KODE : 412275
SKS : 2
SEMESTER : IV
PRASYARAT : -
BAB II
MEMPROSES DATA HUJAN
MATERI :
2.1. PENGUJIAN DAN KOREKSI DATA HUJAN
2.2. INTENSITAS HUJAN
2.3. PANCI EVAPORASI
2.4. SOAL DAN TUGAS BESAR
CAPAIAN PEMBELAJARAN :
1. Mahasiswa memahami cara melakukan pengujian dan koreksi data
hujan
2. Mahasiswa dapat mengetahui cara mengukur intensitas hujan
3. Mahasiswa dapat menjelaskan fungsi dari panci evaporasi dan cara
penggunaannya
18
BAB II
MEMPROSES DATA HUJAN
p1 p2 p3 ..... pn
n
p i
p
p i 1
n n
• dengan:
p = hujan rerata di suatu DAS
pi = hujan di tiap-tiap stasiun
n = jumlah stasiun
Contoh soal :
Hitung hujan rerata dengan
metode aljabar!
JAWAB :
p p2 p3 ..... pn
p 1
n
p A pB pC
p
3
22 28 30
p
3
20
p 26 ,67 mm
2. Metode Thiessen
• Metode ini digunakan untuk menghitung bobot masing-masing stasiun
yang mewakili luasan di sekitarnya. Metode ini digunakan bila penyebaran
hujan di daerah yang ditinjau tidak merata.
• PROSEDUR HITUNGAN METODE POLIGON THIESSEN :
Hitungan poligon Thiessen dilakukan dengan cara:
a. Stasiun hujan digambar pada peta daerah yang ditinjau.
b. Stasiun-stasiun tersebut dihubungkan dengan garis lurus, sehingga akan
didapatkan bentuk segitiga.
c. Tiap-tiap sisi segitiga dibuat garis berat sehingga saling bertemu dan
membentuk suatu poligon yang mengelilingi tiap stasiun. Tiap stasiun
mewakili luasan yang dibentuk oleh poligon, sedangkan untuk stasiun
yang berada di dekat batas daerah, garis batas daerah membentuk
batas tertutup dari poligon.
Luas tiap poligon diukur, kemudian dikalikan dengan kedalaman hujan di
tiap poligon. Hasil jumlah hitungan tersebut dibagi dengan total luas
daerah yang ditinjau. Prosedur hitungan ini dijelaskan pada persamaan
dan gambar berikut ini :
Dimana:
• P = curah hujan rata-rata,
• P1,..., Pn = curah hujan pada
setiap setasiun,
• A1,..., An = luas yang dibatasi
tiap poligon.
21
Contoh Ilustrasi :
KETERANGAN : Gambar tidak berskala, luas bagian dan tinggi hujan hanya
merupakan perumpamaan .
3. Metode Isohiet
Pada prinsipnya Isohiet adalah garis yang menghubungkan titik-titik
dengan tinggi/ kedalaman hujan yang sama, Kesulitan dari penggunaan metode
ini adalah jika jumlah stasiun di dalam dan sekitar DAS terlalu sedikit. Hal
tersebut akan mengakibatkan kesulitan dalam menginterpolasi.
• Luas daerah diantara 2 garis isohiet diukur luasnya, dan dikalikan dengan nilai
rerata di kedua garis isohiet. Kemudian jumlah dari hasil hitungan tersebut
dibagi dengan total luasan daerah yang ditinjau.
n
I i I i 1 I1 I 2 I I I I
A i
A1
2
A2 2 3 ..... An n n 1
2 2
p i 1 2 p
n A1 A2 ..... An
A i
i
• Dalam hal ini perlu dilihat kepentingan atau sasaran dari perencanaan
drainase yang bersangkutan.
Metode:
1. Bila hujan tahunan normalnya pada masing-masing stasiun pembanding
dalam 10% dari stasiun yang kehilangan data rata-rata aritmatik :
Rx = 1/n (ΣRi)
Rx = 1/n (Σ(Nx/Ni)Ri)
Dimana :
Rx = data hilang yang akan diperkirakan
n = jumlah stasiun pembanding
N = hujan tahunan normal
Ri = data hujan stasiun pembanding
Uji konsistensi
Kegunaan : menguji kebenaran data
Data hujan disebut konsisten apabila data yang terukur dan dihitung adalah teliti
dan benar serta sesuai dengan fenomena saat hujan itu terjadi
Data tidak konsisten, disebabkan :
1. Penggantian jenis dan spesifikasi alat
2. Perkembangan lingkungan sekitar pos hujan
3. Pemindahan lokasi pos hujan
Metode :
1. Observasi lapangan
2. Observasi ke kantor pengolahan data
3. Membandingkan data hujan dengan data untuk iklim yang sama
4. Analisis kurva massa ganda ( Conventional Double Mass Analysis )
5. Analisis statistic
26
Intensitas hujan adalah ukuran yang menyatakan tebal hujan dalam satuan
waktu tertentu (mm/jam, cm/jam)
Curah hujan efektif adalah curah hujan yang dialihragamkan menjadi aliran
permukaan
macam alat tersebut sama, yaitu dengan pembacaan tinggi muka air di panci
pada dua saat yang berbeda sesuai dengan interval waktu pengukuran yang
diinginkan. Pada setiap pengamatan umumnya juga dilakukan pengukuran
temperatur air. Pan evaporasi lebih sering digunakan untuk mengukur evaporasi
harian yang dinyatakan dalam mm/hari. Ilustrasi cara pemasangan panci
evaporasi klas A ditunjukkan pada gambar di bawah :
Untuk panci terapung, pada dasarnya bentuk alat mirip dengan tipe lain.
Alat tipe ini dapat digunakan untuk mengukur penguapan di danau atau waduk
dimana alat diapungkan di atas ponton yang diikat dengan angker dan dilengkapi
dengan kisi-kisi untuk mencegah terjadinya percikan air (splashing) ke dalam
panci penguapan. Ilustrasi pemasangan alat tipe ini disajikan pada gambar di atas
30
1. Suatu DAS terdapat ....... stasiun pengamatan curah hujan dengan besar
curah hujannya : 10, ; 20, ; 30, ; 25, ; 22, ; 17, dan 7, mm.
Hitung dan gambarkan ( dengan millimeter blok / AutoCAD ) curah hujan
rata-rata DAS tersebut dengan metode : a. Rata-rata Aljabat ( Aritmatic
Mean ), b. Thiessen ( Thiessen Method ) dan c. Isohiet ( Isohiet Method )
2. Diketahui, data curah hujan dari stasiun pengamatan suatu DAS sebagai
berikut :
Stasiun Luas Wilayah Rasio curah hujan Curah Hujan
Pengamatan ( km2 ) Luas tiap stasiun ( P )*
(%) ( pi )
1 50, .... ? 15, .... ?
2 65, .... ? 25, .... ?
3 75, .... ? 37, .... ?
4 100, .... ? 49, .... ?
5 150, .... ? 57, .... ?
....... ....... ....... ....... .......
Total ? P = ?
3. Gambar peta DAS-nya ditentukan dan diberikan saat tatap muka ( peng-
ambilan tugas ) !