Tujuan instruksional umum pada modul analisis curah hujan ini adalah memberikan
pembekalan bagaimana melakukan analisis curah hujan untuk mendukung analisis hidrologi
pada khususnya dan analisis sumber daya air pada umumnya.
Tujuan Instruksional Khusus pada modul analisis curah hujan ini adalah memberikan
pembelajaran dan bekal pengetahuan kepada peserta pelatihan untuk melakukan analisis
curah hujan seperti analisis rata-rata curah hujan, pengisian data yang kosong, analisis
intensitas hujan, dan analisis hujan rencana.
Setelah selesainya pelatihan ini peserta akan mampu untuk melakukan setiap analisis curah
hujan yang diperlukan untuk analisis hidrologi dan Sumber Daya Air.
I-1
Modul Pelatihan Analisis Curah Hujan
I-2
Modul Pelatihan Analisis Curah Hujan
Metode perhitungan / pendekatan yang lazim digunakan untuk mendapatkan hubungan antara
intensitas hujan, frekuensi, dan waktu curah hujan adalah metode empiris dari Bell dan analisis
frekuensi dari E.J. Gumbel, dijelaskan sebagai berikut :
Metode Bell digunakan untuk menentukan tingkat curah hujan dengan berbagai waktu
curah hujan dari 5 sampai 120 menit, dan kala ulang dari 2 sampai 100 tahun, apabila
diketahui besar curah hujan dengan waktu curah hujan 60 menit dan kala ulang 10
tahun
Metode Gumbel dapat digunakan untuk analisis statistik curah hujan maupun debit.
P 1 P 2 .. Pn
P = ........................................................................................... (3.1)
n
dengan pengertian :
P adalah tinggi hujan rata-rata (mm)
P1,…,Pn adalah tinggi hujan pada setiap pos hujan yang diamati (mm)
n adalah banyaknya pos hujan
2) Metode Thiessen ditentukan dengan cara membuat polygon antar pos hujan pada suatu
wilayah DAS kemudian tinggi hujan rata-rata daerah dihitung dari jumlah perkalian antara
tiap-tiap luas polygon dan tinggi hujannya dibagi dengan luas seluruh DAS ; metode ini
cocok untuk menentukan tinggi hujan rata-rata, apabila pos hujannya tidak merata,
digunakan rumus :
A1 P1 + A2 P2 + …. + An Pn
P = , , ........................................................................ (3.2)
A total
dengan pengertian :
P adalah tinggi hujan rata-rata (mm)
P1…Pn adalah tinggi hujan pada setiap pos (mm)
A1…An adalah luas yang dibatasi garis polygan ( Km2 )
I-3
Modul Pelatihan Analisis Curah Hujan
3) Metode isohiet ditentukan dengan cara menggunakan peta garis kontur tinggi hujan suatu
daerah dan tinggi hujan rata-rata DAS dihitung dari jumlah perkalian tinggi hujan rata-rata
diantara garis isohiet dengan luas antara kedua garis isohiet tersebut, dibagi luas seluruh
DAS ; metode ini cocok untuk daerah pegunungan dan yang berbukit-bukit, digunakan
rumus :
dengan pengertian :
P adalah tinggi hujan rata-rata (mm)
P2….. P2 adalah tinggi hujan yang sama pada setiap garis isohiet (mm)
A1…. An adalah luas yang dibatasi garis isohiet ( km 2 )
A2 adalah luas total DAS ( A1 + A2 + …. An ) ( km2 )
Pengisian kekosongan data hujan tersebut dilakukan dengan metode pendekatan sbb:
Stasiun hujan kadang-kadang tidak dapat bekerja dengan baik, sehingga data curah hujan
kurang lengkap. Pengisian kekosongan data hujan tersebut dilakukan dengan metode
pendekatan sebagai berikut :
1) menentukan hujan rata-rata pada stasiun terdekat dengan stasiun hujan yang tidak
mempunyai data;
2) factor bobot didasarkan pada suatu nilai ratio hujan tahunan; ditentukan dengan rumus :
I-4
Modul Pelatihan Analisis Curah Hujan
1 A nx A nx A nx A nx
Px Pa Pb Pc .......... ........ P n .................................. (3.4)
n A na A nb A nc A nn
dengan pengertian :
Px adalah tinggi hujan pada stasiun yang datanya tidak lengkap (mm)
Pa,b,c adalah tinggi hujan dari stasiun di a, b, dan c (mm)
Anx adalah tinggi hujan tahunan dari stasiun hujan yang datanya tidak lengkap (mm)
Ana,b,c adalah tinggi hujan tahunan dari stasiun di a, b dan c (mm)
3) melakukan analisisi regresi pada stasiun hujan terdekat.
4) Melakukan transposing data dari karakteristik data yang ada (Mulyantari, 2002)
Metoda analisis probabilitas frekuensi hujan rencana terlihat pada Gambar 3.5
I-5
Modul Pelatihan Analisis Curah Hujan
Perhitungan dan tahapan grafis dan analitis untuk perhitungan hujan rencana sama
dengan perhitungan banjir rencana. Tahapan perhitungan akan dijelaskan secara rinci
dalam perhitungan Banjir Rencana.
a. Rumus Mononobe :
2
R 24 24 3
I=
..................................................................................................... (3.5)
24 t
dengan pengertian :
I adalah intensitas hujan (mm/jam)
t adalah waktu curah hujan (jam)
R 24 adalah curah hujan maksimum dalam 24 jam (mm)
Rumus Talbot :
a
I= .................................................................................................................... (3.6)
t b
I-6
Modul Pelatihan Analisis Curah Hujan
I .t I 2 I 2 .t I
a= ............................................................................................ (3.7)
N I I I
2
I I .t N I .t 2
b= ............................................................................................... (3.8)
N I I I 2
b. Rumus Sherman :
a
I= n
...................................................................................................................... (3.9)
t
dengan penjelasan :
a=
I I
t I
2 2
t I ....................................................................................... (3.13)
N I I I
2
I I t N I 2
t ....................................................................................... (3.14)
b=
N I I I
2
dengan pengertian :
I adalah Intensitas Hujan (mm / Jam )
t adalah Waktu curah hujan ( menit )
a,b,n adalah Konstanta dan N adalah Jumlah data
Hasil perhitungan deras curah hujan dengan rumus Talbot, Sherman dan Ishiguro dapat
dilihat pada Gambar 3.6.
350.0
300.0
250.0 Talbot
200.0
150.0 Sherma
100.0 n
50.0
0.0
0 200 400 600 800
Waktu (menit)
I-7
Modul Pelatihan Analisis Curah Hujan
Metode ini untuk mendapatkan intensitas hujan, antara lain metode ARRO, dijelaskan sebagai
berikut :
1) Waktu curah hujan 12 jam dan 72 jam, dan kala ulang hingga 50 tahun, dihitung dengan
rumus :
24
24
72
72
12 24 72
I2 = 3,04 ( I2 ) – 3.12 ( I2 ) ; ............................................................................ (3.19)
12 24 72
I50 = 3,04 ( I50 ) – 3.12 ( I2 ) ; .......................................................................... (3.20)
dengan pengertian :
A adalah rata-rata logaritma Ai ( Ai = deretan data curah hujan maksimum 24 jam
setiap tahun )
B adalah rata-rata logaritma Bi ( Bi = deretan data curah hujan maksimum 72 jam
setiap tahun )
SDA adalah simpangan baku dari logaritma Ai
SDB adalah simpangan baku dari logaritma Bi
Iy adalah intensitas hujan dengan waktu curah hujan t jam dan kala ulang y tahun
dinyatakan dalam mm/jam
1) Intensitas hujan dengan waktu curah hujan 1 – 12 jam dan berdasarkan data curah hujan
12 jam dapat dihitung dengan rumus :
1 . 798
Ct = A ( – 0.143 ) + 1 ............................................................................. (3.22)
t 0 , 576
dengan pengertian :
Rt adalah deras curah hujan untuk durasi hujan t jam ( mm / jam )
R12 adalah Intensitas hujan dengan waktu curah hujan 12 jam, dinyatakan dalam
mm/jam
Ct adalah variable regional yang tergantung pada waktu curah hujan dan lokasi
A adalah konstanta regional berkisar antara 2,1 – 6,0
t adalah waktu curah hujan ( jam )
2) Curah hujan dengan selang waktu 6 sampai dengan 60 menit dihitung dengan rumus :
49 , 586
Km= 0,309 + ......................................................................................... (3.24)
t 11 , 767
dengan pengertian :
m adalah intensitas hujan untuk waktu curah hujan t menit (mm/jam)
60 adalah intensitas hujan untuk waktu curah hujan 60 menit (mm/jam)
Km adalah variabel yang bergantung pada waktu curah hujan
t adalah waktu curah hujan (menit) ;
500.00
2 th
Intensitas (mm)
400.00
5 th
300.00 10 th
200.00 25 th
50 th
100.00
100 th
0.00
0 100 200 300 400 500 600 700 800
Waktu (menit)
Gambar 3.7 Lengkung intensitas hujan frekuensi dan waktu curah hujan
Metode perhitungan pendekatan yang lazim digunakan untuk mendapatkan hubungan antara
intensitas hujan, frekuensi, dan waktu curah hujan (lihat Gambar 5) adalah metode empiris dari
Bell dan analisis frekuensi dari E.J. Gumbel, dijelaskan sebagai berikut :
1) Metode Bell digunakan untuk menentukan tingkat curah hujan dengan berbagai waktu
curah hujan dari 5 sampai 120 menit, dan kala ulang dari 2 sampai 100 tahun, apabila
diketahui besar curah hujan dengan waktu curah hujan 60 menit dan kala ulang 10
tahun, dapat digunakan persamaan berikut :
PT
t
= ( 0.21 ln T + 0.52 ) (0.54 t0.25 – 0.50 ) P1060 ..................................................... (3.25)
dengan pengertian :
P adalah curah hujan (mm)
T adalah kala ulang (tahun)
t adalah waktu curah hujan (menit)
ln T adalah logaritma naturalis dari kala ulang T (tahun)
Metode Gumbel dapat digunakan untuk analisis statistik curah hujan maupun debit.
I-9
Modul Pelatihan Analisis Curah Hujan
Metoda Arithmatik
Metoda Thiessen
Hujan Rata-rata : A1P1 + A2P2 + A3P3 + A4P4 = 84x0.20A + 78x0.32A + 56x0.25A + 39x0.23A = 64.73 mm
A1+A2+A3+A4 A
Metoda Isohyet
84
80
78
39
70
56
40
50
60
I-10
Modul Pelatihan Analisis Curah Hujan
No H u ja n M a k s im u m
x x2 x3
1 288 82944 23887872
2 106 11236 1191016
3 192 36864 7077888
4 309 95481 29503629
5 237 56169 13312053
6 182 33124 6028568
7 217 47089 10218313
8 171 29241 5000211
9 436 190096 82881856
10 135 18225 2460375
11 199 39601 7880599
12 166 27556 4574296
13 218 47524 10360232
14 168 28224 4741632
15 177 31329 5545233
16 157 24649 3869893
17 196 38416 7529536
J u m la h 3554 837768 226063202
R a ta - R a ta 2 0 9 .1 4 9 2 8 0 .5 1 3 2 9 7 8 3 5 .4
m 1 m 2 m 3
2
S .D e v ia s i 7 4 .7 S q r t ( m 2 - m 1 )
3 3
Skew ness 1 .6 0 ( m 3 - 3 m 1 m 2 + 2 m 1 ) /( S .D e v )
Perioda ulang (T) = 100 tahun -------- P = 1/100 = 0.01 dan NP = 1-0.01 = 0.99
Hujan Rencana dengan Perioda Ulang 100 tahun = aw + c = 59.8*5.744 + 115.8 = 459.3 mm
I-11
Modul Pelatihan Analisis Curah Hujan
Jam Kumulatif
1998 2003 2008 Average Kumulatif Distribusi
23 12 5 Hujan
Maret Januari Desember (mm) (%) (mm)
1 20 35 50 35 6.5 7
2 150 135 130 138 25.9 19
3 350 305 220 292 54.5 29
4 460 385 350 398 74.5 20
5 510 445 470 475 88.8 14
6 540 495 520 518 96.9 8
7 550 525 530 535 100.0 3
600
Total Kumulatif Hujan (mm)
500
400
300
200
100
0
1 2 3 4 5 6 7
Dur as i (jam )
35
30
25
Hujan (mm)
20
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7
W a ktu (ja m)
I-13
Modul Pelatihan Analisis Curah Hujan
Kala
12 18 30 60 120 180 360 720 1440 2880 4320
Ulang 6 mnt
mnt mnt mnt mnt mnt mnt mnt mnt mnt mnt mnt
(tahun)
2 59.99 94.21 116.76 147.59 188.44 234.23 272.24 345.51 412.13 485.33 550.28 610.45
5 80.52 128.43 155.84 200.57 267.85 339.36 396.64 499.96 602.09 679.59 743.74 825.83
10 94.10 150.64 180.50 235.56 322.60 420.57 491.64 609.13 746.20 816.41 876.50 971.31
25 111.29 178.19 210.44 279.69 393.93 537.33 626.82 754.27 950.02 998.31 1049.57 1158.39
50 124.12 198.39 231.96 312.53 448.55 635.27 739.08 867.43 1118.34 1140.33 1182.46 1300.22
100 136.99 218.34 252.91 345.39 504.39 743.20 861.76 984.78 1301.38 1287.94 1318.81 1444.26
Ket : dalam satuan mm
Hasil Perhitungan Analisis Frekuensi dengan cara Log Pearson Tipe III yang telah dirubah menjadi
Kala
Ulang 6 mnt 12 mnt 18 mnt 30 mnt 60 mnt 120 mnt 180 mnt 360 mnt 720 mnt 1440 mnt 2880 mnt 4320 mnt
(tahun)
2 599.90 471.05 389.20 295.18 188.44 117.12 90.75 57.59 34.34 20.22 11.46 8.48
5 805.20 642.15 519.47 401.14 267.85 169.68 132.21 83.33 50.17 28.32 15.49 11.47
10 941.00 753.20 601.67 471.12 322.60 210.29 163.88 101.52 62.18 34.02 18.26 13.49
25 1112.90 890.95 701.47 559.38 393.93 268.67 208.94 125.71 79.17 41.60 21.87 16.09
50 1241.20 991.95 773.20 625.06 448.55 317.64 246.36 144.57 93.20 47.51 24.63 18.06
100 1369.90 1091.70 843.03 690.78 504.39 371.60 287.25 164.13 108.45 53.66 27.48 20.06
1 6 599.90 3599.40 359880.01 2159280.06 0.78 2.78 2.16 0.61 2.45 1469.45 881522.39
2 12 471.05 5652.60 221888.10 2662657.23 1.08 2.67 2.88 1.16 3.46 1631.77 768642.93
3 18 389.20 7005.60 151476.64 2726579.52 1.26 2.59 3.25 1.58 4.24 1651.24 642660.96
4 30 295.18 8855.40 87131.23 2613936.97 1.48 2.47 3.65 2.18 5.48 1616.77 477237.41
5 60 188.44 11306.40 35509.63 2130578.02 1.78 2.28 4.05 3.16 7.75 1459.65 275056.44
6 120 117.12 14053.80 13715.92 1645910.79 2.08 2.07 4.30 4.32 10.95 1282.93 150250.41
7 180 90.75 16334.40 8234.96 1482292.35 2.26 1.96 4.42 5.09 13.42 1217.49 110483.55
8 360 57.59 20730.60 3316.03 1193771.60 2.56 1.76 4.50 6.53 18.97 1092.60 62917.29
9 720 34.34 24727.80 1179.52 849255.68 2.86 1.54 4.39 8.16 26.83 921.55 31649.89
10 1440 20.22 29119.80 408.93 588863.02 3.16 1.31 4.12 9.98 37.95 767.37 15517.90
11 2880 11.46 33016.80 131.43 378510.10 3.46 1.06 3.66 11.97 53.67 615.23 7053.12
12 4320 8.48 36627.00 71.88 310541.00 3.64 0.93 3.37 13.22 65.73 557.26 4724.73
SUM 2283.73 211029.60 882944.30 18742176.34 26.37 23.40 44.76 67.96 250.90 14283.31 3427717.03
I .t . ( I ) I .t . I
2 2
a
N . I I . I
2
I-14
Modul Pelatihan Analisis Curah Hujan
a 26677 , 9
I .t . ( I ) I .t . N 2
b
N . I I . I
2
b 47 , 78
a
I2
t b
26677 , 9
I2
t 47 , 78
log a
N . log t
2
log t . log t
23 , 40 . 67 , 96 44 , 76 . 26 , 37
log a
12 . 67 , 96 26 , 37 . 26 , 37
log a 3 , 41
a 2588 ,12
23 , 40 . 26 , 37 44 , 76 . 12
n
12 . 67 , 96 26 , 37 . 26 , 37
n 0 , 67
a
I2 n
t
2588 ,12
I2 0 , 67
t
I-15
Modul Pelatihan Analisis Curah Hujan
I t . ( I ) I2 2
. t . I
a
N. I
2
I . I
a 889 ,12
I t . ( I ) I 2
. t .N
b
N. I
2
I . I
b 1 , 58
a
I2
t b
889 ,12
I2
t ( 1, 58 )
I-16
Modul Pelatihan Analisis Curah Hujan
1200
1000
Intensity (mm/hour)
800
600
400
200
0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000
Duration (minute)
I-17
Modul Pelatihan Analisis Curah Hujan
I-18