata Daerah Metode Aritmatik, Thiessen, dan
Isohyet

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)


Tugas Besar Hidrologi Teknik Dasar – Semester Genap 2022-2023

450.00

400.00

350.00

300.00
Tinggi Hujan (mm)

250.00

200.00

150.00

100.00

50.00

0.00
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Tahun

Aritmatic Thiessen Isohyet

4.5 Kesimpulan

Bedasarkan perhitungan curah hujan maksimal rata-rata daerah dengan metode Aritmatik,
Poligon Thiessen, dan Isohyet, didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Data curah hujan maksimal rata-rata daerah dengan metode Aritmatik adalah sebesar
353,60 mm berada pada tahun 2009.
2. Data curah hujan maksimal rata-rata daerah dengan metode Poligon Thiessen adalah
sebesar 379,68 mm berada pada tahun 2009.
3. Data curah hujan maksimal rata-rata daerah dengan metode Isohiet adalah sebesar
395,3 mm berada pada tahun 2006.
Selain itu, jika dilihat dari tabel rekapitulasi perhitungan curah hujan rata-rata dan
maksimum daerah menggunakan Metode Rata-rata Aritmatik, Metode Poligon Thiessen,
dan Metode Isohyet, didapat hasil yang berbeda

(E) SHABILA AZKA FIRDAUSI (15)

Anda mungkin juga menyukai