Anda di halaman 1dari 6

1.

Hitunglah tinggi hujan rata-rata dengan metode; Aljabar


poligon Thiesen dan cara lsohyet berdasarkan data dibawah
ini
Curah Hujan Luas Poligon Luas Isohyet
No Nama Stasiun
(mm) Thiessen(ha) (ha)
1. Bendungan 1815 60 96
2. Bagong 1558 84 60
3. Prambon 1297 96 84
4. Jabung 1691 60 78
5. Widoro 1199 48 132
6. Watulimo 1345 144 120
7. Kampak 2155 78 108
8. Pule 2627 132 156
9. Dongko 2705 132 108
10. Munjungan 2753 156 144
11. Panggul 1870 126 48
12. Gembleb 1040 120 72
2. Diketahui data hujan dari stasiun-stasiun adalah sebagai
berikut:
A = 8mm/jam, luas = 12 %
B = 8mm/jam, luas = 8 %
C = 10 mm/jam, luas = 5 %
D = 4mm/jam, luas = 15 %
E = 5mm/jam, luas = 6 %
F = 4mm/jam, luas =9 %
G = 3mm/jam, luas =12 %
H = 14 mm/ jam, luas = 13 %
I = 8mm/jam, luas =12 %
M = 7mm/jam, luas = 8%
Hitung tinggi hujan rata-rata dengan metode ; Aljabar, poligon
Thiesen dan lsohyet, masing masing luas merupakan bobot
sesuai dengan pembagian menurut cara - cara tersebut dari
mempunyai total luas sebesar 2500 ha.
Arithmetic Mean Method :

Data point rainfall pada


stasiun A, B, C, D dan E
B berturut-turut adalah : RA,
RB, RC, RD dan RE.
D

Maka besarnya area rainfall adalah :

R  R A  RB  RC  RD  RE 
1 1 n
atau R   Ri
5 n i 1
R = hujan rata-rata (area rainfall)
Ri = tinggi hujan pada stasiun i (point rainfall)
n = banyaknya data (stasiun)
Thiessen Method :
Cara ini dengan memperhitungkan luas daerah yang diwakili oleh
stasiun yang bersangkutan (luas daerah pengaruh), untuk
digunakan sebagai faktor dalam menghitung hujan rata-rata.
Menurut Thiessen luas daerah pengaruh dari setiap stasiun ditentukan
dengan cara :
1. Menghubungkan stasiun-stasiun dengan suatu garis sehingga
membentuk poligon segitiga.
2. Menarik sumbu-sumbu dari poligon segitiga.
3. Perpotongan sumbu-sumbu ini akan membentuk luasan daerah
pengaruh dari tiap-tiap stasiun.

Luas daerah pengaruh masing-


masing stasiun dibagi dengan luas
daerah aliran disebut sebagai
Koefisien Thiessen masing-masing
stasiun (weighting factor)
Misal luas daerah pengaruh untuk stasiun A, B, C, D dan E berturut-turut
adalah : AA, AB, AC, AD dan AE, dengan luas total daerah aliran = A
- Koefisien Thiessen untuk stasiun-stasiun tersebut :
AA AB AC AD AE
WA  WB  WC  WD  WE 
A A A A A
- Hujan rata-rata di daerah aliran :

R  WA  RA  WB  RB  WC  RC  WD  RD  WE  RE 
n n

atau R  Wi  Ri dengan W


i 1
i 1
i 1

R = hujan rata-rata (area rainfall)


Ri = tinggi hujan pada stasiun i (point rainfall)
Wi = Koefisien Thiessen pada stasiun i
n = banyaknya data (stasiun)
Contoh :
BLN WA = 0.16 WB = 0.28 WC = 0.21 WD = 0.26 WE = 0.09
RA WARA RB WBRB RC WCRC RD WDRD RE WERE RAV
mm mm mm mm mm mm
Nop. 121 19.36 104 29.12 89 18.69 115 29.9 127 11.43 108.5
Des. 118 18.88 127 35.56 109 22.89 124 32.29 101 9.09 118.7
Isohyet Method :
Isohyet adalag garis yang menunjukkan tempat-tempat yang
mempunyai tinggi hujan sama

Cara ini adalah cara yang paling teliti,


tetapi cukup sulit pembuatannya. Pada
umumnya digunakan untuk hujan
tahunan, karena untuk hujan harian
terlalu banyak variasinya, sehingga
isohyet akan berubah-ubah.

- Hujan rata-rata di daerah aliran :


n
I i  I i 1
R   Xi  R = hujan rata-rata (area rainfall)
i 1 2 Ii dan Ii+1 = besarnya isohyet Ii dan isohyet Ii+1
n Ai = luas daerah yang dibatasi oleh dua
X
A
Xi  i dengan i 1 isohyet Ii dan Ii+1
A i 1
A = luas daerah aliran
n = banyaknya daerah yang dibatasi oleh
dua isohyet Ii dan Ii+1

Anda mungkin juga menyukai