Batas DAS
1
2
1 n
P Pi
n
n i1
P = hujan rata-rata
Pi = tinggi curah hujan distasiun i, i = 1, …,n.
CONTOH 1 :
Diketahui suatu das mempunyai 4 stasiun hujan, stasiun a = 50 mm, b = 40
mm, c = 20 mm dan d = 30 mm. Hitung hujan rerata dengan metode rata-
rata aljabar !.
Penyelesaian :
Sta. A berada tidak jauh dari das, jadi berpengaruh sbb. :
1 n 1
P Pi (50 40 20 30 ) 35 mm
n i 1 4
Jika stasiun a berada jauh dari das maka data distasiun tidak
diperhitungkan, sehingga :
1 n 1
P Pi ( 40 20 30 ) 30 mm
n i 1 3
Perbedaan cukup besar karena variasi hujan di masing2 sta cukup besar,
padahal metode tsb. Cocok jika variasi hujan terhadap jarak antar stasiun
tidak besar.
2. METODE THIESSEN :
Metode ini memperhitungkan bobot/daerah pengaruh dari
masing-masing stasiun hujan asumsi : hujan yang terjadi
pada suatu luasan dalam DAS = hujan yg tercatat di sta.
terdekat jadi mewakili luasan tsb.
Jumlah stasiun hujan minimum 3 buah
Penyebaran stasiun hujan bisa tidak merata.
Tidak sesuai untuk daerah bergunung (pengaruh orografis)
DAS dibagi menjadi poligon, stasiun pengamat hujan sebagai
pusat.
Apabila ada penambahan/ pemindahan stasiun pengamat
hujan, akan mengubah seluruh jaringan dan mempengaruhi
hasil akhir perhitungan.
Tidak memperhitungkan topografi.
Lebih teliti dibandingkan dengan cara Aljabar.
Sta. di 1
luar DAS
A1
_
P
A P n n
A
A2
2
An n
_
n P Hujan rata-rata DAS.
_
P
A Pn n
16 . 380
32 , 76 mm
A n 500
C. METODE ISOHYET :
Isohyet adalah garis yang menghubungkan titik-titik
dengan kedalaman hujan yang sama.
Diasumsikan bahwa : hujan pada suatu daerah
diantara 2 garis isohyet merata dan = nilai rata-rata
dari kedua garis isohyet tersebut.
- Digunakan di daerah datar / pegunungan.
- Stasiun curah hujan tersebar merata & harus banyak.
- Bermanfaat untuk curah hujan yang singkat, metode
paling teliti tetapi analisnya harus berpengalaman.
I1 I2 I 2 I3 In In1
n
Ii Ii1
A1
2
A2
2
...... An
2
i1
Ai
2
P n
A1 A2 .......An
Ai
i1
PROSES TAHAPANNYA :
1. Plot Stasiun hujan & besar kedalaman curah hujan.
2. Dari nilai kedalaman hujan di stasiun yang
berdampingan, dibuat interpolasi dengan pertambahan
nilai yang ditetapkan.
3. Buat kurva dengan menghubungkan titik-titik interpolasi
dengan kedalaman hujan yang sama.
4. Ukur luas daerah antara 2 isohyet yang berurutan,
kalikan dengan nilai rerata dari nilai kedua garis isohyet.
5. Jumlah hitungan pada butir 4 untuk seluruh garis
isohyet dibagi dengan luas daerah yang ditinjau.
Tebal hujan :
Jumlahkan hasil kali tebal hujan dengan luas DAS yang
dibatasi oleh 2 garis yang membagi jarak yang sama
diantara 2 Isohyet yang berdekatan.
CONTOH 3 : SOAL = NO 2, HITUNG P DENGAN METODE ISOHYET.
pertambahan
nilai 5 mm.
Belum PENYELESAIAN :
terhitung
DIBUAT GARIS-GARIS
ISOHYET, KEMUDIAN DI
I
HITUNG LUASAN DAERAH
III DI ANTARA 2 GARIS ISOHYET
V DISAJIKAN DALAM TABEL
SBB. :
Daerah Isohyet Luasan antara 2 Rerata dari 2 Luasan x
mm Isohyet, km² Isohyet, km² Rerata
15
I 20 14 17.5 210
25
II 50 22.5 1.125
30
III 95 27.5 2.613
35
IV 111 32.5 3.608
40
V 45 140 37.5 5.250
VI JUMLAH 500
70 42.5 16.826
2.975
50
Isohyet Luas Bruto Luas Neto Rata Hjn antara 2 isohyet Vol.hujan
mm Ha Ha mm Kolom 3x4
123.150
PENYELESAIAN :
3, 4, 5 50 16,22 831,00
57,20 2.813,00