Anda di halaman 1dari 31

Pemrosesan data

presipitasi: karakteristik
ruang dan waktu

Atika Lubis
Hidrometeorologi 2010
Penentuan curah hujan wilayah:
Terdapat beberapa metoda untuk menentukan curah
hujan wilayah

 Rata-rata aritmatikmean
Merupakan metoda yang paling sederhana yang
diperoleh dengan menghitung rata-rata aritmatik dari
semua penakar hujan di suatu wilayah
Kesesuaian metoda ini :
- Sesuai untuk kawasan yang dartar (rata)

- Sesuai untuk DAS-DAS yang jumlah penakarnya


terdistribusi secara merata pada wilayah DAS
Poligon Thiessen
Dalam metoda ini bisektor tegak lurus
digambar melalui garis lurus yang
menghubungkan penakar hujan didekatnya,
sehingga masing2 penakar berada di
tengahnya
Rata-rata presipitasi = hasil kali luas poligon
dan presipitasi / luas total
Poligon dengan tinggi yang dikoreksi
Metoda ini mempertimbangkan letak
ketinggian dan distribusi penakar hujan.
Garis tegak lurus digambar dari garis lurus
yang menghubungkan stasiun hujan dan titik
tengah dari letak ketinggian ( bukan jarak),
kemudian presipitasi rata-rata ditentukan
seperti metoda poligon Thiessen
Kesesuaian metoda :
- Sesuai untuk kawasan dengan jarak penakar
presipitasi yang tidak merata
- Memerlukan stasiun pengamat yang ada di dan
dekat wilayah tersebut
- Penambahan atau pemindahan suatu stasiun
pengamat akan mengubah seluruh jaringan
- Metoda ini tidak memperhitungkan topografi
Metoda isohiet
Metoda ini diperhitungkan dengan bantuan isohiet
yang digambarkan pada wilayah tersebut. Rata-rata
ditentukan dengan
Prata = Pi x w
Pi= presipitasi stasiun dalam isohiet I
w = % bobot luas ( Ai x A x 100%)
 Kesesuaian metoda :
- Merupakan metoda yang paling teliti
- Sangat baik untuk kawasan gunung
- Memerlukan staiun pengatat di dan dekat
wilayah tersebut
- Terutama bermanfaat untuk hujan singkat
Penambahan pencatatan
presipitasi
Penggunaan dan interpretasi merupakan hal
penting bagi para ahli hidrometeorologi,
namun kesulitan yang mungkin timbul karena
jangka pendeknya data yang tersedia (
biasanya data 35 tahun yang bisa diterima
sebagai batas yang baik), data yang hilang,
penyesuaian stasiun pengamat
Kesenjangan pada pencatatan
(Pengisian data kosong)
Kesenjangan Pada Pencatatan Data
Suatu kesenjangan data pada suatu stasiun dapat
diisi (dilengkapi), bila terdapat beberapa stasiun
yang mempunyai data lengkap :
Metoda Nisbah Normal
NA NA NA
P A = 1/3 (------- PB + ----- PC + -----PD )
NB NC ND
Metoda ini dapat digunakan bila curah hujan rata-rata
tahunan pada suatu stasiun berbeda 10% dari
stasiun yang datanya hilang/kosong
 Contoh : presipitasi rata-rata tahunan (N)
stasiun A,B,C dan D adalah 600, 700. 720
dan 750 mm
Untuk tahun 1980 presipitasi tahunan stasiun
B : 690, C: 710 dan D: 725, stasiun A kosong ?

PA = 1/3[(600/700) 690 + (600/720) 710 +


(600/750) 725] = 588 mm
 Metoda Rata-rata Aritmatik
Jika curah hujan rata-rata tahunan pada
stasiun yang berdekatan berbeda 10% dari
stasiun yang datanya kosong

PA = 1/3 (PB + PC+PD)


= 1/3 (690 + 710 + 725) = 708 mm
 Pendugaan Tapak
Besarnya curah hujan rata-rata jangka panjang suatu
stasiun (X) dengan i tahun, akan diduga dengan
pendugaan tapak pada n tahun, dengan catatan n>I
(Px)i (PN)n
(Px)n = ----------------
(PN)I
(Px)n = taksiran curah hujan stasiun tidak lengkap
(Px)i = curah hujan tahunan jangka pendek pada stasiun
tidak lengkap
Untuk 3 stasiun

(P1)n +(P2)n + (P3)n


(PN)n = -------------------------------
3
(PN)n = curah hujan tahunan jangka panjang stasiun yang
lengkap

(P1)n,(P2)n,(P3)n,curah hujan tahunan pada stasiun 1,2,3


yang lengkap

(PN)I = curah hujan tahunan pada stasiun lengkap


i ; jumlah tahun jangka pendek
n ; jumlah tahun jangka panjang
Contoh : data i tahun yang tersedia (tahun 1950 –
1965), dapat didekati dengan pendugaan tapak
untuk n tahun (1930 – 1965), n > I

Data stasiun B, C, D tahunan (1930 – 1965) : 700,


720 dan 750 mm
Data stasiun A tahunan ( 1950 – 1965) : 588 mm
Data stasiun B, C, D (1950 – 1965): 690,710,725
mm
(PN)n = ( 700 + 720 + 750)/3 = 723 mm
(PN)i = (690 + 710+ 725)/3 = 708 mm

(Px)n = (588)x(723)/708 = 600 mm


Data tahunan stasiun A perioda (1930-1965)
adalah 600 mm
 Metoda peta isohiet:
Harga yang hilang dapat diinterpretasikan
dari suatu peta isohiet
Analisa Data Curah Hujan

 Dalam merencanakan suatu kajian hujan perlu


dibahas bagainama menentukan tujuan akhir yang
akan dicapainya
 Analisa data hujan ada beberapa cara;

Analisa Curah Huajn Ekstrem


 kemungkinan terulangnya hujan ekstrem dalam
jangka waktu tertentu (2th, 5th,10th)
Analisa frekuensi Gumbel
 Hasil perhitungan akan menghasilkan suatu
persamaan regresi dan akan diplot pada
kertas probabilitas gumbel
 Grafik yang diperoleh hubungan antara
intensitas hujan, lamanya hujan dan
kemungkinan terajdinya perioda ulang
 Untuk metoda gumbel ini dibutuhkan
sedikitnya data 10 tahun pengamatan
Rumus :

XT = X rata2 + K Sx
T = perioda ulang
K = faktor frekuensi
Sx = standart deviasi
Besarnya nilai K etrgantung pada banyaknya data yang dianalisa dan
perioda ulang yang dikehendaki
Sehingga :
K = (YT - Yn)/Sn
YT = reduced variate –( 0,834 + 2,303 log log T/T-1)
Yn = reduced mean
Sn = reduced standart
Menggambar Grafik;

Gunakan kertas Gumbel


Pada kertas Gumbel sumbu x adalah arithmatik
sumbu y adalah logaritmik

Pers. Regresi
x = N + 1/α y
N = Xrata – 1/α Yn
1/α = Sx /Sn
Contoh Kertas Gambel
Analisis Massa-Ganda

 Analisis massa ganda merupakan metode


menyamakan dan menyesesuaikan ketidak
konsistenan pada pencatatan data di stasiun
dengan membandingkan trend waktu di setiap
stasiun.
 Nilai tahunan diakumulasi (pada stasiun yang
diragukan) di plot Vs nilai rata2 beberapa stasiun
yang berdekatan.
 Analisis massa ganda dapat mengungkapkan
perubahan pada slope kemiringan,
 Tujuan lainnya adalah digunakan untuk membuat
penyesuaian yang ditunjukkan oleh rasio antara dua
slope dari kurva massa-ganda.
Contoh analisis massa-ganda
Rangking Data Hujan
Data hujan dapat diperkirakan perioda ulangnya,
dengan metoda rangking perioda
T = (n + 1)/m
T = peioda ulang
N = jumlah data
m =rangking
Probabilitas kemungkinan terjadi
100 m/(n+1) = 100/T
% P excess + % P less = 100
Analisa Regional;
 Merupakan pengembangan dari analisa
Gumbel
 Menghitung data stasiun gabungan
 Perlu penyelidikan apakah stasiun gabungan
tersebut bersifat homogen
 Test homogenitas oleh Lang - Bein
Tahap perhitungan

1. Jumlah tahun pengamatan setiap stasiun


2. Berapa intensitas hujan (bln/hrn) pada perioda 10 tahun
3. Curah hujan rata-rata setiap stasion
4. Perbad intensitas/curah hujan rata2 (no 2/no3)
5. Harga rata2 dari poin 4
6. Perioda ulang curah hujan rata-rata
7. Hasil kali rata2 (4) dan perioda ulang (6)
8. Efektif lengh E = n – (N – n)/2
9. Plot antara E dan perioda ulangnya
Contoh kertas test homogenitas

Anda mungkin juga menyukai