Anda di halaman 1dari 3

ACARA 1

JARING PENGUKURAN HUJAN DAN PERBAIKAN DATA HUJAN

1.1 Dasar Teori


Jaring Pengukuran Hujan
Perencanaan jaringan stasiun pengukuran hujan sangat penting di dalam hidrologi karena
jaringan tersebut akan memberikan besarnya (takaran/jumlah) hujan yang jatuh di DAS.
Penentuan jumlah optimum dari stasiun hujan yang perlu dipasang dalam suatu DAS dapat
ditentukan secara statistik. Dasar dari analisis statistik tersebut bahwa sejumlah tertentu dari
stasiun hujan yang diperlukan untuk memberikan hujan rerata dengan persentase kesalahan
tertentu. Apabila kesalahan yang diijinkan lebih besar, maka diperlukan jumlah stasiun hujan
yang lebih kecil, demikian sebaliknya.

Cara menentukan jumlah optimum stasiun hujan:


𝐶 2
𝑁 = ( 𝑣) …………(1.1)
𝐸
100𝜎
𝐶𝑣 = …………...(1.2)
𝑝̅

𝑛 1/2
𝜎=[ {𝑝̅ 2 − (𝑝̅)2 }] ……….(1.1)
𝑛−1
∑𝑝
𝑝̅ = ……….(1.4)
𝑛

N = jumlah stasiun hujan


Cv = koefisien variasi hujan didasarkan pada stasiun hujan yang ada
E = persentase kesalahan yang diijinkan
p = hujan rerata tahunan
𝑝̅ = hujan rerata dari n stasiun
n = jumlah stasiun hujan yang ada
𝜎 = standar deviasi

Perbaikan Data Hujan

Dalam pengukuran hujan sering dialami dua masalah yaitu tidak tercatatnya data hujan (karena
alat rusak atau pengamat tidak mencatat data), serta perubahan kondisi lokasi pencatatan
(pemindahan atau perbaikan stasiun, perubahan prosedur pengukuran, penyebab lain).
Dengan demikian, untuk dapat menggunakan data hujan, maka perlu:
1. Pengisian Data Hilang → Metode Perbandingan Normal dan Metode Resiprok
2. Pengujian Konsistensi Data Hujan → Metode Kurva Massa Ganda

Metode Perbandingan Normal


𝑝𝑥 1 𝑝1 𝑝2 𝑝3 𝑝𝑛
= ( + + + ⋯+ )
𝑁𝑥 𝑛 𝑁1 𝑁2 𝑁3 𝑁𝑛

𝑝𝑥 = hujan yang hilang di stasiun x


𝑝1 , 𝑝2 , 𝑝𝑛 = data hujan di stasiun sekitarnya pada periode yang sama
𝑁𝑥 = hujan tahunan di stasiun X
𝑁1 , 𝑁2 , 𝑁𝑛 = hujan tahunan di stasiun sekitar X
n = jumlah stasiun hujan di sekitar X

Metode Resiprok
𝑝𝑖
∑𝑛𝑖=1
𝐿𝑖
𝑃𝑥 =
1
∑𝑛𝑖=1
(𝐿𝑖 )2

Metode Kurva Massa Ganda


Metode ini membandingkan hujan tahunan kumulatif di stasiun y terhadap stasiun x. Stasiun
referensi biasanya adalah nilai rerata dari beberapa stasiun di dekatnya. Nilai kumulatif tersebut
digambarkan pada sistem koordinat kartesian, dan kurva yang terbentuk diperiksa untuk melihat
perubahan kemiringan (trend). Apabila garis yang terbentuk lurus berarti pencatatan di stasiun y
sudah konsisten, sebaliknya jika kurva patah/berubah, maka pencatatan tidak konsisten dan perlu
diubah. Koreksi dilakukan dengan mengalikan data setelah kurva berubah dengan perbandingan
kemiringan setelah dan sebelum kurva patah.

1.2. Tugas
1. Tentukan jumlah optimum stasiun hujan berdasarkan data hujan yang telah disediakan, jika
kesalahan yang diijinkan adalah 10%!
2. Isilah data hujan (data terlampir) yang kosong dengan menggunakan metode perbandingan
normal dan metode resiprok, lalu bandingkan dan beri analisis!
3. Pengujian konsistensi data hujan dengan menggunakan kurva massa ganda (data terlampir):
a. Buatlah tabel perhitungan rerata kumulatif dari beberapa stasiun stasiun hujan!
b. Gambarlah grafik hubungan antara rerata kumulatif dari beberapa stasiun yang dipilih, dan
tentukan titik patahnya (pada kertas millimeter)!
c. Tentukan perbandingan kemiringan baru dan lama!
d. Buatlah data baru hasil koreksi data!
e. Beri analisis

Anda mungkin juga menyukai