4
OLEH : SRI EKO WAHYUNI
A1 A2 .......An n
Ai
i1
PROSES TAHAPANNYA :
1. Plot Stasiun hujan & besar kedalaman curah hujan.
2. Dari nilai kedalaman hujan di dua stasiun yang berdampingan,
dibuat interpolasi dengan pertambahan nilai yang ditetapkan (5, 10
mm dst).
3. Buat kurva isohyet dengan menghubungkan titik-titik interpolasi
dengan kedalaman hujan yang sama.
4. Ukur luas daerah antara 2 isohyet yang berurutan, kalikan dengan
nilai rerata dari nilai kedua garis isohyet.
5. Jumlah hitungan pada butir 4 untuk seluruh garis isohyet dibagi
dengan luas daerah yang ditinjau.
Tebal hujan :
Jumlahkan hasil kali (luas DAS yang dibatasi oleh 2 garis yang
membagi jarak yang sama diantara 2 Isohyet yg berdekatan
dengan tebal hujan) dibagi dengan Luas
METODE
ISOHYET Garis isohyet
(tempat kedudukan hujan
dengan kedalaman sama)
10 mm 25 mm hasil interpolasi dari stasiun
● yang berdekatan
●
BATAS DAS
●53 mm
22 mm
● ●
42 mm
35 mm
●
Pertambahan
Nilai 10 mm
48 mm
● STASIUN HUJAN
& TINGGI HUJAN
Ukur luas antara isohyet 30 mm dan 40
mm, kmd. dikalikan dengan rata2 isohyet
30 mm & 40 mm Jumlahkan.
CONTOH 2 = SOAL No. 1, Hitung hujan P dengan metode ISOHYET.
Pertambahan
nilai 5 mm.
15
I 20 14 17,5 245
25
II 50 22,5 1.125
30
III 95 di kali kan 27,5 2.613
35
IV 111 32,5 3.608
40
V 140 37,5 5.250
45
VI JUMLA 70
500 42,5 2.975
16.826
●
50 H
(Belum dihitung)
16.826
HUJAN RERATA DAS : P 33,65mm.
500
CARA MEMPERSIAPKAN DATA HUJAN
RATA-RATA DAS :
1. HITUNG HUJAN RATA-RATA DAS SETIAP HARI (cara
Aljabar, Thiessen, Isohyet). Jika ada 20 tahun data
pengamatan, maka dihitung sebanyak 20 x 365 = 7300
kali. Merupakan cara yg terbaik, tapi perlu waktu
cukup lama.
2. Dalam satu tahun tertentu, untuk Stasiun A, dicari
hujan maksimum
Kemudian hariannya
cari hujan harian: sta. B,C dst. pada tanggal,
bulan & tahun yg sama, kmd dicari hujan DAS-nya.
Pada tahun yg sama, cari hujan maksimum harian untuk
stasiun B, kemudian cari hujan DASnya. Demikian,
dilakukan untuk stasiun yang lainnya.
Jika ada P tahun data dan N stasiun hujan, maka
jumlah data seluruhnya = P x n.
Cara ini merupakan cara yang cukup baik Lihat Tabel
Thn/Stasiun A B C Hujan DAS
1980 : (misal)
15 Jan MAKS B1 C1 117*
20 Okt A2 MAKS C2 115
17 Des A3 B3 MAK 90
S
Harus pada tanggal, bulan & tahun yg sama
Hujan maksimum 24 jam dgn periode ulang Tr = 10 thn R10 = 129,87 mm,
Intensitasnya 45,025 mm/jam Intensitas hujan maks. terjadi pada satu jam pertam
Intensitas hujan dengan periode ulang Tr=10 tahun
Jika periode ulang makin panjang maka intensitas hujan rencana juga makin besar.
II. Perhitungan Intensitas dengan Intencity
Duration Frequency Curve (Curva IDF).
Intensitas
(mm/jam) KURVA HUBUNGAN ANTARA
Data yang dipakai untuk
INTENSITAS DAN LAMA HUJAN
(TURUN EKSPONESIAL). curva IDF adalah data hujan
INTENSITAS HUJAN pendek (5, 10, 30 menit-an
PADA SATU TITIK WAKTU dan hujan jam-jaman).
Pengukuran Dispersi :
Nilai dari suatu variabel hidrologi tidak selalu sama
dengan nilai rata-ratanya, tetapi kemungkinan ada
nilai yang lebih besar atau
lebih kecil dari nilai rata-ratanya.
Besarnya dispersi dilakukan dengan pengukuran
dispersi, yakni melalui perhitungan parameter
statistik untuk (Xi–Xrt), (Xi–Xrt)2, (Xi–Xrt)3, (Xi–Xrt)4
terlebih dahulu.
Xi = Besarnya curah hujan DAS (mm).
Xrt = Rata2 curah hujan maksimum DAS (mm).
PARAMETER STATISTIK HIDROLOGI :
1
1. NILAI RATA-RATA (MEAN)X:
N
X
t
t
t X t X
1 2
2. STANDARD DEVIASI S:
N 1
S
Cv
X Cv = koefisien variasi harga S terhadap nilai rata2-nya.
S² = Varian = besarnya derajad sebaran variat disekitarX.
Variat = nilai numerik suatu variabel (misal Hujan P = 200 mm).
( N 1)( N 2 ) S
3
t
<3
=3
>3
PEMILIHAN JENIS
DISTRIBUSI :
DALAM ANALISIS FREKWENSI, DATA HIDROLOGI
(HUJAN, DEBIT) TERBUKTI SANGAT JARANG DIJUMPAI
RANGKAIAN
DATA YG. SESUAI DENGAN DISTRIBUSI NORMAL,
KEBANYAKAN MENGIKUTI DISTRIBUSI LOG
NORMAL/LOG PEARSON
DISTRIBUSI NORMAL TIPE
: X danIII.
S ; g = Cs = 0 ± 0.3
DISTRIBUSI GUMBEL : X dan S ; g = Cs = 1,14
DISTRIBUSI PEARSON TIPE III : 3 PARAMETER : X, S, g.
MENENTUKAN DEBIT ALIRAN / HUJAN DENGAN Tr
TERTENTU :
A. SECARA GRAFIS : dengan kertas probabilitas
1
PLOTTING POSITION : p
r Tr
p q 1 p
N 1 p = EXCEEDANCE PROBABILITY
q = SAFE PROBABILITY = 1-p = 0,98
= F(x)
N =JUMLAH DATA, r = ranking.
RANKING BESAR KE KECIL.
CD
F
p●
●
●q
Ekstrapolasi
Deviasi
terlalu besar
SEE YOU NEXT WEEK
20 mm
93 mm
123 mm
A3
A1 A2
A4 100 mm
STASIUN HUJAN
A5 & TEBAL HUJAN
57 mm
80 mm
40 mm
20 mm
120 mm
R0 = 20 mm
R5 = 120 mm
60 mm
R1 = 40 mm R3 = 80 mm
R4 = 100 mm
R2 = 60 mm
Pertambahan nilai 20 mm
METODE ISOHYET
PETA ISOHYET JAWA
TENGAH
Tr DITENTUKAN OLEH BEBERAPA FAKTOR
SBB :